TMCBLOG.com – Awalnya ketika TMCBlog melihat Jorge Martin menggunakan ban Soft yang juga akhirnya diikuti oleh Marc Marquez di menit menit akhir adalah keputusan yang memiliki dasar. Dasarnya dari penggunaan saat sesi latihan (Practice), dan ternyata memang Martin melakukan sebuah long run (yang dijeda di tengah) selama 15 lap menggunakan satu kombinasi ban (Hard-Soft). Yes, data selama 15 lap yang mereka coba analisa dengan cara ekstrapolasi secara virtual menjadi 27 lap.
Data kedua yang mereka coba gunakan sebagai dasar pemilihan ban adalah kombinasi ban Hard-Medium yang pada dasarnya adalah ban mayoritas pembalap pada balapan utama kemarin. Untuk kombinasi Hard-Medium dengan dikombinasikan dengan strategi pre-heated, tim Jorge Martin sebenarnya mampu menyelesaikan total 22 lap dengan laptime di akhir akhir masih cukup bagus dan cepat. Namun akhirnya saat krusial pemilihan ban memilih kombinasi Hard-Soft pada awal balapan dimana temperatur trek berada di angka 34° C.
Suhu trek awal balapan 33-34⁰C. . . . Suhu akhir manteng di 32⁰C mungkin pengguna ban belakang belakang soft #AustralianGP mengira suhu trek akan turun/ drop jauh di bawah 30⁰C pic.twitter.com/obPL8cZQ91
— tmcblog (@motoupdate) October 21, 2023
Menurut opini TMCBlog, Pramac Team yang dipimpin Gino Borsoi termasuk Martin lebih memilih kombinasi ban Hard-Soft yang mereka hanya coba 15 menit untuk dipertaruhkan dalam 27 lap selain tujuan untuk ngacir di awal, mungkin juga didasari oleh perkiraan potensi turunnnya temperatur trek di sore hari seperti yang pernah terjadi pada Race Weekend PI sebelumnya. Namun alam semesta berkeinginan lain. Dari awal balapan temperatur ada di angka 34° C. Temperatur permukaan trek hanya turun 2° C saja menjadi 32° C di akhir 27 lap balapan dan sepertinya ini tidak banyak menolong. Laptime Jorge Martin mulai kedodoran.
Pace Martin merosot 1,4 detik secara gradual selama lap 17 sampai dengan lap 26 atau sekitar rerata 0,14 detik per lap dengan perubahan paling ekstrim ada di lap terakhir atau lap 27 dimana ketika karet ban sudah habis, pace Martin turun 1 detik dibandingkan lap ke 26. “Sekarang, sangat mudah untuk memahami bahwa soft bukanlah pilihan yang tepat dan itu (yang tepat) adalah medium. Tapi memang begitu adanya,” kata Martin kepada MotoGP.com .
“Saya merasa baik. Saya mengatur jarak [dari pembalap lain] di tengah balapan. Namun enam lap tersisa adalah momen ketika saya mulai kesulitan. Saya melihat bahwa saya tidak mempunyai ban belakang. Saya melihat mereka datang. Mungkin ada dua lap di mana saya menjaga jarak sedikit, tapi di lap terakhir mereka lebih cepat setengah detik di dua tikungan. Jadi tidak mungkin saya bisa menang. Yang penting jangan sampai salah lagi dalam pemilihan ban. Mencoba untuk bermain seperti lawan dan saya pikir ini akan menjadi kunci untuk mencoba menang,” tutup Martin.
Lalu gimana komentar tim atas kekalahan dan kesalahan ini? Team manager Gino Borsoi memberikan penyataannya. “Saya sepenuhnya mendukung pebalap saya. Itu adalah keputusan kami. Kami tidak akan pernah menyerah dan kami memiliki banyak balapan di depan kami.”
“Dia menunjukkan kecepatan luar biasa sepanjang akhir pekan dan dia adalah pembalap terbaik di trek. Dia kalah dalam balapan dengan hanya satu lap tersisa. Dia membuat kualifikasi yang luar biasa dan besok adalah hari yang lain. Lalu, kita punya delapan balapan di depan kita.”
Dua race utama MotoGP Mandalika dan Phillip Island, Jorge martin dan team melakukan pertaruhan dalam pemilihan ban dan dua-duanya bisa dibilang gagal. Dan sekarang Ia terlihat kapok. Bicara soal menyamakan startegi dengan lawan (Pecco Bagnaia) sebenarnya telah dilakukan Martin semenjak pasca summer break dimana Ia mulai memilih menggunakan paket aero-body yang persis sama dengan yang digunakan Pecco dan meninggalkan paket aero-body dengan side ground effect fairing yang sampai saat ini masih digunakan oleh Zarco.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Trauma
jebol satu lap doang.
Iya.. krn perhitungan penurunan temperatur trek meleset.
Paolo Campinotti tersenyum getir ngeliat perayaan juara Zarco.
bingung doi, 2 rider beda nasib
Serba salah dia, mo sedih karena martin tapi zarwo juara. Mo seneng karena zarwo juara martin apes
Hasil akhirnya emang gagal tp bisa memelihara ban soft bertahan selama 25 lap adalah kekuatan tersendiri JM89. MM93 aja udah mundur teratur lebih awal. Next risetnya harus lebih akurat lg. FB63 ibarat air tenang namun menghanyutkan.
Laporan terbaru media Italia, Sky Sport mengatakan jika Oliveira bersedia pindah ke Repsol Honda, tapi dengan syarat kontrak tiga tahun dan dengan gaji yang cukup tinggi.
Kontrak tiga musim ini cukup masuk akal mengingat Oliveira akan pindah di tengah jalan.
Tiga tahun (2024-2026) artinya kontrak Oliveira nantinya bisa selesai berbarengan dengan mayoritas pembalap lainnya.
Solusi paling logis dan layak pada saat ini adalah solusi Oliveira.
Tawar menawar menentukan masa depan kedua belah pihak
Jadi lebih masuk akal masukin gianto kalo rht hanya mau ngontrak pembalap satu tahun.
udah paling logis digia alias fabio ke RHT minimal ya masuk 10 besar gak usah kejar podium maslaah motor biarkan jarwo yang developemen
Sebenarnya dr sisi teknis pemilihan ban soft hampir bekerja atau ga buruk2 amat utk Martin,, baru di overtake setelah 26½ lap itu bisa dibilang bekerja dgn baik dlm 99% balapan, rider lain pun mengakui kombinasi GP23 dgn Martin bisa memanage ban soft jauh lebih baik drpd rider2 lain yg memakai kombinasi ban yg sama, dan itupun Martin masih bisa mencetak fastest lap di race,
Sayang bgt sih, krn faktor 1% itu keseluruhan race Martin jadi disaster,
Andaisaja bilamana jikalau.. penurunan temparatur trek sesuai dgn prediksi, maka 1% itu tak terjadi krn degradasi ban tdk separah suhu yg lbh tinggi 😁
Jika jika jika jika..
Mau gmn lagi, yg pake medium aja harus nurunin pace nya demi menghemat ban, apalagi yg pake soft, sebenarnya pun Martin juga berusaha sehalus mungkin dlm mengendarai motornya makanya gapnya cuman mentok 3 detikan, ga bisa push lebih dr itu, tapi emg halusnya Martin ga sehalus lord Hohe atau Marc dlm management ban soft,
Gak cuma martin sebenernya dari zaman dovi desmo itu entah kenapa awet banget ban soft belakangnya dibanding motor lain
Iya software ngeklick. Tengok Honda, sekelas Marques aja keteteran duluan
biar gmna mental berubah setelah bisa memimpin kejuaraan sementara, dan peluang juara dunia, yg katanya cuma mikirin yg penting juara race,, akhirnya melakukan ujicoba strategi2 ban lah itulah, gak pakai strategi biasa aja,,, menang syukur ga menang alhamdulillah
coba seandainya jika kalau cuma 26laps 😃
Walaupun martin keteteran di lap lap akhir tapi tetap membuktikan kalo desmo merupakan motor yang aman buat menggunakan ban belakang soft. Coba bandingin sama markus yang separuh lap udah langsung keteteran pake ban soft.
Dari zaman dovi entah kenapa ban belakang soft awet banget kalo dipake desmo, digempur markus berkali kali di last lap pake ban belakang soft gak jebol.
Yang katanya skill dewa ternyata ikut pake paket aero yg no skill,,, skrg ngikut pilih ban yg no skill juga.. hmm 🤔
Semangat hohe
Strategi nya kalah dengan alam, dikira tempratur menurun eh malah stabil, habis deh
barangkali dapat bisikan gaib biar… bla bla bla
Ditunggu analisa race pace / cacing tawuran wakk… kayaknya bakalan menarik seberapa jatuhnya race pace Martinator
Hmm.