Home MotoGP Pelabuhan 2021 Maverick Vinales akan bergantung pada performa Yamaha M1 2020

Pelabuhan 2021 Maverick Vinales akan bergantung pada performa Yamaha M1 2020

49

TMCBLOG.com – Sobat sekalian, Musim 2020 diprediksi akan kembali mengulang apa Yang terjadi di 2018 dimana hadir perang diluar Trek terutama soal konsterlasi pembalap pasca 2020. Seperti Kita ketahui hampir semua pembalap MotoGP akan mengakhiri Kontrak mereka di akhir Musim 2020 dan biasannya dinamika pendekatan atau bahkan deklarasi pembalap Pasca 2020 dilakukan lebih dini ( di cawu pertama 2020 ) . . salah satu pembalap yang jadi Hot dalam pembicaraan adalah Maverick Vinales.

Untuk Maverick Vinales sampai Tulisan ini dibuat Paling tidak ada dua Pabrikan yang tertarik menggunakan jasanya pasca 2020 yakni Yamaha dan Ducati. Buat Yamaha, Maverick saat ini adalah pembalap terbaik mereka, fakta tak terbantahkan adalah selama 2018 dan 2019 hanya Maverick yang bisa Juara seri dan Maverick mengakhiri baik Musim 2019 sebagai pembalap Yamaha terdepan dalam Klasemen championship. Maveric semenjak pertengahan musim 2019 telah menemukan Base setup penting. Ini mengartikan bahwa Pendekatan Maverick sepertinya sudah mulai berbeda, ia sudah mulai ngeh dan click dengan peran sebagai Rider developer. Dan peran ini lah Yang sangat dibutuhkan Pabrikan manapun

Buat ducati sendiri, bahkan sekelas Gigi Dall Igna Yang angkat bicara soal Maverick ” Ia adalah salah seorang pembalap yang pernah mengalahkan Marquez, Kami mengakses siapa saja yang bisa menjadi Opsi terbaik, solusi terbaik, namun Begitu, semuanya tidak berada dalam genggaman Kami “ Yap maksud dari Dall Igna, Sampai saat ini walaupun Ducati tertarik dengan Vinales, mereka sadar bahwa jalan untuk mengikat Maverick dalam suatu Ikatan Kontrak Pembalap akan sulit dilakukan.

Lalu bagaimana Dengan Maverick? Mendengar ketertarikan Ducati tersebut Maverick berkata “Tentu saja, saya tersanjung ketika merek seperti Ducati tertarik pada saya, Tapi saya sedang fokus pada diri saya sendiri, kita akan memikirkan masa depan nanti. Hasil dan suasananya di Box Yamaha sedang meningkat. Apa yang terjadi selanjutnya (2020) akan sangat tergantung pada kemajuan Yamaha dengan motor baru selama musim dingin dan bagaimana musim baru akan berevolusi. Bersama Yamaha membuat saya lebih kuat,  “

Melihat respon Maverick Di atas terlihat sepertinya Maverick akan mencoba melihat dulu seperti apa Yamaha M1 2020 baru menentukan dimana ia akan berlabuh di 2021 nanti, Ducati atau Yamaha. Ini artinya Yamaha akan jadi Prioritas terdepan bagi Maverick. Melihat style Developer Maverick semenjak GP Catalunya 2019, sepertinya Maverick Vinales ini bukan tipe Pembalap yang suka sama perubahan yang Radikal, . .  Ia akan berusaha konsisten sama setup dasarnya. Logikanya, Perubahan End Muffler ke Double Barel aja dia emoh ( nggak mau) , apalagi perubahan Mesin Inline 4 ke mesin V4 . .

taufik of BuitenZorg

49 COMMENTS

    • Sebenernya pembalap bagus tapi dianaktirikan
      Andai yfr lebih konsentrasi ke MV12 pasti hasilnya bakal lebih baik, cz sang legenda sudah habis masanya, masalah sponsor yakinlah itu cuma jangka pendek, kalo tim sudah solid kayak HRC yakinlah sponsor bakal banyak yang antri

    • Pebalap cari Jurara Dunia…
      Pabrikan cari Juara Konstruktor…
      Tim (Sponsor) cari Juara Tim…

      Dan masih ada yg ikut balapan cari nyaman dan asalkan finish…

  1. Pindah aja lah MV, di Yamaha gitu² gak berkembang jg. Mending terima tawaran Ducati aja, krn si Lorenzo aja bs click sm Desmon jd seharusnya MV jg bs krn mereka 1 type gaya balapnya.

    Tempat MV kasih ke Quartararo aja. Si Kakek Legend biarin aja stay, Yamaha masih butuh sosok Rossi di team. Inget MotoGP bukan cmn balapan tapi juga bisnis!

  2. Dia adalah salah seorang yg mengalahkan marquezz..
    Iya juga sih di samping duc duc gagal gaet mm93,mereka masih berambisi mengalahkan mm93 dengan ingin mendatangkan rider yg pernah mengalahkan doi.. Ya seperti yg saya bilang sebelumnya kalau mau mengulang momen 2007 duc duc cuma perlu ganti Rider yg lebih muda dan berjiwa championsip,maaf bukan rider yg saat ini dimana semua mata di dunia udah melihat hasil kerja mereka awal² doank yg garang pas pertengahan musim jadi memble…

    • Kalo hanya sekedar ngalahin, Dovi juga malah lebih sering ngalahin Marc. Apalagi epic last corner battles.

      Tapi tetep ada hal yg dirasa kurang dari sana.

      Kira-kira apa ya yg harus dilakukan oleh para rival dari rider bunglon macem Marc?

      • Boleh juga tuh

        Faktori Yahama galau banget deh kayanya
        Maverick pembalap terbaik Yahama saat ini.
        Quartarejo anak muda bersinar yg jadi prioritas incaran Yahama
        Rossi ikon utama Yahama

        Tapi seat faktori cuma 3 biji ?
        Jadi galau ama masa depan

  3. Kalo patokan lawan yg digunakan adalah marc+Honda maka yg slama ini mendekati adalah dovi+Ducati.
    Bs sj MV12 berfikir kalo mau mengganggu jurdun ya pake gerbong Ducati.jikalau memang Yamaha blm mampu menyamai level 2 pabrikan tsbt, stidakny dlm 3musim kblkng.

  4. MV 12 pindah tergantung Rossi Wak, klo tim Yamaha concern pengembangan motor via input dari Rossi maka MV 12 bisa aja pindah team

    • Nah ini yang bagus kayak CS27 artinya lebih memanfaatkan skillnya sehingga jika gagal gak bakal ngedumel motornya kurang garang

    • Ingat, gak ketika Assen tahun ini, Apa yang MV lakukan udah membuktikan bahwa dia ingin menggali potensi M1 yang ada, bukan malah menambah sesuatu hal yang belum tentu terjamin. Dia di Assen rela nyobain pake suspensi depan biasa (non karbon), demi mencari tahu apa yang membuat Quartararo bisa tampil tokcer, sekaligus membandingkan lebih bagus yang mana buat gaya balap dia. Sebenarnya, baik JL, MV, dan FQ punya riding style yang mirip,yaitu bukan tipikal late braking. Permasalahan untuk part baru, seperti Knalpot yang berbeda dan lain2, sepertinya tidak dia hiraukan karena sepertinya dia fokus untuk motor 2019 terlebih dahulu. Entah dengan test pramusim apakah dicoba atau nggak, toh, Rossi juga balik lagi pake knalpot biasa.

    • Sudah dibahas di artikel Wak haji

      Sepertinya dia harus punya pola kerja seperti paduka Hohe. Yg penting sudah pegang setup dasar yg dia kuasai dulu. Printilan lainnya adalah by request dia setelah nemu kekurangan dari penggunaan setup dasar tadi.

      Dengan gitu arah development berjenjang dan progresif / ketaker progresnya.
      Kalo ada yg salah juga bisa mudah diketahui penyebabnya.

      Kalo cara kerjanya seperti pembalap lain; Yaitu radikal dengan langsung minta ubah kenalpot baru, dan minta ubah swingarm baru. Sepertinya sih gak banget.

      Go MV12! ???

  5. Bukan kapok ma perubahan radikal, tapi kapok membohongi diri sendiri, waktu masih ngekor arah development motor yahaha hasil si anu, hasilnya amburadul padahal dari awal vina kemauannya beda ma si anu, pas nekad ngikuti kata hati sendiri, termasuk minta crew chief baru, eh malah tokcer. Ini termasuk radikal soalnya, ganti arah development motor ditengah musim plus ganti crew chief

    • Betul topspeed adalah bukan segalanya.

      Konsistensi pace dan average speed dari M1 itu menurut saya superior. Terutama keliatan banget waktu dipegang paduka Hohe (dan juga Vinales).
      Kombinasi yg klop antara man-machine (mereka) bisa melahap banyak lap dengan speed yang sangat konsisten.

  6. Kalau dipikir2 rasanya jauh lebih terhormat kalau bisa mengalahkan marc sewaktu masih di hrc daripada mengalahkan dia sewaktu masih adaptasi di motor baru (andaikan / jikalau) dia pindah.

  7. Siap2 DIBUANG TU DOVIZONG,PARAH BANGET 5 MUSIM LEBIH DIDUCATI GAK PERNAH JURDUN???,BERUNTUNG AJ GAK DISOROT MEDIA,DOVIZONG JUGA MUKA BADAK

    • minta di semprot minyak beku nih anak,ngehina Dovi pembalap pujaan nya samadengan menabuh genderang perang

      (walaupun kenyataannya emang rider kelas 2 sih) ???

  8. satu lagi yg perlu dipelajari vinales lbh intens : smile. deloken markes kae. ojo methuthut ae…kowe kie selain pembalap, lebih utama sebagai brand ambassador…penting neh ojo maido motormu sak elek2 e kecuali arep pindah. urusan garasi ojo digowo ng pers

  9. Mark yang nggak mau pindah, apa pabrikan lain yang nggak ada duit buat nawar nih? Faktanya nggak ada satupun pabrikan lain pernah menawar markes. Jangankan nawarin, berandai-andai aja nggak berani. Ngarepin markes pindah sendiri?! Gitu maksud loe…emang kelebihan pabrikan lain itu apa? Ibarat ganti bini, kalo bini lain cari yang lebih baik.

    Otak frustasi ya begini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


Exit mobile version