Monday, 25 November 2024

KTM dan Aprilia Ingin Konsesi Baru MotoGP Juga ‘Kebiri’ Pabrikan Terkuat

TMCBLOG.com – Seperti yang sudah kita bahas kemarin, Dorna tengah mengkaji amandemen regulasi konsesi baru yang akan mulai digulirkan pada musim 2024 nanti. Pada dasarnya hitungan konsesi akan tidak lagi berdasarkan capaian podium dari pembalap, melainkan poin keseluruhan dari manufaktur/pabrikan (pembalap non-podium juga memberikan andil poin). Namun, pihak Aprilia dan KTM akan tidak sepenuhnya sependapat dengan konsep baru konsesi ini . . . Loh koq? Kenapa?!!

Selain keduanya tidak ingin melihat Honda dan Yamaha memperoleh bantuan berlebih karena mereka pikir saat ini secara umum Honda dan Yamaha masih cukup kompetitif dibandingkan dengan mereka, kedua pabrikan ini juga berfikir bahwa sudah seharusnya konsesi juga membidik Ducati atau pabrikan yang paling digdaya/terkuat secara umum.

Dalam artian konsesi bukan hanya berisi poin poin detail yang akan memberikan kemudahan kepada pabrikan pabrikan paling lemah, namun juga kalau bisa memuat detail ‘Pengebirian Kekuatan’ pabrikan pabrikan terkuat. Jadi secara umum KTM dan Aprilia ingin yang bawah diperkuat, yang atas diperlemah.

Beberapa poin yang diusulkan Aprilia dan Ducati yang mungkin dapat digodok dan dimasukan sebagai bagian dari amandeman regulasi konsesi baru 2024 nanti adalah pengurangan jumlah ban pengujian yang bisa diterima Ducati sebagai pabrikan paling kuat dan jumlah undangan wildcard yang lebih sedikit. Dan menggunakan angka pengurangan kedua hal ini [ban dan jatah wildcard] untuk menambahkan hal serupa ke Honda dan Yamaha. Hmm, bagaimana pendapatmu sob?

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

32 COMMENTS

  1. Lebih setuju yg boleh bongkar mesin aja, biar serasa balik ke era dulu.
    “Percuma” dikasih banyak ban dan test tp jantung mesin sebagai sumber masalahnya ga boleh dibongkar.

  2. ducati yang adem ayem dengan calon aturan baru dirongrong sesama pabrikan eropa supaya mau bersuara menolak konsesi baru tsb.

  3. Sejauh ini yg flop kyknya emg KTM sama Aprilia, jadi wajar aja mereka yg paling vokal,
    Kalo Jejepangan yah udah sesuai ekspektasi performanya (jeblok),

  4. intinya balapan sekarang,mau motoGP,mau WSBK,dll gak boleh kencang,kalau kencang pasti dihukum,biar brand motor2 lain yg pada impoten,bisa terlihat mampu mengimbangi.jd mereka bukannya berinovasi,tp malah dibantu regulasi supaya bisa “terlihat” kompetitif.

    • kalau di kasus duketek, kayanyaa ya kayanya, awal disensiin ama pabrikan lain tuh kalau ducati yg mulai lihat celah regulasi yauda monggo. Kalau yg lain, langsung dikasi peluit

      • Bahkan pembalap sekarang maen maen Ama tekanan ban di depan umum, milih di hukum karna keuntungannya tetep lebih menggiurkan. Aturan gak jelas

  5. Kalo balapan prototype kayak gini, harusnya ya yang lemah ngejar yang kuat tapi tanpa dibatasi aturan pengembangan apapun..
    Biarlah dukati tetap menjadi seperti sekarang tanpa harus dikebiri, tapi Honda dan Yamaha biarkan juga menggunakan ECU inhouse…
    Mau ditingkatkan power mesin seperti apapun jika ECU tidak support ya sama aja…
    Kalo masih ada yang bilang ECU aja yang dibahas, uda basi…
    Tapi ya emg seperti itu kenyataannya..
    Honda mendominasi hanya karena MM yang bisa menutupi, begitu juga dengan Yamaha…

  6. Dibebaskan saza sesuai roh prototipe bukan di batasi, homologasi, dll…

    Lepas semua itu keseragaman ban, ECU Pirelli, Rem, dll…

    Agar semakin menggeliat produsen untuk berlomba memberikan yang terbaik 🏁

    Bukan tidak mungkin swallow mampu supplier MotoGP kedepannya,
    Life is never flat bre

  7. Bebas oprek mesin aja.biar tambah mantap.yg penting cc sama.ecu bebas,ban bebas.winglet ilangin.balik ke era 500 cc.biar pebalap yg handle kebuasan motor.biar ada sliding2 ala gary mc coy

  8. Ya emang bener sih,,secara dengan kondisi sekarang yah, pabrikan lain 4 motor, Ducati 8 motor,, sekali test aja Ducati dah dapetin data 2 x lipat,,

  9. Udah gak usah bikin aturan aneh aneh, bikin aja tekanan ban diperketat gak usah pake peringatan segala. Langsung aja kalo melanggar diskualifikasi kaya moto3 dan moto2 tanpa ada toleransi.
    Soalnya yang melanggar tekanan ban lebih sering pembalap ducati dibanding pabrikan lain.
    2 pembalap ducati teratas sering masuk daftar list juga.

    • Bahkan didepan umum Martin lebih milih “curang” walaupun dihukum. Karna tetap menguntungkan. Gak tau ya Martin sarkas apa gimana

      • Jadi berpotensi meledak apa kagak sih itu ban manusia beri-beri? Kok temperatur malah dijadiin strategi

        Marquez aja pernah kena blackflag gegara ban, karena saking tegasnya BS saat itu

  10. Emang lebih enaknya diaplikasikan budget cap,mau dibatasi bagaimanapun kalo ada duit nganggur ya bakal dipake buat riset barang aneh bin ajaib walaupun itu gak memberi manfaat buat umum hanya demi mengakali regulasi

    • Nah betul ini, karena ECU software, Aerodinamika, dan Mesin juga dibatasi penggunaannya. Jadi ya buat apa gak ada Budget Cap kalo banyak yang dibatasi, MotoGP yang naluri aslinya Prototype, ya jadi gak murni Prototype. F1 aja ada Budget Cap, dan setiap Regulasi F1 gak harus suara mutlak tapi cukup Suara terbanyak, jadi adil.

  11. Kok ga ada berita lanjutan soal bautista yg wildcard di sepang kemarin ya wak….dia nya semangat buat wildcard dan digadang-gadang bisa gacor tapi finish buncit kan ya…

  12. Gak setuju, kalau semangatnya sudah mengkebiri salah satu kontestan maka kompetisinya dan semangat berkompetisi nya sudah tidak sehat lagi…
    Tim lain berusaha untuk mengejar dan diberi kemudahan untuk mengejar tim yang superior w setuju, tapi kalau memaksa dan membatasi atau bahkan melemahkan tim yang superior ya itu sudah cacat sih

  13. lah jadi aji mumpung. mumpung duo jepang lg ngga kompetitif saingan terberat Apri & Keti cuma Ducati. Takutnya begitu konsesi berlaku berat lagi buat jurdun hehe. Padahal blm tentu juga. ini blm perang uda balik kanan duluan walau blm mundur. Tapi balik lg emang perlu budget limitation. masalah skrg gegara Dorno “ngelepas” pabrikan yg bajet gede sementara disisi lain “ngiket” pabrikan yg fokusnya masspro. model bisnis beda konsep terjun kompetisinya jg pasti beda

  14. klo buat saya ducati memang bagus motornya juga bisa dibilang nyaris sempurna flawless dihampir semua sektor

    tapi menurut saya juga ducati tidak segahar itu juga kok sebenarnya..

    dengan 8 motor mereka di starting grid jelas itu menjadi tantangan buat tim lain buat nyalip karna hampir setiap barisan akan selalu ada motor ducati disitu

    ducati kuat? yes.. ducati kencang?? yes.. tapi salah satu penyumbang kedigdayaan mereka skrg bukan cuma karna kwalitas motornya tapi juga karna banyaknya motor mereka di starting grid..

    contoh aja race sepang kemarin, peringkat 1-10 berisi total 7 pembalap ducati dari 8 pembalap mereka.. klo kita pke patokan format motogp beberapa tahun kemarin dimana factory tim cuma punya 1 tim satelit artinya cuma ada 4 pembalap ducati yg akan ada di 10 besar, klo kejadian seperti itu kan kita akan melihat jg pembalap factory lain di barisan depan.. tapi karna mereka skrg punya 8 pembalap itu membuat mereka lebih mudah utk menempatkan pembalap mereka di posisi² terdepan karena selain mereka unggul kwalitas motor mereka juga unggul jumlah orangnya jadi seolah olah tim lain itu ga bisa berbuat apa², yes tidak bisa berbuat apa2 karna lawan punya 8 pasukan sementara tim lain mentok 4 pembalap doang

    motor ducati top cer banget tapi motor bukan satu²nya komponen yg bikin mereka unggul, jumlah motor mereka di starting grid itu juga sangat berpengaruh

    • Betul banget bisa buat benteng saja 8 motor dimana lawan habis habisan ban bertarung ke posisi 3 besar ban dah habis istilah kasarnya. Blm lagi ducati susah disalip ditrek lurus dan kena turbolensi klo mau nyalip ditikungan. Kelimpungan jepun

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP