Home Pabrikan Honda Review Honda Giorno+ . . . Secara Fisik Pas Buat Calon...

[VLOG] Review Honda Giorno+ . . . Secara Fisik Pas Buat Calon Stylo 160

34

TMCBLOG.com – Kebetulan banget ada satu dealer Honda di kota Bangkok yang posisinya sangat dekat dengan hotel tempat TMCBlog menginap pekan kemarin. So, jadi deh dengan rasa kepo karena mungkin saja ini jadi basis dari calon Honda Stylo 160 buatan AHM ke depan dan langsung kami sambangi dengan tujuan melihat langsung secara fisik sosok Honda Giorno+ yang baru saja dirilis oleh AP Honda Thailand beberapa pekan yang lalu. Dan berikut beberapa yang bisa TMCBlog review.

Yang pertama jelas adalah bentuk fisik dan tongkrongan dari motornya. Giorno+ walaupun menggendong mesin 125 cc, namun secara umum bodynya bisa dibilang lebih besar dibandingkan dengan skuter retro modern Honda yang kita kenal seperti Honda Scoopy dan Genio. Secara umum bentuk dan dimensinya bejaban dengan PCX 160 dan juga Vario 160. Bongsor bro, namun motor ini masih memiliki beberapa aspek fungsionalitas yang keren dan sesuai jika digunakan untuk berkendara harian atau berkomuter.

Garis desainnya pun dibuat berbeda dari Scoopy ataupun Genio, Giorno+ ini menggunakan desain yang berada pada pertengahan antara bentuk bersudut (edgy) dan juga bentuk membulat (rounded). Kira-kira memang segaris desain dengan Benelli Panarea atau Suzuki Saluto. Jujur ini menarik banget sih sob.

Beberapa diantaranya adalah deknya yang ‘rata’, pengait barang di balik belakang tebeng depan dan tentunya hadir bagasi super luas di bawah joknya. Hal ketiga soal bagasi bisa hadir karena secara umum Giorno+ yang memakai sasis tubular non-eSAF ini memiliki lubang input BBM (fuel cap filler) di daerah belakang tebeng yang mengarahkan ke tangki bensin yang terletak di bagian bawah pijakan kaki (dek). Hal ini memungkinkan insinyur lebih leluasa mendesain kapasitas bagasi di bawah jok menjadi cukup luas untuk menampung barang bawaan.

Namun pijakan kaki deknya tidak 100% flat atau rata, karena di bagian tengahnya ada daerah menonjol sekitar 2-3 mm dengan lebar sekitar 20 cm dimana ini hadir mungkin ada hubungannya dengan kehadiran tangki BBM di bawahnya sehingga mempengaruhi bentuk dari sasis tengah Giorno+. Secara umum TMCBlog menilai, secara bentuk fisik Giorno+ ini  sudah sesuai dengan karakter market jika memang nanti pihak AHM mau menyulapnya menjadi basis dari Honda Stylo 160 untuk Indonesia. Mungkin ditambah beberapa detail juga OK seperti opsi varian dengan rem cakram di roda belakang yang bisa ambil dari basis dari Vario 160, dan juga penggunaan lampu sein full LED di bagian depan dan belakang.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

 

34 COMMENTS

  1. Klu masih pakai rangka eSAF mending beli Honda Revo aja dijamin aman gak takut melipat kayak saudaranya si Scoopy beat Vario yang buatan tahun 2019 kesini

  2. hari gini udah sering bgt liat molis modelan ala vespa riwa riwi sampe begitu liat vespa asli, jadi biasa aja ga terlalu wah lagi…

  3. Mesin identik dengan yg 160 alamat harus hati2 kalo riding biar gak gasruk apalagi pecah apalagi di jalan yg banyak lubang dan poldur, apalagi model seperti ini dengan gc yg lebih rendah dari model vario160 atau adv160.
    Tangki bbm ada pelindung platkah seperti punya merk sebelah?.. maklum saja ini jika made in sini udah pasti kualitas / ketebalan bisa di pertipis.

  4. Apa tidak pake mesin 125 saja udh ckup? Turunannya mesin PCX, bukan plek ketiplek mesin Vario 125. Macem bbrp negara yg pake mesin 125 pd PCX nya.

    • Setuju,itu mesin dianak tirikan kurang dimanfaatkan disini,125 kan pajak sedikit lebih murah jadi pricing jg bisa ditekan

      • Merk sebelah jg begitu. 125 mesinnya Lexy jg kagak dipake di produk laen. Filano hrg yg lumayan beda lbh mahal dari Fazzio pun malah pake mesin yg sama. Entah mounting mesinnya khusus atau gmn. Kurg paham jg knp mesin2 125 yg bgs malah dianaktirikan.

    • Kalo 125 sama 160 harganya cuma beda 500 ribu pasti lebih laku yang 160.belum lagi harus bikin part2 baru.pasti nambah cost.mending langsung pakai 160.nggak banyak keluar modal lagi.

  5. Bisa jadi tahun depan pertengahan atau akhir tahun 2024 baru launching di Indonesia.
    Mungkin masyarakat Indonesia biar lupa dulu dengan keajaiban rangke eSAF.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version