Dari Gudeg Instant sampai Mengerti Ban . . . 10 menit Interview Galang Hendra Pratama

TMCBLOG.com – Saat perilisan Yamaha NMAX 2020 tmcblog memiliki kesempatan Interview ekslusif dengan 3 pembalap Yamaha Yakni Pembalap Indonesia di kelas World SSP300 2019 Galang hendra Pratama dari YRI, Van Der Mark dari Pata Yamaha WSBK dan Maverick Vinales dari Monster Yamaha MotoGP team. Nah untuk kali pertama ini tmcblog mau share ke sobat sekalian hasil interview dengan Galang dulu sob  . .

Sudah dua musim di WSSP300, full season, bagaimana adaptasi dengan makanan, Gaya hidup dan Cuaca ?

tahun pertama 2018 saya lansgung sendiri, tanpa pendamping. Persiapan Bawa Mie Instant, bawa beras sama Gudeg Kaleng ( instant ). Ada di Jogja tahan sekitar 4 bulan. hal tersebut dilakkan hanya di awal awal. saat ini bawa hanya satu buat kalau kangen saja. mengenai Cuaca awal seri memang dingin seperti di aragon dan aseen. Sayanya sendiri bisa adaptasi, Namun yang etrpenting adalah mengatur kondisi ban pada saat cuaca dingin.

Soal mengerti setup Ban, apakah awal awal ada kebingungan?

Awal musim soal ini ( pengaturan setup ban) agak kesulitan karena kebiasaan Balap underbone di Indonesia bahwa kalau ban digunakan konstant maka kondisinya akan sama. Jika di eropa, kita lepas gas sedikit maka suhu karet akan berubah dan berpengaruh ke grip

Nah itukan soal Komunikasi, Bagaimana soal bahasa di eropa dua tahun terakhir ?

Awal awal ada kesulitan, Karena (kosa kata) bahasa teknis racing di Indonesia dan di sana ada sedikit berbeda. Misalnya saya mau bilang motornya agak sedikit ‘ blebeq ‘ nih. Kan bahasannya di sana gimana gitu. Dan di Dua tahun ini team sudah mulai mengerti bahasa teknis saya dan mengerti apa yag saya inginkan.

Bahasa apa yang dipakai untuk komunikasi ?

Inggris, saya juga sedikit belajar Italia karena team ada yang berasal dari Italia

Kita Bicara peningkatan bahasa inggris Galang dari awal Musim 2018 dan sekarang. Di awal pointnya berapa ?

enam . .

Sekarang ?

Delapan

Dua kali full season di WSSP300 apa hal positif yang diperoleh dan apakah berperan banyak dalam peningkatan performa pribadi Galang secara Umum ?

Yang jelas dengan dua tahun, saya bisa menjajal seluruh Trek Eropa dan tentunya saya juga bisa belajar bagaimana berkomunikasi dengan orang eropa soal Setup mesin, mengatur strategi Race, pengalamannya lebih.

Apa bedanya Trek di Eropa dan Di Asia?

Yang jelas Suhu. Kalau Trek ( eropa ) lebih teknikal seperti contohnya Portimao. Ada naik, Blank-spot, turun, kayak roller coaster gitu. Itu benar benar teknikal.

Apa yang membedakan tingkat persaingan antara Wssp300 dengan AP250

Persaingannnya di kedua kelas ini sangat tinggi dan ketat, di 2018 Brno saya sempat memperoleh juara, 2019 saya memperoleh kesempatan lagi dari Yamaha indonesia untuk full season di 2019. Saya ekspektasi meraih Juara dunia, Tetapi ternyata 2019 pembalap pembalapnya lebih kencang dibandingkan 2018, Motornya improve, team yang dulu di 2018 pad amusim 2019 menemukan Setup baru, jadi yang jelas pertarungannya lebih ketat. 2019 lebih berat.

Di 2019 ini WSSP300 menghadirkan regulasi baru, menurut kacamata Galang sendiri gimana.

Tahun 2019 sudah lebih stabil namun masih kurang Equal karena memang sih regulasi dijalankan , namun setelah race tidak ada scruiteneering.

Untuk Menjaga stamina di Indonesia dan di eropa

Saya selalu latihan Cardio, Lari dan bersepeda. Bersepeda bisa 150 km sekali jalan, lari 30 menit – 1 jam. Saya latihan endurance bisa sampai 12 kilometer

Apakah masih melakukan apa yang diajarkan Master camp seperti Flat Track

masih dilakukan, di pantai Parang tritis dan latihan motornya sepekan 3 kali di sirkuit Boyolali Pakai supermoto dan R25

Tahun depan, ada bocoran mau kemana?

Tahun depan . . tunggu dulu, yang pasti masih dengan Yamaha

Jadi begitu sobat sekalian, untuk Videonya solahkan simak di Link Vlog channel tmcblog berikut ini

taufik of BuitenZorg