Saturday, 23 November 2024

Konsekuensi Merilis Brand baru dan mematikan Brand lama

Bro sekalian, jika kemarin kita telah membahas studi kasus tentang benturan persepsi dalam penentuan Brand, maka kali ini kita akan membahas tentang konsekuensi merilis brand baru yang diikuti dengan penghilangan brand lama. TMCBlog ulang sekali lagi bahwa Merk, atau brand bukanlah yang berada dan tercetak dalam kemasan produk. Merk atau dengan kata lain brand bukanlah barang itu sendiri. Merk/brand itu berada dalam persepsi konsumen. Konsumen membuat persepsi sendiri terhadap suatu produk

. . . So jangan heran Jika misalnya, jika ada kebutuhan membeli minuman mineral yang terfikir pertama adalah Aqua, atau ketika membicarakan pasta gigi yang terbayangkan adalah odol atau pepsoden, ( sama juga kali ye  . . .kalo ngomongin TPT motor, mindset beberapa bro langsung ke tmcblog xixixiixxi :mrgreen: ) . . . Brand itu adalah sebuah aset yang luarbiasa bernilai sehingga saat menggantikan akan timbul konsekuensi. Mindset yang terbentuk di benak konsumen bisa  dikarenakan dari variabel yang menempel pada produk tersebut semisal bentuk, harga, dan kegunaan . ..  So seperti kasus revo AT kemarin saat Harga berbeda, maka Image revo seperti terciderai dan Revo AT sulit untuk bisa berbuat lebih.

Konsekuensi jika bentuk Diubah

Menurut TMCBlog, bentuk fisik termasuk salah satub variabel utama pembentukan Image Konsumen terhadap brand tertentu . . . Oke kita akan berbicara kasus aja biar langsung kebayang . . . Bro tahu dong ketika Revo 100 Yang bentuknya Lancip lancip tiba tiba ‘dibumihanguskan ‘ Oleh Fihak AHM dan Digantikan oleh Absolute revo yang tidak lancip lancip? Disinyalir Setelah Itu Absolute revo butuh Effort yang luamayan keras untuk bisa muncul kembali ke permukaan . . . promosi Honda pun digelontorkan gila gilaan . ..  cuma karena bentuknya diubah .. . Revo100 saat itu sedang laku laku ya . ..  tiba tiba diveto stop produksi . ..  Konsumen meradang, akibatnya Kompetitor bisa mengambil moment karena Absolute revo kerja dari bawah lagi

Konsekuensi Ketika Brand Diubah sama sekali

Nah ini lah yang terjadi di tubuh Suzuki akhir akhir ini . . . mencoba melengserkan nama Smash, Shogun dan Skywave .. .  Sampai saat ini tmcblog belum memperoleh kesimpulan analisa kenapa ini dilakukan Oleh Suzuki Indomobil terhadap varian varian tersebut? ada yang bisa share menjelaskan hal ini? . ..  Tapi yang pasti TItan, Axelo dan Hayate walau masih pake tulisan smash dan Shogun namun keciiiii; 😉 ) butuh akan butuh effort yang luar biasa keras untuk bisa muncul. Kasus lain yang berkebalikan menyeruak ahir akhir ini, sebagai cermin . ..  come backnya Brand Piaggio . . . Mereka masih tetep menempelkan Brand VESPA pada LX 150 . . . wuuiiih disinilah menurut tmcblog sadar bahwa Brand itu penting . . . padahal kalo dilihat sistem mesin antara vespa jaman dulu dan LX 150 itu beda bangeeeet . . . dulu mah kopling dan gear ditangan, sekarang nggak pake kopling dan gear alias matic .. .  tapi nama Vespa tetep dipertahankan

Yaaah begitulah bro, Brand itu akan berhubungan dengan Mindset sehingga Brand sendiri merupakan semacam Intangible Asset yang bersifat Maya namuan Luar biasa signifikansinya , cmiiw yaaah kembali ini pendapat pribadi thoq, bisa salah juga 😀  . .  monggo di share pendapat bro semua , semoga berguna

Taufik of buitenZorg

84 COMMENTS

  1. betul juga ya, waktu Revo lancip2 itu banyak di beli orang malah di stop, dan mencoba revo yang baru… kira2 apa ya yang di pikirkan honda saat itu?

    apa karena takut termakan persaingan teknologi mesin? jadi buru2 di stop dan di bikin kembali?

  2. Wah klh cpt sm bro mercon C…^_^
    Pak haji…mmbaca artikel ini sy jd inget iklan yg pake tagline….kesan pertama begitu menngoda….selanjutnya terserah anda….hehehe….

  3. kl yg suzuki critanya gini kang… dr pusatnya pengen ganti total smua line up bebek dgn nama baru… tp krn dr pihak dalam takut nama smash sm shogun yg udh jd legenda mkny smsh sm shogun ttp dipasang biar kecil… bahkan smash udh jadi artis skrg … eh beda :))

  4. q rasa konsumen bnyak memilih Revo 110 krn tidak ada lagi bebek yg murah lagi yg telah d produksi oleh AHM,andai kata Supra FIT series msh produksi ato pun ganti baju dg harga dbawah Revo 110,mgkn Revo 110 nasibnya kyk Revo100

  5. @13. Akbar Kamil
    IMHO, disinyalir ada veto dari jepang mas bro terhadap revo lancip, cmiiw

    @14. Tyo
    itu iklan parfum ya?

    @21. monde
    oh ya, betul juga saya tambahkan odol
    namun anak2 baru (baca anak sekarang) pasti tidak membayangkan odol adalah sebuah brand .. . dikiranya odol memang istilah umum buat pasta gigi, cmiiw

  6. TPT, SpyShoot, disinyalir, fisrt impression, semoga berguna, buitenZorg, badminton, mantu pak Agum….
    brand apa ya kang?????
    :D:D

  7. @17. Billy 
    makasih mas bro penjelasan nya . .. asli baru tahu sekarang 😀

    @24. Rere
    huuussss . .. jangan kebablasan ke mantu pak agum segala, kebaca orang rumah bisa berabe :mrgreen:

  8. yah bagi suzuki ganti nama dengan harapan agar lebih menjual tanpa menghilangkan nama aslinya . . .
    imho lho ya. . .
    kcwli nmanya udh gde bgt mcm supra ato tiger . . .
    mw di jdn kcl tlsnnya kaya smash titan misalnya . . .
    akn tmbul mslh bru. . .

  9. mirip2 di tempat kerja saya kang…
    waktu itu laris2nya kulkas type SR-LV178 dan SR-LV179, hampir semua kompetitor keok oleh dua produk tersebut, tak disangka dan tak dikira, hanya bertahan dua tahun langsung di ganti dengan SR-D180 yang susah banget bersaing, gak putus asa langsung ganti lagi SR-D181HB, SR-D181SB, SR-D181SB2 sampe sekarang masih susah untuk bersaing dengan brand kompetitor…….
    wuapessss…….moga aja gak tutup perusahaannya…..

  10. Revo 100 = spec down dari Wave 125x pada bagian mesin oleh ahm. Spek down yang kurang lazim, desain wave 125x untuk di apply mesin 125cc tapi di beri mesin 97cc (cost down). Tapi akhirnya ahm sadar dan melakukan stop produksi revo 100.

  11. jaman tahun 80an honda sama tenarnya dengan odol.. motor itu honda, pasta gigi itu odol padahal naik yamaha buat beli pepsodent xixixixi

  12. apa honda terlalu takutnya sehingga ingin “buru2” mengubah image revo? tapi ya smua itu pasti ada konsekuensinya.. emg ga mudah ngubah suatu “brand” itu.. apalagi yg udah melekat di telinga konsumen cmiw

  13. Memang segala sesuatu harus ambil resiko.. melihat sifat manusia yg jenuh dan selalu ingin yg baru maka lebih sedikit resiko ambil istri…ehh model baru..karena hidup ini kan jalannya kedepan :mrgreen: sebelum jenuh bikin yang baru lah…dan yang model lawas pasang timer untuk penghancuran otomatis 😀 self timer alias habisin stock IMHO..

  14. mungkin suzuki bermaksud mencitrakan kembali produknya mas taufik dan brand yang lama dianggap tidak bisa mencitrakan hal itu…

  15. itu makanya ane heran knp CZi disini dikasih nama Blade?
    coba kalau pake nama Revo, dan Wave 110 dikasih nama Supra 110 ane yakin dua-duanya akan moncer.
    sayang aja CZ1 dikasih nama Blade, nama yg cukup susah dilafalkan dan diinget oleh sebagian besar konsumen indonesia.

  16. Brand itu sangat penting,
    coba dari dulu Blde itu dikasih nama Revo 110
    dan Abs Revo dikasih nama Supra110 ane yakin dua-duanya akan moncer.
    nama blade masih terasa asing bagi kebanyakana konsumen Indonesai.

  17. Menghidupkan kembali / trus memakai brand lama, akan membawa semua kelebihan dan kekurangan dari brand itu sendiri. Bila brand lama tidak memiliki banyak kelebihan, penggunaan brand baru dan mematikan brand yang lama jdi pilihan yang tepat. Begitu pula dgn konsep pembuatan motor bila tidak sesuai dgn konsep motor brand lama, maka pilihannya ya harus brand baru. Seperti Supra dgn Blade= beda konsep, maka Blade gak bakalan pake nama Supra.

  18. perubahan brand ini sama deh kayak mobil TOYOTA di KIJANG SERIES nya menjadi INNOVA… dulu kijangnya dengan tulisan besar,,, keluar INNOVA jadi kecill dan tidak menutup kemungkinan menghilang!

  19. Membuat lebih sulit dari pada menghancurkan…..sepertiya moto ini berlaku juga untuk membuat Brand baru….iklan yang banyak, nama yang menarik belum bisa menjamin Brand tersebut bakal booming…butuh waktu,proses dan usaha yang keras untuk bisa merebut hati konsumen.

  20. Seperti halnya Suzuki, dulu Honda juga pernah melakukan hal yg sama soal penamaan produknya. Menurutku itu adalah cara halus untuk melengserkan brand tersebut secara perlahan.
    Tentu kita masih ingat, dulu keluarga bebek Honda selalu pakai nama Astrea. Sewaktu muncul Astrea 700, 800, Star, Prima dan Grand tulisan Astrea-nya sama besar dengan tipenya (cmiw), tapi begitu keluar Impresa tulisan Atrea-nya kecil seperti halnya tulisan Shogun pada Axelo. Nah begitu Honda mengeluarkan bebek berikutnya yakni Supra, Honda benar2 sudah menanggalkan brand Astrea.
    Pada masa edarnya ternyata Supra ini rupanya melanjutkan tahta Astrea yg udah lengser dengan adanya beberapa varian Supra (Supra awal, Supra X 100cc, V, XX, Fit, Fit X dan Supra X 125).
    Dan nama Supra ini kemungkinan juga akan dilengserkan. Karna seperti kasus di atas, tulisan Supra hanya sampai pada tipe Fit, begitu keluar Fit X tulisan Supra-nya lenyap padahal desainnya masih sama dengan Supra Fit, Sampai sekarang klan Supra hanya tinggal dihuni Supra X 125 yg mungkin sebentar lagi akan pensiun.

    Ada hal menarik yg saya perhatikan dari Honda, bahwa varian yg tidak ada embel-embel nama keluarga (astrea dan supra) seperti, Legenda 1 & 2, Revo (bodi lancip), Kirana dan Karisma life cyclenya cenderung pendek dan dari sisi penjualannya pun termasuk kurang menggembirakan. Entah karna desain ato nama setelah Karisma berubah bentuk dan nama dengan memakai nama Supra penjualannya pun kembali moncer. IMHO
    Maap mas Taufik kalo kepanjangan. 😀

  21. Nama shogun lebih enak di ucapkan daripada axelo. Imho, sayangnya suzuki blunder dengan dikeluarkannya shogun 125, desain dan performa mencederai penciptaan brand shogun yang ketika masih 110cc begitu hebatnya.

  22. kalau untuk honda sih g masalah memang brandnya kuat nah kalau suzuki mencoba main-main dengan brand ya………sulit apalagi kapasitas produksinya dan kinerja suzuki tidak seperti dulu..anggep aja kalah bersaing sekarang

  23. perubahan ini memang harus dilakukan… Kalau gak dilakukan… Mau pakai embel embel apa lagi…? Seperti supra.. Dari gak da embel embel, x, v, xx, fit… Dan itu juga tantangan suatu ATPM untuk membesarkan nama baru…IMHO

    http://meitanteiamiterasu.wordpress.com/2011/06/18/cara-hemat-melumasi-rantai-gear/

    http://meitanteiamiterasu.wordpress.com/2011/06/18/motor-segala-medan/

    http://meitanteiamiterasu.wordpress.com/2011/06/18/apakah-anda-termasuk-laktosa-intoleran/

  24. @31. idadzzz
    yup bro odol adalah nama brand . . . namun udah lama menghilang, dulu terkenal banget, oleh karena itu untuk sekarang saya prefer dikombain sama pepsoden 😀

    @45. Semar
    yup begitu mas dengan harapan nama baru akan lebih baik, cmiiw

    @55. Busa_tio
    makasih paparannya mas bro, maap tadi nyangkur dulu 😀

  25. Bicara tentang kesaktian brand, seperti yang telah diungkap oleh juragannya TMC, mengusik saya untuk mengingat kembali peta pertarungan kelas bawah 2 produsen prosesor computer terbesar didunia, Intel & AMD. Dibahas oleh kang haji, bahwa konsekuensi yang diusung ketika meluncurkan brand baru, otomatis mindset akan berubah, entah hasilnya positif atau negatif
    Seperti telah diketahui, brand PENTIUM telah dipertahankan oleh Intel selama 4 generasi, mulai Pentium I hingga Pentium IV. Mereka seperti kesetanan mengembangkan prosesor2 terbarunya, sampai suatu ketika arsitektur prosesor Pentium mulai kalah bersaing performa dengan AMD, sehingga dibangunlah arsitektur Core series atau dengan kata lain arsitektur Pentium telah tamat. Karena takut kehilangan pasar & brand Pentium telah kadung melekat dihati konsumen, Intel tetap mempertahankan nama Pentium untuk produk entry levelnya (Pentium Dual Core Exxxx) yang sebenarnya dia bukanlah pengguna arsitektur lama, tapi turunan dari Core series.

  26. SETUJU KANG! SUZUKI EMANG BODOH! LHA WONG LAGI LARIS MANIS NIS MALAH DI DISKONTI ENYU..DULU SHOGUN FD110 (SETELAH SHOGUN KEBO) DIGANTI SAMA SHOGUN 125 SAIKI SEKAY WEV YG LAGI LARIS MANIS DIGANTI SAMA HAYATE YANG KONSEP MODELE ORA CETOOO !!!!!!!!!!!11 (rrgghh)…SOPO SIH SING DI BLAKANG SUZUKI ..?? PUANCENNN DLOGOOO!

  27. saya sangat senang jika para petinggi AHM mencermati kalimat bro taufik, “ketika Revo 100 Yang bentuknya Lancip lancip tiba tiba ‘dibumihanguskan ‘ Oleh Fihak AHM dan Digantikan oleh Absolute revo yang tidak lancip lancip” lalu “Setelah Itu Absolute revo butuh Effort yang luamayan keras untuk bisa muncul kembali ke permukaan . . . promosi Honda pun digelontorkan gila gilaan . .. cuma karena bentuknya diubah .. . Revo100 saat itu sedang laku laku ya . .. tiba tiba diveto stop produksi . .. Konsumen meradang, akibatnya Kompetitor bisa mengambil moment karena Absolute revo kerja dari bawah lagi”. Nah sampai saat ini pun saya juga berfikir kenapa Blade tidak mengacu ke REVO 100cc. Sepertinya hal seperti di atas AKAN POTENSIAL TERJADI LAGI jika AHM akan mengeluarkan produk cub 125cc sebagai pengganti SUPRA 125 (rajanya bebek alias yang paling laku) yang sempat tmc bahas. Mungkin daripada ganti baru, SUPRA 125 ganti body area belakang dan tail light ajah…biar matching dengan bentuk depannya yang runcing.

  28. Iya,, mending yang diubah belakangnya aja “misal tambah X atw R” atw tambah depannya kayak pake “new” atw misalnya cc’y yang berubah, y yg brubah belakangnya aja “misal HSX 125 jadi HSX 150”

    kalo kayak gini, konsumen gampang ngingetnya,, ketimbang nama baru, kalo nama baru mereka nga tau nama itu lahir menggantikan siapa… CMIIW..

  29. brand itu penting, apalagi yang sudah melekat di hati masyarakat, sehingga meskipun ada perubahan sebaiknya tidak menghilangkan brand yang lama, karena image sudah melekat dimasyarakat, dan hal ini menyagkut kepecayaan masyarakat mengenai suatu produk, yang secara tidak langsung akan membuat masyarakat yang bersangkutan mencari tipe motor dengan brand yang sama tadi, jika sudah tidak berproduksi lagi pastilah mereka kecewa, dan jika demikian butuh waktu untuk membuat mereka percaya lagi dengan brand yang baru… 🙂

  30. @80 Setuju bro…
    Brand adalah nyawa dari produk…hal inilah juga yang dipake AHM untuk New Mega PRo yang dari asalnya negrinya Inspektur Takur ini bernama Unicorn Dazzler..kemungkinan AHM juga merasa bahwa nam Megapro yang sudah sangat terkenal di Indonesia akan lebih gampang masuk ke telinga masyarakat Indonesia daripada harus membesarkan nama Unicorn.

  31. siang mas taufik, cuman kasih masukan dikit.. untuk piaggio dengan merk vespanya dari taun enam puluhan vespa sudah memiliki variasi mesin dan tipe sasis/frame, mesin untuk big frame dan small frame ada sedikit perbedaan, dan di akhir tahun 80an vespa sudah merancang mesin dengan transmisi CVT, dimana model yang masuk di indonesia dinamakan vespa corsa (cvt ini unik karena ada ada “gigi” netral atw 0 dan “gigi” maju atw 1). teman saya suka bercanda “ini vespa hebat banget karena dari jakarta sampai bali cuman pake gigi satu!”..hehehehe…… satu hal yang tetap dipertahankan vespa dari awal lahirnya tahun 1946 hingga saat ini. yaitu sasisnya. memakai sasis monokok yang membentuk lekuk bodi, semuanya dari plat. dan untuk seri2 terbaru seperti LX, GT, GTS, GT Super sasis dasarnya sepertinya (cmiiw) diambil dari sasis small frame (yang sekarang lagi booming lagi di komunitas vespa indonesia yaitu PTS, dan corsa), nama vespa tetap dipertahankan sampai saat ini adalah karena sejarahnya (cmiiw) sebagai ikon mode. semoga berguna.

  32. saya setuju…. image suatu bran berpengaruh terhadap suatu produk…
    di sumatra orang tahunya honda…. padahalah brandnya bukannya honda…yamaha, suzuki, kawasaki dll…

    kasus honda revo…. saya sebenarnya lebih suka tampilan revo 100 dibanding yang sekarang….
    dimalaysia aja revo 100 di sematkan mesin sang kakak hsx 125….

    mudah2an atpm paham akan keinginan konsumen jangan melihat desain dan peerkembangan zaman …..

    tks…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP