Monday, 25 November 2024

Gigi Dall’Igna tak pernah mempercayai Dovizioso

TMCBLOG.com – Di Sachsenring, persis setelah race Usai, Dovizioso duduk di depan Para Media yang meliput Balapan ini dan berkata bahwa suatu tidak lagi berjalan seperti dahulu, Keputusannya untuk mengekspos kepada publik telah menjadi Affair Internal yang mengaitkan Nama Gigi Dall’Igna. Sesuatu Yang tentunya tidak biasa dalam kitab Ducati. Namun sebenarnya Komplain Dovizioso ini bukan sesuatu yang mengejutkan. Sudah merupakan rahasia umum bahwa hubungan antara Dall’Igna dan Dovi tidak dalam momentum terbaik. Berikut ini adalah putar ulang dari apa yang pernah terjadi semenjak 2016 dimana akan menunjukan bahwa Dall’Igna pada dasarnya tak pernah ‘mempercayai’ Dovizioso

Episode 1 : Ketika Ducati mau ambil keputusan siapa yang akan jadi team-Mate Jorge Lorenzo : Dovizioso atau Iannone. Pilihan pertama Dall’Igna adalah Iannone. Namun kala itu Managemen Iannone tidak menerima opsi materi yang ditawarkan Oleh Ducati dan lebih memilih Suzuki.

Episode 2 : Setelah Penolakan Iannone, Ducati menawarkan posisi ini ke Dovizioso dengan pemotongan 66% Income. Dovi diberi waktu 24 jam untuk menjawab dan akhirnnya menerimanya.

Episode 3 : Dovizioso mengetahui Bahwa segala permintaan Jorge Lorenzo akan detail pengembangan Desmosedici berada dalam pertimbangan serius Oleh Ducati Corse. Dovi tahu bahwa sebenarnya permintaan ini sebenarnya sama dengan apa yang ia minta selama bertahun tahun sebelumnya. Saat itu Dovi menuduh Dall’Igna mengeluarkan 12 Juta Euro pertahun hanya untuk pembalap Yang memberikan Feedback yang sama ” Oleh Karena itu saya nggak punya apa apalagi untuk dikatakan kepadamu “ Semenjak 2017 Hubungan antara Dovizioso dan Dall’Igna adalah Minimal.

Realitasnya Dall’Igna tidak pernah mempercayai Dovizioso sebagai pembalap yang bisa memberikan satu satunya gelar Yang belum ia miliki. Dall’Igna telah mengoleksi gelar GP125, GP250 dan WSBK dengan Brand Apriliia. Buat Gigi, MotoGP bukan hanya gelar Yang belum direngkuh namun juga gelar yang paling sulit ia rengkuh.

Ia percaya ada beberapa pembalap yang bisa memberikannya gelar ini dan salah satunya adalah Jorge Lorenzo. Kehadiran Jorge ke Ducati sudah tentu adalah keinginan dari Dall’Igna dan Ia sangat Marah ketika mengetahui Management Ducati memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak Jorge.

Sulit Menentukan saiapa Yang salah dan benar dalam ketidak singkronan hubungan antara Dovizioso dan Dall’Igna. Keduanya memiliki alasan dan argumentasi masing masing. Ducati Desmosedici sendiri merupakan Motor Yang memiliki Problem endemik dalam hal Menikung dan realitas ini sulit untuk dinafikan. Namun begitu, Fakta Bahwa Ducati memenangkan 13 dari 19 Sirkuit sulit untuk tidak membuatnya masuk dalam jajaran Motor Juara

Selain Realitas angka 13/19 di atas ada pula realitas lain dimana angka ini diperoleh tahun 2018. Tahun 2019 pabrikan seperti Yamaha dan Suzuki mengalami peningkatan signifikan. lalu satu lagi entah kebetulan atau nggak, Performa Dovizioso meningkat ketika Lorenzo hadir satu Box dengannya. Yang jadi pertanyaan adalah, Apakah tahun 2019 ini Andrea sudah memberikan maksimal yang ia bisa saat berbagi Box dengan Pembalap yang ‘nyaman sebagai team mate’ seperti Danilo petrucci ?

Manuel Pecino

110 COMMENTS

  1. kira2 apa yg buat ducati sulit di tikungan, apakah karna kovigurasi mesin dan sasis yg belum padu atau memang ducati di bangun dengan cara menikung yg berbeda

    • satu lagi, secara chassis, Ducati lebih panjang, dan lebih pendek dibandingkan motor V lainnya, terutama RC213V. Karena secara filosofi, Gigi ingin memaksimalkan gaya power and squirt pada mesin konfigurasi V, sehingga dia berupaya membuat motor stabil saat mengerem, dan optimal saat berakselerasi. Pilihan itu bukannya tanpa alasan, sirkuit modern yang sekarang jumlahnya semakin banyak dipakai (ntar bakal ketambahan Kyalami) memiliki karakter yg bisa mengeksplore mesin V.

      Seperti yang Oxley berulang kali sampaikan. It;s difficult to design a complete bike, you had to compromise. Dan kompromi itulah yang diambil Gigi Dall’igna dalam merancang mesin motogp dengan mempertimbangkan medan yg harus dia hadapi…

      • Filosofi ducati memang terkesan ekstrim tapi bisa berhasil karena ducati bikin motor yang di sesuaikan karakter mayoritas sirkuit di kalender motogp. Komprominya sudah bagus sayangnya ducati masih kurang satu formula dalam rumus juaranya, pembalap alien. Performa jorge di 2018 udah sangat potensial sayangnya manajemen ducati udah gak sabaran sama jorge dibekap banyak cidera. Selama ducati gak punya pembalap ajaib, sulit untuk jurdun.

      • Di awal musim, saya berharap Peco jadi pembalap alien tersebut. Tp melihat dia kesusahan beradaptasi dengan GP18, kok saya jadi pesimis sendiri….

      • Bro @Aim -1N lebih panjang lebih pendek dari motor v gmn maksud nya?, panjang apa pendek si?, sasis bisa panjang pendek gtu ya ,kmren udh jd artikel komennya, sekarang bikin bingung

      • Sorry, harusnya ditulis, sasisnya lebih panjang, dan lebih rendah dibandingkan RC213V.

        Mungkin ini yg kemarin dimaksud dengan istilah sasis ndangak dan sasis nunduk.

      • Bro kalau saya ada satu pendapat, kalau ducati mau benar2 bikin motor yang bisa mendominasi yaitu harus melakukan juga pengetesan di beberapa sirkuit yang suhu udaranya cenderung panas, sebagai contoh di wilayah asia dan amerika, ini sih hanya pendapat saja coba bisa di cek hasil2 balap ducati ketika di sirkuit asia dan amerika khususnya pada saat dry race bukan wet race atau dalam cuaca mendung atau malam hari ( qatar )
        sepertinya salah satu kelemahan ducati mungkin pada mesinnya kurang cocok untuk udara panas karena mayoritas mereka melakukan test di eropa yang rata2 suhu udaranya lebih dingin
        CMIIW

      • @boi mungkin penyebabnya Ducati ga boleh masukin Bensin LG ke freezer Kan Ada artikelnya dlu. Cmiiw

      • @boi betul sekali tp ane rasa ga begitu dominan Dan blm begitu pasti. Mengingat dovi nya jg ckup angin anginan performa nya JD ga Ada parameter pembanding di sirkuit yang sama. Cmiiw

  2. Menunggu waktu ducati tenggelam disikat suzuki dan yamaha
    Managementnya kebanyakan ngomong, tinggal liatin aja trus nurut Gigi nanti juga beres

  3. Untuk menang,ducati perlu pembalap macam Stoner dan Marc Marques.
    Tinggal pintar2nya team pencari bakat saja untuk mengetahui potensi calon ridernya.

  4. Dovi itu butuh teammate yg kuat buat memecut dia untuk lebih baik dr teammate nya,karena musuh pertama yg harus kau kalahkan adalah teammate mu sendiri
    Kalo dr awal teammate nya udah suruh ngalah ya gini jadinya

    Beda sama Marquez atau Stoner mau siapapun teammate nya masa bodo,yg penting ngurusin motornya sendiri sendiri

    • Bisa jadi,waktu di tech3 aja saking ga mau kalahnya sama Crutchlow yg sedang naik daun,,,Dovi sampe beli kaliper rem yg cocok sama dia buat M1 dgn dana pribadi dia sendiri (kalo ga salah sih denger dr om Matteo pas masih jadi komentator T7)

    • Apakah prestasi ducati dan dovi tahun lalu karena adanya lorenzo yg memang pintar dalam mengembangkan motor..??
      Kisahnya seperti menyitarkan peran jl99 dalam hal develop motor.
      Saat jl99 di yamaha.. Yamaha jadi motor yg terbaik saat itu.. Begitu juga saat di ducati..
      Dan kisah jl99 itu secara g langsung juga menjadi cerita dari setiap pabrikan yg pernah dinaunginya..
      Pada realitanya.. Setelah jl99 meninggalkan pabrikan2 tersebut.. Prestasinya melorot.. Atau stagnan..

      Wak.. Boleh kiranya kupas cerita jl99 sejak dia di yamaha dan juga di ducati.. Bagaimana peran dia dlm membangun dan mengembangkan motor hingga mendapat predikat terbaik.
      ?☺☺

    • Boleh juga tuh, pembahasan sosok lorenzo selama membalap di suatu tim, apa aja upaya nya dalam develop motor yang butter hammer

    • IMO, kl teammatenya kuat, Dovi malah bakal kesusahan. Yg Dovi butuhkan cuma variabel yang dapat dikontrol. Dia tipe pembalap yg saat situasinya 100% mendukung dan dapat diprediksi, dia bisa meraih hasil maksimal (sampai 110% result pun sy yakin dia bisa). Tapi begitu kondisi tidak dapat diprediksi, atau lawan mulai melawan balik, dia mulai kebingungan. Beda dengan MM93, VR46, AI29, F1/4, AR42 yang kemampuan beradaptasinya terhadap kondisi di atas rata-rata.

  5. Halah,emang dasarnya didalemnya banyak para Mafioso
    Pas udah bener2 Lorenzo putus kontrak motornya tiba2 disadap sampe tiba2 mati dan terpelanting di buriram

  6. Kayaknya internal nya lama lama bakal keropos dari dalam dan runtuh.
    Sekarang aja udah saling tidak percaya

  7. Intinya Dovi tidak punya kemampuan develop Ducati, dovizong br berkembang sejak ada Lorenzo jg,sejak musim 2013 sampe 2018,ngapain aja 1gelar jurdunpun gagal didapat

  8. ducati, seperti halnya ktm dan juga yamaha, bukannya tidak punya masalah ketika hendak merekrut mm. katakanlah ducati berhasil dapatkan mm dan meraih gelar jurdun pebalap, maka akan sangat mudah 80-90 persen publik beranggapan keberhasilan itu karena faktor mm, bukan faktor ducati. hal ini justru berdampak buruk bagi brand image ducati yg sedang dibangun.

    untuk alasan yang sama pula itulah, bos ktm, katakanlah ia punya uang spare 20 juta euro ++ untuk menghire pebalap, tidak berminat untuk menghire mm, dan lebih fokus menghabiskan uang tersebut untuk pengembangan motor.

    untuk jangka pendek 2-3 tahun ke depan, ducati, ktm, yamaha dan aprilia, belum akan menghire mm, karena walopun menghire mm akan meningkatkan peluang jurdun hingga 70-80 persen, dan katakanlah target juara dunia itu tercapai, kontrak tersebut hanya akan menguntungkan mm secara pribadi, tetapi tidak (atau belum) akan menguntungkan pabrikan sebagai sebuah brand.

    • Belum tentu menang juga…

      Marc bukan Stoner. Selain bakat, Stoner punya insting luar biasa.

      Sesederhana itu.

      • rcv lebih sukar ditaklukkan drpd desmo, mm 80 persen jurdun kalo pake duc/yamaha, kalo pake ktm/aprilia chance itu turun menjadi hanya 40 persen.

      • Saya g tau apakah keberhasilan menjadi juara dunia d tahun pertama menggunakan mesin motogp setelah sebelumnya terbiasa menggunakan motor moto2 yg jauh berbeda karakternya dibandingkan motor motogp g bisa dianggap MM punya is ting yang luar biasa……

        • Klo stoner dan mm satu lintasan saya yakin stoner akan bisa ngalahin mm di beberapa seri,tapi jurdunnya saya tetap pegang mm,secara skil mm gak kalah sama stoner,tapi dari segi mental stoner kalah jauh dibanding mm

        • Akur. Satu-satunya kelebihan MM93 dibandingkan CS27 adalah ketahanan mentalnya, he is hard as a nail. Sementara untuk Stoner sendiri, wlpun bakatnya di atas rata-rata, dia suka grogi saat harus fight elbow to elbow.

          Dia mundur dari MotoGP juga karena g tahan dengan dunia di luar balapannya itu sendiri. Hal yang sulit dihindari, terutama di dunia olah raga modern seperti sekarang.

        • @aimin
          yups gue setuju Stoner kadang bisa sangat tinggi nervousnya.

          jadi inget race di Valencia (lupa taun berapa), Stoner mengalami DNS karena crash saat sesi Warming-Up sebelum Start Race

        • Setujuuu!! Mental MM emg juara. Klo non-fan bilang MM kyk robot, ada benernya. Maksudnya, kupingnya sdh tebel, mati rasa sama omongan orang di luar teamnya. Sejak kasus mau pindah ke Andora itu dia sudah gak terlalu peduli media. Karena dia bilang, apa yang aku omongin, dari bahasa spanyol, nanti ditranslate ke Inggris, dari Inggris nanti ditranslate lagi ke bahasa lain, lalu ditambah2i sana sini, sudah keluar dari konteks.

        • Soal mental dan determinasi gw setuju Marc lebih bagus dari Stoner, kalo soal bakat belum tentu…

          Orang banyak prediksi setelah sekian lama lorenzo adaptasi di ducati, dia bakal cepat adaptasi di Honda. Faktanya kan nggak. Prediksi orang salah.

          Begitu juga prediksi zarco bakal p1. Sampai sekarang ternyata belum.

          Bagnaia struggle dll

          So apapun yg belum terjadi bagi gw belum tentu. Marc belum tentu menang pake Ducati.

          Stoner sudah terbukti bisa juara saat Ducati tidak seunggul sekarang. Ganti pabrikan pun bisa juara.

          Unmatured Marc 2015, gagal juara kan ? Itu tahun keberapa dia megang Honda ?

          Setau gw kalo berdasarkan fakta, honda ga pernah jadi motor pabrikan no 3. Kalo nggak no 1, ya nomor 2. Bawa motor top aja bisa p3 2015. Dibawah Rossi coy !

          Marc unbeatable saat ini karena konsistensi, mental, determinasi … itu gw setuju dia belajar dari 2015… jgn lupa yg dia naikin selama ini juga bukan motor kelas dua.

          Iannone curhat kalo hasil jelek musim 2017 selalu dia sbg rider yg disalahkan… bukan suzuki. Belakangan ketauan tahun itu suzuki yg bikin kesalahan. Tahun 2018 silly season start terlalu awal. Dia jadi korban saat justru performa suzuki membaik dan terdepak ke aprilia.

          Kalo ada orang yg bilang 2015 marc p3 karena motornya jelek (marc sendiri ga pernah bilang), hmmm agak mirip mirip ya ama curhatan Iannone.

        • Saya sendiri memiliki pendapat yang berbeda terkait dengan CS27. Dia jadi juara di musim 2007 bukannya dengan motor yang lebih jelek dibandingkan yang lain.

          Seperti halnya Rossi dg M1 2004nya, Ducati GP7 bukannya motor jelek. Memang performance GP6 g terlalu bagus, tp bukan berarti kemudian GP7 juga otomatis jelek. GP7 hanya lebih siap menghadapi regulasi baru dibandingkan motor lainnya. Di paruh musim awal, motor tersebut satu-satunya yg memiliki power lebih besar dibandingkan motor 0,8 l lainnya. Dan extra power mean extra speed, dan artinya lebih sedikit resiko saat masuk tikungan karena g harus mengerem jauh lebih akhir dibandingkan dengan yg lain yg otomatis less risk. Disandingkan dengan kemampuan CS27, otomatis motor tersebut bukan tandingan yg lain. Sementara d musim berikutnya, jumlah kemenangan CS27 semakin menurun (yah wlpun disinyalir ada hubungannya juga dengan masalah kesehatan Stoner), bukan karena GP series berikutnya lebih jelek dibandingkan GP7, tapi karena pabrikan lain (terutama Yamaha) mulai menyusul Ducati shg VR46, JL99 dan yg lain bisa mulai fight dengan CS27. It’s not Ducati didn’t make a progress, it’s the others that made a great leap.

      • @Rian
        tidak sesederhana itu bung
        pola pikir mu lah yg terlalu sederhana
        jangan hanya liat dr bakat & insting si Stoner
        liat juga mental & fisik-nya.
        itulah mengapa (salah satu alasan) untuk orang dgn skill mengemudi setinggi itu, Stoner, dia hanya Jurdun 2x

        sisanya sudah diterangkan dgn cukup baik pada komen bung Aimin diatas

        • #makimaki

          Makanya gw tulis bakat. Gw ga ngeclaim yg lain.

          Stoner punya bakat adaptasi. Dia sudah buktikan dgn juara di 2 pabrikan berbeda… Apa Marc punya bakat adaptasi seperti dia ? Kan belum tentu.

          Sederhana banget. Gw ga pernah bilang Marc ga bakal juara dgn Ducati. Gw ga pernah bilang Stoner unggul segalanya dari Marc. Gw bilang belum tentu.

          Tau gak sih arti belum tentu ? Belum tentu itu bisa iya, bisa tidak.

          Bakat adaptasi sudah ditunjukkan Stoner saat dia ganti pabrikan dan juara. Marc belum tentu.

          Apa Lu bisa jamin bawa motor halus kayak Ya ma ha dia bisa juara ? Bawa motor yg tidak agile kayak Ducati bisa juara ? Ngefans ya ngefans bro, masak lu bisa mastiin masa depan terus ga setuju gw bilang belum tentu.

    • Belum mau atau memang sulit mendapatkan MM…sepertinya ini teori baru tentang motor balap…yg slow memburu juara??

  9. Gigi itu mau nya apa sih ? Heran y ternyata team ducati kurang solid internal nya , dovi itu salah satu rider legend loh , bahkan mm 99 za kalau duel sama dovi, Masih kesulitan untuk overtake, kalau team ducati mau juara support full tuh dovi pgn seperti apa pengembangan motor nya . gAK setiap pembalap bisa pake motor Ducati loh, contoh para pembalap yg mengalami kesulitan dengan Ducati , the doctor za ampe muncrut, setali tiga uang , ingat Jorge Lorenzo cuma crash and crash sampai pernah Kan motor nya di Banting Banting . Dovi sejauh ini pembalap Paling cocok di Ducati setelah era stoner . Just oppinion , kalau banyak salah mohon koreksi

    • Dari dulu juga gak pernah harmonis itu tim merah dr bologna, seharusnya ada intervensi dr induknya

    • Maunya Gigi Dall’igna? Noh udah ditulis di artikel, meraih gelar juara dunia dengan mesin yang dia ciptakan. Dovi menang duel dengan MM (ato JL -situ g jelas nulisnya) juga karena di sirkuit yang memang mengeksplore kelebihan GP, terutama sirkuit yang tikungan terakhirnya model hard braking dan tidak terlalu jauh dari finish line. Tapi itupun MM93 bisa meladeni duelnya sampe akhir lap. sementara di track lain, duel antara Dovi sama Marquez cuma terlihat di lap awal atau pertengahan, setelah itu Marquez pasti bisa bikin gap dengan Dovi. Itupun kl Dovi g jatuh krn under pressure (Valencia 2017, Motegi 2018).

      Dan IMO, Dovi butuh waktu sampe lima tahun lebih untuk bisa mengoptimalkan GP series, sementara JL di tahun keduanya dia bisa menggigit balik. Bahkan saat dibandingkan dengan AI29 sekalipun, saat GP series masih belum optimal sekalipun dia bisa fight ketat dengan MM93.

      Gigi Dall’igna tahu cara untuk meraih gelar juara dunia tersebut, termasuk kepada siapa penunggang motor hasil pengembangannya dia harus bertaruh. Sementara Top Management di Ducati, well, they weren’t as smart as him. Seperti halnya Ferrari yang semakin terpuruk pasca Ross Brawn keluar, mungkin Ducati pun akan seperti itu kl g ada top management yang berkualitas yg berani merombak Ducati.

  10. Weleh.. Dikira tulisan buatan Mas Taufik atau Mas Nugie
    Ternyata buatan Manuel Pecino ?
    Mantan jivva boskuh ??

    Hmm…
    Btw serem juga kalau melihat dari garis besarnya karena bang Dal igna seperti yang kalau sundanya “Ngewa” Ke Dovi.. Kenapa yah.. Apa karena bang Igna melihat performa Dovi yang gk se ajaib mangkues dan siMbah?

  11. ternyata apa yg diminta jolor = apa yg diminta dovi sebelumnya , kalo petrux terus belajar sama dovi , kali aja bisa jurdun 2020 … mungkin

  12. Beda dg sistem organisasi tim Jepang yg lebih rapi, tim dari Italia, y ky gt manajemennya, manajemen spageti. Gigi aj pertama kali masuk Ducati, yg dirombak bukannya motor, malah organisasi dl. Br setelah itu mengembangkan motor. Dan IMO, saat itu di Ducati emang Iannone yg lebih menjanjikan, berani push motor, biarpun suka g konsisten, dan kurang fokus. Satu”nya kelemahan Iannone, cm gaya hidupnya d luar motogp. Sayang top management lebih mempertahankan Dovi ketimbang Iannone saat JL pindah k Ducati. Gigi, is a genius, while Ducati’s management is not so much…..

  13. Setau dan sepenglihatan sy, penurunan determinasi Dovi musim ini dimulai sejak kasus air scoop.
    Entah ada hubungannya atau tidak, bisa jadi memang terjadi sesuatu yg bikin Dovi down. Semacam kecewa, semacam kesal, dsb.
    Mau dibilang motornya jelek, ga juga. Miller dan Petrucci ttp kencang. Bahkan Ducati boys punya senjata baru, hole shot device yg bener2 kepake saat start.
    Menurut sy lebih ke masalah mental. Sorry to say, mental Dovi benar2 payah untuk ukuran pembalap di tim besar.

  14. Sesama Italiano padahal ..
    dulu Rossi-Ducati yaa kurang maximal …
    malah kalau pembalap dr negara lain bisa on fire…

    Ducati motor yg istimewa potensinya sangat luar biasa lihat aja tim satelit dan factory dgn pembalap tergolong rookie beberapa kali bisa kompetitif…

  15. ane rasa JL paling pas di ducati. dy udh rubah riding style sesuai karakter ducati dengan nikung tidak terlalu rebah. GIGI ga salah pengen recruit JL, dy tau JL pekerja keras, dan dy tau kalo JL udh klop cepat kencang nya, maka dari itu gigi sebisa mungkin turutin semua keinginan JL walau mungkin terbentur sama SOP dari ducati sendiri(makanya proses nya lama). logika sederhana kalau emang dovi rider developer adalah kenapa di sachetan kedua rider ducati sampe ubek ubek setingan paduka JL ?

    yang jadi pertanyaan ane. tahun ini ducati ubah sasis atau tidak? jika iya berarti arah pengembangan nya mundur dr tahun sebelum nya dmn JL masih ada. jika tidak jadi pertanyaan dovi saat ini, karena harus nya motor nya tidak banyak berubah karakter nya dari tahun sebelum nya. terus untuk apa ubek setingan JL? cmiiw

    • Udah dibantu regulasi uniform ECU aja masih inferior…coba tuh regulasi ECU uniform dicabut..disitulah letak Ducati sebenarnya..?

    • Saya kira alex marquez hanya akan selevel petrux atau dovi,mentoknya kayak hayden bisa jurdun saat kompetitornya pada kena sial banyak dnf,macam saat di moto3 juara karena saingannya miller krbanyakan crash

    • Tergantung bro.. Kalau dia klop dan gk bikin kesalahan pasti berhasil cmiiw

  16. Menurut ane alasan Dovi masih dipertahankan di Duc ya karena selain dia Italiano, dia juga sebagai market Duc. Padahal dari skill menurut ane masih lebih baik DP9/AB19 atau bahkan JM43 daripada Dovi #IMHO

    • Skill Dovi biasa 2 saja,5 musim di duc2 apa masih kurang membuktikan,zong JURDUN masih aja DIPERTAHANIN,hohe skill diatas dovizong Mash adaptasi aj dah gak sabar, selamat menikmati ,DUC2 WITH DOVIZONG never world champion FOREVER ?

      • Kalau memang alasannya buat jadi ambassador terus mengapa mereka gk mempertahakan si Iannone aja..
        Secara meski gk konsisten tapi kali lama ditempa cocok kok dan magnificent tentunya.. Hehehe

  17. Ga percaya sama pembalapnya kenapa jadi Honda yg salah kalo buat motor khusus marc?! Honda punya mata sejak pembalap usia 12th…hehehe

    • Kalau yang ‘nyalahin’ honda kan ciabatti
      yg gak percaya sama dovi kan si gigi

      kayaknya petinggi ducati emang gak searah

  18. lorenzo kemarin itu udh sangar sih sebenarnya.. walaupun msh sulit rasanya buat juara tapi klo lorenzo saat ini msh di ducati dan melihat performanya musim lalu saya yakin musim ini klo dia msh di ducati dia pasti lawan terberat marq di pack terdepan..

      • Lah kan jl yang ngontek puig kalau rcv 213V yang satunya lagi buat dia. Dan ketika ngontek puig pun Jl sudah tau kalo ga diperpanjang kontraknya sma duc2.. ?

        • Sama-sama butuh. Puig juga butuh JL (target utamanya sih Zarco, cm kok y bejo dapat JL).

          Prinsip Puig, untuk mendorong pembalap mereka berkembang, bikin kompetisi diantara mereka. Kl pembalap utama mereka gagal, y berarti cuma sampai di situ bakatnya. Dan JL pernah melakukan peran yang sama di Yamaha, saat dia direkrut untuk mendorong Banteng senior agar lebih berkembang, dan akhirnya malah JL bisa menggeser dan menjadi Banteng tersebut. Kl kata Mufasa, y itulah “circle of life” di MotoGP.

          Kl tujuan utamanya merekrut JL untuk mereduksi Ducati performance, itu cuma bonus. Emang dasarnya Ducati hobi nembak kaki sendiri, termasuk dengan keputusannya tidak memperpanjang kontrak JL.

    • ??dovizong kayak anak yg gak dianggap , harusnya sadar diri lah, sejak 2013 gak pernah JURDUN, alamt kalo sampe akhir musim 2020 gak jurdun “say goodbye”dari duc2, balap MotoGP makin ketat,

  19. Satu2nya pembalap yg bisa jabanin Marc secara skil, mental dan konsisten sbnrnya cuma jorge leres saat ini khususnya di mesin 4 online, sayangnya makin lama terpuruk cedera karena penyesuaian dgn tunggangan di tambah kejar gaji besar, gk bisa deh suzuki rekrut

      • Kl menurut saya sih, Iannone diganti bukan karena mencari talenta muda, tp lebih karena Manajemen Suzuki (dan mungkin termasuk Brivio), kurang cocok dengan lifestyle Iannone. Mengganti Iannone dengan Mir, dan menjadikan RIns pembalap utama, menurut saya pun pertaruhan serius bagi Brivio, terutama saat Suzuki sudah mulai menemukan form untuk GSX-RR. Dan hal itu pun terbukti dengan dua kali hilangnya kesempatan point maksimum Suzuki.

  20. Siapa suruh buang si ian29 yg jelas2 mental fightnya bagus kalau pakai ducati.
    Boro2, e malah ambil dovisiozonk.

  21. Pengen motor bisa juara? Panggil marquez atau stoner. Pengen motor jadi yang terbaik? Panggil lorenzo atau rossi in his prime

    • Untuk Rossi, I beg to differ. Untuk JL, ibarat kata kalo udah biasa masak buat Mertua yg rewelnya minta ampun, setelah itu masakin siapapun pasti enak.

      Sementara untuk Rossi, dia pembalap yang bisa memaksimalkan performance motor, terutama dengan kemampuan late brakingnya, G ada yang bisa membantah pernyataan itu, termasuk Marquez sekalipun. Tapi untuk mengembangkan motor, rasanya dia g punya kemampuan seperti itu. Melihat pengalamannya di MotoGP, kecuali Ducati, motor yang dia gunakan sudah siap dimaksimalkan. NSR-500, RC211V, dan Yamaha M1. Entah kenapa saya merasa isu “Rossi bisa membawa Yamaha M1, yang selalu meraih hasil jelek, menjadi motor juara” is a myth. Karena M1 yang dia pakai sejak musim 2004 berbeda 180 derajat dibandingkan M1 di periode awal gelaran MotoGP.

  22. Dulu saat race si Gigi sering duduk di kursinya JL kan wak ? Mungkin saja itu salah satu bukti kalau si Gigi lebih suka sama Lorenzo dibandingkan Dovi

    • JL itu anak asuh gigi saat masih di 250cc dan gigi mengantarkan JL jurdun dengan Aprilia…

      Makanya dia yang getol pengen JL jadi pembalapnya…begitu dapet, ga taunya si bigboss ga sabar dengan performa JL, akhirnya cabutlah si JL dari Ducati…

  23. Sebenarnya waktu itu dovi sudah dikasih resep oleh stoner bgmn cara menunggangi desmo sampai menjadi jurdun …..tapi dovi menolak

  24. Kalo menurut saya pabrikan yang balance itu Honda,power dan tikungan pas tidak mencolok Ducati ngandelin power dan Yamaha ngandelin tikungan,betulkah hehe

  25. udah bang dovi ,pindah aja jangan diducati, ducati udah ngak percaya ame lu, pindah ke tim yg percaya ame lu aja, gw percaya ko kalo lu itu pembalap yg hebat, ke suzuki ,apa ke honda aja, gw yakin lu bakal lebih baik di tim lain, hidup dovi✊✊?semangat terus???

  26. AD04 rider bagus syg nya kurang konsisten.. 2017-2018 musim terbaik ducati, sementara JL99 msh beradaptasi AD04 udh bs memaksimalkan desmo, mgkn musim itu kesempatan satu2nya ducati mrengkuh gelar, klo aja AD04 mmng rider brmental jurdun.. andai tandemnya msh JL99 skrng niscaya MM93 akan sangat bekerja keras d tiap seri 2019.. Kita simak aj 5 taon lg, siapa rider yg bs menggoyahkan MM93.. Krn prediksi ane Mm93 it cm bs d kalahkan dgn konsistensi.. Kita doakan ad Rossi baru lahir kembali utk mengimbangi marc..!! MM93=thanos??

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP