Monday, 23 December 2024

Michelin . . . akankah Jadi ‘Game Changer’ MotoGP 2020?

TMCBLOG.com – Regulasi Update dari performa Ban Secara umum seharusnya dibuat untuk semua dan Untuk mengayomi semua Pabrikan, namun dalam kenyataan memang sulit untuk bisa pas dengan semua Karakter mesin dan karakter berkendara Pembalap secara dua Variabel ini jelas sulit untuk diseragamkan. Kita Bisa ingat ketika Dunlop Mengubah Ukuran Ban belakang di Musim Moto2 2019 yang lalu semenjak Seri Jerez dari awalnya 195/70-17 ke Ban dengan karakter kompon karet yang sama namun ukuran berbeda menjadi 200/70-17. Secara umum hitungan diameter ban Dunlop kala itu bertambah sekitar 1 cm, dan hasilnya ? hampir seperti instant perubahan ini entah ada hubungannya atau nggak – meroketkan performa dari Alex Marquez . . Itu hanya satu contoh dari beberapa contoh lainnya.

Sebelum 2019, Michelin terutama Ban Belakangnya terlalu bermasalah Buat Yamaha karena banyak membuat Ban belakang spining saat berakselerasi keluar tikungan yang artinya grip tidak maksimal. Musim 2019, Michelin merubah sedikit kompon karetnya dan berhasil membuat Yamaha memiliki Grip kembali. Sampai akhirnnya di tahun 2020 ini Michelin mengeluarkan Ban belakang dengan kompon dan konstruksi baru yang secara umum tujuannya membuat Ban belakang memiliki kombinasi karakter lebih durable dan lebih ngegrip.

Namun ada yang membuat tmcblog kaget adalah Reaksi Keras dari Ducati yang mengatakan bahwa Ban Michelin ini akan membuat masalah dan pekerjaan Rumah besar Buat Ducati Dan Honda . Menurut analisa adalah benar bahwa ban belakang baru Michelin menghadirkan grip yang lebih bagus dari Ban tahun sebelumnya. Buat Yamaha dan Suzuki menurut beberapa informasi ban ini jelas secara instant menghilangkan permasalahan Spining dan slide berlebihan kedua motor Inline 4 ini saat berakselerasi keluar tikungan dan mempertahankan Corner speed pace saat melakukan aksi menikung

Namun Bagi dua motor dengan Mesin V4 Honda dan Ducati katanya sih, bagusnya Grip ban belakang Michelin baru ini malah membuat Ban belakang ‘terlalu bagus’ / ‘terlalu ngegrip’ sehingga memberikan Push (desakan) ke arah depan yang levelnya diluar kemampuan Grip edge ( ujung) roda depan saat melakukan Speed Cornering. ( harap dibedakan antara Speed Cornering dan Corner speed ) dan ini lah yang ditengarai merupakan penyebab hilangnya Grip front end Crashnya Marc Marquez di T3 dan T15 pada Sepang Test begitu pula Crashnya Dovizioso.

Ducati Bilang bahwa Butuh setup berbeda terhadap karakter ban ini dan bahkan Ducati berencana menghadirkan Swingarm baru di Qatar test 2020 Nanti. Buat Honda, atau Pada Khususnya Buat Marc Marquez diperparah karena Juara Dunia 2019 ini tidak memiliki Back-Up strategy saat jatuh terutama di tikungan kanan secara Bahu Kanannya belum memiliki kekuatan yang cukup untuk melakukan aksi penyelamatan Khas MM93.

So apakah ini artinya ada ‘setingan’ Khusus yang tujuannya untuk menaikkan Level pabrikan pabrikan yang selama ini struggle dan akan jadi akankah Jadi Game Changer MotoGP 2020? tmcblog tidak tahu pasti, namun yang diutarakan oleh Michelin Secara resmi adalah Sebuah Upaya untuk menaikan Kualitas grip dan durabilitas Ban.

Agak aneh Juga kenapa baru di Sepang issue ini begitu santer karena pada dasarnya ban ini telah melewati berbagai tahap Uji sebelum hadir di sepang. Tahap pertama uji dilakukan dengan kondisi In-House Labaratorium. Lalu UjiCoba lapangan pertama dilakukan Pasca Raceweekend MotoGP catalunya 2019, lanjut di pasca Brno, Ceko dan Misano pada Musim yang sama lalu diuji coba mengguankan Motor 2020 di Valencia test dan Juga Jerez test sebelum akhirnya dicoba di Sepang Test 2020.

Taufik of BUitenZorg

84 COMMENTS

  1. Nah Loh dengan adanya pernyataan pembalap tersebut …

    secara tersirat ban-ban terdahulu emng adanya GHoib dan atau pesanan khusus….
    wes gitu sazaaaa..
    ingat conspiracy yg dulu hangat dicuatkan media luar…?

  2. Mungkin di awal musim MM + Honda akan sedikit kesulitan.karena belum menemukan set up yang bagus.tapi di paruh ke dua.Honda mulai menemukan ritme nya lagi.

  3. ban baru yang ‘menguntungkan’ inline & ‘menyengsarakan V . mungkinkah bisa “PESAN” ban versi taon 2019 buat mesin V wak JI??

  4. Na pabrikan selain honda dan ducati yang pakai mesin V malah adem ayem aja gitu wak..
    malah ada progres yang bagus dan berpotensi bisa ngerecokin posisi 10 besar setiap race weekend yang biasanya diisi Honda, Ducati, Suzuki, Yamaha.
    Apa karena power yang mereka nggak terlalu “gede” kalau dibandingkan sama mesin Ducati dan Honda ya..? Jadi tenaga yang keluar gak terlalu berefek signifikan..

  5. wah bisa rame nih,intinya usaha micelin supya yg tadinya brmasalah dgn spin ban akselerasi kurang,bs mksimal di race nanti.lha yg udah bagus akselnya jd korban grip ban depan?

  6. Kemarin fans siapa tuh yang bilang minta balik ke Bridgestone karena Michelin adalah settingan Dorna buat pembalap yang paling mereka benci. Settingan Dorna sejatinya buat menguntungkan si benalu tua dimana benalu tua adalah pembalap yg paling hobi lolos pinalti biar fansnya tidak semakin teriak teriak sana sini karena merasa sang idola paling benar dunia akhirat

    • Kalau memang settingan itu benar adanya, gw rasa sih arahnya memang kesana. Biar Marquez ada lawan tangguh. Ingat motogp hiburan balap, bukan olahraga balap. Yang dibutuhin Dorna cuma penonton, bukan lagi murni balapan kaya era Agostini yanh siapa cepat dia dapat piala. Siapapun boleh ikut, mau rakit sendiri dari motor harian atau bikin prototipe silahkan.

  7. Jika Dorna men setting motogp, honda akan out, sama kaya dulu saat rc166 g bs dipakai gara2 jumlah silinder dibatasi maksimum 4. Kalo meng intervensi sudah pasti agar gak terlalu ada dominasi,karena me monetize balapan adalah membuat persaingan kuat dan menarik ditonton, selama menurut tim tim yg dirugikan gak terlalu berlebihan aku rasa model pabrikan honda malah akan tertantang. Yamaha sudah dikebiri ecu nya, menguntungkan ducati, skrg yamaha dikasih bantuan lg ducati mencak2. Harus nya ducati sadar diri pernah ada di posisi yg sama. Yg jarang protes itu honda, sering dirugikan,dan jarang mendapat keuntungan secara teknis motor, seringnya malah diluar teknis motor yakni pembalap seperti saat dimana Marc bisa langsung di tim pabrikan padahal saat sebelumnya dilarang rookie langsung ke pabrikan. Ktm,aprilia jd jelas2 selalu dpt untung namun ducati biasa aja,hanya saat ini yamaha menjadi ancaman ducati meraih posisi favoritnya yakni posisi 2. Wkkkk

  8. Weleh³ tahun ini bakal berat bagi marc, apalagi di tim ymh ada f¼ yg makin matang, semoga marc bisa bersabar dulu sambil menunggu tim menemukan solusi terbaik.

  9. dari Tahun kemaren gue udah bilang, mincelin gak pernah bisa bikin ban yg balance, bisa dipakai semua pabrikan, eh kaum 93peng malah nyolot

    • Mungkin karena elektronik mereka blm settled.

      Buat yg udah settled kaya Dukati & Hodna dikasih ban nge grip malah over nge grip nya wkwkwkwk

  10. honda udah ikutan komen soal ini belum wak? atau cuma ducati yg koar2?!

    untuk (marc) marquez ini bisa jadi semacam tes kenaikan level nya, bisa adaptasi (lagi) gak dengan perubahan karakter rear michelin. kalau bisa berarti dia emang ‘pembelajar’, kalau belum dia emang harus jadi penyabar sambil nunggu tim nemuin solusi (inget season 2017) apa 2016 ya? lupa sndiri

  11. Aduh,,ban swallow,yg iklannya waktu si cowok ngerem, paha si cowok langsung dicengkeram ceweknya,saking nge gripnya bannya (tapi kenyataannya gatau deh)?

  12. Ban belakang sampe nyundul nyundul ban depan,itu kualitas ban depan setara IRC roadloser apa gimana?,ane tau signature Michelin itu jempolan di ban belakang kebalikan dr BS
    Signature sih signature,tapi gak gitu juga kaliii!
    Terototoooret(lagu Sketsa)

  13. Halaah…
    Coba buktikan aja di race, bisa gak jurdun tahun ini buat tim Y ? Klo tetep MM ya kebangetaan… Ducati sengaja biar suasana jadi hangat. Honda juga adem ayem kok (emang suka adem kok jarang heboh kayak tetangga)

  14. karena mereka yg tahun lalu tertawa tawa dgn tersiksanya suzuki dan yamaha dgn ban belakang tahun ini merasa akan ditertawakan balik makanya sdh kebakaran jenggot duluan pdhl balap jg belum…

    udhlah ducati g ush banyak komplain ga ada apa apanya jg berisik

  15. tengkyu wak sudah di buatkan artikelnya.
    skr terbuktikan kalau bermasalah dengan ban itu memang sangat menyulitkan karena ban sangat krusial, bukan karna bannya yg kurang bagus tapi bagaimana ban bisa bekerja sesuai kemauan rider dan karakter motor.

  16. KTM aja gak bermasalah, dulu test ga ada komplain, ohya itu kan test di afrika wak bukan eropa, katanya eropa cuma inggris

  17. IIRC, konstruksi ban baru memberikan grip yang lebih baik di dinding bannya, sehingga akan memberikan keuntungan bagi motor yang selalu mengandalkan corner speed. Makanya Yamaha memiliki performa yg lebih baik, sementara Suzuki yg sebelumnya tidak pernah bermasalah dengan grip saat cornering (problem GSX-RR 2019 lebih pada front end feel) performanya jadi lebih baik saat cornering. Kl komentar Marquez ke GPOne kmrn sih dia bilangnya “Mungkin ban baru akan sedikit menguntungkan Yamaha dan Suzuki. Konstruksi ban baru memberikan grip yang lebih baik tapi merubah balance secara keseluruhan dan parameter elektronik”.

    Kl buat saya sebagai penikmat MotoGP, y udah dinikmati aj yg ada sekarang. Toh ini juga baru pre-test. Dl, waktu musim 2016, Honda juga habis-habisan di sesi test, tapi akhirnya mereka juga yg merebut gelar juara dunia + gelar tim. IMO, Gigi, dan Dovi, dan Ducati jadi pihak yg paling keras bersuara, mungkin karena sudah jadi rahasia umum kl GP series mereka lemah dalam hal speed corner, sehingga mereka sendiri tidak bisa memnafaatkan keunggulan grip dinding ban michelin yg digunakan sekarang. Dan otomatis mereka merasa menjadi pihak yang paling dirugikan dengan ban baru michelin. Ini baru test, kl mereka (Honda-Ducati, Marquez, Dovi, dsb) g bisa mengatasi masalah dan gagal jadi juara dunia di musim 2020, y cuma sampai situlah kemampuan mereka musim 2020.

    bonus buat yang pingin lihat bagaimana HRC menderita: https://www.motogp.com/en/videos/2017/04/25/from-cervera-to-tokyo-marquez-s-incredible-2016-journey/226461

  18. Kalo gitu ceritanya, Hodna bakal struggle kah Wak?

    Udah front-end motor aja masih masalah. Ditambah lagi ban belakang yg katanya makin nge grip bikin beban lagi dengan ikut-ikutan nonjokin roda depan ya..

    Selamat inliners, Michelin sepertinya sangat memanjakan kalian di tahun 2020. Semoga musim ini level kompetitif sama.

  19. Seperti apapun susahnya honda ga prnh ngrengek,ga prnh nyalahin regulasi,bikin oponi ban ghoib dll…krn mereka sdh terbiasa mngmbil jln sulit
    Dukacrot ama yamami yg sering ngoceh

  20. ban belakang terlalu ngepush ban depan artinya kerugiannya hanya ditikungan parabolik dimana memang kelemahan mesin V , artinya lagi di tahun kemaren mesin Inline terkebiri performanya di tikungan parabolik yg seharunsnya punya keunggulan masing2 , padahal mesin V sudah unggul di akselerasi di tikungan patah

    dengan ban baru secara progres semua type mesin ada kemajuan, tapi mesin inline seperti mendapatkan kembali apa yg menjadi haknya

    seharusnya ducati komplain supaya ban depan gripnya diperbaiki , tapi nanti yang protes ada dikubu honda, karena RCV tidak bisa pakai ban depan dengan karkas lembut.

  21. bnerkan ada curiga d ban…pasti skarang lebih ngegrip d sisi ban tsb!!…klo ya repot mesin v tnaga trlalu gede bisa jumpalitan klo nikung?!…dulu sisi ban ny d buat setipis mungkin dan sangat2 kbaca bnget tp yah DUCATI ga juara2??..kasian eropa ga ada pabrikan dri sana juara dunia!!

  22. kenapa Aprilia n KTM diem2 bae ya? KTM selama test hasilnya positif malah bisa masuk 8 besar. HRC jg sepertinya blm ada statement spesifik ttg ban belakang yg kurang cocok cmiiw

    • itu karena mreka msh kurang torsi bos….coba baca aprilia ktany mesin ny halus ya tp kurang akselerasi!…itu brarti kurang torsi ny…bgitu jg sama ktm mreka msh jauh dri honda palagi ducati dlam power!!

  23. di portal sebelah beritanya dipelintir katanya Marquez tuding michelin bikin elektroniknya acak-acakan… pantas aja… setelah saya cari tau editornya ternyata si nganu yg sering nongol di Tra##7 ekekekek

  24. Yang gw heran moto2 sekarang ban nya malah lebih gede dari motogp, dulu awal digelar masih 180/60 spek supersport, liat aja era Bradl masih kecil. Dunlop naikin terus sampai sekarang jadi 200/75 alasannya ukuran sebelum nya kagak sanggup nerima tenaga dan bobot moto2 era baru. Padahal motogp maupun wsbk ukuran masih antara 195-200 aspek rasio 60-65. Apa memang kemampuan Dunlop bikin ramuan karet kurang atau cuma cari jalan mudah gedein ban buat naikin traksi? Motoe aja pake Michelin spek motogp, kalau ukuran motor dan bobot moto2 sekarang mirip motogp menurut gw lebih baik moto2 kasih aja ban motogp sekalian biar yang merasa kompon moto2 ganggu grip motogp diem.

    • Michelin nya makin lembur,sekarang wildcard dan tim yg ikut aja dibatasi biar mencukupi kuota bannya
      ya kalo Pirelli bannya dijual juga jadi slot melimpah ruah

      • Nah itu dia, kalau dipakai di moto2 juga mau gak mau Michelin bikin secara massal. Nanti jadi lebih murah juga kaya Pirelli di WSBK. Kalau ngikutin kemauan motor sih, Pirelli di WSBK aja juga butuh improve sana sini tapi kalau spek udah fix buat semusim penuh jadi lebih adil. Era Bridgestone juga dulu gitu, justru cara Michelin yang dikit2 rubah komposisi ban merugikan mereka karena butuh biaya riset terus juga merugikan pabrikan pas udaj ketemu settingannya eh taunya seri depan bannya udah baru lagi.

  25. Saya heran dari komen paling atas sampai paling bawah setiap Mbah Darmo komen pasti ada jbat ketawa, ketawanya khas ketawanya Mbah Darmo. Jangan2 ini 1 orang tapi pakai 2 nickname nich? ???

  26. tujuan itu semua apa toh? agar pembalap lain juara dunia atw hanya untuk mengganjal marc marquez dan honda?

    beri jawaban beserta ulasannya?!

  27. pegen tau,kalo motor MotoGP dipasangi karet ban Pirelli spek WSBK yg lebih “proper” yg gak Gonta ganti kayak anak ABG labil bakal lebih kencang gak ya?
    meskipun butuh penyesuaian juga karena motor MotoGP sekarang dibangun berdasarkan ban Michelin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP