TMCBLOG.com – Banyak pertanyaan dari pembaca dan para antusias motor di Indonesia mengenai Yamaha E01 yang belum 100% terjawab. Melalui kesempatan yang diberikan PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing kepada TMCBlog dalam product knowledge dan juga sesi tanya jawab, beberapa pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh para penggemar roda dua terhadap Yamaha E01 tersebut dijawab oleh bapak Dyonisius Beti selaku Executive Vice President Director, Chief Operating Officer PT. YIMM hari Jumat 22 April 2022. Simak selengkapnya sob. .
Yamaha E01 Belum Dijual.
Salah satunya pasti banyak yang penasaran mengenai berapa harga dari skuter listrik sekelas skutik 125-150 cc mesin bakar ini yang murni dibuat di Jepang. Sejatinya Yamaha E01 belum akan dijual secara massal dan YIMM akan mengadakan peminjaman untuk digunakan para awak media dan juga konsumen biasa. Dan juga sifatnya bukan leasing, karena itu nantinya tidak akan ada biaya untuk pemakaian jangka waktu tertentu pada model eksperimental ini.
Jadi ini memang murni dihadirkan untuk market test maka mengenai leasing/sewa belum akan dilakukan untuk Yamaha E01 di Indonesia. Alasannya karena, meskipun telah melalui internal test oleh Yamaha di Jepang namun kondisi iklim dan juga karakter berkendara masyarakat Jepang dan Indonesia ini sangat berbeda, maka dari itu Yamaha ingin melakukan test secara real di beberapa negara yang berbeda-beda iklim, perilaku masyarakatnya serta sekaligus ingin terlebih dahulu mengedukasi masyarakat dalam masa transisi kendaraan listrik ini.
Ambil satu contoh begini; pengendara motor di Indonesia biasanya gasspollll motornya di jalanan umum, sedangkan berbeda ketika di negara seperti Jepang atau Eropa yang memiliki peraturan speed limit, dan itu menjadi salah satu pembeda perilaku berkendara di beda negara yang kemudian berefek pada produknya itu sendiri dan ini perlu diteliti oleh Yamaha untuk pengembangan EV ke depannya dan semua demi mendapatkan input wawasan dan pengetahuan karakteristik berkendara masing-masing warga negara di berbagai region.
Inilah yang menjadi tujuan dari project Proof of Concept oleh Yamaha Motor Co., Ltd. Kemudian informasi mengenai E01 akan didistribusikan kepada market tester adalah semester dua tahun 2022 ini, kemudian Indonesia sendiri kebagian jatah sebanyak 20 unit Yamaha E01 dari total 500 unit model eksperimen yang disebar ke 6 wilayah dunia.
Kenapa Bukan Swappable Battery?
Jawaban selanjutnya perihal alasan E01 memakai tipe fixed battery. Pemilihan model fixed battery lebih dikarenakan alasan konsep E01 dirancang-dikembangkan serta akan dijual di masa depan sebagai EV untuk perjalanan jarak dekat sampai menengah atau interurban. Alih alih menggunakan swappable battery, tipe fixed battery lebih tepat untuk konsep motor seperti ini. Lebih lanjut lagi karena memang lebih kepada penerapan teknologi yang lebih advance ketimbang swap/removable battery.
Jenis swappable battery memiliki kelebihan pada harga yang lebih rendah namun mengenai life cycle dan kualitas baterai tersebut tidak bisa dikontrol oleh pemakai, sebab ketika kita melakukan penukaran baterai [di stasiun penukaran baterai, seperti di Taiwan misalnya] maka kita bisa saja menukar baterai yang kualitasnya lebih baik dengan yang kurang baik akibat pemakaian user sebelumnya.
Karena mengenai pemakaian baterai ini mengacu pada perlakuan pemakai motor listrik juga, seperti apa gaya berkendaranya, cara dia merawat baterai dalam proses charging dan lain-lain. Karena baterai lithium-ion itu meskipun sama merknya-sama spesifikasinya jika perilaku dalam pemakaiannya berbeda maka akan berbeda juga masa pakainya.
Sedangkan dengan model fixed battery maka kualitas baterainya bisa terus dipantau sejak pertama kali dipakai konsumen. Meskipun memang dari segi harga akan lebih mahal. Ambil contoh smartphone, yang sebelum era saat ini masih memakai baterai yang bisa dilepas pasang, sementara seiring dengan kemajuan teknologi untuk smartphone saat ini sudah hampir semuanya fixed battery.
Jadi masing-masing tipe tersebut memang ada kelemahan dan keunggulannya, pun di sini kita tidak berbicara soal mana yang lebih bagus dan mana yang kurang bagus karena semua kembali kepada konsep motornya sendiri yang tujuan rancang bangunnya berbeda-beda. Yamaha sendiripun memiliki NEO’s [dan ada juga E-Vino] yang tipe baterainya swappable, dengan kembali kepada konsep NEO’s itu sendiri adalah skutik listrik untuk pemakaian jarak dekat di dalam kota.
Bagaimana Impresi Berkendara E01?
Nah ini yang ditunggu-tunggu pembaca. Sama, kami juga masih menunggu sesi test ride Yamaha E01 ini sob. Eits, tapi jangan kesal dulu, meskipun belum ada kesempatan mencoba impresi berkendara E01 namun TMCBlog sempat mencicipi duduk di atas E01 ini secara statis dan juga sempat merasakan hentakan torsi motor listriknya di tangan kanan lewat selongsong throttle. Begini impresinya . .
Soal ergonomi berkendara E01 ini sangat sangat mirip dengan NMax model 2020-sekarang. Posisi tangan dan badan yang sedikit lebih tegap dan lebih tinggi ketimbang NMax old (kode 2DP), sampai pada ketinggian joknya juga mirip. Sayangnya belum ada data resmi dari Yamaha mengenai jarak tinggi jok ke permukaan tanah, tetapi dari apa yang kami coba lakukan dengan duduk di atas E01 tanpa center stand terpasang memang persis New NMax, sampai kepada posisi pijakan kaki di dek bagian tengah dan juga di depan (posisi kaki selonjoran).
Perbedaan yang paling terasa ada pada area kaki di mana dek tempat pijakan kaki terasa lebih sempit akibat area tengah yang lebih lebar ketimbang dua generasi NMax imbas dari penempatan baterai di bagian bawah-tengah sasis ini. Wajar banget karena Yamaha mengincar CoG yang baik dengan penempatan baterai di posisi tersebut.
Lalu hentakan torsi E01 juga sempat kami coba tipis tipis dengan memutar throttle saat motor di-standar tengah. 3 riding mode; Eco, Standard dan Power Mode itu beneran terasa perbedaannya satu sama lain. Sudah bisa ditebak bahwa torsi instan yang disediakan motor generatornya ini memang persis dengan mesin skutik Maxi Yamaha 125-155 cc loh..
Duh, rasa tidak sabar ingin icip icip E01 di jalan langsung, coba membuktikan torsi pada mode Power dengan output maksimal sebesar 30.2 Nm pada putaran motor di 1.950 Rpm seperti klaimnya Yamaha itu. Keunikan E01 juga kami coba, yaitu reverse mode atau mode jalan mundur. Jadi tuh, mengaktifkan ‘gigi mundur’ pada E01 ini dilakukan dengan cara menekan tombol ‘R’ di saklar kiri stang kemudian tekan tahan tombol ‘Mode’ di saklar kanan stang, dan tadaaa… motor pun melaju mundur meskipun masih dinaiki oleh dua orang tetap kuat melaju dengan kecepatan maksimalnya 1 Km/h.
Selain itu perihal akomodasi yang ditawarkan oleh Yamaha pada E01 serupa dengan NMax dimana kapasitas bagasi di bawah joknya cukup besar untuk menampung helm open face, akan tetapi dengan satu syarat di mana kita tidak bisa membawa portable charger E01. Jika kita membawa portable charger tersebut, maka kapasitas bagasi akan berkurang signifikan meskipun yang TMCBlog perhatikan kemarin masih tetap bisa membawa/menyimpan barang yang tidak terlalu besar seperti jas hujan ataupun menyimpan jaket saat parkir.| –Nugi–
dijual Rp100 jutaan menarik nih
blm dijual… krn mahal… bs diatas Nmax
Jauh mah.. Kyk mobil listrik aja mahalan jauh. Bs setara Xmax bs jd..
portable charger itu kyk apa ?? apa semacam power bank ??
Foto terakhir di gallery. Seperti adaptor dari soket listrik rumahan ke plug in battery di motor.
ngisi daya batrenya berapa jam sampe kapasitas full charge?
kalo isi BBM full tank paling 1-2 menit bisa melaju lagi
Jawaban sudah ada di artikel sebelum2nya
Tukang lilit pompa air dan para penghobi oprek tamiya bakal laku keras ilmunya, buat upgrade performa
Oh ternyata logo R di Speedo buat reverse (mundur) kirain Race mode
Wkwkwkwkkwk
rakit lokal ben harganya lebih terjangkau, hyundai udah mulai dengan ioniq 5-nya
Dari eksperiment berlanjut ke produksi masal, asyik wes…
Senyaaapp, ga ada lagi gangguan suara knalpot dipagi hari orang manasin mesin mo berangkat kerja
Kan sekarang sudah memasuki momen mudik
Sekalian di test rider dan test ketahanan unit motor nya
Kan di Jepang sana tidak ada momen mudik lebaran
oh itu charger, kirain batere.. berarti okelah charger tinggalin di rumah, motor pake muter2 dalkot.. secara ga mungkin juga kita ngecharge di tempat umum untuk waktu lama.. even di spklu pinggir jalan juga rasanya gimana gitu.
tinggal realnya sekali charge bisa range berapa sampe berapa.. dari mode santai sampai bejek ala motogp rider wanabi
Desain akomodasi style memang sip bgt 👍. Dr berbagai review ev motor di hub dan di swingarm tidak selalu menentukan performa danefisiensi. Gesit sdh terbukti.
Kalo ini di jual massal mungkin motor mesin bensin akan perlahan lahan mengalami kepunahan. Itu yg ditakutkan pabrikan. Mungkin..