Thursday, 21 November 2024

VLOG : Kupas Baterai Honda EM1 e: | Kapasitas, Metoda – Sistem Charge, Biaya Charge

TMCBLOG.com – Baterai adalah salah satu hal Yang Vital dalam perkembangan Bisnis Kendaraan Mobilitas Listrik . . Dia itu Seperti Layaknya Bagian dari Bahan Bakar dalam Sistem kendaraan Bermesin bakar (ICE) dan salah satu yang lumayan Menarik Dikepoin adalah Baterai dari Honda EM1 e: . Di Artikel dan Vlog ini Kita akan Bahas beberapa Point mengenai Baterai Skuter Pertama AHM yang dijual Mulai 33 Juta rupiah Ini sob

Baterai Honda EM1 e: atau yang nama resminya ” Honda Mobile Power pack e: ” memiliki Ukuran 298 x 156,3 x 177,3 mm, berjenis Berjenis Lithium Ion

⇒ Baterai Honda EM1 e: berjenis Swapable Atau bisa dilepas pasang

⇒ Baterai Honda EM1 e: Memiliki Kapasitas 29,4 A dengan output 50,26 V dan Berat 10,2 kg

⇒ Sebenarnya ada satu lagi Baterai di EM1 e: Yakni baterai 12 V yang tidak Replaceable/ Swapable berada di Daerah Floor Deck

⇒ Honda EM1 e: Tidak memiliki Adaptor Internal Yang menyebabkan Tiada Kabel Charger Internal Yang bisa men-charge Skuter ini langsung menggunakan  Kabel ke Colokan Stop Kontak Listrik PLN di rumah/ kantor

⇒ Pengguna EM1 e: Dapat memiliki 3 Opsi Charging Baterai

  1. Menggunakan Charger Dock
  2. Menggunakan Ekosistem Swap Baterai Honda
  3. Hybrid Charger Dock + Swap di Stasiun Swap baterai Honda

⇒ Charger Dock ( Honda Power pack Charger e: ) Memiliki Daya Output 400 W Dan Berat 5,3 kg

⇒ Honda Power Pack Charger e: membutuhkan jumlah energi listrik yang dikonsumsi dengan kapasitas sebesar hampir 1,5 kWh

⇒ Jika Menggunakan Charger Butuh 6 Jam Waktu Charging.

⇒ Jadi Untuk Full Charge 6 Jam butuh hampir 9 kWh Kapasitas Listrik dirumah kita

⇒ Menggunakan Fasilitas Swap Baterai Honda harus terdaftar di Sistem Berlangganan Penukaran Baterai bernama ” Honda e: Swap ”

⇒Sistem Honda e Swap Memiliki Aplikasi tersendiri Buat OS Android Maupun IoS

⇒ Honda e-Swap terpisah dari pembelian Motor Listrik Honda dan Tidak ada kewajiban Konsumen mengikuti Sistem Penukaran Baterai ini.

⇒ Konsumen akan memperoleh Semacam Kartu bernama ” Key FOB ”

⇒ Sistem Honda e-Swap Mirip beli Kuota di Ponsel dimana ada Satuannya bernama Satuan Energi Yang tersimpan di Walet dari Aplikasi.

⇒ 1 Energi itu adalah Satuan yang dibutuhkan Untuk Charge 1 Baterai dari 0% ke 100%

⇒ Jika Konsumen HANYA Mengikuti Sistem e Swap Maka Setiap Detail Energi yang tersimpan di Dalam Baterai Bekas pakai Untuk ditukar dengan Baterai Baru Charge akan dihitung. Misalnya Baterai tersisa ada 30%, Ketika di Tukar Dengan baterai full 100% Maka Yang ter’debet’ Hanyalah Sekitar 0,7 Energi di Wallet

⇒ Jika Konsumen HANYA Mengikuti Sistem Hybrid dimana baterai di Charge dirumah dan di e Swap Station Maka Setiap Detail Energi yang tersimpan di Dalam Baterai Bekas pakai Untuk ditukar dengan Baterai Baru Charge Tidak akan dihitung. Misalnya Baterai tersisa ada 30%, Ketika di Tukar Dengan baterai full 100% di sistem Htybrid Maka Yang ter’debet’ dibulatkan ke 1 Energi dan 1 energi akan ter’debet’ dari  Walet energi Aplikasi.

⇒ AI dari Sistem berlangganan e Swap akan mendeteksi ” Jati diri ” Baterai dan dapat Mengetahui Jika baterai sempat di harge di tepat Lain selain Stasiun e Swap ( Misalnya di charge di rumah ). Jika baterai tidak didaftarkan di Sistem e Swap maka baterai akan tertolak progressnya jika di masukkan Ke  Stasiun e Swab.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

 

22 COMMENTS

  1. Udah mahal, spek gak seberapa, urusan charging-nya pun agak ribet. Emang ahm kayaknya masih setengah hati ngeluarin nih produk

  2. Klo sy pikir, ini sepwrti manuver honda yg cerdik untuk sedikit menunda atau mengurangi antusiasme masyrkat akan EV,
    honda keluarkan produk EV yg jauh dr keinginan dan kebutuhan mqsyrkat, dan mahal… untuk membentuk opini bhwa motor listrik itu mahal n ribet, gak bs diandalkan… dg harapan masyrkat akan tetap setia dg mesin motor bakar yg saat ini menjadi ladang sangat gurih bagi pabrikan jepang, khusunya honda…
    Krn itu kita tahu, mengapa pabrikan jepun HYSK sepwrti gak mau membuat EV yg serius, yg bs ditwrima oleh org awam… padahal jika mau, mereka sangat mampu membuat yg lebih bagus drpda parikan motor EV yg saat ini banyak menjamur di RI…..

  3. Masih ruwet, masih mahal, masih bikin kuatir baterai habis dijalan karena charger tidak tertanam didalam motor… mungkin sistem motor listrik Polytron lebih mudah dan lebih murah.

  4. Kayaknya nasib jepang di otomotuf sama kayak electronicnya dulu dominasi semua produk ada dimana2, tpi sekarang sudah mulai china yg mendominasi handphone, televisi dan lain2,, lama2 china menguasai seperti halnya handphone mana ada merek Jepang yg 5 besar top penjualan…kalah agresif sama harga jual

    • 10-15 tahun lalu samsung-lg penguasa android di Indonesia,, xioami redmi gen 1 muncul dengan harga klo g salah 1.5jutaan.. G disangka2 10 tahun kemudian mampu top leader dan merek cina lainnya, Korea tinggal samsung aja yg bertahan..

  5. Ribet kali mak. Yang minat beli kemungkinan hanya fans die hard honda saja. Atau tech enthusiast yang kelebihan uang.

    However, modelnya terlihat compact dan cukup enak dilihat.

  6. ralat wak,
    full charge bukan 1.5kwh x 6 jam= 9kwh (+- Rp 13000an )
    tapi 400watt x 6jam / 1000 = 2.4kwh (+- Rp 3500an)
    kalo jarak tempuhnya cuman 40km gamungkin dong sekali cas 13rb cuman dapet 40km motor listrik biayanya pasti lebih murah daripada beli bensin

  7. 1.5kWh x 6 = 9kWh x Rp1.699 = Rp15.291
    beat dengan bensin ron92 harga 13.350 saja dapat menempuh 55kml, buat apa bayar 15.000 cuma dapat range 40km

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP