Saturday, 21 December 2024

Penjelasan Fungsi FU-Bar Ducati Desmosedici GP19 MotoGP

TMCBLOG.com – Selama ini banyak sekali opini opini yang menjelaskan mengenai sinyalemen dari fungsi kehadiran batang strut yang menghubungkan Kaliper rem belakang Ducati Desmosedici GP19 yang sempat dicoba Jack Miller dan Alvaro Bautista di test Pra-Musim jelang 2019 dan berujung ke poros bawah Suspensi Monoshocknya . . . dan tmcblog memperoleh penjelasan yang paling masuk akal dan Mudah dicerna dari kevin Cameron ..  silahkan simak sob . .

TMCBLOG mau jak sobat dulu bicara Latar belakang. Jika di Jaman motogp mengunakan ban Bridgestone dahulu maka boleh dibilang mungkin itu rem belakang di MotoGP tidak pernah dipedulikan. salah satu penyebabnya adalah karena konstruksi karkas dan Karakter grip karet dari Ban depan Bridgestone begitu ciamik sehingga memberikan efek kestabilan yang luar biasa dalam pengereman.

Sedangkan Saat Switch Ke Jaman Michelin, karakter ini jdi berbalik dimana ban belakang Michelinlah yang memiliki grip Luar biasa sehingga mau nggak mau Pembalap tidak bisa hanya mengandalkan Ban depan dalam pengereman  ..  rem belakang Juga penting. Ok sampai sini jelas yaaa . .

Nah Karena Rem belakang jadi lebih sering digunakan maka side Effect dari pengereman ban belakang ini Juga lumrah diperhatikan. Jadi menurut yang tmcblog bisa kunyah kunyah Saat pembalap melakukan pengereman belakang maka selain torsi hadir untuk menjepit cakram belakang, maka hadir juga torsi Overall rem belakang ( Rear Brake torque ) yang harus ‘ di tanggung ‘ oleh swing arm.

Nah Rear Brake torque ini dipercaya dan Mungkin sudah diteliti sampai menghasilkan data Oleh Ducati dimana bisa berefek membuat Swingarm tidak stabil saat melakukan pengereman yang muaranya menurut tmcblog Bisa membuat Swingarm Whobble atau hop ( Lompat – lompat ) dan ini jelas merupakan sebuah gejala Instabilitas ( ketidakstabilan ) yang tidak diinginkan  ..  silahkan sobat tmcblog bayangin : mau belok tapi swing arm belakang lompat lompat Kan Nggak enak tuuuhhh ?

Oleh sebab itu menrut tmcblog, Ducati berfikiran Ketimbang menyalurkan Torsi pengereman ( Rear Brake torque ) Ke swingarm dan membuat GP19 goyang dombret ketika pembalap melakukan Pengermean belakang, mereka mencoba Menyalurkan Rear Brake torque  ini langsung ke titik tumpu dari swing arm yakni pertemuan antara swingarm ke ujung suspensi Via sebuah besi Bar ini dan berharap efek negatif Hop atau Whobble yang merupakan negative side effect dari Rear Brake torque bisa diminimalisasi  . . . Yap . . untuk Kali ini hukum fisika Yang digunakan Ducati biasa banget, hanya mekanika dasar ..  namun jelas  every little things Counts. Silahkan dikunyah kunyah dan semoga berfaedah sob –

Taufik of BuitenZorg

55 COMMENTS

  1. Klo penelaahan saya, jadi jika torque arm biasanya dihubungkan ke swing arm maka jika ada ketidak rataan aspal saat ditikungan maka ban akan mengikuti kontur aspal dan jika kecepatannya ditikungan tinggi maka ban bisa sampai terangkat angkat..
    Nah jika torque arm ini dihubungkan ke titik pusat engsel swing arm maka saat pengereman kaliper akan terkunci di disk dan akan ikut berputar, tetapi karena ditahan oleh strut bar maka kaliper akan tertahan tidak ikut berputar yg efeknya swing arm akan tertahan juga yang gaya sebesar torsi yg dihasilkan disk saat pengereman yang akhirnya swingarm tidak mudah naik turun dan ban diharapkan tetap menempel di aspal..

  2. Apakah berarti strut bar ini bakalan dipasang permanen, dipakai sepanjang musim 2019 oleh Ducati?
    Atau hanya sbg alat uji selama test pramusim? (yg nantinya berujung ke modifikasi swing arm atau hal lain di konstruksi sasis/suspensi motor)

  3. tapi kalo dipake di sirkuit yg bumpy apa nggak makin goyang dombret karna terlalu kaku,jadi suspensinya kurang bisa meredam saat di tikungan

    atau kalo ketemu sirkuit bumpy kayak silverstone bakal di copot tuh satria FU?

  4. ternyata pas Rossi masih di Hodna dia juga pake cakram belakang vented disc brake kayak Marquez Sekarang,setelah nonton YouTube waktu rc211v dipanasin
    berarti karakter ban Michelin dr dulu ban belakang nya emang gila2an

    • Stoner jaman pakai Bridgestone pakai vented disbrake bahkan di Ducati sempat pakai carbon rear diskbrake. Rem belakang itu kaitannya sama riding style, bukan grip ban bekalang. Nah geometri sasis baru pengaruh sama grip. Contoh motor MotoGP jaman sekarang sok depan lebih tinggi di banding jaman Bridgestone dan swing arm lebih panjang. Makanya pemakai Desmosedici satelit yang dapet lungsuran motor jaman Bridgestone tapi dipaksain dipasangi Michelin efeknya mereka cuma jadi jurukunci dan paling parah Loris Baz sampai meleduk, walaupun faktor ban dan bobot pembalap sendiri juga ikut berperan

    • Kalau tidak salah ada video tutorial untuk rear wheel steering menggunakan teknik braking oleh rossi (teknik in). dan pada saat itu memang dikenal dengan tukang rear wheel steering, meski tidak ekstrim banget, tapi sering banget dilakukan macam marquez sekarang (yang ekstrim si mc coy). sepertinya memang dari geometri motornya yang menentukan. soalnya ketika di yamaha, tidak pernah ada rear vented disc. bahkan lorenzo bilang tidak perlu rem belakang.

    • yoi bro, cuma biar gampangnya aja, intinya memang menstabilkan sesuatulah, kebetulan pasangnya dekat swingarm .. 🙂

      apa sebenernya lebih membalancekan titik tumpu atau gmana ya, soalnya di motor2 bebek ma matik terkadang pas belok titik tumpu berasa melayang, yang depan terasa duluan blkg terasa belok kelain arah ada jeda berapa saat baru ngikut.

      seperti yang dibilang Marc ? floating feeling apakah dialami Desmosedici jgkah ?

    • itu fungsinya semacam menekan roda ke bawah ketika direm. kalau tidak direm, gk ada hubungannya dengan torsi swing arm.

  5. kalau menurutku. tetap stabil ntah bumpi ntah tidak. fungsi struth bar kan memindahkan/ menahan gaya yang disebabkan oleh caliper rem balakang. yang sebelumnya ditopang oleh swing arm. maka bro nuggi tadi bilang sistemnya floating. mengambang. ngga kaku. memisahkan beban puntir caliper dari swing arm ke struth bar

  6. saya lebih mudah memahami alat itu adalah anti roll-bar, sepertinya kok fungsinya sama. cuma pada umumnya alat ini jarang dipakai mas. kecuali bila ducati mau menggali data lebih dalam di sisi sasis dan suspensi. hehe..

  7. Bisa jadi efeknya meningkatkan cengkraman pengereman ban belakang, sehinga saat dimulut tikungan bisa melakukan hardbraking dan lebih bisa late braking nih

    • seperti halnya motor yang menggunakan rem tromol pada roda belakang yah, hanya saja bagian besi/FU bar nya terhubung ke Arm/lengan ayun

  8. Yang saya tanyakan adalah pas 2016, kenapa lorenzo gak mengandalkan rem belakang, padahal waktu itu ban udah pake michelin, apakah karena faktor motor 2016?

    • Ya karakter motor, makanya m1 kurang kompetitif karena senjata m1 adalah front end, dan rear end belum tersentuh. buktinya ya itu, rear brake jarang kepake.
      sebenarnya petunjuk juga kalau traksi roda belakang m1 kecil. jadi, kalau dikasih tenaga besar akan spin. direm pun akan percuma, jadinya cuma ngelock (gak ngefek ke perlambatan), sehingga jarang dipake. masalah akselerasi m1 berasal dari traksi belakang kurang, bukan lemahnya tenaga mesin. buat pabrikan motogp, gampang banget bikin tenaga besar, bahkan lebih besar dari ducati, tapi masalahnya bikin tenaga yang tersalur sempurna ke aspal itu yang sulit.

    • Oh, pantesan, berarti kan masalah di 2017 dan 2018 hampir sama kan, yaitu pengen tenaga yang lebih besar tapi malah bikin traksi kurang. Tapi Crutchlow pernah bilang sih kalo M1 itu punya Mega Grip, tapi ya itu waktu itu masih pake Bridgstone belum pake michelin.

  9. teknologi ini sebenarnya sdh lama diterapkan di suspensi belakang sepeda gunung, dan boleh dibilang teknologi suspensi belakang paling canggih adalah teknologi pd sepeda gunung. sistem ini berfungsi agar saat braking, lengan ayun tetap bisa bergerak bebas. jika kaliper ditahan oleh lengan ayun, maka saat braking, lengan ayun akan terkunci oleh rem tsb.

  10. Kenapa dorna ga masok ban belakang pakai Michelin dan ban depan pakai Bridgestone. Kan jadi adil, dan depan belakang jadi bagus ban nya.

  11. motor paling sering berexperimen di grid motoGP ya ducati, tp mereka gak prnah gagal, sejak kedtangan GIGI motor ducati udah sempurna dan ramah di setiap sircuit, opini saya mulai dari tahun 2017-2018 motor ducati lah yg paling sempurna, jls2 dovi trllu sering merepotkan marc, yg jdi prtnyaan kok bsa honda yg keluar jdi juara, ya krna marc trllu mmksakan motor menjelang 4 lap terakhir, suka mengambil resiko dan memacu motor sampai limit, dan marc pandai menutupi kekurangan motor dengan skillnya

  12. motor paling sering berexperimen di grid motoGP ya ducati, tp mereka gak prnah gagal, sejak kedtangan GIGI motor ducati udah sempurna dan ramah di setiap sircuit, opini saya mulai dari tahun 2017-2018 motor ducati lah yg paling sempurna, jls2 dovi trllu sering merepotkan marc, yg jdi prtnyaan kok bsa honda yg keluar jdi juara, ya krna marc trllu mmksakan motor menjelang 4 lap terakhir, suka mengambil resiko dan memacu motor sampai limit, dan marc pandai menutupi kekurangan motor dengan skillnya

    • bukan itu saja, honda itu sebenarnya motor yang baik. bahkan setara ducati, tapi ada satu kelebihan, yaitu sumber daya honda dan faktor skill marq. tahun depan kita lihat, sepertinya lorenzo akan cukup merepotkan marc,

  13. Terima kasih wak Haji, artikel beginian bagai oase di tengah gurun pasir karena saya dan wak sama persis nih kebetulan, pecinta sepeda motor yg juga physics geek hehe. Artikel beginian perlu ditambah lagi wak kalo bisa memang ada khusus segmen artikel engineering balap

  14. wak haji tolong bahas ngahaem yang “katanya” mau brojolin saingan cb150 exmotion thailand dong, sprti yg dibahas blog sebelah yg kolom koment nya di “disqus”.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP