TMCBLOG.com – Di MotoGp Jerman Sachsenring 2022 ; Aprilia, Suzuki dan Honda Sudah menggunakan aerofairing model baru yang sebelumnya sudah mereka uji di sesi Test Catalunya. Namun secara umum Ducati belum mulai menghomologasikan model fairing baru mereka di Sachsenring. Ya logis sih, karena sepertinya aerobody yang mereka homologasikan di awal musim 2022 ini ketika dikombinasikan dengan mesin dan sasis 2022 sepertinya sangat tune-in dengan Sachsenring semenjak Jumat.
FYI, raihan podium terakhir Ducati di Sachsenring adalah ketika Dovizioso meraih P3 tahun 2016 dan itu sudah 6 tahun yang lalu. Bicara kemenangan lebih pilu lagi, kemenangan terakhir Ducati di Sachsenring adalah di musim 2008 ketika Casey Stoner membawa GP8 finish di depan Rossi (Yamaha) dan Chris Vermeulen (V4 Suzuki). So, udah lama banget, oleh karena itu terlepas absennya SachsenKing Marc Marquez sebuah kejutan banget Ducati bisa sangat kencang semenjak sesi Jumat. Kenapa ya kira-kira?
Terlepas hasil kualifikasi Jack Miller yang menggunakan GP22 berada di belakang Digia yang menggunakan GP21. Pembalap Australia ini mengungkapkan setelah sesi Jumat Sachsenring “Menikungnya bagus, gripnya bagus. Kami selalu bisa menggunakan grip lebih banyak, tentu saja, tapi di sekitar sini agak sulit ketika Anda berada di sisi ban itu selama 60% putaran.”
“Tapi selain itu, motor barunya juga bagus. Bekerja dengan sangat baik, terutama di sektor pertama itu, sampai ke tikungan 3. Saya ingat beberapa tahun yang lalu meluncur ke sana dan rasanya seperti mencoba membelokkan bus London di sekitar sana, sedangkan sekarang lebih terasa seperti Mini Cooper, jadi baguslah.”
Yang bisa diambil benang merahnya dari omongan Jack Miller ini adalah Ducati Desmosedici semakin mendekat ke karakter yang selama ini dikuasai oleh motor motor inline 4 : Menikung dengan cepat dan memperoleh grip yang besar saat menikung . Secara detail part yang ambil peranan adalah : aerodinamika yang semakin compact.
Secara umum di musim 2022 ini Ducati memiliki kemiringan sudut dan luasan dari winglet depan yang berbeda dibandingkan sudut winglet GP21. Dan efeknya membuat GP22 menikung lebih lincah (agile). Dan yang kedua tentunya sebuah hal yang mungkin punya andil . . Ground effect.
Ground effect yang dihasilkan oleh sepasang Downwash Duct di sisi bawah fairing Ducati Desmosedici GP21 dan GP22 ini disinyalir kuat ditujukan untuk menghasikan downforce dari hasil venturi effect tunnel terutama ketika sedang menikung rebah agar mereka memperoleh grip yang maksimal saat menikung dan berakselerasi saat keluar tikungan. Singkat kata jika konfigurasi Cross Plane Crankshaft mencoba men-Ducati atau meng-V4 kan sebuah mesin inline, maka dengan kehadiran downwash duct ini motor berkonfigurasi mesin V4 seperti mencoba meng-inline4-kan karakter dari Desmosedici.
Oh iya, balik lagi soal homologasi desain kedua dari fairing Ducati, menurut Ducati sendiri baru akan dihadirkan pada Grand Prix Inggris di Sirkuit Silverstone seperti yang disuarakan oleh team manager mereka Davide Tardozzi kepada corong mikrofon Sky Sport.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
mantabh insinyurnya
semakin rumit aeronya
sebentar lagi terbang ducatinya… tapi ntah kapan jadi juara lagi .. Stoner gk butuh wings ..
Justru makin nempel sama aspal
sering jatuh maksudnya ya bro .. ?
heheheh … udah all out ducati 2022, setengah udah OMR, gak juara juga tahun ini … fix apa berarti apa hayo ?
Ada 6 ducati di top 10..2 april dan nyempil 1 yamaha..harusnya sih menang mudah… Ditunggu aja
Begitu fitur Aero di banned auto celeng lagi. Jadi sebenarnya sasisnya masih belum beres hanya ketutup downforce
Awokwokwok..betul broo aryo..
Skrg msh dmanjain darno tapi blm jurdun juga.
Udh stgh omr padahal..mumet
Masih jepang2 jg yg menang..gmn kl asimo ama motobot di inhouse imu bisa nangis guling2,dtmbh ban jembatan batu..aww 86
Baik online ataupun V sama2 mencoba melawan hukum alam..
Beneran bisa ngelawan hukum alam klo ada orang bisa online padahal perangkat dia offline.
Udah kayak formula 1. Bukan talenta yang di lihat. Cuma open throttle. Sisa nya serahkan ke teknologi.
Tinggal tim social media MotoGP aja nih biar kayak tim media nya F1
Canggih bener nih soal aero tim italia…
Developer nya cerdas cerdas
Tampaknya kemajuan arodinamika di Motogp sudah hampir mendekati sempurna. Hanya tinggal masalah otak atik balance-nya aja, mengingat beda dgn F1 yg bisa ubah setiap sirkuit, Motogp cuma bisa 2x per musim. Dan sepertinya di sektor ini duo Italiano terlalu jago.
Kasih napas sedikit lebih panjang 5-10 tahun tanpa pengetatan regulasi, dan tunggu saja part aero bakal lebih prioritas dibanding mesin.
Terlalu jago karena pabrikan itali kek ducati udah konsen duluan ke aero buat nutupin sasis mereka yg masih dibawah pabrikan jepang. Selain rekrut ahli aero jebolan f1 kek yg dilakuin aprilia.
Sementara jepang masih berkutat masalah ecu waktu awal penyeragaman. Hal yg gk dilakukan ducati karena dah duluan make waktu kelas open.
Sederhana aja sih, karena lokasi markas mereka di Eropa lebih dekat ke SDM pengendali angin. Yg mana udah cukup ngetrend sejak dekade 60an di dunia balap sebelah.
Pol : “gw meng-lawakkan rcv”
Riset ini itu
Pake ini itu
Menemukan ini itu
Endingnya pebalapnya gagal terus jadi jurdun (setidaknya hingga 2021).
Sampe direwangi turun dengan 8 motor (9 kalo Pirro ikut).
Kebanyakan ajag ijig…..joki angin anginan
Suzuki cabut
Honda dah ancang2
Yamaha sisa 2 motor musim depan
Ducati gk jurdun2..
Stoner ketawa sambil bilang mancing mania..mantap slurr
meng-michelin dan meng-magnetimarellikan motor MotoGP sih
makanya ane pilih “strongly agreed” di survei “supplier ban lebih dari satu” 😂😂
Yap, michelin berpihak ke inline, aero dan ecu berpihak ke ducati yg udah pake lebih dulu
Mengeropakan motogp
fix berarti ya, aero winglet pengaruhnya sgt2 signifikan di saat skrg,, setidaknya sampai 2025-26 Ducati harus mengoleksi jurdun sekali, sebelum mungkin aturan winglet akan di revisi,
udah gitu tahun ini jurdun dibajak yamaha klo gk aprilia….mana udah 1 RT pasukan duc
Downwash bukan menginlinekan V4 Ducati ama Aprilia, tapi menjepangkan sasis Italia. Krn downwash sama sekali ga bikin performa mesin V4 jadi loyo kaya mesin inline, tapi downwash melincahkan sasis selincah RC213V generasi Pedrosa, M1, GSVR, GSXRR, bahkan motor jadul kaya ZXRR atopun motor wsbk ZX10RR. Selama ini hampir semua motor 1000cc Jepang sasisnya lebih lincah dari Yurop, terutama sebelon ada ban Prancis dikombinasiin ama ECU Italia ditambah ada pabrikan Jepang yg menDucatikan motor mereka demi rider langka mereka.
Temuan baru
Jack miller pernah jadi supir bus london
Wkwkwk
Miller blum nyoba belokin bus Hino logo Mercy lewat jalur Temanggung-Parakan, hahaha
Maksudnya Temanggung-Weleri kali mas?
Ga kalah sama jalurnya Takumi kun di Gunung Akina.
candiroto – sukorejo – weleri mas e
yg tikungan aduhai ditambah sempitnya jalan 5 th yg lalu,
maju mundur kalo kurang ambil kanan
Gimana kalau motor inline dikasih downwash duct?
apakah makin lengket dan kasih bonus grip?
kebanyakan grip jadi ausss jadi lari ketahan
Dengan adanya el Diablo…Meskipun di gempur oleh tim Ducati, tapi Yamaha masih tetap Kekeh dengan selalu naik podium…Yang jadi pertanyaan adalah, manakah motor mesin inlen4 atau V 4 yang terbaik…Dan kenapa kalau memang v 4 lebih baik tapi kenapa susah juara dunia ?
Susah juara dunia kan baru baru 2020, 21 dan 22 saja . . secara total semenjak 2002 – 2021 atau 20 Musim MotoGP 4 tak kan V4 Juara dunia 11 kali (Inline4 jurdun 9 kali ) artinya ya tipis2 dan tidak bisa dikatakan susah juara dunia
v4 vs i4 bagusan v4 kenapa?
cek juara konstruktor
rider v4 sekarang gak ada yg konsisten
Kalo CP meng-V4-kan I4, kok Dovi masih membleh aja….??