TMCBLOG.com – Mulai hari ini selama tiga hari ke depan 10, 11 sampai 12 Maret 2021, seluruh pabrikan MotoGP akan mencapai hari-hari yang krusial dalam penentuan strategi mereka sepanjang musim 2021 yanga kan dimulai akhir Maret di Losail, Qatar. Dalam tiga hari test Qatar II, seluruh pabrikan harus menentukan minimal desain fairing seperti apa yang akan mereka gunakan untuk pembukaan musim dan akan dipakai umumnya sampai pertengahan musim, secara mereka hanya memiliki satu kali update desain aero fairing ini dalam satu musim kompetisi. Dan lagi-lagi Ducati yang memiliki gelar tak resmi sebagai raja inovasi di MotoGP semenjak test Qatar I kembali menghadirkan tambahan part aero baru dan yang sebelumnya tak pernah terlihat dan terpikirkan akan hadir di trek.
Pada tahun 2021, pabrikan asal Bologna mengungkap lebih banyak kreasi, yang paling terkenal adalah aero depan baru mereka yang letaknya di bagian bawah dari fairing kanan dan kiri. Ini adalah bentukan aero yang cukup signifikan bikin bingung dan sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya, sepertinya fungsi aero baru ini lebih dari sekadar ‘sayap kecil’ pencipta downforce seperti yang biasa kita dawamkan dalam tiga tahun terakhir mengenai winglet di MotoGP.
Di artikel sebelum ini sudah TMCBlog tuliskan bahwa jika dilihat dari bentuknya, menurut kami bentuk dari aero-winglet di bagian bawah fairing ini benar-benar berbeda dibandingkan dengan aero-winglet utama pada cowl depan dan pada side fairing. Bentuknya lebih mirip seperti air scoop corong dengan bukaan di bagian atas dan keluaran di bagian bawah. Aero baru ini terlihat berfungsi bebagai Downwash duct yang bertugas ‘menangkap’ udara yang mengalir di kedua sisi kanan dan kiri dari roda depan, memutarnya hampir 90 derajat dan mengeluarkannya ke arah bawah tetap di luar fairing dan mengarahkannya ke belakang.
Di awal-awal TMCBlog lihat Michele Pirro mencoba aero-winglet baru ini tanpa wheel-cover depan belakang dan tanpa sendok swingarm.
Namun pada sesi akhir Qatar test yang lalu, Jack Miller terlihat menggunakan aero downwash duct ini ditambah sendok swingarm sekaligus wheel cover belakang. Menurut kami, ini tuh kayak semacam metoda riset dimana Ducati ingin satu satu melihat efek dari part baru sampai akhirnya dicoba kombinasi mendekati komplit seperti yang dipakai Miller di hari terakhir. Dan jelas foto ini lah yang membuat TMCBlog tertarik menganalisa lebih jauh. Jadi begini . .
Walaupun Rowland-Rouse kepada Mat Oxley sempat memperkirakan itu adalah part yang secara venturi effect akan menghasilkan downforce saat miring rebah, namun menurut TMCBlog jika itu benar maka downforce yang dihasilkan akan mengenai ‘sprung weight’ (bagian body motor), dan itu akan cukup ‘mengerikan’ untuk sekedar dibayangkan jika memang terjadi saat motor dalam posisi miring rebah. Hal ini berbeda dengan sinyalemen fungsi downforce akibat ‘Venturi effect’ dari wheel cover yang menempel pada unsprung weight yakni bagian roda depan maupun roda belakang dan swingarm. [kalau pusing, skip, lansung ke alinea berikutnya]
Lalu tugas downwash duct? Ya seperti yang bisa sobat sobat sekalian lihat di gambar atas bahwa downwash duct akan mengumpulkan udara samping kiri dan kanan yang awalnya berbentuk agak ‘acak-acakan’ karena turbulensi udara yang diakibatkan udara menerpa part yang secara bentuk tidak aerodinamis seperti roda depan, spatbor depan, fork suspensi, dan kaliper rem depan.
Dan perlu untuk sobat ketahui, udara yang ‘acak-acakan’ karena turbulensi ini akan menciptakan banyak hambatan (drag) jika dibiarkan begitu saja. Jadi sepertinya ‘downwash duct’ ini seperti bertugas ‘membuat rapi’ aliran udara pasca bertabrakan dengan roda depan lalu mengalirkan di bagian bawah dari motor. Dengan aliran yang rapi dan dengan tekanan yang lebih tinggi karena bentuk dari ductnya pun mirip ‘pipa venturi’Â diharapkan dapat mengurangi hambatan dari aliran udara ( air drag) . Itu hal pertama.
Hal Kedua adalah aliran udara yang sudah dirapikan oleh downwash duct ini menjadi lebih ‘rapih dan terarah’ yang bukan hanya akan membuat mulus saat melaju di straight, namun juga rapi saat masuk ke sendok swingarm yang hasilnya akan bisa ‘lebih memaksimalkan’ fungsi dari part yang tahun tahun lalu sempat didebatkan sampai masuk sidang CAS yakni penurunan temperatur roda belakang jika memang itu fungsi utama dari part aero ini atau sinyalemen bonus lanjutannya yakni menambah besar downforce yang dihasilkan sendok swingarm ini karena udara yang masuk ke wing sudah terlebih dahulu ‘dirapikan’ oleh downwash duct. Logikanya jika downforce pada sendok swingarm lebih besar maka grip roda belakang akan meningkat . . nggak banyak power mesin terbuang percuma
Hal ketiga adalah sesuatu yang selama ini memang dikeluhkan oleh para pembalap lain yang mengikuti Ducati (towing) yakni mereka merasakan kondisi udara di belakang Desmosedici yang benar-benar tidak ideal. Ternyata menurut analisa Rowland Rouse via Mat Oxley dari sistem downwash duct ini juga bisa ‘membersihkan’ aliran udara daerah di bagian belakang motor dan kondisi ini akan membuat lain pengendara lebih ‘sulit’ mendapatkan ‘derek gratis’ dari Ducati karena jelas kondisi udaranya akan sama saja seperti ‘tidak slipstream’, sehingga nggak ada gunanya towing ke Ducati karena akan sama saja dengan tanpa towing. Kalau bener begini analisanya begini, benar benar mind-blowing Gigi Dall’Igna ini . . . tidur saja otaknya mikir kali ya?
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Kakean cringit cringite….
Ducduc sll focus ke aero, gak peduli motor kayak celeng gk bs d tekuk2 biarin, itu tugas rider,
4
Otak kita beda jauh dengan insinyur Ducati
Salah satunya ga pernah dihargainya orang2 pinter di negri ini, klo bisa matikan ide2 gila orang2 pinter biar ga suplai barang masuk ke indonesia, contohlah negri tiongkok, sing penting bikin dulu.. msalah kualitas lama2 akan terbentuk sendiri
Dukati…
Gua tidur juga mikir, tp gak inget mikir apa..
Dan akhirnya MotoGP akan sampai di satu titik seperti F1. It’s not about fighting for the whole race, it’s about who will rocketing after the first turn.
Bukan hanya first turn, but every single turn
mungkin sebab mereka sudah merasa mentok soal naikin performa secara piston speed juga terbatas setelah limit bore 81 mm
Yoi… dan lama2 skill mlintir gas pakek tangan kanan akan ilang pada waktunya
imho. kadang hal yg sederhana justru lebih banyak manfaatnya ketimbang hal yg ribetin semacem ini. terkadang sumber masalah yg sedang dihadapi justru bukan berasal dari apa yg menjadi fokusnya saat ini melainkan sektor lain yg luput dari perhatian.
mind blowing… OMG… slap us!! epic.. ?
bagus nih idenya, kayaknya akan lebih membantu meningkatkan cornering speed di tikungan tikungan cepat
itu fungsi wheel cover . . . dengan venturi effect Nugie kmaren sempat kasih gambaran bertapa bisa menambah grip ban bahkan saat miring rebah . . . agak susah mengimaginasikannya karena sepertinya menyangkut axis Roll dari gerakan sepeda motor . . biar nugie yang nulis ntar deh 😀
Miringnya susah bangunnya itu….
sip, mantap wak haji,
tapi saya berimajinasi downwash duct ini ketika motor miring akan bisa memberi gaya ke samping (mendorong bagian depan motor ke arah dalam tikungan) jadi bisa lebih ngebut sekaligus gak terlalu melebar saat menikung
itu disinyalir tugas dari cover roda yang akan diulas Nugie nanti
Nah.. Analisa yang saya pribadi tangkap dari artikel dan banyak informasi soal aerodinamika tuh sbb;
Aliran udara di bagian bawah motor pada saat posisi motor miring adalah yang paling dekat dengan permukaan aspal. Di area situ lah proses aliran udara yang mengalami ‘venturi effect’ yang tujuannya membuat unsprung mass motor lebih mencengkram ke aspal. Area air flow tersebut dirapihkan oleh downwash duct yang sedang Ducati kembangkan.
Kalau kita bicara winglet dengan luas penampang yang lebar, yang diletakkan pada body motor, maka menghasilkan downforce (semakin kencang objek melaju, semakin besar daya tekan ke bawah objek) pada saat motor dalam posisi tegak dan sekaligus juga ketika posisi motor miring. Dalam posisi motor miring, downforce dari winglet pada body motor tsb akan menekan motor ke arah luar tikungan (akselerasi lateral) lebih kuat dibandingkan dengan motor tanpa winglet. Akselerasi lateral yang kuat menyebabkan suspensi juga tertekan kuat saat posisi motor miring menikung dan terjadi tekanan yang lebih kuat pula pada grip karet ban.
Dengan pemakaian wheel cover (seperti bentuk yg Desmo GP pakai) ini membuat efek ‘suction air flow’ pada bagian unsprung mass motor sehingga terjadi efek seperti anti-lateral. Hasilnya motor lebih bisa menjaga racing line dan beberapa analisa juga menyebutkan bisa membuat motor jadi oversteering (arah laju ke dalam tikungan). Soal gejala oversteering ini, saya melihat ada kecocokan dengan motor Ducati yang terkenal karakternya sebagai motor yang understeer (arah laju ke luar tikungan). Jadi sebagai problem solve dari karakter Ducati dengan kata lain. Jack Miller juga kasih kesan demikian pasca test Qatar 1, dia sebut Desmo GP21 dengan pemakaian downwash duct lebih stabil di tikungan.
CMIIW
brarti aerowing d ujung firing mnybbkan motor jd understeer saat belok? dn fungsi part baru tsb untuk mnetralisir gejala tsb?
WHeelcover mirip seperti lemparcakram(olahraga) kah wak? hmmm genius si nagita 😀
Mungkin teknisi ducati terlalu obsesi dengan premis, apabila kita mampu menembus barrier 300.000 km per detik, maka pasti, waktu akan berjalan mundur dengan sendirinya.
udah kencang di straight , ga bisa di slipstream, klo msh ga jurdun , gulung tikar saja
Sama aja ky bisnis, kunciny 5M, man , material, money , method,machine
Ducati selama ini material, method, money & machine nya sudah mumpuni
Sayangny untuk ducati, Man tidak berlaku, tapi Metahuman seperti stoner?
Semoga beruntung ducita
agak bingung dengan poin ke 3
tanpa downwash duct towing dibelakang ducati udaranya tidak ideal
pakai downwash duct disinyalir akan rugi karena seperti tidak slipstream
kok sama aja ya analisanya, intinya sama2 rugi
Baca yg bener… ngakak Liat Komen anda… Wkwkwkwk udh salah Baca. Komen terlihat Lucu.
Kerugian itu yg di dapat Motor di belakang DUCATI. bukan Motor Ducatinya.. Makanya Baca yg bener
@steven
itu uda bener si @sad, sampeyan yang salah nangkep.
emang yang dibahas itu motor di belakang yg mo towing kok, baca yg bener.
pertanyaannya mo pake ato ga pake tuh part, tetep aja rugi klo slip stream di belakang ducati
@sad kirain gw doang yg bingung
Sebenarnya simpel, sih, hehehe, udaranya lebih teratur menghasilkan downforce yang lebih besar, nah, jika prinsip aerofairing di KTM itu memecah angin sehingga menccapai topspeed lebih tinggi, tapi pembalap di belakangnya bisa slipstream. Maka ducati sebaliknya, malah merapikan udara, agar pembalap belakangnya menerima downforce yang hampir sama besarnya dengan pembalap yang di depannya, makanya dikatakan sama aja kayak gak slipstreaming.
@Teguh terima kasih penjelasannya ya, penjelasan pake bahasa sederhana kya gini bisa bikin lebih bnyak org yg paham, hehe
Elektronik dah mentok nih?
Gigi mimpinya pun ttep riset desmo wak haji..?
jangan jangan dia pakai mesin PASIV, kayak di film inception ?
Dia mimpi..terus mimpi lagi..dan mimpi lagi..
Desmo nya dah bisa terbang tuh.. dah melompat berapa tahun tuh..
Kalo mengigau,,, pas bangun pagi 1 mesin V4 udah jadi ??
kalo menurut saya itu untuk mendinginkan ban belakang wak, untuk kondisi track yg panas di alirkan ke sendok yg belakang itu jd temperatur ban tetep terjaga sampe akhir lap, karena yg di keluhkan kan degradasi ban yg cepet habis
Ehhhhh,brain Cell terakhirku untuk hari ini langsung hangus baca ini ?
Beraattt,,,beratttt
Gigi prngen pabrikan laen mikir juga pegimane bkin msin kenceng juga jgn ngarep derek gratis…
Penasaran kenapa Magneti Marelli ga update ECU nya biar bisa ngurangin wheelie ya? Kayanya riset elektronik jadi mentok, dan ahirnya aerodinamika yg dioprek
Sekalian balikin ecu inhouse masing2 aja..biar ilang desain aneh
ya itu sepertinya karena Dorna ingin MotoGP bisa di ‘ kendalikan’ makanya disebut ‘ controlled electronic ‘ . . sebenarnya MM bisa membuat tenologi yang lebih canggih dari itu saya yakin
ini aman gk ya ketika motor miring dengan sudut 64 derajat lebih
Ondel ondel
Penasaram euy, rumit
sebut saja triple D ( Ducati Downwashing Duct ) ini bener bener jenius kalo memang ternyata main objektifnya lebih mempersulit rider buat towing slipstream ke desmo. sakit sih ini, keren banget
Main objective ya pasti untuk meningkatkan motornya sendiri dong pastinya,emangnya balapan CTR atau mobil Mach gogogo yg aspek untuk mempersulit lawan jg penting ?
2017 gp valencia , 2 desmo factory, 1 dengan aero fairing, 1 dengan fairing biasa, tidak bs mengejar m1 satelit , & rc213v yg masih dalam kondisi tidak sehat.
Idenya sih keren keren, tapi kalo diperhatikan estetikanya juga itu udah state of the art
Juara Manufaktur kan ? 🙂
Selagi ada gigi mungkin aerodinamika ducati akan selalu di oprek
kalo gini terus, rider akan makin “dikuasai” ama motornya.
Jadi inget percakapan antara Dovi ama Marc selepas race Austria 2019 (cmiiw),
membahas: ketika mereka bersebelahan di straight, kedua motor malah saling “tarik menarik”
Selagi ada gigi mungkin aerodinamika ducati akan selalu di oprek