TMCBLOG.com – Sudah lama kita tidak mendengar hadirnya sasis full carbon fiber. Terakhir pasca sukses dengan Casey Stoner tepatnya sekitar tahun 2009 di bawah pimpinan insinyur Filippo Prezziosi, Ducati mengembangkan sasis monokok komposit serat karbon. Dan kali ini lebih dari satu dekade setelah era sasis karbon Ducati, kita akan lihat bahwa Aprilia juga mengembangkan sasis dengan bahan yang serupa – serat karbon.
Via gambar gang di-posting oleh Mat Oxley di Instagram terlihat bahkan bahwa test rider Aprilia – Lorenzo Savadori sudah menguji di trek sosok RS-GP menggunakan sasis serat karbon ini. Perbedaan signifikan dengan era Ducati adalah Ducati mengembangkan sasis jenis monokok, sementara Aprilia tetap menggunakan platform bentuk/jenis sasis twin-spar/perimeter sebagai desain dasarnya.
Pada sasis karbon Ducati 2009 atau GP9 rangka utama dibentuk menggunakan karbon untuk menghubungkan mesin ke kepala kemudi. Jadi mesin pun memiliki fungsi sebagai sasis atau istilahnya sebagai stressed member. Rangka utama juga terlihat oleh TMCBlog juga menggabungkan kotak udara dalam satu konstruksi tunggal. Konstruksi monokok ini memungkinkan box filter udara berfungsi secara efisien di dalam kerangka utama.
Seingat TMCBlog, lebih dari sepuluh tahun yang lalu, perubahan material dan platform bentuk sasis belum menjadikan motor MotoGP Ducati kompetitif di semua sirkuit, terutama trek yang teknikal dan banyak tikungan pelannya. Lantas atas masukan Valentino Rossi di 2012, Ducati mengganti material sasis jadi aluminium alloy seperti halnya motor Jepang dan balik menggunakan jenis sasis twin spar . . . Apakah Aprilia akan merasakan perbedaan dengan pergantian jenis sasis ini?
Patut diketahui sasis dan bahan material dari sasis adalah salah satu dari beberapa part dari motor MotoGP yang tidak dikendalikan atau di homologasikan dengan ketat. Sehingga pada dasarnya menurut TMCBlog kapan saja dan di mana saja pabrikan dapat gonta-ganti sasis dengan leluasa dan ini membuat Aprilia bisa langsung menggunakan sasis karbon secepatnya di sisa paruh kedua musim 2023 jika dirasa feedback-nya banyak memberikan manfaat terhadap performa RS-GP mereka.
Mengenai pemilihan material serat karbon sendiri, biasanya sih menurut TMCBlog karena dengan material ini pabrikan dapat membentuk potongan menjadi bentuk yang diinginkan tanpa mengeluarkan biaya peralatan yang besar dan, di sisi lain, pabrikan dapat me-variasikan tingkat kekakuan dan karakteristik puntir dari sasis hanya dengan mengubah jenis material serat karbon, jumlah lapisan dan ketebalan serat karbon dan orientasi arah anyaman serat karbon tersebut.
Tapi mengapa sasis serat karbon? Jadi, apa gunanya menjalankan sasis yang lebih ringan di MotoGP jika bobot minimumnya begitu tinggi? Karena jika Anda menghemat berat di satu area, Anda dapat membelanjakannya di tempat lain, yang dapat meningkatkan kinerja.
Aprilia tahu bahwa salah satu kelemahan terbesarnya terhadap Ducati adalah Desmosedici tidak memiliki pitching pada rem, yang memungkinkan pengendara menggunakan cengkeraman ban belakang Michelin yang besar untuk berhenti dengan sangat cepat, yang juga menghilangkan beban (dan karena itu risiko) dari ban slick depan yang tidak terlalu bagus.
Mungkin dengan menyeimbangkan kembali RS-GP menggunakan penghematan bobot oleh sasis serat karbon akan membantu para insinyur meningkatkan keseimbangan pengereman motor.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Pertamax
Rigid, tapi enteng
Btw jadi inget…mbah Satar kok kayak sensi banget sama savadori, beberapa kali di msgp sering banget tiba-tiba nyatut namanya
Mesin adalah sasisnya
“bagi kami mesin adalah bagian dari sasis” filosofi yang dulu dipegang ducati
eh salah, ini filosofinya yamaha 😅
Sassis bagian dari Mesin kalo Ducati, hehehe.
emang bukan manusia nih stoner, pake motor frameless bisa juara dunia motogp loh. edun!
Beda sasis deh setau saya pak, Stoner jurdun MotoGP 2007 mah masih pake sasis tralis kan? #cmiiw
Akirnya, karena serat karbon lebih murah, jadi biaya makin bisa di tekan, pabrikan baru dari eropa bisa datang dan berinvestasi tidak hanya di mesin, bikin mesin biasa aja nanti di bantu ban, elektronik, sasis dan paket aero yang semuanya made in benua biru, untuk pabrikan di luar merek eropa yg biasa balapan mahal mahal dan mahal ya gak mau, kalo segalanya makin murah!
Sasis yang bikin Stoner sakit sampe muntah-muntah, tapi anehnya dia sendiri mengatakan pengembangannya perlu dilanjutkan, apakah cuma gara-gara sentimen terhadap Rossi yang memilih ganti sasis pake ala yamaha?
Akankah seperti rangka carbon fiber Ducati
Sebelumnya handling motor hampir semuanya ditanggung sasis dan suspensi, mungkin karena sekarang peran aero sudah jauh lebih kompleks jadi peran sasis bisa lebih santai.
Pendekatan berpikirnya sama seperti KTM, aero device dibangun bersamaan dengan keseluruhan motor, bukan cuma asal nemplok di fairing. Secara ide jadi bertolak belakang dengan duo Honda-Yamaha yg masih pake cara jadul dimulai dari mesin dan sasis, baru kemudian aero.
Bukti kalo Motogp dengan segala pembatasannya masih tetep kelas prototype. Yah mayanlah.
Tapi tetap saja tidak murni Prototype karena ECU, software dan IMU yang pake Magnetti Marelli.