TMCBLOG.com – Jelang digelarnya test resmi Valencia pada pagi hari ini waktu setempat, Komisi GP secara resmi mengumumkan kepada publik pemberlakuan sistem konsesi baru untuk kelas MotoGP yang mulai berlaku secepatnya di musim 2024. Regulasi sistem ini bukan tambahan melainkan menggantikan sistem konsesi lama MotoGP yang referensi penerapannya berdasarkan poin pembalap.
Pada sistem konsesi lama, tidak akan mungkin satu pabrikan memperoleh konsesi saat pembalapnya meraih podium atau kemenangan dalam satu balapan kering. Namun dalam sistem baru ini kondisi memperoleh podium atau bahkan kemenangan seperti yang diraih Honda dan atau Yamaha di 2023 tetap memungkinkan kedua pabrikan Jepang ini mendapatkan kemudahan konsesi selama musim 2024.
Di sistem konsesi terbaru, update status konsesi tidak hanya mengenai pabrikan ‘terlemah’, namun juga ‘pabrikan terkuat’. Ini bisa terjadi karena yang menjadi benchmark adalah persentase dari rasio poin yang telah diperoleh pabrikan dengan total poin keseluruhan yang mungkin diperoleh pabrikan pada dua kurun waktu.
- Jendela/kurun waktu 1: Dari event pertama hingga event terakhir musim ini.
- Jendela/kurun waktu 2: Dari event pertama setelah larangan tes musim panas hingga event terakhir sebelum larangan tes musim panas dimulai pada musim berikutnya.
Secara umum jumlah total poin yang mungkin diperoleh pabrikan pada musim 2023 adalah 25 poin x 20 (Grand Prix) balapan + 12 poin x 19 (Sprint) balapan = 728 poin. Dan kategori pabrikan dikelompokan sebagai berikut :
Dan sampai dengan akhir musim 2023 kemarin diperoleh hasil, sebagai berikut;
Ducati: 700 poin = 96% (Peringkat A)
KTM: 373 poin = 51% (Peringkat C)
Aprilia: 326 poin = 45% (Peringkat C)
Yamaha: 196 poin = 27% (Peringkat D)
Honda: 185 poin = 25% (Peringkat D)
Melihat perhitungan di atas dan menyandingkan dengan regulasi pada tabel sebelumnya maka di musim 2024 yang akan datang :
- Ducati (rank A) akan kehilangan kesempatan wildcard musim depan,
- Honda dan Yamaha yang berada di rank D meraih konsesi yang membuat kedua pabrikan ini dapat mengambil bagian dalam kebebasan pengujian privat, mendapatkan lebih banyak alokasi mesin, lebih banyak alokasi ban test dan kebebasan untuk mengubah desain mesin mereka selama musim berjalan.
Jika pabrikan berubah peringkat (naik atau turun) selama ‘Window 2’, hal berikut ini yang akan terjadi . .
Bersifat langsung (pada musim 2024) :
- Jumlah ban test akan dikurangi atau ditambahkan sesuai dengan hasil perhitugan dan peringkatnya – kecuali pabrikan telah menggunakan lebih banyak ban daripada jumlah ban yang telah dikurangi.
- Perubahan test private dengan atau tanpa pembalap yang dikontrak.
- Perubahan status test di sirkuit GP mana pun atau di tiga sirkuit yang ditunjuk pabrikan selama sisa musim ini.
- Jumlah wildcard bertambah atau berkurang. Hal ini termasuk pembatalan wildcard apa pun yang telah disetujui oleh GP Commission untuk periode setelah pelarangan pengujian.
- Pembaruan model perangkat aerodinamika akan dikurangi atau ditambah sesuai peringkatnya (kecuali pabrikan telah menggunakan lebih banyak spesifikasi aero-fairing/winglet daripada yang dikurangi).
- Jika turun dari rank/peringkat C ke rank D: Tunjangan mesin akan ditingkatkan, spesifikasi mesin tidak lagi dibekukan, dan satu pembaruan aero-fairing/winglet lagi diperbolehkan jika iterasi sebelumnya dibuang.
Untuk musim berikutnya (berlaku untuk musim 2025) :
- Jika berganti dari rank/peringkat D ke C: Tunjangan jumlah alokasi mesin akan dikurangi, spesifikasi mesin akan dibekukan KECUALI pabrikan kembali ke rank/peringkat D pada akhir musim.
Jadi seperti itulah detil dari peraturan konsesi terbaru yang sudah disahkan dan disetujui untuk diberlakukan mulai dari musim 2024 mendatang. Tidak hanya membantu pabrikan yang sedang struggling pada musim sebelumnya ataupun pada musim berjalan nantinya, namun juga bersifat untuk menghentikan dominasi pabrikan agar bisa mengembalikan keseimbangan kompetisi MotoGP.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
semangat
belom beranikah pake ecu inhouse?
Alah dulu juga jaman ecu inhouse banyak dikritik sana sini karena peran skill pembalap jadi gak kelihatan karena semuanya diatur elekronik tinggal gas aja. inget banget dulu jaman marc pertama masuk dan mendominasi banyak dibanding”in sama pembalap jaman gp500 dan stoner. Dibilang marc mah cemen motornya gampang tinggal gas doang ga pake skill dan mikir panteslah gampang juara wkwk
gampang juara?
Dulu dibanding2in, gk taunya prestasinya marc malah melewati 2 rider diatas
wow, kalau boleh update engine, harusnya H dan Y bisa kembali kompetitif
Kalau tahun 2024 Marc Sukses menaklukan Ducati.
Bakal dapet Grade A lagi nih ducati. Jadi tahun 2025 bakal sulit buat Ducati. Waktunya pabrikan lain naik.. bisa dibilang oke lah konsesi baru ini
Pirlo bakan fokus balapan lokal dan siap dipanggil sewaktu2 untuk jadi rider pengganti.
Tapi masalahnya ducati terlalu OP, ktm dan aprilia pun yg udah duluan dapat konsesi tidak mampu mengungguli ducati, hanya mampu mendekati.
yamaha dan honda artinya bisa test dan gonta ganti mesin selama musim berjalan, yooo angin segar ini, harusnya bisa dengan mudah akslerasi pengembangan mesinnya,tp efeknya tahun 2024 pembalapnya yg dikorbankan, soalnya test motor sambil balapan
Yha daripada keenakan sunmori, mending sekalian sunmori tapi sambil develop 😂
Aturan kayak gini ini sebenarnya kurang adil. Ducati do diligent selama 4 tahun terakhir dan berhasil merakit motor yg seimbang dan cepat di semua sirkuit. Pabrikan lain yg kalah dalam pengembangan motor dikasih ‘cara mudah’ buat ngejar.
Efek negatifnya, ketika semua sudah kompetitif. Aturan ini bisa diakali, jadi poin nanti bisa diatur tiap balapan. Bisa aja Ducati sengaja ngerem performa biar turun ke posisi dari A ke B atau C, untuk dapat test lebih banyak. Akhirnya, Grand Prix berjalan bukan dengan konsep siapa cepat dia menang, tp manajemen posisi konsensus untuk raih juara dunia di tahun ini atau tahun depan.
Sorry to say ” berhasil ” dengan kemudahan regulasi ygy … Setelah semuanya diseragamkan dengan part Ducati banget.. barulah kompetitit itu hadir di kubu Ducati Corse
Dahlah semua juga tahu apa itu ECU Pirelli yang dipaksakan ke Honda , Yamaha adalah sesuatu part kemunduran bagi Honda Yamaha, Ta ta ta tapiiii kan waktu itu Honda masih jurdun, iya dengan keahlian si Marc Honda jurdun, dengan riders sekaliber Pedrosa prestasi Honda sebenarnya, hingga blangsak sampai kini…
Dorna mengerti mereka kebablasan hingga dibuat lah aturan baru ini.
Bukannya perubahan konsensi ini disetujui oleh Ducati juga? Yang artinya buat mereka gak masalah, justru malah bikin persaingan lebih baik.
Tapi gw setuju sih sama pendapat lu soal “manajemen posisi konsensus” tersebut.. menarik untuk dilihat kelanjutannya seperti apa.
Iya bang, Ducati ‘terpaksa’ setuju karena kalo aturan ini ga goal, Honda dan Yamaha kemungkinan ngancem keluar dari MotoGP.
Soal manajemen konsensus, takutnya nanti hanya ada 1 pembalap dari tiap pabrikan yg dipush buat jurdun. Pembalap kedua atau pembalap dari tim satelit harus balap dengan konsiderasi raihan poin pabrikan buat nentuin mau di grup A, B, C, or D
Mudah dan sulit itu relatif
Ducati (dan merk eropa) perkembangannya pesat karna develop nya “real-time” karna markasnya disana. beda dengan pabrikan Jepun. Justru dalam develop ini pabrikan Eropa “dimudahkan” karna selain markas di eropa, pabriknya juga disana. Tentu bagi pabrikan Jepun ini sulit.
Jadi mudah dan sulit itu relatif bagi tiap2 pabrikan.
iya setuju ni,jaman sekarang jd trend dimana-mana,yg kencang dihukum,yg lemot dikasi kemudahan.
dulu alasan aturan pembekuan pengembangan mesin kan buat membatasi anggaran,nah sistem konsesi baru ini justru menetralkan itu,sekarang honda bisa bebas dong jor2an menggelontorkan dana buat riset mesin mereka.
4 tahun belakangan mah ducati lebih tepatnya hanya tinggal memanen KEMUDAHAN REGULASI yg mereka dapat bertahun2 sebelumnya.jadi intinya sama aja..karena saat jejepangan sangat superior dulu sebenarnya ducati pun di beri CARA MUDAH biar bisa kompetitif(yah walaupun suangat lambat progresnya)
Kemudahan regulasi untuk keseimbangan persaingan MotoGP yg diterima Ducati ini penyeragaman ECU bang (itupun berlaku untuk semua tim) meski ada bias, ECU ini lebih nguntungin pabrikan Eropa. Tapi di 2018 sampe skrg, di era Gigi Dall’Igna terutama Ducati jadi pemimpin inovasi di MotoGP. Absen aja bang, mulai dari aero kit di fairing, salad-box, hole-shot di shock-absorber.
Bahkan ga ada pabrikan yg dpt peringkat B tahun ini, jomplang bgt kan,
Dan Honda dan Yamaha penasaran bgt nih, bgmna akselerasi pengembangan mereka, lumayan juga keuntungannya, bebas test dimana pun dan pakai siapapun, spek mesin gak disegel,, yg pasti HRC bakal serem ini, mengingat mereka punya resource yg bisa dibilang unlimited, we will see,
Ntar duvati playing victim klo kalah sama duo nippon… Liat aja ntar mereka bakalan bilang ” harusnya mereka berterima kasih kepada kami, sehingga level mereka bisa naik lagi”. Setelah itu rengek ke dorno buat oprek regulasi. Sebenarnya riset nippon gak kalah sama yurop. Mereka kalah dalam akselerasi developnya yang butuh waktu. Selain itu data pembanding mereka banyak, sexara ada 4 tim. Harusnya dorno tegas aturan 1 tim pabrikan dan 1 satelit.. jelas untuk riset data pembanding pabrikan nippon kalah..
oke lah. smoga efektif dan membuat balapan jdi adil
Isinya daging semua kalau Wak Haji sudah berbicara…tapi saya pusing bacanya, mendingan nanti lihat Marquez pertama kali di Garasi Gresini ajah.
Bakalan kecewa ente, Ducati tidak semudah yg dikira
Pantas maroni pindah ke haerce dan 2025 vr46 digosipkan pakai yamama, ternyata detil konsesinya sangat membantu motor struggle di musim berjalan. Dengan peringkat D pembalapnya langsung bisa test dan punya banyak alokasi ban.
Intinya tentatif
bikin pusing kalau dibaca.skip aja,nunggu brita lain
Saya langsung scroll ke kolom komen bro. Wkwkwk. Emang darurat membaca.
tapi kalau ada berita tentang konsesi dan ada tim yang dirugikan dengna konsesi jangan protes ya dan bikin analisa sendiri berandai andai ya, kan nggak dibaca hehehe.
Windows windows nya bikin sedikit migrain,tapi selebihnya bisa dikunyah2
Aturan baru jadi angin segar buat pabrikan jepang.
Dan emang aturan lama udah ga relevan sama motogp jaman now. Apalagi ducati dengan pasukannya digrid sekarang ini.
Semoga motogp makin seru lagi khususnya perang antara jepang vs eropa dimotogp.
semoga pabrikan jepang bisa ngejar ketertinggalan… saat semua pabrikan sudah perform, aturan konsensi ini bisa di freeze lagi
Based on bike ya, bukan tim
Jaman sekarang kalo mau ngalahin ducati ya harus bikin mesin ala desmodromicnya ducati, bisa ga itu pabrikan lain bikin? Kecuali kalo ecu bisa inhouse seperti dulu bisa lah ngalahin pake mesin ala jepang sendiri.
Bisa aja, gak ada regulasi yg melarang tapi buat apa? Sistem desmo itu sebenarnya banyak ruginya juga karena gesekan tinggi. Ducati udah master dalam sistem ini karena sejak dulu udah pake, pabrikan lain harus mulai dari 0. power mesin gak semata ditentukan sama sistem valvetrain juga, sistem per klep pneumatik yang dipake semua tim lain juga sudah sangat bagus buat motogp kok. Inget dulu honda marc 2019 bisa bejaban dengan ducati di straight mugello, juga suzuki di qatar 2022 yang bisa nyalip ducati di straight. Power asal gede tapi gak smooth penyaluran nya pun percuma. Kalau sistem desmo itu sangat benefisial saya yakin udah ditiru tim lain dari jaman dulu. Contohnya kayak seamless gearboxnya honda ato ride height device ducati yang di tiru semua pabrikan lain sekarang.
udah kaya anak kuliahan aja pakai nilai Abjad, ini apa setidaknya angin segar buat 2 pabrikan yang ironi karena peraih gelar terbanyak dalam sejarah balap motor.
yang paling astik selain bisa utak atik mesin, tes privat bisa dilakukan pembalapnya langsung, jadi input lebih beragam.
BoP: Balance of Performance
Inti dari motogp ini sebenernya mau menyeimbangkan persaingan atau mendongkrak kompetensi sih?
Kalo mau mendongkrak kompetensi sih better hapus semua pembatasan2 & penyeragaman teknis.
Batesin limit budget R&D nya aja gabisa ya?
Batesin budget kayanya hampir ada arah kesana deh. Dengan sistem ecu dan software 1 merk, dorna bikin dagangan motogp terlihat “murah”. Artinya budget buat riset ecu dan software bisa dialihkan buat yang lain. Eh ducati malah munculin sayap sayap di motornya, alhasilnya budget yg harusnya buat yang lain malah jadi buat riset aerodinamika.
muncul tar 5cyl nya honda apa ga panik tuh ,
ban pake bebas ecu inhouse sekalian
murni adu teknologi dan suberdaya..
ga kaya skrng mau bangun motor harus ikutin kemauan si ban yg manja manis ini.
selama ecu masih seragam & ban masih seragam dari ‘BARAT’, saya juga masih ‘YAKIN’ kalo motor barat masih lebih baik dari motor timur.
andai ducati tidak turun dgn 8 motor sebenarnya raihan point mereka jg ga bakal jauh banget ninggalin yg lain.. mereka bersaing ketat dgn ktm pointnya klo hanya turun dgn 4 motor
Point konstruktor seharusnya di hitung dr Team Pabrikan..jd biar imbang
Terlalu rumit n njlimet
Bebasin ecu sama batasi 1 tim 1 satelit aja udah…
Plus budget cap
Bebasin ecu? Ntar di komplen lagi kayak jaman dulu “pembalap sekarang mah gak perlu pake skill tinggal gas doang, jadi balapan robot dan komputer ini motogp” wkwkwk. Dan kalo satu pabrikan maksimal 1 satelit? Anggap vr46 pindah ke yamaha, mau di kemanakan gresini? Semua pabrikan udah ada satelitnya. suruh bikin motor sendiri gitu gresini? Dan nyaris impossible ada pabrikan baru yang masuk sekarang, paling cepet 2027 nunggu regulasi 5 tahunan yg baru. Dan belum tentu pabrikan barunya mau kerja sama dengan gresini.
Wah akhirnya karir Pirro sbg rider tamu selama bertaon2 ini berakhir, udh kaga bisa turun race lg dan cuma bisa berharap ada yg absen. KTM dgn 3X wildcard kok gw ngerasa kaga wort it klo yg wildcard Espargaro yak? Pedrosa lebih licin dan masih selevel ama duo Red Bull sementara Espargaro cuma selevel Jones Vlogger.
Dulu eropa (baca : ducati ) unggul hanya di sektor mesin, sekarang unggul di sektor aero, elektronik, jumlah sampel data/motor/tim. Untuk mengejar gap dominasi ducati mungkin butuh minimal 5 musim.
Kembalikan ECU Asimo, dijamin ngacir 😂
hehe kali ini harece akan menggunakan sumber dayanya sacara masif untuk 2025
Biar tidak rugi bayarin test rider 😄yamaha&honda khususnya
Bebasin ecu, ban, jumlah silinder….
Batasin 1 merek motor maksimal 4….
pabrikan pertama penerima subsidi adalah ducati di 2014, dan itupun jadi sekarang mereka gak berani protes ðŸ¤
dulu pabrikan jepun mendominasi, pada adem ayem
begitu akhirnya merosot dikit, bahkan cuma bentar doang, udah bingung oprex regulasi….
Lah naekin lg ke 1000cc, bolehin mesin superbike masuk, ama ngewajibin Jejepangan jualan openclass demi apa? Ya demi mereka kaga dominan mulu. Adem ayem bijimane? Istilah 4L selalu muncul ketika Stoner, Rossi, Lorenzo ato Pedrosa yg menang. Sama aja. Toh dalam sejarah MotoGP, Honda dan Ducati sama2 pernah jadi anak emas Dorna, akuin aje itu. Skandalnya? Buanyakkkkk selama kaga ada pure pabrikan Spanyol di motogp, maka pabrikan dgn value jualan tinggi yg bakal dianakemasin.
Penisirin mm93 apakah bisa adapt hanya dengan 5 laps..
pengen liat ntar 93 gimana penasaran