Sunday, 17 November 2024

Rekap Championship Pasca MotoGP Austin 2022 . . Honda Di Dasar Klasemen!

TMCBLOG.com – Enea Bastianini menjawab keraguan banyak orang soal performanya setelah merengkuh gelar juara seri MotoGP keduanya di CoTA – Austin USA. Enea berhasil konsisten tetap di barisan depan sepanjang waktu, membuntuti di belakang Jorge Martin dan Jack Miller hampir sepanjang waktu, untuk meluncurkan serangan pamungkas pada lima lap terakhir yang ia pupuk selama berlap-lap di awal: durabilitas ban. Bicara soal ‘Nursing The Tire’ Batianini bisa dibilang memang jagonya, ia cerdas dalam memanage ban di atas GP21 dan dengan keadaan grip ban Hard-Soft yang memadai akan membuat siapapun kesulitan membendungnya setelah berhasil melewati dua Ducati GP22 di depan. Sementara itu Jack Miller kembali harus puas finish di tempat ketiga setelah tidak dapat menahan kekuatan Alex Rins yang tampil konsisten juga di akhir pekan CoTA. Rins sendiri  mempersembahkan podium ke-500 untuk merek Hamamatsu di kejuaraan dunia. Dengan kemenangan Bastianini, lengkap rentetan puasa gelar juara seri buat pabrikan Jepang di enam balapan terakhir sejak Portimao 2021.

Beberapa wakil pembalap yang mengedarai motor Jepang memberikan pendapatnya. Fabio Quartararo misalnya ia mengatakan bahwa Yamaha belum siap untuk podium di Austin “Sejujurnya, ketika kami berada di trek seperti ini, kami belum siap untuk memperebutkan podium. Tapi sekarang kami akan pergi ke Eropa, trek yang lebih baik, saya pikir, bagi kami dan saya akan melakukan segala yang mungkin untuk memperjuangkan kejuaraan.”

Alex Rins sendiri mengungkapkan alasan kenapa Suzuki belum bisa melewati Ducati GP21 di Austin; “Saya pikir kami telah melakukan lebih baik dari tahun lalu di Suzuki, kami telah meningkatkan mesin, kami tidak kehilangan banyak di trek lurus, tetapi kami perlu bekerja pada aerodinamis, karena di tikungan terakhir, di 11 dan 12, kami kalah sedikit dalam aspek ini, pasti Suzuki akan mengerjakannya.”

Berkat kemenangan keduanya di musim ini di CoTA, Enea Bastianini kembali memimpin championship dengan nilai total sementara 61 poin. Ia hanya berjarak 65 poin dari Alex Rins yang bermodalkan dua kali podium juga di Argentina dan Amerika. Sementara itu Aleix Espargaro yang sempat memimpin klasemen pasca Argentina harus rela turun ke posisi tiga sementara setelah hanya mengumpulkan 5 poin dari CoTA.

Yamaha teratas ada di Quartararo posisi lima diikuti pembalap KTM teratas Brad Binder di posisi 6. Terlepas hasil buruk karena Stomach Bug di CoTA, pembalap Honda teratas tetap Pol Espargaro di posisi 11. Sementara Marc Marquez di posisi 13.

Satu-satunya pabrikan yang dalam 4 seri pertama MotoGP 2022 selalu naik podium adalah Ducati. Dan oleh sebab itu pabrikan asal Borgo Panigale ini anteng berada di puncak klasemen sementara pabrikan dengan perolehan 86 poin. KTM menyusul di posisi dua dengan gap 27 poin disusul oelh Suzuki. Sementara itu Honda berada di dasar klasemen dengan jarak 52 poin dengan Ducati di tempat teratas.

Dengan konsistensi dua pembalapnya yang selalu memiliki kombinasi poin tinggi, Suzuki Ecstar sementara memimpin klasemen team disusul oleh Red Bull KTM dan Aprilia Racing. Menarik melihat Ducati yang memimpin klasemen pabrikan namun tim dengan poin tertinggi hanya berada di posisi 4 diwakili tim dengan motor tua yakni Gresini Racing.

Enea Bastianini memimpin klasemen umum tentu secara otomatis memimpin klasemen pembalap tim satelit/independen. Namun kali ini jaraknya dengan nomor dua cukup jauh yakni 30 poin dengan Johann Zarco dari Pramac Racing. Pertarungan perebutan konduite di mata Ducati Corse untuk tempat tim factory tahun depan makin menarik setelah Enea memiliki poin lebih baik dari ‘anak emas’ Ducati Corse yang semenjak rookie sudah dikasih motor factory yakni Jorge Martin.

Sementara itu karena nilai point dari tim Gresini Racing hanya diperoleh dari Enea Bastianini (Digia belum menorehkan poin satu pun) maka tim warisan Fausto Gresini ini memimpin tipis hanya dua poin dari kejaran tim milik Paolo Campinoti – Pramac Racing. Posisi top 3 sementara di klasemen ini dihuni semua oleh tim satelit Ducati.

Karena di Amerika semua rookie tak ada yang meraih poin, maka klasemen Rookie of The Year sementara masih dipegang oleh Marco Bezzechi dengan 7 poin. Dua rookie yang belum meraih poin adalah Fabio Digianantonio dan Raul Fernandez.

Bicara top speed yang direkam speed trap di CoTA, terlihat Aprilia RSGP mulai menyamakan top speed dari Ducati GP22 maupun GP21 di CoTA yakni 346,1 km/jam. Namun begitu direrata 5 top speed tertinggi yang terukur Enea Bastianini dengan GP21 adalah yang teratas dengan 345,4 km/jam. Di dasar klasemen hadir KTM dan Yamaha dengan perbedaan top speed tertinggi bisa sampai 13 km/jam dengan motor Ducati/ Aprilia tercepat.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

62 COMMENTS

  1. Alex Markus parah beud asli. Performanya ga mencerminkan mantan juara Moto3 dan Moto2.
    Padahal di musim 2020 dia lumayan loh, kenapa makin kesini makin amblas? wkwkwkwk

    • ITULAAH saya bingung Om.

      Padahal relatif gaada kasus atau terganggu apaan tau sama media

      Jadi yg nuduh kkn jadi makin seneng kaan

        • Padahal basis Rcv berdasarkan data dan masukan Pol esp Taka dan Alex M. Kenapa Pol Esp cuma bagus seri awal doang.. Marc Memeng belum kembali 100 persen. Tapi kegigihanya di COTA adalah tanda bahwa dya masih mampu bersaing.

    • Sebenarnya dia punya potensi bisa kompetitif di RHT jika kontraknya tetap masih di perpanjang,ini mirip kasusnya ama tohru ukawa,di rht bisa lah podium skali”,eh giliran pindah ke camel hodna langsung melempem prestasinya… Satelit ama pabrikan jelas beda beberepa isi dalamnya walau di kontrak langsung ole haercee, intinya ada yg tidak dimiliki tim satelit dari pabrikan utamanya…

  2. Emang 2022 ini, ngga ketebak sih permulaan musim nya. Yang dijagokan semua nya belum juara, baik Quartaro, Pecco, bahkan Marquez. Bahkan, team factory tiap pabrikan seakan belum klop dengan motor mereka. Seru banget.
    Tapi, ya kayak nya, sudah pasti sih yang dapet kursi di Factory Ducati bareng Pecco, ya Bastianini. Kecuali Quartaro dibajak Ducati. Dan BAstianini ke Yamaha. Apa ngga ngeri tuh? LOL

    • nngeri ngeri sedap, karena mereka belum tentu bisa langsung kompetitif macam zarco, jl & dovi. bisa jadi taji bisa jadi gk brtaji

    • motor itali idealnya pembalap itali begitu moto orang itali, bicara soal nepotisme, mafia itu artinya keluarga. kalo performa enea konsisten tentunya.

  3. Semenjak era micelin dan penyeragaman elektronik ini lah jadi dinamis papan klasemen, beda dengan jaman ban Bs dan elektronik inhouse yg juara gak hodna atau yamahaaa..

      • Menurut ane ada kelemahan ducati yg terlihat jelas dari musim2 kmrn, blue print arah pengembangan motor juara, dah gitu aja, segitu bagus pecco musim lalu, malah kesulitan dengan motor barunya
        Talent bagus bisa malah jadi mubazir

    • Ducati selain kebanyakan motor jg kebanyakan talent, tapi konyolnya mereka selalu buru2 perpanjang 1 kontrak rider pabrikan bahkan sebelon keliatan performanya taon ini. Begitu dia ga perform makin botak dah tu kepala mikir siapa 1 yg dinaikin ke factory, siapa rider satelit bagus yg harus rela diembat pabrikan laen. Coba ga buru2 perpanjang Piccolo, naikin Martin ama Bastianini tinggal sodorin kontrak baru aja. Klo macam Ducati sih, gw rasa mereka bisa bikin policy yg dinaikin ke factory adalah yg jurdun ato penantang jurdun. Klo gitu pasti motivasi pembalap lebih baik lagi, jurdun bisa dikejar, rider bagus bisa dipagar.

      • sesuatu yang dikritik suppo terkait kebiasaan baru di GP saat ini yang dianghgap “merugikan” pabrikan, lihat suzuki belum satupun yang diperbarui, dan bagi Suzuki jelas mempertahankan keduanya adalah opsi pertama, namun suppo lebih memilih menunggu hingga pembalap berjuang demi tempatnya dan jelas disini pembalap dan pabrikan tidak ada yang dirugikan.

  4. yakin lah sy marc jurdun tahun ini asal gk cidera dia bakal konsisten podium, ada hal positip mnurut saya di cota x ini krn dia start dr blkang dan push on the limit jadi dia tau karakter new rcv bagaimana motor itu digeber sama godek2 gk karuan dmn oembalap laen busa ndlosor… jadi kita lihat paruh musim kedua marc udh nangkrung di 3 besar

  5. Sekencang-kencangnya Ducati masih kencang Suzuki, buktinya Rins yang Star di posisi 7 dan saat permulaan Race berada di posisi 8 mampu mengovertake 6 motor barisan didepan, klo saja Lapnya ditambah 3 lap lg, Enea Bastiani jg bisa dilipas sama Rins padahal CoTA bukanlah trek favorit Suzuki.

  6. seri Eropa yg bakalan jadi pertarungan sesungguhnya, seperti kata Fabio, gw yakin nama2 unggulan kyk Pecco, Fabio, dan Marc bisa merebut puncak klasemen dari Enea,

    • mudah2an Konsistensi Suzuki meningkat dan makin kompetitif setelah masalah aerodinamk-nya teratasi, biar DUcati ngga ngelunjak dan biar lebih disegani di Grid, setelah selalu diremehkan

  7. Permisi pak haji, ini ada yang agak rancu sepertinya, Ia hanya berjarak 65 poin dari Alex Rins yang bermodalkan dua kali podium juga di Argentina dan Amerika.

    • Yang katanya alien… Pasti makin nyesel lompat ke motobiji… Aturan kalau masih di moto2 raul peluangnya besar buat juara.. Oi agura dan somkiat aja bisa 2x podium. Kalau stay di moto2 pasti raul mendominasi dan makin mateng. Yah tapi nasi telah jadi bubur

      • katiyem kawatir Raul Lemos dibajak yams, makanya dipagerin, loncat kelas dan ditaro di satelitnya.. orangnya jg kayak setengah hati ke motibiji, mana dalam keadaan gak 100% itu kan karena abis cedera.. tp yaudah udah terjadi..

  8. agak gmna gitu sma yamaha, 4rider yg nampol cma tartar.. apa tuh motor tartar sentris?
    ksian bgt rider lain.

    btw perhitungn poin pabrikan gmna
    enak donk ducati mreka pnya 4tim 8pembalap
    bsa dpt poin terus walo nyicil..
    dan kasian suzuki/aprilia cma 1tim

    • Masih Lorenzo sentris gw rasa, sayangnya yg karakter balapnya mirip Lorenzo baru Quartaro. Morbidelli bisa bawa M1 kedepan pake gaya dia sndiri, tapi sayangnya punya cidera yg ternyata parah jg selain bikin absen lama jg bikin performa menurun drastis.

    • H dan Y

      2 pabrikan tersukses dan tersultan sepanjang sejarah.

      Saat ini kita liat bertumpu ama 1 talent. Udah kayak tim kelas teri yg mentok sana-sini kehabisan rider kartu as. There must be something wrong

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP