TMCBlog.com – Bro sekalian, Jika Era kendaraan berbahan Bakar Fosil kesiapan sarananya adalah salah satunya stasiun pengisian Bahan bakar Untuk Umum ( SPBU ) Nah kalau Kita sudah masuk ke era kendaraan Listrik nanti, maka ang dibutuhkan adalah sarana serupa , namun Buat Listrik, namanya Sarana Pengisian Listrik Untuk Umum ( SPLU ) dan bagaimana Sebenarnya Potret Kesiapan Saraan SPLU saat ini menyongsong Era Kendaraan Listrik ?
Untuk Sobat Ketahui Menurut Informasi yang tmcblog perolehd ari Bisnis Indonesia, Saat ini PT PLN telah membangun 875 Unit SPLU untuk kendaraan Listrik yang tersebar di beberapa kota besar Di Indonesia . . Hal ini baru sekitar 87% dari targe Utama Tahun 2017 yang direncanakan akan terbangun 1000 Unit SPLU di seluruh Indonesia. Mengenai Kota kotanya adalah : jakarta, bandung, Bangka, belitung, Riau, Muara Bungo, bengkulu, Lampung, Menado, Gorontalo, palu, Kotamobagu, Yogyakarta, Bali dan makasar . .
Di jakarta sendiri Semenjak dirilis 4 Agustus 2016, Jumlah SPLU sampai dengan akhir Juli 2017 telah terpasang di 542 titik. Sebagai perbandingan saja jumlah SPBU Pertamina terhitung sejak tanggal 28 juni 2017 adalah 5.389 SPBU dengan Premium Sebanyak 4.114 SPBU
Mengenai sistem mengisi-ulangnya sendiri, SPLU mengadopsi sistem prabayar dimana Kitaperlu mengisi semacam pulsa (stroom) kWh meter berupa token listrik VIA Payment Point Online Bank (PPOB), ATM, minimarket, dan lain-lain dengan menyebutkan ID Pelanggan atau nomor kWh Meter yang tercantum di SPLU yang akan digunakan. Jadi beli dulu, baru ngisi stroom ya sob . .
Mengenai Standarisasi hardware, 1 Unit SPLU yang dibentuk Oleh PLN ini memiliki daya Maksimal 5.500 VA dimana 1 hari mampu mengisi daya sebanyak 11 sepeda Listrik . . Lah sepeda listrik, kalo Mobil Listrik berapa Nih ? PLN mengatakan Bahwa untuk Mobil listrik Butuh waktu Full Charge rata rata sekitar 4 Jam dengan SPLU PLN ini sob . . ya artinya kalo 24 jam Full Non stop bisa 6 Mobil terlayani . . Cuma ya itu dia, Ngisi Ulang Lsitrik belum secepat Top Up isi Bensi di SPBU hehehe
Dalam reportase di Bisnis Indonesia disebutkan bahwa Full Charge Mobil butuh energi 3,5 kWH untuk Cruising 80km. Dengan Tarif SPLU sekarang yang Rp 1.647 per kWH maka . . secara Kasar Butuh Biaya sekitar Rp. 5.764 untuk perjalanan 80 km . . tentu speednya nggak kencang encang amat yaaa . .
Mengenai Soketnya menurut PLN, Untuk 875 SPLU saat ini masih menggunakan soket Tipe Schuko 2 Pin yang menurut PLN bisa dengan Mudah diganti apabila nanti sudah ada standarisasi yang fix mengenai jenis soket apa yang akan dipakai Untuk SPLU di Indonesia, Bukan apa apa, Untuk tahap awal Pemerintah sepertinya akan lebih mendorong kehadiran Kendaraan Listrik dari Luar ( Impor ) sehingga mau nggak mau standarisasinya juga harus standarisasi Internasional . . Pemilihan Soket tipe Schuko lebih karena pertimbangan agar SPLU saat ini bisa juga digunakan untuk kepentingan diluar kendaraan Listrik yang belum besar saat ini
Taufik of BuitenZorg
Comment:jooossh
Bikin lama antri di splu nyaa nggk efisien
kalo bensin ada kecurangan …takaran gk pas ma pwrugas yg maen2 ketika ngisi.
klo ini..bisa gk di curangi alatnya..??
ngitungnya gmn tuh , peer jam???
per kwh??
biasanya nmnya bisnis ada maen curang.?….
percuma wak ….???
pemerintah rencana listrik 35000 Mwatt …dan jika terealisasi akan terjadi surplus kapasitas listrik dan kerugian jika tak terpakai …kelihatannya ke depan penggunaaan kendaraan listrik akan di dorong pemerintah untuk bisa menutupi surplus tsb.
soal isi batre mobil yang lamanya 4 jam di splu ….itu soal mudah tinggal tukar batre di splu spt tukar tabung gas
Batre mobil listrik ga bisa di bongkar pasang bro. ukurannya gede banget, di dek bawah mobil dr ban depan sampe belakang itu isinya batre semua. Dan jg teknologi batre mobil listrik masih mahal, ga semua pabrikan bisa buat batrenya, jd harganya bisa sampe setengah harga mobilnya.
mungkin y bikin swasta asing wak, krn PLN ” dijebak” dan mau dijual mbok sri
makin bagus dong kalau ini bener di realisasikan dan kalau permasalahanya ada di SPLU mau tidak mau ujung-ujungnya masyarakat lebih memilih menaiki fasilitas umum yang ada ketiban menaiki kendaraan pribadi .
argumen isi charge antri tidak valid.
karena kalian bisa isi sendiri dirumah masing2. colok ke listrik rumah.
SPLU hanya untuk orang yang bekerja mengantar barang, lupa charge, sedang perjalanan jauh, taksi.
kalau supercharge pun 5 menit saat ini suda bisa menjangkau 56KM lho.. irit pula dibandingkan bayar bensin yang mahal seliternya.
Mungkin 20 tahun lg bakalan ada baterai nuklir
Mo nungguin selama 2 jam mungkin buat motor low mobil 4 jam kelamaan , apakah ada nanti yg jual power bank ??????
Nah itulah enaknya motor listrik dan mobil listrik, tidak perlu diisi di spbu tapi diisi di rumah juga bisa, jadi pulang kerja charge motor paginya bisa buat kerja lagi.
Namanya teknologi awalnya mungkin belum terasa pas tapi lama kelamaan akan semakin berkembang dan semakin nyaman dan efisien dipake, contoh aja teknologi injeksi motor dulunya pada takut kalau kena hujan bisa mati lah kalo ga ada bengkel resmi repot ga bisa diperbaiki lah, tetapi sekarang lebih nyaman pake injeksi karena tidak ribet perawatan dan lebih hemat bensin dan bertenaga..
Sebetulnya tinggal masalah kebiasaan aja. Nanti tinggal bagaimana pengguna mengukur jarak dan waktu. Kapasitas sekian bisa sampai mana, trus istirahat dimana sambil isi batre kendaraan. Yg jadi masalah ketika kita tidak punya cukup waktu, misal kapasitas batre hanya sanggup untuk 200km, sedang kita ingin ke bandung pp yg jaraknya 120km sekali jalan, pp jadi 240km dan kita ga punya cukup waktu untuk charge. Tapi pasti akal manusia kedepan terus berkembang.
bagus lah,tapi kalo bikin listriknya dari minyak bumi juga sama aja,dan juga waktu pengisian yg belom bisa secepat kendaraan bbm kecuali switching baterai bikin orang jadi ogah
dari batu bara yang lebih murah …dan indonesia cadangan batu bara banyak ….siap2 saham batu bara naik lagi itu kalo pemerintah tidak patok harga batu bara untuk pln
jangan salah. walau chargenya lamaan tapi jauh lebih hemat lho.
kalo biasa perbulan bisa keluar 300rb untuk bensin ini bisa cuma 100rb buat bayar listriknya.
yang penting jangan lupa charge pas dirumah/ dikantor(untuk saat ini)
kalau ada yang lebih hemat kenapa ga mau pindah?
Kalo listrik ada kualitas premium pertamax dll ndak??
Ada bos..kalo nyengat kayak kesemutan itu premium..kalo nyengatnya ampe gosong itu pertamax ++++ ?????
Mungkin, baterainnya bisa dilepas lepas, dengan spesifikasi yang berbeda beda, ada yang bikin kencang (mahal), ada yang biasa aja (murah)… ??
Ga ada. Biasanya tergantung spek baterai. Semakin banyak daya yang disimpan, bisa semakin cepat/semakin jauh jaraknya.
Nah, kalo kecepatan tergantung motor elektriknya, berapa powernya.
Ribet. Mending isi di rumah atau seperti di Taiwan pakai sistem tukar baterai.
Tapi mau tidak mau memang harus berubah, apalagi RI punya harta karun energi terbarukan (panas bumi, air, arus laut, angin dll). Kalau pemerintah cukup modal seharusnya tidak perlu lagi PLTD, PLTGU bahkan tidak perlu tenaga nuklir utk listrik.
Sistem tukar baterai memang paling masuk akal sbagai solusi efesiensi waktu..tapi disini ada celah yg bisa merugikan konsumen diwaktu tertentu..kita tau baterai ada masa pakainya., gimana kalo hari ini dapat baterai yg udah Soak, trus stelah beli yg baru, eh bsok2 malah dapat baterai yg Soak lagi..kalo biaya pergantian ini dibebankan ke pihak stasiun/retail baterai, malah mereka yg merugi..
Merepotkan memang,dan belum efisien secara waktu..kecuali dijual + bateray cadangan,satu di pakai satu dicharge.itupun hanya untuk komuter jarak dekat..kecuali kalo suatu saat ada terobosan teknologi bateray yg dg daya jelajah xg jauh,fast charging,atau charging system yg terintegrasi dg motornya..
Penukaran baterai harusnya sih lebih mahal, karena kualitas baterainya kan beda-beda. Baterai lithium yang sering over discharged kemampuan menyimpan energinya semakin sedikit. Jadi ada kemungkinan rugi/untung bagi tempat penukaran baterai. Kalo tempat penukar baterai dapet baterai soak yg cuma bisa di charge 25% gimana? Atau ada orang yang dari tempat penukaran dapet baterai itu, mau komplain kemana?
Paling masuk akal ya DC fast charging. cuma 40 menit 80% 20 menit 50% (Tesla). Jarak tempuh bisa sampe 500km.
patent ninja 250 electric yg pernah muncul gimana ya kelanjutannya,siapa tau kalo dijual disini bisa selaris ninja 250 yg susah digeser
manteppp cma lma
terus kalo kita SPLU harus ngantri berjamjam gitu ya sampe yg ngisi duluan penuh?
masih belum mengerti.. ?
jika sedang terburu buru?
mending tukar sperti Gas LPG dehh
Ya dibuat dua pilihan atau lebih pak…
Contoh jika user ingin cepat,,bisa tukar sama yang sudah terisi….kalo punya banyak waktu luang bisa menunggu sambil charge nya penuh….
5 menit charge supercharger saat ini suda bisa meraih 56KM.
SPLU juga dibuat untuk mereka yang perjalanan jauh atau lupa charge atau kurir atau taxi. kalau kau punya rumah dan kantor pastinya charge di rumah atau kantor
Limbah baterainya juga harus diawasi,karna dampak ke lingkungan lebih berbahaya dari polusi yg dihasilin motor gasoline itu sendiri.
Dan suaranya yg pasti dibenci para petrol head
dulu ai pernah usul,
1. harus ada standarisasi bentuk, ukuran, kapasitas, komponen material, dsb tentang batere. mekanisme batre seharusnya dettachable (dapat dilepas) dan plug n’ play dengan mudah.
2. sejatinya splu adalah seperti spbg tabung melon yang menjual batere yang telah berisi. tiap electric bike punya 2 slot batre listrik. ketika salah satu batre habis, pengendara menuju ke spbe (dengan daya dari batere kedua) untuk menyerahkan batre yang kosong dan mengambil batre yang penuh terisi seraya membayar sejumlah biaya isi ulang tadi.
3. tidak ada yang namanya mengantri untuk men-charge listrik, karena konsumen datang, menaruh batre kosong, membayar, mengambil batre yang penuh, dan kemudian angkat kaki dari situ.
Kenapa ga di integrasikan saja sama spbu? Jadi ada line khusus buat yg mau nge cas motor/mobil nya. Ane kira bakal lebih mudah karena untuk nge cas kendaraan kita seperti mau isi bensin biasa aja.
30 atau 40 tahun ke depan, mungkin sudah tidak ada yang namanya splu, why? karena fasilitas jalan umum sudah dilengkapi dengan sistem transmitter wireless fast charging, setiap kendaraan sudah dilengkapi dengan wireless charging receiver, sehingga setiap saat daya batere pada kendaraan drop pada angka 25 persen misalnya, maka kendaraan akan otomatis melakukan autocharging, gak perlu ke splu, gak perlu mengantri, gak perlu buang buang waktu.
Kayanya keren nih idenya
kalo turing/mudik ke jalan yg belom terjamah teknologinya gimana,belom lagi orang2 sini banyak yg vandalisme berharga dikit transmitternya langsung dicolong
Kalo ada artikel yg mengandung ilmu kayak gini kribo,jimoo,dewa dan sales lainnya kagak ada yg kluar,jadi adem
Mungkin malah pke teknologi panel surya,
Seluruh bagian kendaraan berbahan seperti itu.
Tapi ya tetap saja ada problemnya, kalau masuk hutan atau musim hujan kayak gini, perlu ditambahi pedal kayuh.
KOMENGTATOR® , Rusuh pada ARTIKEL dan TEMPAT yang seharusnya.
pada saat semua sudah pakai teknologi ga akan mudah vandal karena CCTV pun dimana2. vandal langsung ketauan CCTV bisa ditangkap langsung.
budaya vandal akan berkurang banyak. bangsa lebih maju.
Kedepannya kalo dah berjalan banyak motor listrik dan SPLU rusak bukan karena masa pakai. Melainkan dari tendangan dari orang orang yang buru buru karena suatu hal, entah kebelet, entah telat ngantor….gara gara ngisi listrik gak penuh penuh
SPLU hanya untuk orang yang lupa ngecharge dirumah/ di kantor.
atau supir online/ kurir.
dengan teknologi yang ada sekarang aja uda 5 menit charge = 56km (mobil) jelajah tempuh
suda mulai mendekati isi bensin. apalagi 10 tahun lagi.
Weee koment saya gagal ternyata, padahal tadi pertamaxx…
Maka ya bangun pagi pagi..biar rejeki gak d patok fb
kalo bensin ada kecurangan …takaran gk pas ma pwrugas yg maen2 ketika ngisi.
klo ini..bisa gk di curangi alatnya..??
ngitungnya gmn tuh , peer jam???
per kwh??
biasanya nmnya bisnis ada maen curang.?
Alangkah ngga efisiennya dengan waktu charge yg berjam2.
Seharusnya ada standarisasi batre, mirip pertamina jual tabung gas.
Jadi orang ke splu cuma buat nukar batre. Urusan charging, itu urusannya splu.
Kalau pernah jalan” ke daerah msh banyak yg pom bensin saja tdk ada sampai bela”in beli eceran jerigenan dri kota lain buat nyetok.. yg saya mksd daerah bukan org di ibu kota provinsi loh ya tapi di pedalaman provinsi seperti desa kabupaten.. apakah bisa dijamin klo nanti kendaraan listrik smw org di daerah bisa menikmati jga, saya sih setuju saja dgn program pemerintah hanya saja yg msh bensin aja org susah dptnya aplg ini listrik aplg klo ngmg di daerah.. krna klo nanti kendaraan bbm tdk beroperasi lgi yg di pedalaman mgkn bisa mulai belajar terbang atau jalan di air????
2,5jam buat motor ngecas dan 4 jam buat mobil ngecas
Kalau kondisi darurat udah wasalam duluan orangnya nunggu batrai penuh
Setelah penuh eh batrainya soak baru 5km habis lagi,saking frustasinya mungkin udah bunuh diri drivernya
Di pastikan pula SMK teknik mekanik otomotif punah,,,
Di ngeropah sono aja blm pake kendaraan listrik smua, apalagi disini yg Spbu aja kelihatan kurang perawatan, plus bisa hilang kl ga dijagain gara2 berjam2 ngecas
Knapa teknologi motor listriknya tidak di tambah dengan teknologi dinamo yg berputar dan di gerakkan dari roda untuk mengisi batrai. Spt jmn dulu ada dinamo di sepeda yg di gerakkan roda untuk menghidupkan lampu. Dengan cara itu kan.. saat kendaraan berjalan.. serta dinamo juga berputar.. maka listrik di batrai kan terus terisi.. dan pasti lebih awet dayanya.
di mobil hybrid suda mulai di terapkan hal seperti itu.
@gis Belajar fisika dulu bro!
@ntabs dimobil hybrid jelas ada mesin bakar yang berputar.
ribet wakji kendaraan fosil aja pake bb kencing kuda
mending balik lagi ke jaman kuda bahan bakarny gampang ..rumput…hahaha
Apakah bisa dikembangkan untuk kendaraan listrik ini jadi ketika kendaraan berjalan atau digunakan di situ sudah ada teknologi yang otomatis dapat menghasilkan listrik dari putaran roda sehingga baterai pada kendaraan listrik tetap terisi, dan untuk kendalanya mungkin kualitas baterai yang harus bagus agar tidak mudah jebo atau rusak
Comment:sekali lg .. belum ada teori yg mematahkan hukum kekekalan energi .. yg ada hanya melakukan efisiensi….
jadi klo kita mengambil putaran roda sebagai pembangkit listrik maka akan menjadi beban tambahan pula untuk memutar roda tersebut.
yang ada trknology hivrid klo batrai abis dicharge oleh generator yg pakai bbm sambil jalan saat batrai penuh pakai batrai lg
Gila aja nunggu charging 4 jam dan cuma sanggup melibas 80 km dengan kecepatan pelan.. Kendaraan begini dimana letak efisiensinya? Yakin deh kalau ini dipaksa diterapkan di Indonesia bakal didemo besar”an apalagi buat pekerja yang tiap hari kerjaannya keluar kota.. Bener” habisin banyak waktu dijalan, bisa diumpamakan pakai kendaraan bensin cukup 3 jam sampai tujuan tapi pakai kendaraan listrik bisa jadi 9 jam baru sampai tujuan..
Mending bagusin dulu teknologi baterainya, contoh temuin dulu baterai yang bisa diisi ulang pakai cairan jadi ngisinya bisa secepet isi bensin..
4 jam charging dirumah pake buat 80km yah efisien lah. emang ente mau pergi kemana nempuh jarak lebih dari 80km non stop ?. kalo ente nempuh jarak 80km minimal pasti berhenti buat istirahat setiap 50km kan, nah itu bisa isitrahat sambil ngisi batre. jangan nunggu batre abis baru di isi kan 4 jam itu ngisi batre dari kosong sampe penuh
memang rata2 kecepatan berkendara didalam kota berapa? 150km? 200km?
paling juga 40kpj. kebanyakan macet.
saat ini charge 5 menit = 56km jangkauan dengan speed rata2 100kpj
kalo speed rata2 cuma 40kpj mungkin jangkauannya bisa 100km.
kalau nunggu teknologi baterai isi cairan = sama aja dengan BBM sekarang. ga akan lebih murah. kenapa? ongkos kirim cairan? penampungan cairan?
Coba berpikir sambil merem di negara yg jauh lebih modern dan maju bagaimana keadaan kendaraan , infrastruktur , ekonomi dll di negara tersebut lalu coba melek disini ada apanya ?? Apa ada nya ??
Muehehehe…??
@ntabs kendaraan listrik itu bukan untuk meningkatkan efisiensi, tapi lebih ke mengurangi polusi walaupun pada kenyataannya yang paling banyak digunakan untuk menghasilkan listrik adalah minyak dan batu bara.
@sandal jepit situ kalo lagi bengek jangan keluyuran naik kendaraan biar gak tiap 50km istirahat. Situ kalo kecepatan rata2 60kmpj 80km dapat ditempuh dalam 1,4jam-an.
@harjo mau kemana lu 80km ?. keluar kota ?. kalo iya tiap hari lu keluar kota ?. apa speedometer motor lu erro jarak dari rumah ke kantor 80km ?
kalo bensin ada kecurangan …takaran gk pas ma pwrugas yg maen2 ketika ngisi.
klo ini..bisa gk di curangi alatnya..??
ngitungnya gmn tuh , peer jam???
per kwh??
biasanya nmnya bisnis ada maen curang.?
Paling enak sistem tukar batre biar cepat tapi mesti distandarisasi dulu batrenya.
Merepotkan memang,dan belum efisien secara waktu..kecuali dijual + bateray cadangan,satu di pakai satu dicharge.itupun hanya untuk komuter jarak dekat..kecuali kalo suatu saat ada terobosan teknologi bateray yg dg daya jelajah xg jauh,fast charging,atau charging system yg terintegrasi dg motornya..
tarif listrik naik ora ki…
Bearing roda rusak, ban pun geol geol: http://wp.me/p7LBn5-34v
Varian All New Satria F150 Black Predator Special Edition juga dilengkapi tambahan fitur seperti “USB Charger” dan “Security Alarm System”. dibanderol sebesar Rp 22.650.000,- Otr Jakarta.
Varian warna All New Satria F150 Injeksi Facelift 2018.
Klik link Untuk Lihat Varian Warna-> : tinyurl.com/yd3999qa
Masih bingung cara bayar nya wak… Kalo sistem pulsa kaya ngisi listrik rumah kita harus tau dong perlu berapa kwh buat ngisi nya? Kalo ga bener2 abis… Kalo sistem Supercharger nya Tesla gimana wak? Prabayar apa pasca bayar?
Mobil motornya pake Listrik tapi pembangkit listriknya pake Solar…
Belum lagi bangun Infrastruktur yang membutuhkan dana besar.
Sama-sama sumder dasarnya adalah SOLAR, ya kenapa ga Migrasi ke sistem kendaraan Hybride saja. Tapi Hybrid Murni, Mesin Deasel sebagai mesin pembangkit listriknya dan Mesin Listriknya untuk Penggerak Roda Kendaraan.
Mesin diesel menyala saat Baterai Low saja setelah Baterai Penuh mesin Dieselnya berhenti….kan hemat dah ramah lingkungan minim infrastruktur yang memakan dana besar.
Kayak Kapal Selam aja…… 1 jam mesin Diesel menyala untuk pengisian Baterai dan setelah Baterai penuh bisa dipakai hingga 2 hari untuk memutar baling baling kapal.
Jadi di mobil juga bisa. Mesin diesel menyala 20 menit untuk mengisi Baterai hingga penuh untuk memutar Mesin listriknya bisa sampe 1-2 jam, begitu seterusnya.
Jadi klo dihitung mesin 1500 cc konsumsi bahan bakarnya bisa 100 km / liter. saya rasa jauh lebih hemat.
tidak sama loh walau pembangkit listrik tetap pakai solar tapi total biayanya jadi tidak sama, karna nantinya pengeluaran solarnya bisa jauh ditekan jadi lebih rendah n lebih murah karna yg mengkonsumsinya jadi sedikit. listrik juga bisa diciptain dari berbagai tenaga n panas bumi jadi salah satu kelebihan di negara kita. jadi sebenernya sangat menguntungkan untuk konsumen kalo beralih ke kendaraan listrik tp jadi kerugian besar buat produsen kendaraan bensin terutama buat pabrikan jepang yg pasarnya sangat besar disini
ngisinya emang lama tp mobil listrik itu batrenya bukan cuman 1, bisa sampe beberapa biji jadi total tempuhnya sebenernya cukup buat dipake seharian n ngechargingnya bisa dirubah sambil ditinggal tidur. spbu listrik ada itu sebenernya untuk keadaan darurat aja, barang kali lagi keluar kota atau kelupaan pas tidur gak ngcharging listrik kendaraannya jadi gak usah parno liat waktu pengisian yg 4 jam, kalo gak teledor lupa ngisi waktu dirumah pasti gak perlu ke spbu.
Lah, enak amat bilang klo mobil listrik 4 jam, emang batrenya sama? Lha klo Tesla? 4 x 5,5KVA aja baru 22KWH 4 jam. Batrene 100KWH, 18 Jam, ngaco aja PLN.
Makanya dari produsen juga harus bikin. Terutama juga segera tetapkan standar colokanya. Kaya Super Charger tesla bisa fast charging, tapi khusus mobil-mobil Tesla. Nissan Leaf pake CHAdeMO. Ada banyak standar lain, tapi bagusnya Indonesia pilih satu biar semua mobil listrik yang masuk sini ikutan pake soket standar itu.
Kalo orang mekanik otomotif mobil yang kreatif pasti tau cara agar daya listrik kekal/abadi, yah emang gak abadi2 amat karena umur baterai gak ada yang abadi tapi kalo cuma listrik abadi doang eceslah buat mekanik mobil
Situ mimpi apa, kalo listrik abadi gak perlu pemerintah repot-repot bikin pembangkit listrik. Emang situ makan nasi eek keluar nasi lagi?
Kalo gak tau gak usah ngomong, kalo mau tau belajar dulu gih di SMK jurusan mekanik mobil biar tau cara buat listrik abadi cuma kurang nya di umur aki aja
Orang gak tau SOK TAU DASAR OTAK SEGELAN
Membayangkan antrian yg bakal terjadi di SPLU
Wak artikelnya bagus, kalau bisa bikin perbandingan mengenai motor dengan fuel cell dengan motor listrik dengan baterai, sbenernya menurut Saya lebih efisien pakai fuel cell ketimbang menyimpan listrik di baterai.
Emang berapa besar energi yang bisa diserap fuel Cell?
Lah kok mikirnya pada disamakan dgn bahan bakar minyak sih, dimana kita H A R U S mengisi di SPBU atau beli eceran. Kan kita bisa isi di rumah. Atau bisa saja tiap fasilitas umum ada sarana isi ulang. Misal tempat parkir umum, mini market dan sebagainya. Py to iki…
Pembuatan SPLU harusnya dilokasi parkir kantor2 dimana infrastukturnya tidak sulit karena hanya butuh colokan yg dilengkapi kwh meter. Sblm isi bayar via e money atau flazz baru colok trus ditinggal ngantor.
SPLU di sini konsepnya mungkin bukan tempatnya kayak SPBU yang khusus tapi bisa jadi lahan parkir yang jadi di sulap di jadiin SPLU. nah yang punya jasa parkir bisa untung buat invest ke sektor ini bisa jafi Shell sama Pertamina bakal punya gedung buat nempatin mobil maupun motor listrik parkir sekalian jadi SPLU, fiturnya mungkin ga jauh beda sama power bank kebanyakan kayak kalo overcharge ada teknologi cut off yang bener2 aman buat battere meskipun terhubung atau ga ada juga yang pake wireless charging.
kalo mau charging tinggal ke petugasnya yang jaga atau kalo ada semacam venfing machine tinggal pilih lokasi mobil yang di parkir, lamanya charging and bayar bisa pake uang digital.
nanti mungkin bakal ada mobil kelas mid-end sampe high-end yang bisa di ganti batterenya and di tukar tambah di mini market terdekat atau ga semacam SPLU yang khusus tukar tambah battere, itupun kalo nanti sebelumnya di buat standar international soal design yang bisa di pake semua mobil/motor listrik di dunia.
kalo soal teknologi batterenya bisa jadi top secret masing2 supplier battere tsb.
gua harap ke depannya ga ada lagi yang pake bbm dalam hal apapun termasuk pembangkit listrik itu sendiri, well thats it my assumshit, hehe
buat aja supercharger tesla ala PLN