Monday, 25 November 2024

Rekap Championship Lengkap Pasca MotoGP Le Mans 2019

TMCBLOG.com – Ternyata Pilihan ban Soft soft saat Sesi warm Up di Pagi hari memang sangat mencerminkan Ban apa yang akan dipakai Oleh para pembalap. TMCBLOG mensinyalir ada andil Michelin disini dalam memberikan Advice mengenai ban terbaik yang bisa dipakai dalam keadaan track Kering namun cukup dingin yakni 19 derajad Celcius di Waktu race. FYI tempertatur ini sangat jauh berbeda dengan Temperatur di FP2 ( 31 derajad Celcius ) walaupun Jamnya mirip. Ban Soft ini lebih mudah Hangat dan mencapai Suhu efektif pemakaian saat track dalam keadaan seperti ini. Jika saat Sesi Latihan Bebas banyak Motor mesin Inline 4 berjaya, Namun di Sesi race yang Lumayan Dingin ini di Top 6 Hanya Rossi pembalap Inline 4 Yang becokol disana, yang lainnya mesin V4. Tentu akan menarik membahas analisis strategi dan fakta fakta lapangan yang terjadi di track, namun kali ini kita akan bahas dulu data data dan fakta hasil race MotoGP Le Mans 2019

Kalau Bicara Soal Marc Marquez sudah Mainstream, Bisalah Kita melihat bagaimana tiga Motor Ducati Desmosedici GP19 berada di belakang Marc Marquez. Dan bahkan Sekaliber Rossi sekalipun kesulitan Untuk melewati rapatnya 3 lapis barisan Borgo Panigale di depannya. Asa Fight MMVSMV kembali tertahan. Setelah Cemerlang di sesi Jmat, performa Maverick Vinales semakin drop sampai Klimaksnya DNF saat race. Pol Espargaro terlihat klop dengan Swingarm barunya, sepertinya itu swingarm benar benar bisa menjawab rising stylenya yang agresif selama ini.

Setelah Hanya memimpin 1 point dari Rins Pasca Jerez, namu akhirnnya Marc Maruez bisa sedikit mengembangkan Jarak Point menjadi 8 dengan Andrea Dovizioso. Dovizioso dalam wawacaranya mengatakan bahwa Ducati Butuh sesuatu. Ducati Selalu ada saat marc Memimpin race, namun sampai saat ini belum bisa me-levelkan diri dengan Kombinasi Honda RC213V dan MM93. Alex Rins yang finish di Posisi 10 harus turun 1 peringkat ke posisi 3 Klasemen. Sementara itu Posisi Valentino Rossi tidak berubah tetap di Posisi lima Klasemen pasca Le – Mans

Di Klasemen Konstruktor Honda semakin menjauh dari kejaran Ducati dari yang awalnya berbeda  point Pasca Jerez menjadi 11 point pasca Le Mans. Sementara itu dengan ahdirnya Rossi di Posisi lima membuat Yamaha Bisa bNaik ke posisi tiga menggeser Posisi Suzuki yang turun ke posisi empat.

Sementara Itu di Klasemeent team yang pola perhitungannya merupakan akumulasi point yang diperoleh dari dua pembalap Mission Winnow Ducati semakin menjauh dari Repsol Honda. Yap Boleh dibilang dengan Jorge Lorenzo masih belum menemkan Klik dan Adaptasinya di RC213V kerja Marquez lebih berat di Klasemen team ini.

Jika Pasca Jerez, Fabio Quartararo memimpin 8 point di depan Peco Bagnaia maka Pasca Le Mans ini Quartararo berhasil meskin menjauh dari kejaran Peco menjadi 16 point dengan sisa 14 race ke depan.

Pasca Jerez Nakagami sempat di Posisi kedua, namun setelah Crash di Le Mans ia turun ke posisi empat Klasemen pembalap Satelit terbaik sementara. Jack Miller Memimpin di depan Cal Crutchlow dan Franco Morbidelli.

Namun begitu secara team LCR Honda yang di perkuat Cal Crutchlow dan Nakagami masih berhasil mempertahankan posisi pimpinan sementara di Klasemen team Satelit. perlu dicatat jika pasca Jerez Jarak team petronas yamaha ke LCR honda 14 Point, maka Pasca le mans Petronas berhasil memangkas jarak Point menjadi hanya 4.

Taufik of BuitenZorg

 

37 COMMENTS

  1. Ducati Selalu ada saat marc Memimpin race, namun sampai saat ini belum bisa me-levelkan diri dengan Kombinasi Honda RC213V dan MM93
    #############################
    loh gimana sih ? bukannya ceo ducati selalu teriak teriak ke media motor ducati itu motor terbaik ? masa menyamai level dengan marquez yang naik motor “biasa aja” gak bisa. wkwkwk

    • Tapi kata fans nganu marc menang karena motornya yg josss lho, kaga ada skill. Saya jd pusing mana yg bener

    • sejak kontroversi sendok deflektor aja gigi bilang kita buktikan di track

      tapi sejak argentina selalu memble,bahkan kalah ama suzuki yg belum pake sendok juga

      • wkwkwk biasa itu mah bro genk labil, kalo rcv pada masuk 5 besar bilang marquez gak ada skillnya. giliran cuma ada rcv marquez doank, rcv khusus marquez bla bla.

        iya semenjak kasus deflector koar koar mulu, terutama para petinggi ducati. motor terbaik diantara yang lain (wkwk ngaku sendiri bukan diakuin lawan), anak lama motogp lah. nah skrng mereka melempem dan pembalapnya merasakan motornya bermasalah wkwk

    • Dani pedrosa di tahun 2018 mengatakan motor rcv nya malah lebih baik rcv 2017, padahal kan sudah dikembangkan.

      Saat ini cal crutchlow juga bilang motor rcv tahun 2019 ini malah lebih baik rcv tahun 2018, padahal kan juga sudah dikembangkan juga.

      Berarti benar kalo pengembangan hanya didasarkan pada marquez.

      Honda itu filosofinya kecepatan dan power oriented jadinya handling sulit,, kalo yamaha yang penting user friendly dulu dan power parameter kedua.

      Ini honda harus sadar mulai sekarang kapan mau buat motor yang user friendly, kalo marc cedera dan gak ikut race baru kapok itu hrc honda buat motor tidak user friendly.

      • tentu mreka aware akan hal itu,buktinya di cota honnda tinggal nakagami di posisi 8
        makanya mreka rekrut loren buat bikin rcv yg lebih user friendly
        jadi klo ada rumor loren gak bakal diperpanjang sampe 2020 itu udh pasti boong,hasil kerja dia aja belum ada,masa udah mau dilepas

      • Saya g ingat Dani pernah berkata seperti itu, untuk seri 2018, yg jelas Crutchlow terang-terangan bilang kalau motor 2018 jauh lebih baik dibandingkan motor 2019, dan Nakagami secara tidak langsung juga membenarkan kondisi tersebut dengan progressnya di musim ini (untuk musim 2019 Taka menggunakan mesin 2018).

        Untuk seri 2019 juga Cal g bilang kl motor 2018 lebih baik dibandingkan 2019 secara keseluruhan. Dia cm bilang kl dia tidak memperoleh feel yang sama di front end yang selama ini menjadi keunggulan RC213V dibandingkan yang lain. Dan pernyataan itu juga dibenarkan oleh Marc, dia mengakui RC213V kehilangan keunggulan front end untuk memperbaiki akselerasi. Problem is, Marc adalah tipe pembalap yg mudah beradaptasi dan selalu menemukan cara untuk mengoptimalkan motornya (bahkan dg motor 2016 yg exit cornernya parah masih bisa juara dunia, atau motor 2017). Seperti kata Oxley, “You just can’t create a bike that’s good in every aspect. It’s all about compromising”.

        Selain itu, rasa-rasany juga g ad yg janggal kl ada pembalap yg jadi benchmark untuk pengembangan motor, dan umumnya adalah pembalap yg bisa memberikan hasil terbaik. Toh, M1 juga juga berkiblat k VR46 untuk pengembangan M1 musim 2017-2018. Dan baru bergeser menggunakan masukan MV12 di akhir musim 2018.

      • “yg jelas Crutchlow terang-terangan bilang kalau motor 2018 jauh lebih baik dibandingkan motor 2019”
        ——————————————

        seharusnya tertulis “yg jelas Crutchlow terang-terangan bilang kalau motor 2018 jauh lebih baik dibandingkan motor 2017”

    • AIM-1N@ Coba bro ketik saja “pedrosa akui dirugikan perubahan karakter motor honda” disitu pedrosa menjelaskan intinya motor yang dia tunganggi di musim 2018 tak selincah di 2017,, padahal marquez malah bilang sebaliknya yaitu justru motor 2018 lebih baik daripada 2017. Dibuktikan juga di 2018 hasil pedrosa lebih buruk daripada di 2017 sedangkan marquez lebih baik malahan hasilnya di 2018.

      Intinya sekarang ini hrc untuk mengembangkan rc213v berkiblat pada marquez.

      Sekarang tugas honda membut motor yang user friendly agar jika marquez cedera rider2 honda lainnya bisa didepan.

      • Ternyata saya yang salah. Pasca GP Schsenring Dani memang pernah mengungkapkan kalau dia tidak bisa mengeluarkan potensi dr RC213V seri 2018 (untuk selanjutnya sebut saja Mk. VII). Tapi dari ketiga pembalap yang menggunakan Mk. VII, hanya Dani yang mengeluarkan statement seperti itu.

        Seperti yg kita ketahui, Dani adalah pembalap yg unik. Yang settingan untuk suspensinya pun Ohlins khusus meyediakan Spring 77 N (pembalap lain antara 85 – 90 N). Dia yg paling merasakan dan terdampak dari perubahan regulasi terkait unified ECU dan tyre.

        Untuk RC213V sendiri, sekalipun terkenal sebagai lap-bike dan mengandalkan kemampuan pembalap untuk ride around and squeeze the bike potential. HRC sendiri tetap selalu berusaha mengembangkan motor yang bisa dikendarai siapapun. di tahun 2016 dan 2017, HRC berusaha mencari komposisi yang pas untuk mengoptimalkan reverse crankshaft dan big bang firing, sehingga selalu kalah dalam hal akselerasi. Untuk mengompensasi, Marc dan Cal memanfaatkan kelebihan front end RC213V, sehingga mereka selalu menggunakan Hard Compound untuk bisa mengerem lebih lambat dibanding pembalap lain dan meraih keunggulan di corner entry dan mid corner.

        Salah satu cara untuk membuat rider friendly bike untuk MotoGP adalah membuat mesin yang lebih bertenaga dan memiliki akselerasi yang bagus, sehingga memiliki banyak opsi selama race. Selama ini, RC213V hanya memiliki satu opsi, risking everything on entry corner, sehingga satu kesalahan saja, yg terjadi kemudian adalah bencana (g heran selama sesi Jum’at – Sabtu, Marc pembalap yg paling sering jatuh). Dengan akselerasi yang lebih baik, HRC mengorbankan keunggulan front end nya, tetapi rider jadi memiliki lebih banyak opsi selama race, mau smooth dengan braking early, atau mau agresif (opsi pemilihan ban depan pun lebih banyak). Itu yang terlihat dari Marc di dua seri terakhir. Dia bisa smooth di beberapa lap untuk mengoptimalkan ban, tapi dia juga berani untuk agresif saat pembalap di belakangnya mulai mengancam.

        Dan sekali lagi, g ada yang salah saat pabrikan menjadikan satu pembalap menjadi benchmark (dan biasanya pembalap yang meraih hasil terbaik). Karena bagi pabrikan, siapapun yang mengendarai motornya, saat dia menjadi juara, maka tujuan utama mereka ikut kompetisi tercapai. Apalagi HRC yang selain brand awareness, mereka menjadikan kompetisi HRC sbg sarana untuk mengembangkan skill SDM mereka

  2. Honda sulit banget nih buat dapet juara dunia team, soalnya performa Lorenzo belom stabil sedangkan Ducati kedua pembalapnya selalu ada dibarisan depan terus

  3. Padahal Asimo sudah pensiun. Masih saja susah kejar MM.

    Yach yg kalahkan mm ke depan Yach dirinya sendiri aja atau keapesan.

  4. Alibi yg dilemparkan sebagai asa adalah :

    “Skill Mm belum terbukti karena blm pindah dan jurdun motor lain.”

    Padahal mm jurdun di tahun pertama di motor GP sebagai Rocky , dan pake rcv yg terkenal liar.

    Sesuatu yg allien lainnya macam vr dan hohe tidak bisa lakukan diawal masuk kelas para raja.

    Walu akhirnya msh ada alibi lain waktu mm jurdun pertama kali ke rcv , rcv saat itu masih pake Asimo.

    Dan sekarang Asimo sudah pensiun lama. Ngak diperlukan oleh MM.

    Itu saja sudah buat pembuktian skill mm.

  5. Nunggu artikel analisis penggunaan mesin sampe race kelima ini. Ane penasaran Sijuki (tim favorit) udah pakai berapa. Tiap race meski start dari belakang, tapi konsisten overtake minimal 7 pembalap. Nanti cukuplah start posisi 10, jadi masih bisa dpt podium. Ngoahahaha.

  6. Wak, dibahas donk perubahan paradigma Marquez terhadap seeking best lap time..

    Dia bilang tahun ini punya dua atau tiga opsi riding style selain late-braking-style untuk mencari laptime cepat nan konstan..

    Katanya sih ditunjang mesin anyar.. Beuh, tambah ngeri donk wak

  7. Jadi ingat beberapa THN ke belakang, sampe boss Yamaha minta rider team satelit bantu rider pabrikannya buat mem-block mm jurdun.

  8. Akirnya semua kembali menginjak bumi, setalah 4 race awal yg semu, skrng semua harud kembali melihat data apa yg salah di race awal kemarin, knp kemarin2 bisa “king of overtake”?, knp kemarin bisa juara?, knp kemarin bisa bgitu skrng bgini???

    • MM93 kalo balapan suzuka 8h pake revo standar pun pasti bisa menang sekebon lawan R1 racikan YFR dan ZX10RR racikan KRT ???

      tanpa pitstop saking iritnya ??

    • Sekaliber Rossi sekalipun kesulitan Untuk melewati rapatnya 3 lapis barisan Borgo Panigale di depannya… sambil berharap mereka saling bersenggolan dan dnf 😀

  9. Gak terbantahkan MM feat Honda memang klop,terbukti pembalap honda lainnya kewalahan diblkg. utk ducati bisa diblg 3 motornya konsisten didpn terlepas dr karakter lemans yg pas dgn duc. Rossi konsisten amankan poin saja,hebatnya quartararo overtake satu persatu dari belakang. sayang kyknya dia msh grogi dikandang sendiri gak bisa pole dan awal lap gak ngotot. cuma opini pribadi.

  10. bukan ducatinya butuh sesuatu…tapi dovinya yg butuh sesuatu…toh dr jaman kelas 250 cc dovi emang jd penggembira barisan depan…klo yamaha mah..audah gmna ituh motorr…semenjak ban jd michelin..masalahnya kaga kelar2….mang rossi keliatan ampe empot empotan ngejar barisan depan..tp ga sampe2..abis race..keliatan capek bener haha

    • kayanya memang ducatinya juga bermasalah pak, diawal awal lap kan marquez sempet “mainin” si miller tapi pembalap ducati yang lain gak bisa juga deketin marquez ketika dihadang miller. ujung ujungnya miller k.o dan marquez kabur sekebon.

  11. Untuk sahihnya, nunggu analisa seperti biasanya. But, IMO. Setelah melihat dua seri terakhir, sepertinya Marc menggunakan strategi yang sama dengan Dovi di 1/3 lap awal, saat dia start di baris depan dan bisa nyodook di barisan depan setelah lap pertama. Seperti halnya strategi Dovi yang yoyo-ing the pace, sepertinya Marc saat ini seperti itu. Hanya saja dengan mesin yang lebih baik, dia lebih pada taunting para penguntitnya.

    Sengaja mengendorkan race pace tapi tetap siap untuk riding secara agresif. Buat pembalap dibelakang, akhirnya mereka melihat ada opportunity untuk nempel dan ambil alih posisi, sehingga mereka pun riding on the edge untuk bisa taking the lead, dan berharap kemudian bisa mengatur tempo. Hanya saja, mereka sendiri akhirnya g menyadari kl senjata utama mereka (ban) justru mulai dilucuti, it’s so close yet so far.

    Morb dan Quartararo di Jerez serta Miller di Le Mans, seperti termakan strategi tersebut. Saat MM disalip, seeprti biasa dengan “Riding like a d**k” stylenya, dia pun tetap bisa fight untuk ambil alih posisi. Seperti kata Zarco, pembalap paling susah disalip, y Rossi. Karena teknik late brakingnya membuat defensnya nyaris sempurna. Paling gampang disalip, y Marc tapi g berapa lama pasti dia punya cara untuk nyalip lagi. Dan begitu pembalap di belakang sudah mencapai limitnya, MM yang berada di depan tinggal memanfaatkan potensi ban yang masih ada dan menjaga jarak.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP