Friday, 22 November 2024

Review Konsumsi BBM dan Catatan Hasil Test Yamaha LEXi LX 155

TMCBLOG.com – Setelah dua hari Yamaha LEXi LX 155 yang dipinjamkan ke kami dipakai berkendara pada dua rute yang karakternya berbeda, sudah tentu kami perhatikan berapa konsumsi bahan bakar yang dihabiskan oleh LEXi LX 155 ini. TMCBlog akan bagi dua hasil rata-rata konsumsi bahan bakar LEXi LX 155 karena pada dua hari agenda turing ini ada dua karakter rute jalan berbeda, berserta ada beberapa catatan catatan kecil dari kami setelah dua hari bercengkrama dengan LEXi LX 155 Connected ABS.

Konsumsi rata-rata BBM pada hari pertama dengan rute Semarang – Ungaran – Kopeng – Salatiga adalah 42.5 Km/Liter. Angka tersebut didapat dengan karakter bukaan throttle yang lebar karena kami selalu ketemu tanjakan di daerah pegunungan. Rute perjalanan didominasi tanjakan panjang dan tingkat elevasinya tinggi seperti di jalan nasional Ungaran Bawen dan di sekitar Kopeng.

Pada hari pertama selain kondisi jalan cenderung ramai lancar karena hari Sabtu siang cukup banyak warga beraktifitas namun tidak bertemu kondisi macet. Bukaan gas yang lebih sering bermain di putaran mesin tinggi ditambah jalan menanjak memang biasanya akan membuat konsumsi BBM lebih banyak daripada kondisi berkendara di dalam kota. Oh iya, tak lupa kalau sedari awal MID Average Fuel Consumption LEXi LX 155 yang TMCBlog pakai sudah kami reset ke angka nol (0) untuk mendapatkan hasil yang cukup akurat.

Setelah beristirahat kembali kami riding menuju Telomoyo yang lagi-lagi rute khas daerah pegunungan yang tingkat elevasi jalannya naik turun. Konsumsi rata-rata rute Salatiga – Telomoyo – Ketep – Yogyakarta adalah 52.8 KM/Liter. Angka yang kami dapat ini memang ada faktor mengenai kondisi rombongan Yamaha Maxi Flash Trip Central Java turun dari daerah pegunungan, setelah dari Telomoyo menuju Ketep dan Magelang Borobudur kemudian menuju ke arah kota Yogyakarta.

Kemudian mengenai catatan kecil soal keunggulan Yamaha LEXi LX 155 ini, antara lain; suspensi depan dan belakang bisa dibilang empuk. Meski begitu tidak mengurangi performa handling motor secara keseluruhan. Ini baik karena Yamaha yang dahulu dikenal sering memiliki suspensi yang stiff, mungkin dikritik oleh para pengguna.

Panelmeter baru yang tampilannya atraktif serta informatif, tombol MID sangat memudahkan pengoperasian dengan dipindahnya ke salar kiri (mirip NMAX). Selain itu mesinnya powerful, banyak peningkatan akibat revisi dari kekurangan yang ada di generasi lamanya. Blok silinder mengilap licin seperti 3C1 mencegah penguapan oli. Kabel sepul panjang, langsung terkoneksi dekat dengan SGCU mencegah terjadinya kerusakan pada kelistrikan.

Selanjutnya beberapa hal yang menjadi catatan TMCBlog adalah soal perubahan bentuk dan kontur pada jok kemudi yang lebih rendah ketinggiannya entah berimbas atau tidak kepada internal di balik busa joknya sehingga terasa cukup keras dan pnya dimensi yang tipis. Ketika kami coba tekan langsung kena tulang jok.

Keunggulan suspensi yang empuk sepertinya punya konsekuensi. Sok depan yang kami rasakan di beberapa titik jalan itu terjadi bottoming jeduk jeduk sesekali. Tak cuma di depan tapi sokbreker belakang juga seperti itu meski tidak sedang berboncengan. Persentasenya lebih banyak bottoming di depan ketimbang pada bagian belakang.

Terakhir mengenai lampu sinyal yang kenapa belum pakai full LED untuk lampu seinnya ya? Di saat kompetitornya sudah memakai lampu jenis LED pada setiap penerangan dan lampu tanda sinyalnya, berbeda dengan Yamaha yang masih setia dengan bohlamnya. Bukan hal yang buruk tapi penggunaan LED untuk bagian lampu penerangan dan sinyal merupakan nilai tambah tersendiri dan menjadi daya tarik produk untuk calon konsumen.

21 COMMENTS

  1. Ayo new aerox lah
    Pakai mesin baru lexi, rem cakram semua roda all variant, keyless all variant, varian abs aja yg ada y connect, laci depan diperbesar gak berguna sekarang itu laci, tangki samain dg nmax ukurannya
    Shock subtank smw variant atau untuk menekan budget cukup varian abs aja pakai subtank

  2. Silahkan praktek sendiri lewat jalur itu. Ane sih udah pernah.
    Terserah mau pakai motor apa. Dengan konsumsi segitu termasuk sangat irit.

  3. Terima kasih Oom Nug sudah buatkan artikel FC New Lexi – mungkin jika boleh bisa ditambahkan informasi spek rider yang ngetes (tinggi dan beratnya)

  4. Karena Om Nugie yang ngetes jadi masuk akal, kalau yang ngetes Wak Taufik nanti hasilnya gak masuk akal iritnya…
    Tapi tetap paling terpercaya adalah hasil test kobayogas

  5. Mas Nugi, sekedar saran. Jangan pernah memakai informasi average fuel consumtion yg ada di speedo lexi. Itu sama sekali tidak akurat. Saya 3 tahun pakai lexi s 2019. Di speedometer tercatat average 52 km/l. Sedang real full2full cm dpt 34 km/l

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP