Saturday, 21 December 2024

Honda PCX160 V.S Yamaha NMAX155 : Adu Performa Akselerasi dan Top Speed pada Test Sirkuit

TMCBLOG.com – Honda PCX160 versus Yamaha NMAX155 dalam prespektif planning desain mesin berdasarkan hasil test sirkuit. Berasa kayak judul thesis nggak sih judul artikelnya wkwkwkwk . . . Ok buat TMCBlog hampir semua hal yang direncanakan oleh Honda dalam pendesain-an PCX160 (MY2021) dan Yamaha dalam pendesain-an dari NMAX 155 baru (mulai MY2020) ini seakan terbuka luas tanpa tertutupi setelah TMCBlog mencoba secara bergantian baik PCX160 dan NMAX155. Sobat sekalian bisa lihat dalam laporan artikel terpisah antara PCX160 dan NMAX 155 sebelum ini bahwa secara umum PCX160 juara di betotan awal, sementara NMAX punya nafas mesin dan Top Speed lebih tinggi. Mari kita bicarakan keduanya secara bersamaan sekarang.

Yang pertama adalah NMAX155. Secara umum delivery power dari mesin ke CVT dan akhirnya ke ban belakang dari NMAX 155 ini sangat halus dan tidak intimidatif. Bahkan jauh lebih halus dari NMAX 155 generasi pertama. Sebenarnya jika kita lihat dari spek hasil pengukuran Dyno torsi On-Crank internal Yamaha sudah ketahuan dimana ada penurunan torsi dari 14,4 N.m di 6.000 rpm di NMax lama jadi 13,9 Nm di 6.500 rpm di NMax baru.

Lumayan turun setengah N.m dengan range Rpm yang lebih ‘dilebarkan’ sebanyak 500 Rpm. Ini artinya, disinyalir secara rata-rata teoretik, kurva torsi NMAX baru memang lebih landai dibandingkan dengan kurva torsi NMAX lama. Dan secara empiris oleh pengguna akan merasakan bahwa jambakan NMAX terasa berkurang di Rpm rendah.

Yang menarik adalah alasan Yamaha sedikit mengubah karakter ‘sporty’ ini di NMAX baru. Apakah karena Yamaha mengambil referensi riset dan pengembangannya dari PCX 150 lama yang memang lumayan smooth pada betotan awalnya dibandingkan NMAX lama? Jika ini merupakan salah satu alasannya, maka harus diakui bahwa ada sedikit meleset ‘perkiraan Yamaha’ terhadap calon hadirnya PCX160.

Dikala jaman PCX150 masih dijual AHM, mungkin betotan NMAX baru yang lembut ini masih terasa aman-aman saja, namun ketika PCX160 keluar terlihat peta performa di Rpm rendah seakan jadi terbalik. Apakah ini artinya Yamaha blunder? Ya nggak lah, siapa yang bisa menebak dengan pasti bakalan seperti apa performa PCX160. Wong rapet banget gitu.

Sekarang kita bicara Honda PCX 160. Jika Yamaha mungkin mengambil referensi PCX 150 sebagai dasar development NMAX baru, begitupun Honda. Sangat dipastikan mereka sangat mereferensi NMAX. Kalah dari segi kubikasi, kalah jumlah klep dan kalah akselerasi awal namun butuh mesin yang tetap bisa diajak irit jelas menjadi PR project ini.

Oleh karena itu Honda berinisiatif mendesain mesin 156,9 cc. Yes, hanya 1,9 cc lebih tinggi dengan mesin yang mengintimidatif dari spek dimensi bore-stroke nya karena secara umum lebih overbore. Semua orang awalnya dibuat bingung sama insinyur Honda. Mereka banyak yang bilang “Insinyur Honda ini pada keblinger apa ya. Motor komuter kayak PCX dikasih mesin overbore, tapi CBR150R malah dikasih mesin yang rasio bore dan strokenya malah mendekati sama?” Jelas aneh . . yes awalnya TMCBlog juga bingung.

Baru setelah mencoba secara menyeluruh dan mengeluarkan semua potensi performa dari kedua motor, baru kami agak sedikit mengerti bahwa ada grand strategi teknis yang tak kalah dipersiapkan dengan serius selain grand strategi marketing yang sedang hot seperti klaim ‘gede-gedean’ atau klaim ‘canggih-canggihan’ di kedua pabrikan atas kedua motor ini.

Ok, jika kita telaah lebih lanjut mengenai PCX160, pemilihan dimensi bore x stroke yang overbore dengan kubikasi yang juga besar ini jelas punya strategic planning yang nggak biasa-biasa saja. Jelas banget Honda tahu bahwa ini motor adalah motor harian, motor buat turing, motor komuter yang tetap mementingkan performa Rpm bawah. Strategic planning yang diluncurkan Honda adalah kombinasi antara strategi teknis dan strategi marketing.

Secara strategi marketing Honda sepertinya mau mencoba bidik fokus di mesin dulu. Soal ke-inferior-an spek elektronik seperti ABS dual channel, dan konektifitas ke gadget sepertinya mereka singkirkan dahulu. Gedein semua dimensi piston karena ini adalah salah satu yang bikin Honda meradang selama bertahun-tahun saat dibandingkan di atas brosur kedua varian ini. Naik kapasitas mesin ke 156,9 cc yang nggak tanggung-tanggung dibulatkan ke 160 cc.

Gedein torsi, dengan overbore Rpm mengail lebih tinggi hasilnya? Power pun tinggi banget dan hampir aja nyundul angka CBR150R. Kasar kata, paling nggak Honda bisa survive perang brosur di sini. Jujur lho, Mr. Omori dari Honda Motor Jepang yang merupakan kepala development produk PCX ini memang bilang bahwa memang Honda ingin aman di spek brosur sebagai langkah awal!

Secara strategi teknis juga ternyata tidak semudah bilang overbore akan punya top speed tinggi. Nyatanya, dengan entah seperti apa kombinasi resepnya, Honda malah bikin jambakan awal PCX160 cetar membahana dan bahkan top speed sulit (lama) banget untuk bisa tembus 120-an km/jam. Seakan akan terlihat bahwa Honda butuh spek overbore dengan kubikasi total lebih tinggi memang cuma buat menang di brosur. Sementara karakter overall PCX160 tetap difokuskan buat pemakaian komuter yang responsif saat stop and go dan tetap irit konsumsi bahan bakar.

Bicara irit, selain resep kompresi tinggi yang kita sudah bahas di beberapa artikel yang lalu, feel responsif dari jambakan di Rpm rendah akan membuat pengendara akan lebih cepat menemukan ‘speed’ yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan . . Jadi Rpm tidak lagi dibejek terlalu dalam. Ingat bejekan throttle gas sangat mempengaruhi konsumsi bahan bakar.

Dari sudut pandang handling terlihat Yamaha tetap mau buat NMAX ini powerfull secara absolute. Selain nafas yang sangat panjang, mereka sepertinya mendesain sasis dan bodywork yang sangat stabil saat digeber pada jalur walaupun bentuknya tetap bohay begitu. Oh iya, ada wooble sedikit dengan NMAX saat melibas high speed corner. Sementara PCX160? Memang harus dikonfirmasi ulang dan di re-check, namun gejala wooble saat straight di kecepatan tinggi sekitar 110 an km/jam sempat bikin TMCBlog masih terus keingetan sampai sekarang. Karena kita tahu sendiri jika wooble yang buat kami termasuk dalam sebuah bentuk getaran kalau sudah sampai mendekat pada  frekuensi getaran harmonik bakalan sulit diantisipasi.

PCX 160 CBS 2021 NMAX 155 Non ABS 2021
0-60 km/jam 5,40 detik  5,70 detik
0-80 km/jam: 10,50 detik 10,70 detik
0-100 km/jam: 17,50 detik 16,9 detik
0-100 m: 7,72 detik (@69,74 km/jam 7,90 detik (@73,40 km/jam)
0-201 m: 12,34 detik (@84,62 km/jam) 12,50 detik (@84,9 km/jam)
0-402 m: 20,20 detik (@105,10 km/jam) 19,50 detik (@106,20 km/jam)
Top speed di spidometer: 116 km/jam 121 km/jam
Top speed di Racelogic: 111,10 km/jam 115,80 km/jam

 

So . . . Thats All Sob. Tidak ada yang ditutup-tutupi dan tidak ada yang ditahan-tahan dalam hasil komparasi yang kami lakukan, semua data performa sudah kami keluarkan dan coba kami analisa strategi teknis apa yang disiapkan dari hasil tersebut. Entah akurat atau tidak perkiraan kami mengenai strategi ini, namun yang pasti itu semua yang kami rasakan di atas trek sirkuit Sentul. Patut diperhatikan kami hanya membandingkan aspek performa disini, kapan-kapan kita bandingkan aspek lain seperti kenyamanan, fitur dan juga mungkin ke-irit-an konsumsi bahan bakar dalam pemakaian perkotaan antara kedua motor masih bikin heboh ini. Silahkan simak juga Vlognya, silahkan dikunyah-kunyah, semoga berguna.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

113 COMMENTS

  1. seru juga ya tibang matik bongsor cc kecil pake ditest top speed.

    ane expectnya malah 130-140kpj ga taunya cuma sampe di 120kpj

    kalo milih metik gini 11-12 mending pilih model aja da suka yang mana.

      • Justru maksud Lupin, udah make VVA harusnya tarikan bawah lebih jengat karena tujuan VVA untuk atasi lemahnya tarikan tawah(default buat rpm rendah), pas rpm atas kedodoran baru VVA aktif…

      • @after the flag, mas bro. tujuan vva itu lebih ke cari balance antara performa dengan konsumsi bbm. ketika kamu ingin cari konsumsi bbm paling efisien, dengan low profil pada noken as di klep membuat bukaan klep lebih sedikit terbuka dan menutup lebih cepat sehingga campuran bbm dan udara juga sedikit yang masuk ke ruang bakar. Secara otomatis tenaga yang dihasilkan tidak akan besar tapi mas bro akan lebih irit konsumsi bbmnya.

        nah kalo mas bro butuh tenaga lebih maka usahakan vva aktif dan profil noken as untuk klep in akan berubah lebih advance dengan membuat klep membuka lebih tinggi dan lama sehingga campuran bbm dan udara yang masuk ke ruang bakar lebih banyak dari low profile. Efeknya ya tenaga yang dihasilkan setelah vva aktif lebih besar dari sebelum vva aktif.

        Low Cam
        Profile
        (in) 16º (buka sebelum TMA) 36º(tutup setelah TMB)
        (ex) 64º (buka sebelum TMB) 18º(tutup setelah TMA)

        Durasi
        (in) = Profile buka + 180º (TMA ke TMB)+ Profile tutup
        16º + 180º + 36º = 232º
        (ex) = Profile buka + 180º (TMA ke TMB)+ Profile tutup
        64º + 180º + 18º = 262º

        Total Durasi = (Durasi in + Durasi ex) : 2
        (232º + 262º) : 2 = 247º

        Lobe Centre in = (Total Durasi : 2)- Buka in
        (247º : 2)-16º = 107,5º

        Lobe Centre ex = (Total Durasi : 2) – Tutup ex
        (247º : 2)-18º = 105,5º

        LSA = (Lobe Centre In + Lobe Centre Ex) : 2
        (107,5º + 105,5º) : 2 = 106,5º

        High Cam
        Profile
        (in) 27º (buka sebelum TMA) 61º(tutup setelah TMB)
        (ex) 64º (buka sebelum TMB) 18º(tutup setelah TMA)

        Durasi
        (in) = 27º + 180º + 61º = 268º
        (ex) = 64º + 180º + 18º = 262º

        Total Durasi
        (268º + 262º) : 2 = 265º

        Lobe Centre in
        (265º : 2)-27º = 105,5º

        Lobe Centre ex
        (265º : 2)-18º = 114,5º

        LSA = (Lobe Centre In + Lobe Centre Ex) : 2
        (105,5º + 114,5º) : 2 = 110º

      • @lupin, Mas bro. Saya ga tau siapa yang kamu maksud. Lalu klaim itu bergeser Saya juga tidak tahu maksud kamu tuh seperti apa tapi kalo kamu tahu dan paham prinsip dasar adanya VVA, terutama ketika kita bahas performa maka kamu sudah dapat jawabannya kok. Kecuali kalo pernyataan mu itu hanyalah sarkasme untuk menyinggung orang lain.

    • @tolet tebelum, perfoma tu gak ada yg balance, Irit pelan kenceng boros itu udh hukum alam, more power more fuel, di taon 2015 netizen luar debat sport 600cc di indo debat 150cc fu dan vixion dohc sohc, sekarang terulang lagi tp wkwkwkekek msh sekitaran 150cc dan masalah vva, kapasitas mu jg gtu gtu aja ttep klu masih tinggal di indo

      • Mas bro, kalau baca dengan seksama komen Saya yang panjang lebar itu, harusnya sih bisa paham tapi Saya jelaskan kembali. Pemahaman mudahnya seperti ini, kalau Mas bro mau konsumsi bbmnya irit maka usahakan VVA tidak aktif sehingga profil noken as di klep in tidak berganti ke HI Profile. Dengan menjaga putaran mesin tidak sampai aktif VVA nya maka Mas bro akan membuat bukaan klep jadi lebih sebentar dan tidak setinggi yang HI Profile. Sampai sini paham?

        Saya coba beri contoh misalnya di FU mu. Misalnya saat masih standar ting tong konsumsi BBM nya 30km/l. Suatu saat, Mas bro ingin upgrade tenaga dengan mengganti noken as dengan profil yang lebih advance. Bila Mas bro ingin dapatkan konsumsi bbm yang irit dengan menjaga putaran mesin sampai kisaran menengah saja maka hasil konsumsi bbm mas bro akan kecil kemungkinan bisa lebih dari standar. Kenapa? Karena dari putaran rendah sampai atas, bukaan klep in mas bro itu tinggi terus dan membukanya juga punya waktu yang sama dari putaran rendah hingga tinggi. Misalnya ada 50cc bbm yang masuk dari putaran rendah, ya sampai putaran tinggi juga akan segitu.

        Sedangkan di VVA, bila VVA belum aktif maka hanya 25cc yang masuk ke ruang bakar. Sedangkan begitu VVA aktif maka 50cc yang masuk. sudah dapat gambaran belum?

        • @tolet tebelum, wkwkwkwk udh kayak dukun langsung tau semprotan 25cc vva aktif jd 50cc bro kan udh gw kasih clue more power more fuel, malah di jelasin panjang lebar, ngatain orang kapasitas brain, eh brain nya sendiri gini, sebelom vva ntu ada mobil gw udh vtec 2009 sama vvti sama vanos, yg gw maksud diatas itu bukan yg lu jelasin di atas, wkwkwkwk yg lain udh pada maenan 3phase 1 phase servo motor ama inverter ama cell battery ini masih gini ribut noken as, tau PLC?, tau Micro controller?,klu tau komen mu gk akan gtu bro

        • @Fu177scd, ya dari sini saja sudah ketauan kok kapasitas ente. bilang ane udah kayak dukun langsung tau semprotannya. Bro, baca kalimat dengan seksama dan dengan hati yang dingin, coba lagi baca komen ane dengan seksama. Ane lampirin kembali, ” Misalnya ada 50cc bbm yang masuk dari putaran rendah, ya sampai putaran tinggi juga akan segitu” . disitu ada kata “Misalnya”, maka sudah jelas itu bentuk perandaian karena ane kurang tau pasti. Yang sederhana saja ente tidak bisa memahaminya.

  2. kudu bedah gearbox PCX nih wak jadi penasaran dia bisa superior di menengah kebawah padahal justru dengan karakteristik mesin yg dipunya menengah atas kudu lebih superior ini malah keteteran.
    dan ternyata setelah tes ini VVA emang sangat berguna sekali buat jabanin mesin karakteristik mesin overbore, disaat irit dapet disaat ingin kencang dapet dengan tanpa menaikan kompresi dan menambah CC.
    jadi penasaran kalau kompresi Nmax naik seperti PCX, performa mesinnya sampai mana ini hehehe…

      • Perbedaan kekerasan per cvt & berat roller yg jadi faktor terbesar. Dari awal honda produksi metik di ind pasti nerapin konstruksi per cvt keras & bobot roller yg lebih berat dibanding yamaha. Saat torque cam puli belakang lebih lambat bekerja tp lebih mampu mempertahankan puli belakang menutup. Kelebihannya drag dari posisi diam akselerasi lebih cepat, tp kelemahannya saat akselerasi mendadak pasti lebih lambat krna ya itu tadi, torsi cam lbh lambat mulai bekerja. Kebalikannya dg metik yamaha

    • Brarti sama aja yah kalau soal harga,
      Nmax yg notabene masih aman pake pertalite bisa bejaban dengan PCX yg kudu minum turbo buat harian

    • Perlu dilihat pergerakan takometer pas 0-60 kpj, siapa tau pcx lebih tinggi, ada setingan bukaan puley cvt biar mesin cepet naik rpm nya. Asal nebak aja ni wkwk

    • karena ban belakang PCX lebih kecil jadi untuk tarikan bawah lebih jengat, pada saat tarikan atas akibat ban kecil tsb ga ada larinya walaupun mesin digember habis

  3. meskipun overbore (pcx) dn square (nmax) tp jgn lupa keduanya trmasuk memiliki stroke yg pnjg.. sprtinya limit 10rb rpm adlh batas piston speed yg aman untuk penggunaan harian..

    • Iya Saya juga sudah sempat bahas pada komentar di artikel sebelumnya.

      “Kalo menurut Saya, overbore pada pcx ini agak mubazir atau lebih tepatnya kurang dioptimalkan potensinya.

      Overbore identik dengan bringas di atas, sebenarnya tidak salah tapi kita harus melihat seberapa panjang strokenya karena itu akan mempengaruhi dari range peletakan peak power yang bisa dioptimalkan. stroke pcx ada di angka 55,5mm. Itu berarti range peak power bisa dari 2000rpm – 11900rpm (11900rpm ini hasil dari batas aman piston speed untuk produk massal harian) tapi tak mungkin dari 6000rpm ke bawah dan tak mungkin di atas 10500rpm sehingga range yang masuk akal ada di 6000rpm – 10500rpm.

      Bila kita bandingkan dengan Nmax yang punya stroke 58,7mm punya batas aman piston speed di 11250rpm sehingga punya range peletakan peak power yang bisa dibilang mirip dengan pcx,yaitu di 6000rpm – 10500rpm. apalagi kalo kita meihat data klaim mereka yang mana letak peak powernya tidak beda jauh.

      pcx : range optimal peak power 6000rpm – 10500rpm, klaim peak power di 8500rpm
      nmax : range optimal peak power 6000rpm – 10500rpm, klaim peak power di 8000rpm

      Dan kalo kita mengecek hasil uji dyno dari warung sebelah, yang bisa Saya tangkap bahwa limit rpm pcx hanya ada di 9000an rpm. Sudah makin terlihat kan bahwa potensi overbore kurang dioptimalkan.

      Contoh mudahnya ada di Yamah Scorpio dan Honda Tiger. Mereka berdua Overbore tapi longstroke sehingga membuat tarikan awal mereka jengat/bringas meskipun overbore.Tapi untuk atasnya tidak akan sebringas overbore yang shortstroke.”

      Terjawab sudah sih maksud Overbore disini lebih ke urusan marketing. Sama seperti DOHC di CBR150R.

        • @putu . kalo scorpio mungkin . kalo Tiger aku lihat” mirip cbr yg sekarang near square ???.
          Hla wong 53×52 bxs nya.

        • @Ntara, maap ni ya bro, maap maap ya. sekali lagi maap ya. bore x stroke 53×52 itu punya siapa? Tiger?

          Lalu maap ni ya, maap maap lagi yak. Kok ente baru tau ya kalo Yamaha Scorpio dan Honda Tiger itu overbore? Baru keluar dari goa atau baru masuk ke dunia motor? Bro Putu aja tau loh bore x stroke nya Yamaha Scorpio itu di 70mm x 58mm, overbore kan? Honda Tiger juga di 63.5mm x 62.2mm loh bore x strokenya, overbore bukan? selisihnya lebih dari 1mm loh.

          hondacengkareng.*com/motor/honda-tiger/

        • @Ntara, Yamaha Scorpio itu di 70mm x 58mm, overbore kan? Honda Tiger juga di 63.5mm x 62.2mm loh bore x strokenya, overbore bukan?

          selisihnya lebih dari 1mm loh.

          hondacengkareng.*com/motor/honda-tiger/

      • Ingat om pabrikan bikin buat harian dan dayatahan lama bukan buat betot betotan tiap hari,meskipun mesin punya potensi di up powernya tetep aja utk masspro diset se balance mungkin,contoh ninja zx25r standar tingting yang cm beda dikit di top speednya ama 2 silinder tapi tetep punya potensi buas

      • Overbore PCX dugaanku persiapan penerapan untuk aplikasi Vtech pada saatnya nanti. Istilahnya sebagai tiang pancang. Karakter overborenya akan dimanfaatkan nanti ketika pengaplikasian vtech.

        Nb. Sekedar dugaan dr orang ekonomi dan buta teknik mesin

  4. Beneran ketat sih ini. Yang satu lebihnya di sini, yang satu lebihnya di sana.
    Gerrr..
    Bagi yang mau beli metik 150-an cc tinggal pilih lebih suka model yang mana dan pertimbangan soal ketersediaan spare parts (after sale service).
    😀

    • Bon kertas tulis ? Gasalah bang ? Ane sama kok punya cb150 thn 2014 sparepart banyak , carinya jangan ke beres, kaya dibandung ada toko khusus buat sparepart motor lama dibarengin katalog2 nya , ga make sense aja sih ahass honda ngasih bon kertas tulis beres udah pasti punya mesin printer bon lah gamungkin kaga punya wkwjwjw

    • hehe setuju, sebagai pedagang motor selama hampir 10 tahun, apalagi jualan motor segmen middle up, 4 merk jepang ini dah hafal bener soal sparepartnya, Yamaha tetap terbaik untuk urusan after sales,

      kalo ahass dari astra pusat sampe ahass terpencil taunya cuma jual kampas rem, busi, oli (seperti bengkel amatir yang baru 1 minggu buka aja, gak komplit apa2 hihihi……..)

    • Jangankan motor tahun 2010, yang 2006 aja masih bisa mesen bro. Kalo soal sparepart ane harus akui Yamaha lebih baik penanganannya daripada Honda. Apalagi Yamaha sudah dari lama sekali transparansi mengenai harga sparepart dengan adanya katalog dan harga versi online sehingga kita bisa tahu katalog dan bisa muncul HET harganya. Dan dengan adanya katalog online tersebut dan kalau kita tidak tau nama partnya apa, tinggal buka katalognya dan tunjukkan partnya.

      • yah mungkin karena kita area jawa yah bang nug…jd lebih gampang, soalnya gw pengalaman di dua bengkel Y dan H gak pernah ada keluhan masalah sparpart…pdhal h miara vartech 110…ganti sparpart gampang2 aja…

    • @Nano
      saya punya pengalaman pribadi miara RZR generasi pertama (yg warna abu2) selama 10 tahun lebih, onderdilnya sangat susah dicari, bahkan ada satu saat saya harus pergi ke ibukota dan muter2 di Kebonjeruk buat cari onderdilnya. lebih parahya lagi, tahun 2008 kemarin coba nanya sparepart ke dealer Y, mereka malah bingung dan nanya balik “motor apa itu?”
      walhasil itu motor mangkrak di gudang sampai sekarang. mau dijual kok sayang, soalnya banyak kenangannya.

      sejak itu jadi kapok miara motor aneh2 dan kalau beli motor selalu ambil yg mainstream dan pasaran.

  5. Apa kurang aerodinamis ya body nya untuk 100> ,jadi diharapkan pabrikan biar pengendara kalo udah merasakan sedikit gejala wobble diharap untuk menurunkan kecepatan untuk keselamatan

    Sotoy mode

  6. Masih punya keyakinan dari diri gw, mesin PCX potensinya belum “nongol” maksimal. Yakin dah VTEC jadi kuncinya di major update berikutnya, itupun mungkin akan terealisasi jika ternyata strategi untuk menang di brosur mereka masih belum menggoyangkan marketnya NMAX.
    Kalau andaikata menang, next update mereka akan nambahin fitur kyk Y-Connectnya Yamaha.

  7. ••••“$$$$$$$$$$$$$$$$$$••••

    Okey…
    Bagi kalian kalo mau adu drag
    Usahakan jarak dibawah 150 m aj ya.
    Pasti PCX menang.

    Jangan melayani drag diatas 201 m
    apalagi sampe diatas 1 km. Makin jauh didepan tuh nmax.

    ••••$$$$$$$$$$$$$$$$$$••••

  8. “Mr. Omori dari Honda Motor Jepang yang merupakan kepala development produk pcx ini memang bilang bahwa memang Honda ingin aman di spek brosur sebagai langkah awal!”

    ini seakan menjawab kenapa cbr150r yang konfigurasi mesinnya square (bila tidak ingin dibilang overstroke atau longstroke) tapi tetap kekeh memakai dohc di mesin cc kecil 1 silinder. Karena benchmark nya ke r15 maka setidaknya ingin menang di spek brosur. “Eh….gua udah dohc loh, lebih canggih, dna Motogp”. aahhh…..jadi inget dikala tim swat merajalela

  9. Kayaknya emang karakter suspensi pcx (showa) yg cenderung soft,,enak buat daily riding,,jalan di perumahan..makanya ada wobble di high speeed

  10. Otomotif sudah rilis data dyno pcx160 tes di sportisi. dan ada data pcx150 juga.

    pcx150
    power : 11,53 hp 8270 rpm
    torsi : 10,26 nm 7670 rpm

    pcx160
    power : 12,08 hp 8500 rpm
    torsi : 11,87 nm 6210 rpm

    limiter pcx160 9600 rpm
    top speed jalan 119 km/jam
    top speed standar tengah 125 km/jam.

    yang jadi pertanyaan :
    1. stroke 55,5 mm tapi torsi maksimal berada di rpm 6210, lebih rendah daripada stroke 57,9 mm butuh rpm 7670.
    2. limiter di 9600 rpm pada stroke 55,5 mm mendapatkan piston speed = 17,76 m/s. masih jauh dari batas 21 m/s.

    • Pcx mau ngejar piston speed 21 m/s..?
      Gak bakal brani bro. Pcx itu kompresinya 12 : 1. Wajib minum pertamax turbo.
      Dikasih pertamax biasa aj pasti timbul ngelitik jangka panjangnya je.

      Kalo dipaksain ngejar 21m/s trs berkitir 11rb rpm, bisa overheat tuh mesin. Jd cpt jebol. BBM jg jd boros.
      Itu kang kobay cm dapat 30 km/liter pdhl max rpm cm 9.600 rpm.

  11. CVT matic hodna dari dulu yg saya rasain mampu menyalurkan tenaga ke ban lebih efisien dibanding merk lainnya. Mungkin itu salah satu faktor kuncinya kenapa pcx aselerasi awalnya bisa lebih bagus walaupun overbore. Dan perihal top speed nya mungkin ada hubungannya sama faktor durabilitas. Dgn kompresi tinggi mungkin aja sengaja didesain / dilimit segitu biar mesin lebih awet.

  12. Saya yakin 100% Honda juga masih mengunci/ melimit performa buas PCX yg sebenarnya

    Overbore yg kuat di tarikan bawah + Gosip di PCX160 ini udah ada dudukan buat VTEC, bisa jadi senjata simpenan buat next PCX

    Seandainya Next Nmax membawa pertarungan ke level 18 HP, Honda tinggal cangkokkan VTEC dan rubah settingan mesin jadi true overbore

  13. Beda diameter Puli , Nmax155 138mm serta PCX160 127mm, itu yg bikin top speed pcx160 kalah, seandainya ada next improve dari Honda mungkin lebih seru

    • Jangan deh, spek kayak gini kalo disetarain cvtnya bahaya, gini aja udah cukup sebenarnya, kalo main sirkuit gpp dilepas limitnya

  14. pcx masih konvensional yah….blm dijejelin vtec kayanya nextnya ada beginian… mungkin setelah nmax upgrade sebesar power spt R15…

    pdhal paling kenceng juga belom tentu paling laku….

    skrg 11 12…mudah2 gak kaya yg udah2…kalo menang salah 1 jadi stagnan…

  15. kalo liat nmax ama pcx dampingan…asik banget, bener2 beda secara desain… headlamp nya cakepan nmax, kalo overal body sih pcx….

    bener wak haji…. manis dan epic…epic dan manis endingnya…hahaha

  16. namun gejala wooble saat straight di kecepatan tinggi sekitar 110 an km/jam sempat bikin TMCBlog masih terus keingetan sampai sekarang.

    woble gimana wak…bergetar hebat, bergoyang atau apa…

    itu limiter alami mungkin bekerja…

    kb. goyang(an). -kki. terhuyung-huyung, bertatih-tatih.

  17. Emang beli motor sebatas top speed doank?? Liat di MotoGP, ga ada yg raguin top speed ducati, ngalahin Yamaha, Suzuki, dsb.. Tapi dia ga juara motogp 2020 tuh.

  18. Nice review wak haji.. Klo saya nantikan tes PCX lagi selepas service pertama atau kedua. Klo odo masih ratusan km kata org dulu itu masih inreyen.. potensi mesin blum boleh keluar sepenuhnya.

  19. td komen ilang

    sasis dan bodywork yang sangat stabil ~ gejala wooble saat straight di kecepatan tinggi sekitar 110 an km/jam

    ini kok agak kontras ya

    terhuyung-huyung, bertatih-tatih. Demikianlah penjelasan arti kata “wobble” jika diterjemakan dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia

  20. td komen ilang ( kalo ini muncul yang laen delet aja)

    sasis dan bodywork yang sangat stabil ~ gejala wooble saat straight di kecepatan tinggi sekitar 110 an km/jam

    ini kok agak kontras ya

  21. “Honda butuh spek overbore dengan kubikasi total lebih tinggi memang cuma buat menang di brosur.”
    Nah ?? ini yg saya bilang dari dulu. gak ada gunanya BATTLE bore x stroke krn itu bukan patokan karakter mesin. krn karakter mesin bnyk faktor yg mempengaruhi terutama setup pengapian dan cdi/ecu. contoh aja suter Mmx500 motor balap tapi mesin overstroke….

    • Maaf bro tak perlu jauh2, di dalam negeri saja banyak kok bebek overstroke buat balap. Kalo sudah balap, ada limit yang berbeda lagi karena sudah beda tujuan. Agak panjang efeknya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP