TMCBLOG.com – Jumlah hari pengetesan yang kian sedikit memaksa pabrikan MotoGP langsung tancap gaspol di hari pertama dari total 3 hari Shakedown Test dengan menghadirkan banyak inovasi baru. Dan yang menarik memang adalah sesuatu yang bersifat fisik yakni solusi dari sektor aerodinamika yang diperkirakan memang hadir cukup ‘panas’ minimal dari dua pabrikan asal Italia yang terkenal kuat di area ini; Ducati dan Aprilia. Pertama dari Ducati dulu nih yaa.
Secara umum seperti yang sudah kita baca di artikel sebelumnya Michele Pirro memulai kerja untuk mencoba meletakkan dasar setup Ducati Desmosedici GP23 bagi juara dunia Pecco Bagnaia dan Bastianini menjelang race pembuka musim 2023 ini. Pabrikan Borgo Panigale membuka 2023 dengan aero-fairing baru untuk dipamerkan, dan Pirro menguji dua spesifikasi fairing GP23. Pembalap Italia itu membukukan waktu putaran terbaik 2:02,115.
Pabrikan Eropa memang fair, walaupun Ducati adalah pionir dalam solusi aerodinamika, namun ketika mereka pikir solusi mereka kurang efektif bila dibandingkan solusi pabrikan lain, mereka tak sungkan untuk menggunakan solusi yang terlebih dahulu dikembangkan oleh pabrikan lain. Dalam hal ini kita bicara soal solusi model fairing bagian samping Aprilia RS-GP dengan shape yang membentuk sebuah tunnel venturi yang dihadirkan pabrikan asal Noale tersebut semenjak 2022 dan sudah lama dikenal sebagai ground effect aerodinamika ala mobil Formula 1.
Menariknya dari dua spek fairing berbeda yang dipakai oleh Ducati Desmosedici GP23 Pirro, keduanya sudah tidak lagi menggunakan solusi downwash duct. Solusi fairing pertama menggunakan solusi yang benar benar terinspirasi fairing Aprilia dimana bentuk tunnelnya begitu kentara. Tunnel ini ditengarai akan membentuk ground effect seperti floor bawah mobil Formula 1 ketika motor dalam keadaan miring rebah dan tentunya menghasilkan downforce yang menguntungkan manuver motor pada saat menikung.
Sementara pada solusi kedua Ducati tidak menggunakan tunnel ventury effect, namun mereka menggunakan sebuah winglet kecil yang bentuk flap sayapnya mengarah ke atas dengan model mirip seperti flap wing di ban depan Formula 1 yang dipakai semenjak 2022 namun dengan posisi terbalik. In fact solusi pertama juga sebenarnya menggunakan wing kecil ini. Yang jadi pertanyaan apakah wing ini juga berfungsi sebagai pembentuk ventury effect (akan menghasilkan downforce), atau punya fungsi lain seperti meminimalisasi turbulensi (wake)?
Diperkirakan Ducati sedang berupaya mencari solusi paling efisien dalam artian memberikan downforce paling pas seperti yang mereka butuhkan dari kedua desain fairing ini. Kepo juga sih sebenarnya ingin tahu apakah fairing dari GP22 yang dipakai oleh ke empat pembalap Ducati lainnya dari Gresini Racing dan VR46 Mooney juga akan melepas downwash duct dan mengaplikasikan ground effect fairing juga . .
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Lha wingletnya pakai motif papan catur juga
paling gak downwash konyol udah ilang
sebenernya ada 1 detail menarik yg TMC gak highlight, kok ada NACA duct nyempil di fairing…
Yes notice kok, malah NACA duct di RC213V yang Bradl pake di Shakedown test lebih banyak dari yg ada di Ducati Pirro ini.
Cuma, belum atau itu arahnya kemana. Yang pasti NACA scoop di situ sesuai fungsinya, lubang ventilasi yang gak ganggu drag dan untuk pendinginan sesuatu di dalem body fairing.
terus kamu notice gak, kalo nomer balap nya 51 tapi handguardnya nomer 63..?
hahahaaa…
ada kemungkinan naca duct nya dibuat untuk ngarahin sebagian udara lewat detail inner fairing yg kita belum tau mas nugi. Bisa jadi naca duct menchannel udara misa ke bagaian bawah/samping fairing, jadi ketika posisi leaning naca duct berfungsi sebagai channel udara low pressure dibuat seperti kondisi ground effect.
aerodinamika yang rumit memang
Aerodinamika motor MotoGP lebih susah dipahami daripada aerodinamika F1 menurut saya…
F1 lebih kompleks tapi lebih mudah dipahami nah kalau MotoGP ini part aerodinamikanya hitungan jari tapi bener-bener gak tahu fungsinya buat apa dan bagaimana caranya dalam membantu menaikkan performa menikung misalnya…
Lebih mudahnya begini, parts aero yg gunanya untuk bantu motor di tikungan itu cenderung posisinya vertikal dan biasanya ada di area samping fairing.
Contohnya kayak downwash duct Ducati, itu berfungsi saat motor ‘nempel’ ke aspal dimana terowongannya buat memandu motor ke arah dalem tikungan. Pas di straight gak fungsi karena flow udara terpecah oleh ban depan ke arah samping (sidewash effect).
Atau fairing cembung airfoil/aerofoil ala Aprilia yang sekarang di-copast Ducati yang berfungsi saat bagian itu nempel ke aspal. Terjadi gaya suction atau ‘menghisap’ yang bisa bikin motor anteng seakan lengket ke aspal dalam posisi rebahan.
fairing aerofoil yang fungsinya buat menghisap itu apakah efektif karena saat nikung kan gak bisa nempel banget sama aspal jadinya jarak antara tanah dan fairing agak jauh dan kalaupun bisa dekat karena motogp perubahan arahnya bisa cepet banget, di tikungan juga gak lebih dari 10 detik dan tidak ada sideskirt/seal buat menambah efektifitas dari suction aerofoil? jadinya bikin saya bingung apakah beneran efektif dan apakah fungsinya seperti yang kita perkirakan saat ini atau malah beda? beneran bikin bingung
1. Nempel maksudnya mepet aspal, bukan nempel permukaan ketemu permukaan. Coba googling venturi effect, ground effect, airfoil lift force (yang ini tinggal dibalik aja posisinya makanya jadi downforce). Kalo bisa yang artikel asli berbahasa Inggris yak, biar gak ada saduran istilah yang bikin bingung.
2. Fairing dgn model airfoil jelas terbukti efektif, buktinya RSGP 2022 bisa meningkat cornering speed dan akhirnya dicopast Ducati.
3. Perubahan arah motor diakalin sama fairing atas yang super ramping, makanya motor2 pabrikan Eropa sekarang punya jarak body yang jauh sama ban depan dan keliatan cingkrang.
4. Sideskirt gak selalu perlu, semua tergantung desain keseluruhan dan goal behavior motor yang mau dicapai.
Pada intinya; angin itu ghaib, zat yang ada dan bisa dirasakan tapi gak keliatan. Tambah lagi bahas soal aerodinamika mesti ngerti hukum dasarnya dulu biar paham.
semua inovasi demi mengejar “MARGINAL GAIN”.
Akumulasi marginal gain adalah total domination.
sudah kuduga, tp lagi2 Gigi nambahin sesuatu yg baru lagi dr inovasi yg sudah ada,
waktu unveil livery kemarin sih dia memang bilang kalau bakalan ada inovasi baru buat aerodinamikanya dan, tara mak jreng.
airducknya udah gak pake bentuk M
bakal dicontek pabrikan jepang jg kah?
ducati berkembang makin superior di tikungan tiap tahun nya
dulu sekali ada tagline
“INOVASI TIADA HENTI”
Kini…inovasi yang terhenti bahkan segera mati
wakakaka boleh ne idenya kang biar hemat
balikin ecu inhouse biar gk omr ecu.
Hmm.
ECU wajib seragam.
fairing juga seragam.
masuk akal…