Sunday, 22 December 2024

Jawaban dari beberapa pertanyaan mengenai race MotoGP Aragon 2020

TMCBLOG.com – Sobat sekalian, race MotoGP Aragon bisa jadi merupakan salah satu race yang hasilnya sangat berbeda dan tidak dapat di tebak hanya dengan bayangan dari apa yang terjadi dari FP1 sampai dengan sesi Warm-Up. Kemenangan pertama Suzuki di tahun ini, serta podium pertama Alex Marquez dalam keadaan race kering. Namun begitu, race ini tentu menimbulkaan banyak pertanyaan yang biasannya mengguankan kata tanya ‘mengapa’. Berikut ini TMCBlog coba rangkum beberapa jawaban dari pertanyaan ‘mengapa’ tersebut . .

Mengapa Fabio Quartararo Melorot Performanya?

Fabio Quartararo menjalaskan kepada media Bahwa turunnya performa kombinsinnya dan M1 di Aragon lebih dikarenakan ada faktor dari motornya. Fabio bilang bahwa tidak ada permasalahan fisik akibat dari crashnya saat sesi latihan bebas yang mengganggu kebugarannya saat race. Yang ada hanyalah masalah dengan tekanan bannya. “Saya tidak punya masalah fisik, tidak kali ini. Saya baik-baik saja sampai lap ketiga saya melaju dengan baik, semuanya baik-baik saja, lalu saya merasakan sesuatu di ban. Tekanan yang begitu tinggi di luar kebiasaan, kami perlu lebih memahami apa yang terjadi, kami harus mengatasinya.”

Secara umum, ban harus dipertahankan tekanannya pada angka yang direkomendasikan oleh pabrikan ban, baik untuk memastikan keselamatan pengendara ataupun untuk menawarkan performa terbaik. Peraturan tahun ini menetapkan bahwa semua roda harus dilengkapi sensor. Ini memastikan tekanan dipertahankan dalam batas yang diizinkan (biasanya, 2 bar untuk depan dan 1,8 bar untuk ban belakang).

Tekanan ban yang rendah menghasilkan kontak yang lebih besar dengan aspal dan dapat merusak stabilitas handling motor plus dapat membuat suhu ban naik secara berlebihan. Di sisi lain, tekanan yang sangat tinggi dapat mengurangi cengkeraman ban karena profil ban berubah, mengurangi kemampuan karet untuk mencengkeram aspal dan menyusutkan area kontak asphal – karet ban. Michelin menyatakan bahwa kru Quartararo telah memilih tekanan yang terlalu tinggi dan yang kedua ini lah efek yang dirasakan oleh Quartararo di Aragon 2020.

Mengapa Maverick Vinales Melorot Juga Race Pacenya

Apakah menurunnya Pace Maverick setelah sempat ngacir di awal dan memimpin selama 7 lap awal karena ban kombinasi Soft – Soft yang ia pakai? Secara umum kombinasi ban Maverick sama dengan yang dipakai Rins dan Mir, jadi apa bedanya? “Selama Quartararo di belakang, saya lah yang memegang kendali, tetapi ketika Rins menyusulku, saya tidak dapat melakukan apa-apa.

Hari ini kami membawa pulang hasil maksimal, Suzuki dan Honda memiliki grip lebih. Seperti yang saya katakan, saya memulai dengan baik, saya melakukan lap pertama yang sangat baik, tetapi setelah empat atau lima lap saya tidak bisa mengimbangi kecepatan. Ban turun performanya, terutama di bagian kiri. Saya tidak menyangka. degradasi (grip) ban saat balapan terlalu cepat, mungkin kami melakukan kesalahan dengan tekanan, mungkin terlalu tinggi, tapi terutama saat masuk tikungan, di sektor 1 dan 4 saya mengalami masalah besar ”.

Yap secara umum Maverick juga mengalami masalah hilangnya grip yang ditengarainya kemungkinan dikarenakan terlalu tingginya tekanan ban yang ia pakai. Namun begitu cukup menarik bahwa Vinales meminta Yamaha lebih fokus kepada kekuatan yang saat ini sudah dimiliki oleh M1 dibandingkan dengan kelemahannya.“Setiap kali kami mencoba untuk meningkatkan titik lemah kami, kami tidak memiliki balapan yang bagus. Kami perlu meningkatkan (apa yang telah menjadi ) kekuatan kami.

Kenapa Alex Marquez Seperti Tiba tiba Meningkat Performanya?

Alex Marquez kepada nNil Spalding pernah mengatakan bahwa secara umum besar sekali perbedaan antara Ia dan abangnya, Marc Marquez. Alex mengaku ia itu seperti mesin diesel yang terlambat panas dan mencapai kondisi optimal. Sementara Marc Marquez menurut Alex layaknya seperti mesin bensin yang mudah sekali mengail performa semenjak awal. Selain itu mengenai kesuksesannya di Aragon, Alex mengatakan bahwa ada hubungannya dengan race setup mililk Marc Marquez.

“Pada tes Misano saya membuat langkah maju yang penting. Saya mencoba hal-hal baru, bukan sesuatu yang besar, tetapi yang terpenting saya mulai menggunakan setting yang lebih mirip dengan setting milik Marc. Saya mengerti bagaimana Honda harus dikendarai. Anda harus menjadi pembalap yang lengkap, kuat di semua area: pengereman, menikung, akselerasi.

Anda tidak bisa fokus hanya pada satu hal, Anda harus selalu berkonsentrasi penuh, segera setelah Anda sedikit rileks Anda kehilangan sedetik per lap. Karena alasan inilah semua orang mengatakan ini adalah motor yang sulit dan juga karena Marc sering mengalami crash: dia mencoba menemukan limitnya. Honda adalah motor yang sulit, tetapi juga memiliki potensi untuk menang.”

Start Dari Front Row, Kenapa Cal Crutchlow Melorot?

Cal Crutchlow awalnya menjadi harapan HRC secara ia start dari posisi barisan terdepan, namun begitu start dilakukan, Cal langsung melorot ke posisi 12. Cal mengatakan ada masalah slip kopling yang mendera RC213V-nya. “Kami mengalami masalah semenjak warm-up lap (dimana) ketika saya pindah ke gigi enam di back straight, saya mengalami lompatan besar pada RPM dan saya mengerti ini (disebabkan oleh) slip kopling.”

“Saya susuri tikungan terakhir dan pergi ke grid. Saya hampir masuk pit dan mengambil sepeda motor cadangan. Jelas kemudian saya tidak ingin melakukan start cara normal karena itu akan benar-benar memanaskan kopling. . . Jadi saya bisa melewatinya (masalah saat start) dan kemudian untuk 3 lap pertama koplingnya slip di semua momen akselerasi.”

“Kemudian menjadi sedikit lebih baik dan hanya slip saat pindah gigi dari lima ke enam di back straight. Tapi jelas Anda tidak bisa melawan, karena Anda mengalami slip kopling. Kemudian sekitar lap enam (slip kopling) berhenti dan saya bisa mulai push. Saat itu saya sudah berada di posisi dua belas, tapi saya pikir saya melakukan pekerjaan yang baik untuk kembali ke posisi delapan karena saya terus fight.”

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

123 COMMENTS

  1. nanti pas Aragon II apa lagi ya masalahnya.. oiya Ducati gak disebutin ada masalah wak, tp kesulitan bersaing dengan pembalap top 5 finisher..

  2. Anda percaya kalau yamaha itu motor nyaman???? Rossi pernah jatuh dan juga pernah DNF, katanya motor yang bermasalah. Lanjut Vinales… Berapa kali dia menyalahkan motor karena gagal finish? Gak keitung. Berikutnya Quartararo, race di aragon kmaren katanya motor yg bermasalah, dan ini bukan yg pertama menyalahkan motor. Terakhir Morbi, walau tdk spt pembalap yamaha yg lainnya, tp morbi juga pernah bermasalah dg motornya. Pertinyi inyi: Dimana letak kenyamanan yamaha, sedang para pembalapnya aja selalu ada keluhan di tiap race nya??

    • Saya percaya kalau yamaha motor nyaman, motor yang depan lebih rendah itu memang tidak perlu ngoyo untuk memasuki tikungan, tapi kekurangannya dipertengahan tikungan serta keluar tikungan kecepatan kurang nampol, liat aja itu vinalez sama quartararo klo memasuki tikungannya cuman kayak orang zig zag saking mudahnya memasuki tikungan. Tapi dalam hukum fisika nyaman itu belum tentu bisa jadi yang terkencang. Artinya hukum kenyamanan jarang berbanding lurus dengan kecepatan.

      Jadi kenapa m1 sering kalah kalau dihead kan dengan misal rcv yg terkenal liar dan sulit tapi yg sudah ada pawangnya seperti marc atau misal di headkan dengan gsx rr yang motornya tidak semudah m1 tetapi kecepatan di pertengahan tikungan sama keluar tikungan top gsx atau rcv nya..

      Gain yang diperoleh m1 dalam kualifikasi karena kemudahan memasuki tikungan saat tidak ada yang menganggu didepannya, jadi rider2 m1 bisa memasuki seluruh tikungan dengan sangat mudah saat kualifikasi karena tidak ada rider yang menganggu didepannya,, tapi kerugiannya saat race saat ada rider lain yang didepannya m1 sulit memaksimalkan kekuatannya untuk memasuki tikungan dengan sangat cepat karena ada rider yang menganggu didepannya, ditambah lagi m1 tidak mampu fight ketika di trek lurus, jadi bukan rahasia lagi kalau yamaha sulit nyalip ketika sudah di belakang para rider lain ditambah lagi kecepatan menikung dari para pabrikan lain sudah semakin top.

      Jadi untuk mengatasi ini yamaha m1 paling tidak memang harus meningkatkan powernya agar mudah menyalip. Sasisnya kan yamaha udah top itu, coba buat mesin V dengan sasis yang top itu, pasti jos gandozz..

      • @edanth:
        Bapak lulusan s3 dari mana bisa2 menciptakan teori kenyamanan? Kalo kecepatan pke lambang v, kenyamanan pake lambang apa pak? Sekalian break down rumus tersebut pak kalo bisa!
        Nanti temen2 beye pada rusuh kalo teori bapak tidak terbukti…

      • @edanh bingung ane sama teroi ente, gak usah jauh jauh bandingi ke mesin V dulu dah, bandingin saja sama sesama inline kupas tuntasnya, lagian kenapa juga kenyamanan di dapat pas fp doank,,?

    • yahaha sdh bemasalah sejak 2017, inget ga rosi pas itu prnah ngeluh smpe dya ngerombak susunan tim sndri, trs rosi bilang klo masalah yahaha itu blm slese.
      kalopun 2017-2019 yahaha mash trlihat bagus itu krna pembalap yg bsa nutupin kekurangan motornya.

    • masalah yahaha itu udh dri 2017, rosi udh ngeluh dri lama
      kalopun msih trlihat baik2 aj itu krna pembalap yg nutupin kelemahan motornya.

    • Di MotoGP tidak mencari kenyamanan,tp mencari juara sejati….orang akan selalu ingat siapa yg jd juara terpahat rapi namanya di plakat MotoGP..biarpun motor sulit asal juara why not?

    • kombinasi mesin dan sasisnya lah.

      Kalo V4 diciptakan untuk akselerasi sekeras-kerasnya dan mengerem setelat-telatnya, maka 4i adalah sebaliknya, gak perlu up-and-down bermain dengan perubahan kecepatan yg se-ekstrim V4, idealnya cukup memainkan kecepatan dengan konstan (Vinales sebut sbg ritme yg bagus). Dari sana terdapat perbedaan jumlah G-force yang diterima rider V4 dan 4i sesuai dengan riding stylenya. Deselerasi ekstrim V4 (sesuai dengan sifat alamiahnya) lebih memberi beban G-force dibanding 4i.
      Belum lagi effort rider 4i dalam menikung lebih minim dibanding rider V4.

      Gak ada motor balap yang benar-benar nyaman, wong motor sport 150cc dimari aja minimal bikin tangan ba’al / kebas.
      Tapi G-force bisa dihitung, sudut cornering juga bisa dihitung (kita bisa liat segimana effort rider dalam melahap tikungan). Tuntutan fisik membawa mesin V4 lebih berat karena sifat alamiah dari jenis mesin itu sendiri.

    • Nom Nom@ Nastasic@

      Perlu dipahami yang dimaksud disini ialah kecepatan (v) yang didapatkan dari geometri sasis, atau kecepatan translasi motor dari sasis bukan kecepatan engine.

      Ketika ergonomi motor dibuat nyaman otomatis akan merubah geometri sasis yang akan berubah kepada sudut, transfer beban, transfer gaya, serta g force yang akan berpengaruh kepada kecepatan translasi motor, ingat translasi bukan rotasi.

      Gampang katanya, pernah dengar kata understeer di ducati pada saat ducati punya top speed terbaik saat itu..? Itu motor gak bisa cepat (v) ditikungan gara2 geometri sasisnya yang gak bener…jadi kenyamanan dalam hal ini faktor terbesarnya ialah geometri sasis, kesimpulan terbaik adalah bagaimana membuat geometri sasis yang nyaman diapakai tetapi geometri tersebut pada saat bersamaan juga bisa diajak cepat saat berada ditikungan….nah kedua hukum ini belum tentu bisa dikompromikan…..ibarat kata seperti anda ingin menyetel motor agar kelincahannya/agilitynya top saat diajak flip flop berarti anda harus memendekkan wheel base, nah ketika anda memendekkan wheel base maka stabilitinya jadi berkurang, jadi mudahnya seperti itu ketika anda menginginkan sesuatu yang lebih mudah di hukum suatu sisi belum tentu hukum di area lain akan berbanding lurus.

      Jadi memang kecepatan sasis belum tentu berbanding lurus dengan hukum kenyamanan sasis.

  3. settingan mirip tapi gaya beda yah,,,, kmren kaya bukan gaya rcv gtu…nikungnya…lbh mbulet, kaya liat jl pake ducati… kalo mm, kaya ganas gtu klo bawa motor… g tau serem aja klo liat mm bawa motor…

  4. MotoGP stat from Aragon: for the first time in the MotoGP era all three riders on the podium qualified lower than 5th place on the grid.

    nerrr ugaaa ya

  5. da yg tau gk kenapa speed corner M1 yg aduhai bs kalah dgn GSX dan GSX bs dilibas dgn RCV AM73 kyk bukan tipikal V4 gitu penasaran ja…

    • Faktor bike set up yang imbasnya manajemen ban juga kali yah.. suzuki bisa dibilang motor yg paling seimbang sejauh ini karena mampu menjaga grip ban sampe akhir race. Itujuga berkat sahara san sebagai leader project suzuki gsx-rr yg menitikberatkan development bikenya balance terlebih dahulu, lalu menambah power pelan². Masao furusawa director teknik yamaha dulu pernah berkata. “Titik kontak ban motogp ke aspal itu cuma segede kartu kredit kala menikung tajam” yang artinya itu sangat krusial bila kompon tetap terjaga dan yg pastinya didukung sasis dan elektronik yg mumpuni. Issue yamaha kan elektronik. smenjak ECU seragam pake MM dimana mereka ga bisa mnjaga keausan ban dan buruknya grip saat race. Kalo AM73 bilang rcv itu motor susah tapi punya potensi buat menang.. settingan pake punya marc. tapi style apalagi secara postural AM73 bongsor.. mungkin dia improvement sendiri riding stylenya. Bisa jd itu yg bikin dia smooth di speed corner bro..

      • “Membuat motor balance terlebih dahulu lalu menambah powernya pelan-pelan”
        Ini dulu cara mengembangkan M1 saat Masao Furusawa-san masih jadi leader pengembangan M1, kayanya Brivio ngasih ide ini ke Sinichi Sahara-san buat pengembangan GSX-RR

    • Ban.. am pke depan medium. Suzi soft smua… Am pinter pilih ban nya..

      Suzi yam soft smua. Tp secara balance dan akselerasi Suzi lebih mumpuni..

      Bisa dibilang motor Suzi lebih seimbang secara power dan sasisnya..

  6. Bukannya tekanan ban gak boleh kurang atau lebih tinggi dari aturan wak ? Dan misalnya tidak sesuai aturan bakal dikenakan sanksi

    • Mungkin ada batas toleransinya yg boleh dipilih,kalo kemenangan Fabio yg dianulir saat di speedUp itu mungkin udah lebih dr batas toleransi

    • Yg kebaca seh mgkin tekanan naik krn suhu trek meningkat tdk ssuai prediksi mknik yamama.. smua mgkin psti naik ktimbang saat out of pit.. tp sdh ssuai itungan… tp kali ini yamama g akurat itunganya mgkin…cmiww..

  7. Kru nya ini oon apa gimana?apa kordinasi kekompakan timnya kagak ada?salah milih kaliper rem lah,tekanan ban yg terlalu tinggi lah, kesalahan remeh yg harusnya bisa dihindari,tapi kok?
    Aasu..dah lah!

    • Nah.. .tadi juga kepikiran ini
      IMHO
      liat progress team ymh (factory & satelite)
      kayak trjadi kebingungan (kalo ga blh disebut kemunduran)
      sebenernya sih para ridersnya fine2 aja
      ini kayak performa keseluruhan team serasa kurang
      yg berimbas kepada result

      contohnya kurang memperhatikan detail printilan kecil seperti kasus ban ini

  8. Bayangan apa yang terjadi dari FP1 sampai Sesi Warm-up Kemenangan Pertama Suzuki ditahun ini, Serta Podium pertama Alex marquez dalam keadaan race kering .

    Saya agak kurang setuju sama pernyataan ini wak. Sebenernya kalo diliat dari FP4, mir & am 2 pembalap yang catatan waktunya itu konsisten dan memang bukan yg tercepat tp catatan waktunya. Dan puncaknya pas WUP vinales, mir, rins dan am itu mencatatkan pace race yang konsisten. 4 pembalap itu adalah 4 pembalap terdepan ketika race dan semuanya dalam keadaan dry atau kering.

    • AM73 memilih melakukan pendekatan seperti Suzuki dengan mengutamakan membangun setup base buat race day bukan FP
      Sejak Misano sudah ditemukan solusinya dengan mengubah geometri suspensi dan swingarm. Tapi baru moncer di LeMans sejak ada paket suspensi baru dari Ohlins demi mengakali ban baru Michelin

  9. Lagian itu tekanan ban taro kenapa disetting terlalu tinggi dah ?
    Taro pernah kasus tekanan ban, diskualifikasi ketika race karena tekanan ban.

  10. Anjayy karena agak kurang setuju sama salah 1 pernyataan diartikel ko komennya kena jaring dulu wak ?
    Padahal saya hanya meluruskan saja loh.

  11. kalo diliat2 sih emang berat F20 kalo mau JurDun. Doi di Team Satellite. seperti ada semacam sabotase untuk membuka jalan Factory Team maju dalam perebutan JurDun. jadi kalopun yang JurDun dari Team YFR, Kemungkinannya kalo gak MV12 ya VR. berhubung kena Covid-19 antara JM36vMV12vAD04. Prediksi aja sih (Obrolan Pos Ronda)

  12. Sebetulnya yg perlu disembuhkan itu penyaki mental rider yamahanya ( pengecualian VR mungkn)

    Mesin yamaha itu racikan engineers kelas dewa,

    Jadi midset rider tidak pernah anggap M1 kurang,

    Jadi rider ymh tidak berusaha menutupi kelemahan M1

  13. Aku juga kemarin komen AM73 dgn Marquez land, bukan karna juara di aragon. Tp yg nonton gp sejak seri1 pasti paham kalau penampilan AM disini sangat jauh berkembang (diluar balapn wet sebelumx). Terua terang sy yg terbiasa melihat MM93 ketika membawa RCV tiba2 kaget melihat AM membawanya dgn cara berbeda dan hadir di depan. Nah apakah lebih ke faktor sirkuitnya (Marquez land) atau emang AM sdh mulai dapat fell dgn motornya. Tentunya itu akan diliat di seri2 lainnya

    • IMO Karena saat ini hanya MM yg mengetahui base setup dan how to tame RC213V.

      Seperti kata AM73, “Saya mulai memahami kenapa semua mengatakan Honda adalah motor yang sulit. Menurut saya motor tsb sulit karena kita harus kuat di banyak sisi. Yamaha mungkin focus pada corner speed dan exit speed, Ducati lebih fokus pada akselerasi, tapi dengan Honda kita harus kuat dalam banyak hal: pengereman, corner speed, juga akselerasi. Menurut saya, itu sebabnya motor ini sulit, karena kita harus selalu pada limitnya. Kalau kita mencoba sedikit rileks, maka kita akan kehilangan satu detik, dimana pada motor lain akan kehilangan 0,02 detik. Itu sebabnya motor ini sangat sulit dan menuntut lebih dari ridernya”

      It’s only logical kalau akhirnya pendekatan MM93 yang diadopsi oleh rider RC213V seperti TN30 maupun AM73.

    • Wiih brarti RCV tinggal kasih setting marc bisa ngacirr dong

      Trs opini RCV dibuat cuman untuk marc, yg lain kerepotan, bisa dibilang salah dong..

  14. tebakan sya di post sbelum ini bner.. AM pke maping kakaknya trs diubah disesuaikan dgn cara dya.. makanya AM bsa joss, kakaknya aj udh 5x menang dsni, data udah bejibun bandingin dgn sujuki.. jd ga heran klo race minggu nanti AM podium lg..

    hongda itu motor cepat, dgn data yg bejibun susah buat sujuki klo hrs head to head sma hongda.
    dan sujuki realistis, mreka tau kemampuan mreka segimana. sya ingt dlu 2014 pas mreka ikut gp lg, mreka bilang target sujuki kalahin ducati dlu baru hongda

    • Makany abang/adiknya Quartararo dan Vinales suruh ikut MotoGP

      Ane yakin kalo marini naik M1 juga bakal dikasih bocoran oleh kakak tirinya yg bahkan teammatenya yg gonta ganti tiap era pun gak ada yg dikasih tahu,dan itu wajar manusiawi

    • Sejak seri pertama sih sudah nyontek data MM, sebagai rookie psti butuh dasar pembalap terkencang. Cmn yah, MM belum ada yg bisa nyontek 100% stylenya, Taka dan CC pun akhirnya pakai gayanya sendiri karna ga mampu ikutin.

      Jadi AM di aragon adalah RCV yg sangat berbeda cara bawanya dgn MM, jd sy pikir ga murni contekanx karna MM susah dicontek sampai saat ini, tapi lebih ke proses adaptasi AM yg mulai menemukan feell dgn RCV dgn gayanya sendiri. Tp tentunya masih butuh melihat seri2 berikutnya

      • Dan ingat.. rcv 2020 beda dgn 2019… blm lagi faktor paling krusial era motogp skg si micilin..yg jg g pernah sama tiap tahunya…

  15. Nyimak saja dah, banyak faktor yang mempengaruhi dalam balapan. Termasuk ngejar poin dan konsisten jg. Yg jls mreka semua dapat gaji tinggi. Saya cuma penonton saja,sales enggak,pemegang saham jg ngak. Cuma youtuber saja. Nikmatin saja

  16. Maklum yg dijadikan panutan setup ban dll sedang sakit jd m1 bermasalah sama setup dll, pengalaman tidak bisa dibeli,,

  17. Kata mir “Yang saya cari saat ini adalah kemenangan, jadi saya takkan ubah mentalitas saya dalam balapan, dan saya akan coba terus memburu kemenangan meski punya keunggulan poin. Jika sudah berhasil, barulah saya akan mulai memikirkan gelar dunia.” Makanya kmarin saya bilang kalo mir udah berhasil mencetak satu kemenangan saja. Udah deh saya yakin dia juara dunianya

  18. Kata mir “Yang saya cari saat ini adalah kemenangan, jadi saya takkan ubah mentalitas saya dalam balapan, dan saya akan coba terus memburu kemenangan meski punya keunggulan poin. Jika sudah berhasil, barulah saya akan mulai memikirkan gelar dunia.” Makanya kmarin saya bilang kalo mir udah berhasil mencetak satu kemenangan saja. Udah deh saya yakin dia juara dunianya

  19. so many reason and it’s no big surprise for yams, mir juga punya masalah di ban depan soft dgn degradasi lbh cepat krn gaya hardbrakingnya yg biasanya dia lbh pede pake medium, setelah finish yg lain selebrasi dia malah berhenti liat ban depan, sepertinya kurang puas krn gabisa fight dgn duo alex di depan.

  20. Melihat AM di honda, seperti melihat JL di tahun terakhirnya bersama DUCATI.

    FQ saat menang di moto2 tekanan anginnya juga bermasalah .. tapi menang..

    Setuju sama komen Pedrosa ke MM, jadilah pembalap bunglon… kalau ada lawan lebih cepat tapi motormu sedang ada masalah, setidaknya cobalah riding style musuhmu.. Kalau udah pakem sama 1 gaya ya udah selesai jika ketemu masalah.

  21. Jwbnya sy kira sdh jlas…Michelin menyediakan ban secara general,ketika ada 1 pabrikan strunggle tp di sisi pabrikan lain tidak bermasalah,sdh d pastikan pabrikan yg hrs berbenah ….bukan ban e yg di salahkan…pinter2e insinyur e setting

    • Dari awal race sudah dipompa terlalu keras berarti. Dan ini adalah kesalahan atau memang untuk mendapatkan keuntungan
      Clutch slip dari dry clutch kemudian hilang bisa terjadi karena mungkin ada kontaminasi oli di friction plate atau friction disch dan akan hilang setelah oli mengering saat friction plate dan friction disch menjadi panas karena gesekan

  22. Motornya bingung, pembalapnya juga bingung, mekaniknya yang stress banyak masukan dari pembalap yg punya keluhan masing masing,,

    Sebenarnya masuk akal juga kalau Yamaha mau menjadikan jl test rider, soalnya 3 pembalap Yamaha saat ini sepertinya pada bingung juga dimana titik permasalahan motornya,

    • Sebenarnya bukan binggung, lebih tepatnya sudah hampir Maximum mengoptimalkan apa yang ada..
      Bagaimana adonan Cake Valve bermasalah sehingga harus ada pembatasan RPM untuk mencegah kerusakan valve adalah sebuah bukti akan hal ini..
      Kemarin kan ada yang mengatakan karena disunat 500 rpm makanya yahaha kurang bertaji

  23. “ada sirkuit inline atau sirkuit V,aku mencoba untuk tidak menanamkan mindset seperti itu”

    Dan langsung dihantam oleh kenyataan di Spielberg Austria

  24. Nitrogen lah yang digunakan untuk memompa ban MotoGP. Nitrogen gas yang sangat stabil dalam perubahan suhu. Nitrogen ini diisikan ke dalam ban pesawat terbang karena tekanan nya tidak sangat terpengaruh oleh perubahan suhu. Nitrogen ini juga diisikan kedalam hydraulic Accumulator juga suspensi Truck Heavy Duty.

    Bila memang bermasalah karena tekanan ya dari awal lap bermasalah, bila karena perubahan suhu tekanan dalam ban naik melebihi batas maximum berarti memang dari awal ban diisi dengan tekanan sangat mendekati batas maximum untuk mencari setting grip

    • Wah lha Hydraulic Accumulator bisa bekerja hingga suhu diatas 70 derajad celcius terus menerus.. dan Tekanan Gas N2 yang sudah dimampatkan terus dimampatkan oleh oli hydraulic dan tidak mengalami banyak perubahan signifikan tekanannya..

      Lha apakah MotoGp tidak berdasarkan ilmu fisika dasar mengenai N2 ini?

  25. Bukankah ambient temperature yang agak rendah tidak seperti daerah tropis adalah menguntungkan engine in line yang sedang ada masalah di adonan Cake Valve ..Dan Dharmo kemarin bilang disunat 500 rpm biang kerok yahaha kalah bersaing dengan sizuku

  26. Dry clutch bisa saja slip antara friction plate dengan friction disch karena adanya pelumas atau karena spring nya lemah bila dari material maka semua RCV clutchnya bermasalah dong.
    Adonan valve yang salah bisa jadi penyebab atau waktu pembuatan. Bisa juga karena salah perhitungan distribusi panas di Cylinder head dan sempitnya ruang coolant pendingin di Cylinder head.. banyak faktor untuk menganalisa terjadinya over heating penyebab Valve fatigue.
    Dan Maximum RPM pun mempengaruhi juga hal ini, belum lagi di MotoGP engine dipaksakan putaran naik turun dengan extreme.. seperti engine Bulldozer atau reachstacker container handler yang lebih bekerja extreme dibandingkan engine genset..

    Wah jadi ngelantur

  27. vina masih wajar lah posisinya. scr aragon udah bertaun2 selalu jd kunyitland. yg aneh ducati ato ktm yg ngga bisa fight didepan scr karakter mirip dgn rcv. Lalu suzuki bertaji di track v4? mungkin menarik juga untuk dibahas wak…

  28. “Saya tidak punya masalah fisik, tidak kali ini. Saya baik-baik saja sampai lap ketiga saya melaju dengan baik, semuanya baik-baik saja, lalu saya merasakan sesuatu di ban. Tekanan yang begitu tinggi di luar kebiasaan, kami perlu lebih memahami apa yang terjadi, kami harus mengatasinya.”
    ————————————————————-
    It is called “Free Practice” for a reason. Selama FP session FQ20 g pernah sekalipun pk medium front, dan tiba-tiba saat race dia memutuskan menggunakan medium front.

    Seperti kata MM93, sepertinya hampir semua pembalap (terutama pembalap Yamaha) tidak ingin gelar juara dunia. Alih-alih meraih hasil konsisten, mereka (atau timnya) malah terlihat seakan-akan mensabotase performance mereka sendiri. Mulai dari pemilihan rem, menonaktifkan electronic untuk start (without expecting the noise from 21 bike high reving at the same time), exceeding track limit, pemilihan ban, dsb.

    • Bener bro, aku nonton dari PF1 dan WU ga pernah dia pakai medium. Dan di F4 dan WU dia libas belasan lap dengan pace konsisten. Jadi terlalu gambling lah pakai medium yg ga pernah dia rasakan feellnya di jumat-sabtu.

    • dari taon kemarin ay jg dah ngeh kalo vin dan qua blm paham buat apa ada FP?!
      kalo sampe tahun ini ducati atw yamaha tidak juara dunia!? itupun salah marc karena tahun ini dia tidak ikut balapan!
      ora duwe cekelan boss…oleng! hahahaha

    • FP juga perlu push untuk menjamin posisi di Q2, tapi simulasi race pace dan nentuin base setup untuk hari minggu juga perlu.

      • imho, saya punya pemahaman Fp1-Fp3 itu buat riset bukan push sejadi-jadinya hanya demi menjadi yg tercepat di 3 sesi tersebut karena pada dasarnya pembalap hanya butuh 2-3 flyng lap buat dapet catatan waktu tercepat untuk lolos Q2 itu udah cukup. sedangkan Fp4 dipake untuk finalisasi set up buat race dan saat Q2 lah mereka push sejadi-jadinya demi dapet posisi terbaik saat race. simpelnya liat Rins aja sih buat contoh ga begitu menonjol saat Fp dan Q tapi race pace boleh di adu ama yg lain.

      • Kayaknya timnya F20 gk pede pke soft buat depan,soalnya pas fp4 dia bisa konsisten pke ban depan belakang baru,padahal biasanya dia klo pas fp 4 pke ban bekas yg udah dipake dan pacenya jg konsisten.. yg nyoba ban depan medium itu rekan setimnya,alias morbidel di akhir fp4.. nah mgkin gegara itu jdi gambling pke medium front sma kyk yg dipke morbideli.. jadi ya emg lebih ke kesalahan teknis sih.. CMIIW

  29. Yup, Beberapa tahun terakhir ga ada lagi perbedaan mendasar antara pabrikan dan satelit. Terlebih setelah tahun motor sebagian besar sdh sama, part update pun ga 100% langsung mengubah motor jd berbeda. Jd tekanan pabrikan dan satelit sama saja, yg membedakan palingam Ace Rider. Untuk yamaha pembalap terkencangx ada di Fabio dan MV. Jd dia harus menerima tekanan karna dia kencang. Filosofi satelit sdh berubah menjadi senjata tambahan untuk merebut championship, Honda pun pasti terbangun dgn situasi hari ini dgn hanya bertumpu di 1 rider.

  30. kejadian dimna ya waktu itu ketika marc sudah di depan beberapa detik dari pembalap belakang, trus menurunkan pace eh malah suhu ban turun dan slide sedikit waktu masuk tikungan…trus puig ke pinggir dinding dan kode “push..push..push” dan duar pace marc bertambah hingga finis 8 detik di depan siapa ya waktu itu?!

  31. Bener bro, aku nonton dari PF1 dan WU ga pernah dia pakai medium. Dan di F4 dan WU dia libas belasan lap dengan pace konsisten. Jadi terlalu gambling lah pakai medium yg ga pernah dia rasakan feellnya di jumat-sabtu.

  32. seperti ada kendala lain untuk Quartararo, vinales dan morbi masih bisa di 10 besar sedangkan Quartararo ke 18 bahkan dari grid pertama.

  33. Saya malah fokus nonton ekspresi Papa Marquez sama Davide Brivio menjelang finish. Ekspresinya antara lucu sama tegang.

    MM93 pas liat AM73 slide di final lap aja sampe teriak2 begitu

  34. Neo@
    Mesti dipelajari lagi itu berapa kira2 nilai realnya dari ∆T atau perubahan suhu dari keadaan awal sampai keadaan akhir untuk ban fabio tersebut. Apakah perubahannya dari T1 sampai T2 cuma 10 derajat celcius..? Sepertinya lebih dan tak sesimpel itu…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP