Saturday, 21 December 2024

Perbedaan Pendekatan Pecco & Martin Dalam Hadapi MotoGP Sepang 2023

TMCBLOG.com – Akhir pekan ini kita akan kembali menghadapi awal dari triple header kedua dan terakhir MotoGP yang mencangkup Sepang, Lusail dan Ricardo Tormo Valencia. pit stop pertama tentunya adalah Sepang yang memiliki kondisi cuaca kira-kira mirip dengan India, Indonesia dan Thailand dimana panas akan bercampur kelembaban tinggi yang merupakan salah satu handicap orang Eropa jika tidak terbiasa menghadapi keadaan ini. Dari Sepang ke Valencia ada 111 poin maksimum yang diperbutkan oleh semua pembalap, terlebih lagi bagi tiga pembalap teratas klasemen yakni Bagnaia, Martin dan Bezzecchi yang secara fakta masih memiliki peluang menjadi Juara Dunia MotoGP 2023. Bezzecchi pun masih punya peluang karena dengan 111 poin maksimum, ia tertinggal 79 poin dari Bagnaia, walaupun tetap saja Never Say Never namun hampir semua orang memfokuskan fight hanya antara Pecco yang memimpin kejuaraan hanya dengan perbedaan 13 poin dengan Jorge Martin di posisi kedua.

Yang menarik adalah ada perbedaan pendekatan antara Pecco dan Martin menjelang balapan di Sepang ini. Pecco Bagnaia ketika ditanya oleh jurnalis Mat Oxley mengenai apa yang akan ia lakukan pasca balapan di Buriram, ia menjawab akan terbang ke Italia, Tavulia. Namun yang juga tambah menarik di Tavulia Pecco mengaku kepada Mat tidak akan melakukan persiapan fisik di atas sepeda motor – walau akhirnya di postingan Instagram pribadinya terlihat ia melakukan flat track di Ranch VR46 Academy. Selebihnya ia hanya melakukan latihan fisik biasa dan kardio dan mencoba untuk mefokuskan pikiran ke balapan.

Berbeda dengan Pecco, Jorge Martin seperti yang mudah kita lihat di postingan Instagramnya malah pergi ‘berlibur’ ke Bali. Kata berlibur TMCBlog tulis dalam tanda petik  karena sebenarnya Martin tidak 100% berlibur dalam artian sedang bersantai, ia juga melakukan latihan fisik dan kardio di sana bersama dengan rekannya sesama pembalap seperti Aleix Espargaro dan Fermin Aldeguer.

Terlihat bahwa keduanya memilih melakukan cara yang berbeda soal pemilihan tempat. Martin memilih stay di negeri beriklim tropis seperti Bali, Indonesia yang kemudian bisa memiliki keuntungan tertentu ketika ia nanti berangkat ke Malaysia pada awal pekan ini. Perjalanan ke Sepang ditempuh dalam waktu yang ebentar, hanya terbang 2-3 jam saja dimana tidak ada potensi jet-lag dan Ia akan datang dengan status aklimatisasi yang sempurna karena tidak ekstrim perbedaan klimat antara Bali dan wilayah Selangor (lokasi sirkuit Sepang). Menurut TMCBlog kemungkinan Martin memilih cara dan pendekatan ini dengan alasan strategis dan kesehatan tertentu. Seperti kita ketahu bersama ia sempat mengalami masalah yang serius dengan suhu panas ketika balapan di India yang lalu dimana Ia mengalami dehidrasi hebat pasca balapan.

Sementara pilihan Pecco untuk terbang ke Italia sepertinya adalah lebih ke alasan mencari ketenangan dia untuk menghadapi dan menyingkirkan perasaan penuh tekanan di tiga balapan tersisa. Martin dipastikan tidak akan tinggal diam dan pasti tekanan akan hadir di diri Pecco.

Pecco butuh keadaan diri yang tenang untuk bisa membawa ketenangan tersebut ke trek. Ia terkenal sebagai pembalap cerdas yang pembawaannya kalem dan jarang membuat riak riak permasalahan di trek. Pecco selalu memperlihatkan kecerdasannya dalam menganalisis masalah dan menggunakan kecerdasannya ini dengan berkolaborasi bersama Christian Gabarrini guna mencari setiap solusi permasalahan di setiap race weekend.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

17 COMMENTS

  1. Andai kata ketenangan Pecco itu bisa konsisten hadir mungkin doi ga akan sering dnf waktu lagi memimpin race,
    Kalo kyk gini gak cuman butuh ketenangan, tapi strategi yg matang dan luck yg besar,
    Martin pun juga pasti kena pressure, tapi di publik doi malah sering membalikkan pressure tsb ke Pecco dgn mind games,

  2. Ya jelas beda lah Wak, Pecco mempertahankan gelar juara dunia sementara Martin merebut gelar juara dunia…
    Mempertahankan lebih sulit daripada merebut

  3. peco lah yang jurdun..kalem,tenang, penuh perhitungan sedangkan martin agresif, meledak², kadang lupa kalkulator wkwk

    • Tapi martin sangat konsisten menang mulu selepas paruh kedua musim ini. selain kesalahan di mandalika dan phillip island kemaren dia hampir unbeatable dan kemarin di thailand pun menunjukkan dia bener” lapar dan nothing to lose di championship battle ini. Kalo pecco terlalu banyak perhitungan dan hati” dan cuma finish ke 2 ato 3 sementara martin juara 1 terus ya bakal kesusul poinnya juga, pecco pun perlu menunjukkan agresivitas nya buat memperlihatkan dia layak jadi jurdun bertahan. Tapi bakal menarik melihat alvaro bautista di sepang nanti apakah bisa nembus barisan depan dan merecokin battle martin pecco.

  4. Beda ya, ketika Marc berkuasa, mayoritas orang tau kalau dialah yg juara, kecuali di 2015, karna dia terlalu ngeladenin VR smpe dia ngelupain bahwa tujuannya balap adalah jurdun, bukan seru2an

  5. Potensi cidera waktu latihan pake dirtbike itu lebih besar, sebaiknya jangan terlalu gegabah
    ~~
    Kalo pecco gak lolos lagi langsung ke Q2 berarti emang kena mental

    Bmw M award nya bisa di embat martin

  6. 2 race terahir bakan jadi pengguncang mental…. karena pasti pihak motogp bikin banyak hade to hade ntah dari recap race tahun ini, atau kondisi pas dnf… dan banyak lagi yg lain,,, itu pasti mengguncangmnetal sih pasti.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP