Thursday, 14 November 2024

Mesin V4 adalah solusi Buat Yamaha ? . . . TMCBLOG rasa tak harus segegabah itu !

TMCBLOG.com – Bro sekalian, Mat Oxley Menuliskan bahwa Valentino Rossi di depan Para Fansnya sepertinya mulai sangsi terhadap mesin Inline 4 yang saat ini dipakai Oleh Yamaha.Vale mengatakan bahwa : ” Ducati dan Honda memiliki mesin V4 ; Kami memiliki ( mesin ) Inline 4 – Mungkin ini masalahnya “ . . . Namun sepertinya ungkapan ini Nggak bisa ditelan mentah mentah, namun harus dicerna lebih dalam kenapa ? Karena baik mesin Inline 4 ( 4 silinder sejajar ) maupun Mesin V4 itu masing masing menurut tmcblog memiliki sisi positif dan negatif sendiri . .

Yamaha M1

Mesin Inline 4 walaupun membuat Body Motor menjadi lebar karena ia harus menempatkan masing masing silindernya berjajar melebar. Namun Posisi Bongkahan mesin Inline 4nya mudah untuk dimaju-mundur dan Naik-turun untuk memperoleh CoG yang tepat. Dan ini pulalah yang membuat di masa lalu Yamaha M1 begitu menghegemoni jika bertemu dengan sirkuit yang memiliki banyak tikungan Panjang ( speed Corner ) yang   . . Gak percaya ? Tanya deh Jorge  Lorenzo yang sudah Kenyang juara bermodalkan Motor Yang benar benar enak ditekuk di tikungan . ..

Namun Begitu Setelah 2015 Honda kena masalah Crankshaft mass, dua Tahun berturut turut berikutnya Mesin Inline 4 kena cobaan masalah Cranksfat mass Juga . .. tahun 2016 Suzuki yang Yang salah menentukan bobot Crankshaft yang terlalu ringan. Tahun 2017 saat andrea Iannone hadir, Bobot Crankshaft dinaikkan dan teryata kebablasan nambahin bobotnya  . . ini membuat GSX-RR jadi sulit dikendalikan. Situasi ini diperparah dimana tahun 2017 mesin GSX-RR di seal, sehingga Suzuki hanya bisa pasrah sampai Musim berakhir . . . 2018 ? Yamaha sob yang mengalami kesalahan penentuan Crankshaft mass . . . Namun tmcblog mensinyalir Yamaha M1 2017 pun sebenarnya sudah mengeluarkan tanda Tanda kesalahan yang sama

Yap 2015, 2016, 2017 dan 2018 hampir masalaah Honda, Suzuki dan yamaha ada di Crankshaft mass . .  Koq Bisa ?

jadi Gini . . . Sobat sekalian penah naik mobil kenceng lalu ngerem kan? Nah tubuh akan terasa terhempas ke depan, Itu adalah Inersia atau kelembaman dalam bahasa fisika   . . Sebuah kondisi dimana suatu benda ogah / malas berubah . . kalo lagi ngacir, pengennya terus ngacir . . Dan Rumuus inersia itu SANGAT bergantung dengan massa . . makin Besar bobotnya, makin Malas benda merubah posisi . . .

So analoginya adalaah, Jika Crankshaft itu Bobotnya makin berat, Maka Inersianya akan membuat Crankshaft malas/ sulit berhenti saat di rem misalnya . . Ia akan berusaha mempertahankan posisi ngacirnya . . . Oleh sebab itu Motor Jadi terasa seperti CELENG . ..  Susah dibelokin . . dan itu yang dirasakan oleh Andrea Iannone di 2017 yang lalu . . Yap lagi Lagi Crankshaft mass . . Abis memang itu sinyalemen part yang sulit di oprek karena terletak di dalam mesin ..  sementara Fly wheel ( roda Gila ) saat ini Kecuali Aprilia, Sudah diposisikan diluar Mesin

Crankshaft and Pistons : Yamaha M1

Tahun 2018 ini Yamaha M1 yang diagnosa penyakitnya kur-leb sama seperti yang menjangkiti GSX-RR tahun 2016 dimana Crankshaft Mass terlalu ringan. FYI, Crankshaft Mass yang diper-ringan ini awalnya sengaja dibuat untuk menjawab permintaan Pembalap agar tidak kalah dalam adu kebut dengan Honda dan Ducati di Straight misalnya . . Memang soal Top Speed jadi nambah, Namun masalah lain timbul Yakni mesin yang sulit di kendalikan ( spin ban belakang ) dalam beberapa kondisi Seperti : Tikungan stop and Go, Track basah, track Sempit dan Licin ( Karena lama tidak di-resurface ) , Asphal yang kehilangan Grip friksinya saat cuaca bertambah panas dan Lain lain

Aoyama RC213V Aero kit

Salah satu Juga yang menurut tmcblog perlu untuk diperhatikan oleh team adalah Pemilihan beberapa tempat pengetesan Pra – Musim yang seakan ‘menyembunyikan’ masalah masalah  . . . Sepang memiliki karakter Track yang lebar dan sangat banyak sekali spot spot Speed corner  . .  begitu Juga Phllip Island. .. So Boleh dibilang pilihan Crankshaft mass kurang banyak jam terbang untuk ditest di posisi tikungan stop and Go – tikungan yang sering ditemukan di sirkuit sirkuit sempit Eropa. . . .

Namun begitu memang sulit mencari Sirkuit Yang proper dan siap saat semua sirkuit di Eropa ketimbun salju hehe . . jadi ya mau nggak mau memang pilihannya hanya itu, sepang, buriram, phillip island dan kalo mau gila gilaan ya . .  bisa pilih test di Termas De Rio Hondo . . kebayang mumetnya tuh karena asli effort banget buat ke sana.

Untuk Sepang Masalah cuaca yang memiliki tingkat kelembaban yang tinggi Juga perlu diperhatikan. Kelembaban yang tinggi ( udara memiliki persentase air yang tinggi ) dapat membuat Mesin terkebiri beberapa horsepower karena kehadiran air ini  . . dan karena power yang sedikit terkebiri ini menyebabkan sulit untuk bisa lebih presisi menilai bahwa pilihan Crankshaft mass yang sudah dipilih adalah tepat, karena power yang dihasilkan tidak maksimal. So dari dua hal tersebut, sangat Mudah membuat team Sekelas factory seperti HRC, Suzuki Ecstar dan yamaha factory racing terkecoh . . .

Kalo terkecoh saat main catur mungkin masih akan banyak strategy lain. Namun kalo terkecoh saat pemilihan Mesin sehingga salah, maka harga yang harus dibayar adalah Struggle sepanjang Musim berjalan . . terlebih lagi elektroniknya bukan elektronik yang familiar bagi mereka dan memiliki tingkat intelegensia di belakang software Inhouse bikinan pabrikan ( Rossi pernah bilang Unified Software MM seperti mundur ke zaman beberapa Tahun kebelakang ) . . Magneti Marelli memang tidak mudah.

Inline 4 Yamaha M1 Engine

So menurut tmcblog adalah soal bagaimana team meramu mesin Yang tepat untuk satu musim berjalan ke depan . . Soal Pindah dari Mesin Inline ke mesin V-4 akan sangat panjang dan lama dalam segala halnya (riset, development dll ) . . . dan tentunya ini bukan solusi yang diinginkan oleh yamaha dan Suzuki . . . Lagipula ECU sudah seragam, ban udah seragam, Software sudah seragam, tahun depan IMU pun seragam .  . Mau mesin juga seragam ? Kayaknya akan bikin kurang seru yah ?

V4 engine

Yap memang Mau Nggak Mau Pabrikan memang harus sangat teliti dalam mencari data dan setingan mesin buat Tahun depan sehingga kesalahan kesalahan dapat dihindarkan . . . satu Lagi solusi Yang mungkin keren adalah kelunakan regulasi, paling tidak pabrikan memperoleh 1 Kali Lagi kesempatan mengupdate mesin ditengah Musim berjalan . .

Ini sepertinya kayak nggak adil jika sudut pandangnya sedang melihat team yang kita idolakan tidak bermasalah sementara team yang Jadi kompetitor team idola kita sedang struggle . . Namun Nggak bisa begitu, tho jika regulasi tersebut di berlakukan, semua team tho akan menikmatinya ..  lagi pula siapa tahu tahun tahun mendatang team idola kita yang kena masalah serupa 😀 . MotoGP technical Director Danny Aldridge mengatakan bahwa jika MSMA menginginkannya, maka Hal tersebut bisa saja dilakukan . . Nahhhh

Taufik of BuitenZorg

178 COMMENTS

    • Masalahnya kenapa saat Yamaha struggle baru ada pemikiran soal ide update mesin di saat musim berjalan…saat team Suzuki dll yg struggle tidak ada wacana seperti itu??..why??..

    • Padahal yamaha jepang uda punya prototipe mesin V4 buat motogp dari beberapa tahun lalu entah pengembangannya gak lanjut atau lanjut tp masih belum sempurna, dan kenapa ini masih jadi rahasia seolah² yamaha gak bisa bikin/punya mesin V4, atau gak cocok sama sasis yamaha secara yamaha lebih ke sasis drpd mesin dan rossi tau tentang prototipe ini.

    • @camel
      ga ada yg menyangsikan bro Yamaha pasti eces bikin mesin v doang,bikin mesin v10 Lexus LFA aja bisa
      tapi pas udah jadi bisa langsung kompetitif lawan Desmo ama recivi itu yg masih diragukan

    • betul kata cak cuk
      Antara mau jadi sisi Ducati-Honda atau malah jadi Aprilia-KTM

      solusi buat yamaha cuma 1,
      Berhenti KIPAS-KIPAS dollar, waktunya dollarnya dipakai buat pengembangan ekekekekekekekekekekekek

    • Inline Screamer kok di bilang merdu ini gimana to bro? gak tau arti screamer kah? emangnya suara jeritan itu merdu apa? ingat ini kasusnya adalah mesin Moto GP yg notabene mesin bergasing diatas 13.000 RPM, dengan RPM tinggi tersebut masihkah dianggap merdu suaranya, iya kalo pedomannya mesin moge 4 silinder biasa macam CB 650 jelas merdu suaranya, wong putaran mesinnya rendah knalpotnya bukan unsilencer kayak di MotoGP. Pasti dianggap sama kayak mesin2 moge yg banhyak beredar di mari itu suaranya, hahahaha….

    • Sorry oot
      V10 nya lfa cuma di tuned sj, tp dirancang bangun murni oleh toyota. Kalo desain exhaust nya betul dibikin yamaha
      Mesin yg dibuat mereka ada, yg dipakai volvo xc90 V8 itu bagus punya, dipakai juga sama noble tp ketambahan turbo dan dituning lg

      • Bukannya Toyota kebingungan naruh mesin V10 di frame mesin LFA?
        Akhirnya yamaha berhasil membuat mesin LFVA V10 tersebut serasa mesin V6 dan beratnya lebih ringan dr V6..alias masuk ke ruang mesin LFA … Ada tuh videonya di Youtube. Denger narasinya di channel Motor Trend. “The engine was manufactured by Yamaha”
        simak di menit ke 2.00…

    • @bib mom
      Pernah dengerin suara motor MotoGP screamer ga ? Penggemar balapan itu yang dicari ya suara jeritan mesin saat rpm diatas 16.000. pernah dengerin suara Mobil F1 yang V12 ga ? Atau ZX-RR minimal

    • Bib Mom berarti bukan penikmat eargasm,lengkingan mesin screamer di rpm atas itu lebih enak kali dibanding big bang atau Crossplane
      Screamer itu bukan Cuma ada siulan di rpm rendah zwing zwing terus pecah di rpm atas,justru malah menjerit di rpm atas kayak vokalis band heavy metal

      Dulu waktu rcv masih pake screamer paling suka dengerin onboardnya,sekarang suara motornya kayak ga beda jauh,kurang Nyeni

  1. soal 1x update mesin di musim berjalan dulu pernah diusulkan livio suppo pas masih di hrc kang (kalau gak salah musim 2015). dia bilang, tahun ini (2015) honda yang ngalami kesulitan/masalah dengan engine yg dibekukan, tapi musim2 yg akan datang bisa aja menimpa pabrikan lain. kejadian deh sekarang

    • dulu enak ya Ducati pas masih liar disebutnya,banteng lah,kuda liar lah,badak lah
      tapi Honda pas liar, disebutnya celeng,v kw lah ?? beda kasta ya!?

      Ducati nih yg belum keluar namanya di kocokan arisan ECU marelli nya??

    • Tahun depan kocokanya jatuh di ducati, sotoy nya gw thn depan bukan faktor teknis tp ke faktor pembalap
      Tp semoga aja kesotoy an gw salah, tp malah tambah seru utk musim depan

  2. Iya sih kayak summer break libur tengah semester gitu,tim non konsesi dipersilahkan update mesin,terus mesin yg udah terlanjur kepake ga boleh di otak Atik lagi harus tetap sesuai awal musim atau dibuang sekalian

    Lagian kayaknya hampir sama aja duit yg keluar antara modal buat riset nutupi kekurangan(kayak bikin winglet,knalpot lah,fairing,dll) yg ada di mesin dgn develop mesin baru

  3. Tinggal MSMA nya sepakat utk aturan baru, palagi sekarang kynya MSMA condong ke salahsatu pabrikan
    Tp soal update mesin di paruh musim, bisa jd sbg celah setelah pembatasan aero-kit
    Kalo ganti platform V sepertinya butuh waktu lama plus duit yg banyak

  4. Wak pengen nanya dong, dalam sejarahnya kan sujuki punya tuh mesin V4. Kalo diupdate dan disesuaikan dengan perkembangan MotoGP jaman now kira-kira bisa bantu kecepatan developmentnya ga ya? Modal kuat tuh kalo mau balik ke mesin V dengan segala kelebihannya

    • ya GSV R jaman John Hopkins ya? sepertinya tetap harus banyak waktu dan tenaga yang akan terkuras . . mending etrus di Inline 4 karena sebenarnya Inline 4 pun menurut saya punya banyak peluang performa

    • Suzi emang udh dna nya main V engine dri jaman 2t, tp entah gsv nya gak oke dan cuma bagus saat hujan
      Pindah ke inline krna mungkin efisiensi dan gampang dikembangkan

    • Wak haji: Kalo dilihat perkembangannya emang menuju ke arah yang positif sih wak. Entah kenapa, motor sujuki kurang bernyawa, seperti kurang sentuhan masterpiece saja. Seandainya sujuki mengesampingkan “ego” dan memilih pilot yang jam terbang tinggi mungkin beda cerita. Eh iya wak, seandainya sujuki punya team satelit dan dalam skenarionya salah satu dari ridernya pake mesin yg berbeda konfigurasinya (V engine) apakah bisa ya wak? Tentunya mengesampingkan masalah anggaran

      Ordinary: betul, karena jaman dahulu pun dapurnya juga termasuk masih tertinggal dikarenakan ecu yg digunakan masih inhouse juga. Nah sekarang kan kasusnya setara, dan dilihat dari perkembangannya memang ecu ini lebih condong mendukung konfigurasi V. Cmiiw

  5. nah akhirnya di bahas juga mengenai hal ini Wak
    memang jangan langsung gegabah dulu ke mesin V. Pertanyaannya apakah saat ini jonas folgar sudah bekerja untuk memulai pengetesan M1 untuk paket motor tahun 2019 yang di fokuskan di track2 Eropa.
    Kalau belum apakah untuk tahun depan sepertinya masih kekurangan data untuk mengatasi masalah M1, karena kalau saja sampai ketemu hitangan yang pas buakan tidak mungkin yamaha ataupun juga suzuki yang memakai mesin inline akan bisa mendominasi kembali di barisan depan.
    Thanks Wak

    • ya itu dia, untuk saat ini saya melihatnya memang Sumber masalah utama di Crankshhaft Mass . . satu part itu sayangnya Nggak bisa diganti namun efeknya banyak . jadi suffer
      Saya yakin jika masalah ini bisa diselesaikan tahun depan dengan pemilihan Crank yang lebih tepat, akan ada banyak perubahan performa di Yamaha dan Suzuki

    • ya dari analisa TMCblog memang inline dengan yang di keluhkan soal M1.
      Intinya kalau tahun depan masih belum dapat hitungan yang pas maka sirna sudah harapan VR46 bisa jurdun ke 10 heheheh thanks wak

  6. Mesin inline 4 msh ok, tapi setting elektronik ecu magneti marelli yg kurang okeee….. ayo dong cari engineer expert spesialis oprek magneti marelli

    • Boxer kalo inclining/cornering 60 derajat mau gasruk2 ?
      Memang cog nya bagus plus dpt smooth dan balance nya tp makan tempat
      V udh paling ideal meskipun karakternya bth balancer yg banyak tp ttp dpt cog yg bagus plus 50:50 weight distribution

  7. Saya awam soal mesin. Terlebih memikirkan bagaimana selisih bobot cranck shaft yang cuma beberapa gram bisa mengakibatkan roda spinning atau motor susah dikendalikan.

  8. Waktu honda usul update mesin di tengah musim malah di caci maki sama fans yamaha terutama fans rossi,..
    Sekarang tim yang paling butuh regulasi itu malah yamaha/rossi..

  9. jika …seandainya .. kalo-2 jadi dan di setujui vr ganti mesin v4 … akhir 2018 mesin jadi dari pabrik … trus di test dsb … utak atik – utak atik penyesuian dsb … pas race toh juga rider mungkin blum bisa langsung ngacir ke posisi 3 besar di thn 2019 … akhirnya penyesuaian lg dsb … salah-salahan lagi dsb… akhirnya 2019 dan 2020 berlalu … umur vr bertambah …. ya gimana dong yg ikut stress ya fbr nya lagi deh …

    • Masuk akal. Butuh keberanian untuk mengambil resiko memang. Ga bedanya ducati,yang berani keluar dari pakem. Dan ternyata sukses.

    • Selama tdk ada sosok risk-taker seperti Furusawa. Evolusi m1 ke m2 sepertinya msh jauh
      Doktrin seimbang hrs diubah sedikit

  10. mau mesin diseragamin juga soal mesin dukati no 1. gak prnh jebol tenaga paling mantep skrg sdh klop dengan sasisnya jd gk da lawan

    • apa mesin ducati gak pernah jebol ? ngakak wkwkwkwk.
      gak inget latihan bebas gp mugello saat pirro bermasalah sama motornya dan crash parah, lalu motor dovi jebol mesinnya berasap. wkwkwk nonton motogpnya di tv one kali nih

    • gak ada mesin MotoGP dr pabrikan manapun yg gak pernah jebol itu

      mesin CBR Moto2 tuh ajib bener mungkin karena externpro ngoreknya gak ekstrim banget tapi tetep patut diacungi jempol tuh mesin,jarang ada yg meleduk,kemarin Luca marini ngebul kirain dr mesin ternyata dr ban belakang

  11. Betul wak, gk bisa segegabah itu, iya kalo langsung klik dgn frame nya, kalo nggak ya smakin runyam malah.
    Kalo perubahan frontal pasti akan butuh waktu yg lama utk riset lagi.

    • sama Frame pasti nggak klik secara Mesin V4 punya distribusi bobot yang ebrbeda dan juga biasannya mesin V4 lebih ramping
      Kalo Mau ke V4 dispastikan Sasis juga akan ikut rombak total, cmiiw

  12. wah perbandingannya antara iannone 2017 dan yamaha sekarang 2018. hahahahaha.
    kalo iannone masih diwajarkan bila dia salah memilih mesin dan tim mekaniknya salah memperhitungkan bobot Crankshaft karena memang dia masih baru disuzuki dan beradaptasi. kalo honda struggle 2015 kan honda memang telat beradaptasi sama peraturan single software dan ecu.
    nah kalo yamaha 2018 ini ??? ko bisa salah pilih mesin ? mesinnya gak ada perubahan radikal, pembalapnya pun masih sama. bahkan pembalapnya bukan setahun dua tahun naik M1, apa istilahnya tidak bisa merasakan atau memberikan masukan kepada mekanik pada saat penentuan pemilihan mesin diawal musim ? apa istilah kasarnya tim mekanik bilang ke pembalap “udah musim ini lo balapan pake mesin ini aja dah”

    • Sudah di jelaskan bro di artikel, ini mungkin karena test rider dan juga sirkuit asia saja yang di pakai untuk pengetesan, sehingga menutupi kekurangan M1 yang ternyata pada saat kondisi temperatur sirkuit tinggi, kondisi hujan/basah, track sempit dan stop and go berakibat tidak dapat grip pada ban belakang ( liar )
      cmiww

  13. kalo bikin mesin baru,sama aja dgn bikin motor baru dari nol
    buang jauh jauh Mission 1,karena ga bakal ada yg nge klick,palingan cuma suspensi,velg,sama footpeg yg bisa di samain ?
    bukannya bersaing lawan Honda dan Ducati yg ada malah lawan Aprilia dan KTM,karena ga mungkin langsung dapat komposisi yg langsung sip itu ga mungkin

  14. Sebelumnya M1 udah hampir perfect, lalu bermasalah sejak regulasi ECU.
    Yasudah, beresin aja masalah ECU. Bukan mesinnya.
    Honda dan Ducati aja mampu.

    Tentang omongan Vale.
    Sekali lagi kita harus kritis apapun yg keluar dari mulut Vale. Orang Itali jago permainan ginian sejak jaman Romawi.
    A belum tentu berarti A.

    • Juga jangan lupa beresin crank-massnya mungkin lebih mudah, ketimbang mumet nyari teknisi MM yang tak kunjung dapat, mau buat skenario fake fire pun butuh waktu yang tidak sebentar , imho

    • Hampir? Perfect?
      Perfect itu apa? kapan?
      2015? Itu terakhir kali jurdun kan? Bukankah itu sudah regulasi ecu?
      Bukannya yamaha jg yg pertama jurdun dg regulasi itu?
      Lalu kalau yg kamu maksud 2015 hampir maka honda 2014 itu apa?
      & kalau 2015 hampir perfect maka motor sekarang (lawannya) sudah melebihi, orang rekor saja dirobek robek..

  15. Tapi perkembangang belakangan ini, mesin v4 punya speed corner yang hampir menyamai inline. Tapi mesin inline susah menyamai power&torsi mesin v4. Contohnya ducati dan honda dah punya speed corner yg bagus. Tapi runyam bagi yamaha.bandul digedein, bakal punya traksi yang bagus tapi power memble. Bandul dikurangin ya kaya sekarang ini.
    Intinya v engine lebih punya keuntungan.

    • Karena mereka mengakalinya dgn power delivery yg lbh smooth (efek brc dan perubahan screamer ke big-bang)
      Vale juga mengakui, kedua pabrikan tsb mengcopy karakter m1 yg smooth
      Tp mengakalinya itu cocok2 an sama rider nya, plus trial dan error yg panjang sekali (HRC dgn hardest way nya)

    • Inline 4 masih punya karakter corner speednya. Masalahnya di M1 skrg lebih pada problem mekanis (salah ngukur massa), jadi berdampak pada power delivery. Terlalu ringan jadinya ban spin, terlalu berat motornya susah berhenti. Ducati, Honda, dan KTM punya solusinya. Mereka mengaplikasikan external flywheel, jadi tinggal tambahin atau kurangin bobot flywheel tergantung settingan yang diminta pembalap.

      Masalahnya, di mesin M1, posisi flywheel ada di dalam mesin, jadinya kena dampak engine freeze. Salah ngukur di awal, y g bisa diotak-atik. Solusinya, bisa secara elektronis (ECU), atau melalui geometri sasis. Kalau semua sempurna dan baik-baik aj, Dalam hal corner speed, mesin inline masih lebih jago ketimbang V4.

      Ducati dan Honda terlihat lebih cepat corner speednya lebih karena power delivery mesin ke ban belakang pas. Dan jangan lupa, ada andil pembalapnya juga dalam melibas tikungan. GP series masih jadi motor yang susah dibelokin, Dovi dan Lorenzo masih menggunakan rem belakang untuk membantu GP mereka belok. Marc, g usah ditanya.

      • @AIM1N

        wah apalagi Yamaha sama Suzuki,
        Dengan mesin 4 inline mereka harus menempatkan Rodagila / flywheel di luar mesin karena dengan 4 silinder berjajar saja space sudah mepet banget dan bisa berefek kemana mana selain kesulitan akses
        so yang saya tahu Yamaha dan Suzuki saat ini flywheelnya sudah diluar

    • bukannya cranksaft yg udh diluar mesin itu punya honda,ducati sma ktm ya wak? makanya dia bisa diganti krena tidak diseal.. aprilia blm tpi udh mau dibikin gt katanya.. itu yg saya baca di blognya mat oxley sedangkan yamaha sma suzuki blm bsa karena keterbatasan tempat.. koreksi jika salah wak..

    • Saya ngerti m1 lagi ada masalah di crankshaft. Cuma, misal crankshaftnya dapet bobot ideal, apa bisa ngelawan gp18? Motor yg bener2 ideal.hampir semua pembalap bisa melakukan lap yg cepat.
      Disaat v engine semakin kenceng di corner, m1 tahun depan mungkin akan dikebiri powernya (karena bandul akan semakin berat). Mirip kejadian 2008 lalu, cuma saat itu rossi masih dalam kondisi puncak, masih gila, masih mau nyalip di cork screw. Sekarang??

      Lagian m1 sekarang juga kondisinya ajaib. Fp1234 bisa kenceng, pas balapan memble dan pada ga ngerti masalahnya dimana

    • AFAIK, efek inersia masih ada wlpun putaran crankkshaft sudah dibuat berlawanan. dan efek benda yang berputar sampai dengan 16.000 rpm cenderung bergerak lurus. Kalau massanya, semakin berat bisa berdampak positif karena bisa mengurangi dampak firing pulse. Sebaliknya, semakin ringan massa crankshaft, efek inersia bisa dikurangi, tapi penyaluran energi dari mesin k ban belakang jadi tidak terkontrol, akibatnya saat gas ditarik terlalu cepat ban belakang wheelspin (otomatis mengurangi speed saat exit corner). Makanya kl udah kejadian ky gini, butuh interfensi ECU untuk mengoreksi (CMIIW). Masalah yang sama juga harus dihadapi oleh HRC d 2015 kmrn, sehingga tercetus mid season engine upgrade -dan ditolak habis-habisan oleh Yamaha. Seandainya g ada masalah ini bisa jadi g perlu ada kontroversi PI 2015, Sepang 2015, dan Valencia 2015 (Selain saat itu Marc masih Hot Headed).

    • Masalahnya bekas Sisa Ban Dunlop di Track tsb mengenai semua Motor, Dan kalau memang berefek, maka semua pabrikan akan teriak .. jadi sama seperti yang pernah vale infokan, hal tsb sepertinya tidak bisa dijadikan generalisasi, imho

  16. @desmodromos nah ini menarik. ane pernah baca pedrosa jg pernah ngalami spin di ban belakang pas tes di 2018(artikel lupa) tp kata pedrosa mereka bisa menghilangkan permasalahan tsb dengan beberapa setingan.

    dr statement tsb artinya semua mengalami hal yang sama. cuma berhasil atau nggak ngatasin itu dr setingan nya (entah ECU dll).

  17. lagi itu sempet baca artikel entah di blog ini atw blog laen,,
    lupa soal nya,,
    bilang nya tuh mesin inline cm sampe 2015 aja kemampuan nya,,
    sekarang dah ga bisa menang lagi,,
    soalnya mesin V uda pake bigbang,,
    terus pake backward rotating,,
    yg bikin mesin lebih kalem bikin gampang belok,,
    tapi buat lurus tetep tarikan sama top speed jos,,
    jd keuntungan mesin inline di tikungan uda sama dengan mesin V..
    jd keunggulan mesin inline uda ga ada,,
    ditikungan sama,, di trek lurus loyo..
    nah itu gmn mas taufik?

    • bisa jadi benar
      Namun balik lagi, Jika Yamaha Mau pindah 2019/ 2020 ke mesin V
      tentu akan banyak waktu yang mereka akan gunakan buat riset
      sedangkan saya pikir dengan kondisi sekarang ini , Kita masih belum tahu seperti apa performa Yamaha bila masalah Crank-Mass ini terselesaikan
      Kalau ternyata bagus, Kan nggak perlu sulit dan susah payah bedol desa kayak gitu
      lagi pula prinsip kando-nya Yamaha lebih ke evolusi yang sedikit demi sedikit, Jarang Yamaha mau merubah sesuatu yang radikal akhir2 ini
      FYO upaya merubah putaran Crank dari forward ke backward termasuk sesuatu yang ardikal begitu juga switch dari Screamer ke big bang
      So . . apalagi pindah dari Inline 4 ke V-4 . . saya jujur sungguh tidak bisa membayangkannya 😀

    • Lha kalo inline 4 V sudah benar2 tidak bisa menandingi mesin V,apa boleh buat?
      Mengorbankan satu dua tahun terpaksa harus dilakukan daripada tak akan pernah menang.

  18. Klo khusus balap gpp pke mesin v4,klo yg dijual mending pke inline4 ,suaranya lebih merdu. yg croosplane saja suaranya sdh kemrosak kyk v4. gak enak didengar.

  19. Kenapa ga bobot pengendara nya aja digendutin, tambah beberapa kilo gitu, Dani spinning karena bobot terlalu ringan, tapi bisa selesai dengan beberapa settingan, karena Y struggle di settingan elektronik ya manusia nya aja diutak-atik gitu ,

  20. membangun v engine jelas lebih kompleks daripada inline, dan biaya pembuatan dan maintenance lebih mahal, dan ga mudah sekelas honda dan ducati aja perlu waktu bertahun2 untuk mengkombinasikan v engine dengan sasis agar lebih mudah ditekuk ditikungan, tapi worthed dengam hasil yg dicapai sekarang ini, bila sudah ditemukan keseimbagan antara cornering, akselerasi, braking, dan speed pabrikan dengan v engine bakalan menjadi lawan sulit

  21. sebenarnya sampe sekarang sih masalah ban belakang spining masih dialami Pedrosa,coba baca deh gpone interview Pedrosa dia masih mengeluhkan hal itu dan merasa kurang akselerasi
    jadi mungkin emang bobot dan tinggi Pedrosa yg tergolong unyil,bener sih enak di straight dia bisa eksploring topspeed tapi pas masuk tikungan dan keluar dia kesusahan karena harus banting dan angkat motor plus mengendalikan wheelie nya pula (di Misano dia ga pake winglet padahal Honda yg lain pake)
    mungkin karena itu pula dia memutuskan untuk pensiun dini,karena kayanya ga ada penyelesaian yg dicapai sejak pakai ECU magneti ini ga seperti inhouse Honda yg bisa meringankan penderitaan pedrosa

  22. Motor masal saja penentuan mass crankshaft nya saja sempurna kok, masak cuman nentuin mass crankshaft motor prototipe gak bisa.? Mungkin ada faktor lain wak bukan masalah mass crankshaft yang segampang itu.

    Masalahnya saya pernah menyetel jarak renggang klep yang terlalu pendek juga menyebabkan motor galak wak alias nyeruntul-nyeruntul. Jadi gak hanya sekedar mass crankshaft yang sesimpel itu menurut saya,, karena model pengapian dalam mesin juga menentukan gerak motor. Seperti roda gila yang ada dikiri itu.

    Terus bagaimana cara mengepaskan konfigurasi mesin dengan bahan bakar dengan RON tertentu yang sudah ditetapkan itu juga berpengaruh wak, jadi menurut saya tidak hanya sesimpel menentukan mass crankshaft.

    • yap bisa jadi, akan banyak variabel . . . dan yang tahu jawaban pastinya Memang Yamaha, Kita semua disini hanya menerka berdasarkan apa yang bisa terlihat dan dilaporkan oleh pembalap mengenai feel
      Namun kalo misalnya part part seperti flywheel ( rodagila ) sepertinya harusnya bisa diselesaikan karena part tersebut bisa diakses sekarang tanpa harus membulka seal dari mesin, Hanya Aprilia saja Kalo Nggak sala yang flywheelnya masih di dalam, cmiiw

  23. wak, nanya donk.. masih kurang ngerti soalnya

    kalau memang pengetesan motor di sirkuit sirkuit yg mungkin bisa ‘memperlihatkan’ plus minus pengembangan motor gk bisa di pakai karna masalah cuaca..

    motor prototype apa gak boleh test di sirkuit pribadi pabrikan yg memang udah di buat sedemikian rupa untuk pengujian..? atau memang hanya boleh di sirkuit yg masuk jadwal motogp..?

    soalnya agak aneh buat saya kalo memang gak ada regulasi ttg itu tapi pabrikan buat kesalahan di pengembangan engine..

    • Untuk pengetesan sudah diatur regulasi sob
      bisa saja test diluar/ diam diam, Tapi tentu tidak bisa pakai test rider Official ataupun Pembalap Official .. Hasilnya pun saya pikir bisa jadi jauh dari apa yang diharapkan soal data

    • hmm.. saya kira gak ada regulasinya wak..

      kalau gitu, langkah yg diambil honda dan beberapa pabrikan lain bleh dibilang good step ya wak,
      test motor prototype next season nya sedini mungkin di sirkuit” yg mereka anggap pas di musim berjalan..

      .. salah satu langkah.. ‘mengakali’ regulasi kah..?

      juga kenapa yamaha gak ada indikasi langkah yg sama ya wak..? atau wak haji ada info ttng itu..?

  24. hmm.. saya kira gak ada regulasinya wak..

    kalau gitu, langkah yg diambil honda dan beberapa pabrikan lain bleh dibilang good step ya wak,
    test motor prototype next season nya sedini mungkin di sirkuit” yg mereka anggap pas di musim berjalan..

    .. salah satu langkah.. ‘mengakali’ regulasi kah..?

    juga kenapa yamaha gak ada indikasi langkah yg sama ya wak..? atau wak haji ada info ttng itu..?

    • Nggak sih, Yang bikin regulasi pun sudah tahu bahwa kelonggaran itu pasti akan dipakai untuk curi start test motor tahun depan duluan dan itu tidak merupakan pelanggaran

  25. Wak tanya.. cranksaft itu adalah sama halnya dgn bandul pada piston itu tah wak..??
    Berarti kalau cranksaft itu bobotnya ringan akan berakibat dngan naiknya akselerasi.. dan jika semakin berat maka deselerasi yg ningkat..?? Apa benar gitu wak..??
    Mohon pencerahannya wak..

    • iya bro.. crankshaft itu poros engkolnya piston atau biasa dsini dsebut kruk as. yups.. it’s all about mass(bobot) bro. sperti yg wak haji bilang.. trlalu ringan brdampak wheelspin(muter dtmpat) karna saking kuatnya putaran mesin yg susah ditolerir sma roda blakang dtmbah lagi klo ECU nya gk Oke ya sperti M1 yg skrg ini. klo bobotnya berat maka inertia lah yg trjadi. bgitu di rem atau proses deselerasi sperti ga mau berhenti karna keunggulan berat bobot mngajak piston untuk terus bekerja. so.. dbutuhkan racikan perfect mass bagi setiap pabrikan tuk mnghindari gejala-gejala tersebut.

  26. Wak gma kalo tiap 2 tim punya sirkuit tes sendiri macam ferrari yg bisa menggambarkan semua keadaan biar stop n go , high speed corner,heeheheeh tapi regulasi tengah musim untuk update semua mesin dan IMU asik juga wak jadi mesin di segel di awal d abis update tengah musim. Seperti kata MM93 ketika semua sudah sama dan kamu masih kalh dlam kompetisi berarti kamu yg lemah gthu kira2 eheheh

  27. Yamaha lagi GuYOn wak …Mencari Jalan Sulit
    Yamaha itu kencang tp manajemennya khususnya Factory Team yg kurang Jeli dan terlalu Lunak apalagi mnajemen bannya…

    mau ban ngesot zaman lampau dipaksain malah ndlosor lihat lorenzo aja gerak dikit tiba2 crash..jgn lupa Yamaha menganut crossplane engine yg tonjokan gak habis2 yg memperngaruhi akselerasi dan deselerasi

  28. Intinya sich, karena selama ini ymh merasa motornya plg sempurna hasil racikan engineers kelas.dewa, jadi.mungki saja mereka tau, tapi dianggap masalah sepele awalnya, taunya beneran merambat ke mana mana. 2017 mereka msh podium kok, itu alasannya mungkin. Mereka lupa, vr dah mulai tua, dimana insting atau refleks tubuh menganalisis kondisi benda bergerak sdh berkurang, otomatis input pun sedikit berbeda, sedangkan yg msh bisa menganalisis dgn detail itu jolor, sayang s dh kadung jengkel sama ymh. Vr pensiun pun blm tentu balik ke ymh, karena dah ada morbidelli di situ. Mending balik ke ducati atau stay di honda.

  29. Screamer di ban Michelin boros ban om … Big bang aja kaya kembali ke 2004 saat rossi memeluk Yamaha … Lebih awet di Michelin

    • @Satria
      screamer udah dibuang sejak lama oleh masa furusawa(technical director YFR 04-11) kala rossi disodorkan 4 tipe pilihan mesin M1 oleh Furusawa bro.. Permasalahan M1 skrng itu adalah ECU dan bagian mekanis mesin yg berkaitan dgn bobot ideal.

  30. solusinya gampang sih wak, ganti #46 bring it back #99, but too late .. 🙂

    ada yang ngeh nggak nih, belakangan #25 jarang protes motor blak blakan lagi ?

    tarolah crankshaft problem solved, akselarasi dll so far ketinggalan kan dari Duc and Hon, dulu raja tikungan katanya sih, perasaan cuma #99 yang raja tikungan, bisa cek Mugello vs #93.. Hon and Duc skrg power dapat agility dapat corner speed juga dapat.. sperti yang di sampaikan #93, Desmo skrg susah disalip..

  31. Tujuan single ECU kan biar setara, sekarang ducati udah jadi motor terbaik dibanding tim lainnya, mungkin ini saatnya kembali diberlakukan ECU inhouse atau ganti ECU yang lain hehehe..

  32. Justru di sinilah letak keseruan perbedaan konfigurasi mesin. Yap benar, nggak perlu buru buru pindah mesin v kalo mesin inline masih bisa bersaing. Tuh ada suzuki menemani

  33. Iya benar gak usah buru buru hijrah ke mesin v. Justru di sinilah letak keseruannya. toh kalo mesin inline masih bisa direvisi kenapa tidak? ada suzuki yg menemaninya. Justru kalo benar bisa bersaing lagi hebat kan?

  34. Coba deh YAMAHA panggil kembali Massao Furusawa untuk pemecahan masalah M1 yang sedang terjadi ini.

    Menurut saya pribadi Goodfather nya M1 Inline 4 Cross Plane Crankshaft ini ya Massao Furusawa.

    Sempet baca, Massao Furusawa di akui dan di beri penghargaan oleh MIT perihal filosofinya.

    • setuju sih bro.. tapi si godfathernya M1 ini nampaknya susah buat balik, karna dia kekeuh ingin pensiun mnikmati hari tuanya. tapi andaikata Yamaha butuh bantuan, ia mngatakan siap untuk mmbantu.
      btw yg bner nih bro.. dia dpat award dri MIT ? Stau saya dia dpt gelar doctor di universitas Trieste dimana Andrea zugna yg skrg mngepalai bidang elektronik di HRC alumni disitu.

  35. Wak Taufik ini asiknya selalu ngasih knowledge ya. Ga sekedar ngeshare rumor/berita dari media luar dan udah slese gt aja. Walaupun kdg pake bahasa fisika yg sy ga paham haha. Sejauh ini komentator terbaik motogp di indo yg saya kenal. Salam dr Malang

  36. Kalo didunia teknis itu yang penting pengetahuan angka serta ukuran.

    Bicara panjang lebar gak pengaruh apa2.

    Ibarat anda bilang kalau motor ingin topspeednya jos…ya knalpotnya dipanjangkan, tapi anda kan tak pernah tahu ukuran knalpot yang panjang serta ideal untuk kecepatan itu berapa cm atau mm.

    Apalagi part-part lainnya yang rumit seperti mesin, paling kita tahunya cuman bore x stroke. Bentuk melebar, kedepan, samping, cOg, dan sebagainya, padahal satuan rumus dari cOg saja kita tidak tahu.

    Karena sekali lagi kalau di dunia teknis itu yang dibutuhkan adalah pengetahuan ukuran atau angka bukan pengetahuan cerita. Sekali lagi yaitu pengetahuan angka bukan cerita.

    Para insinyur tertinggi pun nanti mentoknya dipersamaan-persamaan angka yang sangat rumit. Mungkin seperti yamaha M1 ada 0,1 mm atau 0,0001 mm dari ukuran mesin yang mereka buat yang tidak terdeteksi pengaruh fisisnya oleh para insinyurnya, entah dibagian mana saya tidak tahu.

    Karena berbicara motor itu tidak hanya mesin atau sasis. Tetapi kedua-duanya bekerja satu sama lain, dan menghitung keduanya itu harus memakai persamaan yang jadi momok untuk setiap insinyur karena tuntutan kesempurnaan performa.

    • Iya tau, tp gak semua org punya degree utk itu. Org yg koleksi mobil/motor sport (penuh hitung2 an buat bikin nya) banyaknya jg bkn dr kalangan ilmuan yg tau rumus2 rumit
      Asal kita tahu, cara kerja suatu alat dan tahu sebab akibat nya. Toh penggemar bidang ini gak hrs hitung menghitung (nilai plus kalo bisa dan tau, apalagi pernah mengenyam pendidikan dibidang ini)
      Makanya kita diskusi bor, yg gak tahu jd tahu. Yg tahu tambah tahu

    • Ordinary person@ aku setuju.

      Pengamat@ boleh2 saja sharing ilmu baik kok.
      Tapi yang saya maksut diatas lebih ke sains atau ilmu dasarnya, yaitu ilmu dasar dalam dunia teknik. Kalo kamu lebih ke mekanisme kerja dari sebuah produk. Tapi fine2 aja semuanya benar kok.

      Ok, kalo ngomongin sharing ilmu yang saya tahu sih cuma sedikit, tetapi contoh kurang lebihnya ya begini:

      Berapa sudut sasis yang ideal untuk performa yang maksimal.? Jadi harus dihitung dulu bos di kertas, baru direalisasikan/dibuat sasisnya di alat produksi. Kalo buat sasis tanpa hitungan dan modal trial and eror, 100 x pembuatan pun belum tentu jadi. Karena beda penentuan kemiringan 1 derajat pun akan berbeda hasil pula. Ini baru penentuan sudut, belum penentuan panjang sasis, lebar sasis, dan tinggi sasis yang kesemuanya akan dikombinasikan dalam satu persamaan. Dan ingat masih adalagi bahan, belum dikombinasikan dengan mesin. Dan anda tahu sendiri didalam mesin ada ribuan komponen. Dan kesemuanya itu diwujudkan dalam angka, dan yang paling berat adalah penentuan persamaannya lajunya.

      Dan anak2 disini pada senang ngomongin c0g, padahal satuan rumus cOg aja pada gak tahu. Jadi maksut saya itu kalo mau belajar sih bagus2 aja. Tapi daripada ngomongin cOg yang kita gak mampu, malah mendingan kursus mekanik saja lebih bermanfaat ilmunya. Yaitu ilmu bongkar pasang dan analisa kerusakan mesin. Daripada analisa cOg yang satuan rumusnya saja gak tahu, waktunya malah sia2.

    • Hampir semua yang komen banyak yang menyepelekan kemampuan para insinyur yamaha.. saya rasa para insinyur yamaha dan semua yg dimiliki yamaha.. yamaha bisa buat mesin v 4 ..

    • Bukan meremehkan bor, tp kalo evolusi motor prototype itu seperti bercerai terus kawin lg dgn yg baru alias semua dri dasar
      Yg menyangsikan justru sayang, karena tim sebesar ini hrs berkutat lagi dipapan bawah (semoga sj tidak)
      Kt gw diatas, gw gak meragukan krna gw tau mereka engineer bisa bikin mesin yg powerful kalo cuma V engine 4 cyl mah perkara mudah

  37. Solusinya M1 mission one hanya mr.masao furusawa yg tau mendetail ..sudikah yamaha minta furusawa untuk turun gunung atau mmberi masukan kepada para enginer ymha,.atau minta rossi pilih mesin yg dulu dtolak krena trlalu over power dan liar..semoga ada solusinya yamaha biar tmbh rame lg..

    • nampaknya bukan karna lin jarvis bro noname. dua itu urusannya manajemen kontrak dan marketing. saya ada feeling kouji tsuya kena depak! dari YFR. Karna dialah pemegang mandat M1 series.

  38. intinhya sejauh yg ane tahu, mesin V4 90 derajat (dipake oleh tim2 motogp pengguna mesin V4, Honda, Ducati, Aprilia? KTM? ) itu punya keunggulann alami mutlak yg tidak dimiliki mesin inline 4, di luar persoalan elektronik lho yaa, yaitu :
    1. crankshaft mesin V4 lebih pendek daripada mesin inline 4, artinya lebih ringan, bikin putaran bisa quick-revving dan memungkinkan mesin berputar lebih tinggi.
    2. karena bersudut 90 derajat, maka akan mempunyai balancer alami, jadi mesin V4 tipe ini tidak perlu menggunakan balancer tambahan seperti mesin inline 4 crankshaft M1, tentu paham apa korelasi dan benefitnya dari hal ini.
    3. mesin V4 karena silindernya berbentuk V maka lebih memiliki distribusi bobot yang lebih merata antara bagian front dan rear end.
    4. tapi mesin V4 kan tidak bisa mengaplikasikan long swing arm macam M1? eits jangan salah, mesin V4 di motoGP macam mesin RCV sudah dibikin sangat kompak, pabrikan mensiasati dengan agak menggeser kedepan sudut 90 derajatnya, dan letak crankshaftnya lebih tinggi posisinya, sehingga as swing arm bisa sedikit agak maju, jadi sekarang mesin v4 pun juga bisa sama2 mengaplikasikan long swing arm macam inline 4.
    5. sesuai karakternya, mesin V bersudut 90 derajat memiliki torsi yang lebih nampol dibanding mesin paralel twin, terbukti biasanya motor2 yg ngejar torsi kebanyakan pake jenis v bersudut 90 derajat (soal ini ane belum jelas alasannya kenapa), namun mesin paralel twin karakternya punya power di putaran atas, jadi mesin V4 90 derajat merupakan kombinasi dari manfaat dua jenis mesin yg berbeda konvigurasinya, yg ada dalam satu paket mesin, seperti layaknya kopi dan susu. CMIIW

  39. Masuk diakal karena tahun sebelumnya selalu mengeluhkan akselerasi dan top speed yg dinilai kedua rider kurang dibandingkan rival dan akhirnya tahun ini disiasati dgn pengurangan berat crankshaft

  40. Mungkin gegara itu ‘salah menentukan bobot crankshaft’ tes ridernya ditambah khusuh eropa .bahkan dibuat divisi khusus nanganin ecu supaya gak kejeblos kecomberan yg sama .
    Msalah konvigurasi mesin bisa jd untuk mengakali kemunduran ecu ‘MM’ memang diperlukan kovigurasi v engine .inline kalo bermasalah tp ecunya inhouse mungkin lebih mudah diakali dengan mengubah settinganya .cmiiw

  41. Tak perlu seradikal mengubah konsep mesin sih dari yang sejajar menjadi bentuk V. asal pentungin ulang sesuai dengan diagnosa ECU MM mungkin bisa teratasi problem utamanya yaitu lost traction on whell dan Lemahnya deselerasi saat keluar dari tikungan. soal power mesin sudah ok menurut saya. speed corner juga masih tinggi kok.

    ya cuman problem utamanya itu diagnosa ECU MM tidak selaras dengan apa yg Teknikal Yamaha Inginkan. Performa mesin masih bisa ditingkatkan.

  42. Nanti ada deh teknologi yg mungkin namanya mengandung kata: variable, ditambah imbuhan salah satu dari kata2 semacam : crankshaft, mass, counter, inertia, balance, flywheel. Yang jadi solusi masalah beginian.

    Namanya engineering kan rekayasa utk solusikan masalah yg ada.

  43. Saya rasa ini signal biar yamaha persiapkan juga mesin v4. bisa saja dicoba buat team barunya sky46 nanti. Nah jaga” kayaknya kalau mesin inline sdh bener” klh baru diturunin tuh mesin yg sama.

  44. Menurut ane akar masalah bukan di mesin, melainkan di software ecu. Mustinya pakar elektro dan programer software lah yg lebih aktif, dicari dulu limit dari perangkat elektro dan software ecu, baru deh bikin mesin yg compatible dengan ecu nya. Jadi apapun mesinnya mau 4 inline, mau v4, mau w4, mau v5, ecu yg di korek lebih dalam, karrna ecu itu ibarat otaknya motor…

  45. Sependapat Oom, ganti konfigurasi bukanlah solusi atas kesulitan mereka saat ini. V atau Inline sama saja, pny kelebihan & kekurangan sendiri-sendiri. Dan kebetulan ini pabrikan Jepang, yg saya pikir ada filosofi dlm engineeringnya. Dan setahu saya blm ada pabrikan yg sampai melakukan hal itu di era GP modern. Terakhir KTM pun sekedar beralih ke big bang, namun V nya tetap.
    Kesalahan Yamaha murni krn minimnya data riset sebab tdk serius dlm test & krng menganggap pentingnya tim satelit, sehingga input utk engineer di Jepang pun ya minim.

  46. Kalo mesin V lebih baik, kenapa suzuki malah beralih ke inline sejak mereka balik ke motogp? Padahal dulunya mereka pake GSV-R yang notebene nya mesin dengan konfigurasi V. Tapi tidak sukses. Malah sejak era GSX-RR yang inline mereka bisa bejaban dengan pembalap terdepan.

    • Iya betul tuh, tetaplah bertahan pada mesin inline4. kalopun ganti ke mesin v semua harus mulai dari nol. Mengubah sasis, mencari data, pengembangan dll

  47. Orang2 yamaha d buat mumet dengan fakta yg terjadi di lintasan.
    D Fp 1234 bahkan sampai kualifikasi cukup cepat.
    Eehh katika race mundur teraturr.. Terutama vinales.
    Dan itu terjadi berkali kali..
    Yamaha perlu dukun ???

  48. menurut saya wak banyak banget masalah di kubu Yamaha pertama adalah ECU MM yang dari awal itu Yamaha batu banget mengandalkan insiyur jepang yang gatau ECU MM beda dengan Ducati dan Honda yang udah nyolong start ECU MM setelah itu Yamaha salah melakukan penentuan crankshaft mass dan masih belum memecahkan solusi ECU MM terlebih lagi yamaha juga masih mengandalkan test rider asal jepang yang bahkan jarang coba sirkuit eropa wajar juga kalo salah penentuan bobot crankshaft. Penggantian mesin ke V4 menurut saya juga bukan solusi yang tepat untuk yamaha karena banyak sekali perubahan baik dan engine, chassis, setup suspensi, banyak uang dan waktu yang dibutuhkan, dan adanya Jonas Folger serta Gadda sudah merupakan perubahan yang radikal di kubu yamaha harusnya cepat direalisasikan untuk pengembangan M1 2019 win win solution untuk yamaha banyak data yang bisa digunakan untuk penentuan crankshaft mass dan solved ECU MM dibandingkan ganti mesin V toh juga kalo mesin V gagal balik lagi ke Inline4. Yamaha cuma butuh test dan perbanyak data kedepan untuk memperbaiki motor karena motogp 0,0000001 gram juga akan berpengaruh

  49. Penasaran aja waktu awal 2017 dr mulai tes pra musim sampe 7 serie awal kan M1 gantian tuh vinales ama rossi, namun setelah itu muncul masalah sulit dikendalikan. Apa memang ada perubahan dalam sektor mesinnya ?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP