TMCBLOG.com – Walaupun semenjak musim 2011 sampai 2019 (2020 Assen absen) nama pemenang seri MotoGP Assen selalu flip-flop (bergantian) antara Honda dan Yamaha dengan 2019 akhirnya Yamaha juara dengan Maverick Vinales. Dari sejarahnya sendiri Yamaha adalah pabrikan yang paling sukses di Assen soal jumlah kemenangan di era modern MotoGP 4 Tak. Di tahun 2018 sendiri yang dianggap sebagai tahun terburuk dan tahun dimana Yamaha paling struggle, Yamaha tetap bisa hadir di depan dan fight jarak dekat selama 23 lap dari total 26 lap. Yes di 2018 Vale sempat bilang bahwa tahun 2018 karakter sirkuit dan morfologi dari sirkuit seperti ‘menyembunyikan kelemahan Yamaha M1’ atau silogismenya: memang ada potensi morfologi sirkuit Assen yang menguntungkan Yamaha.
Secara umum layout sirkuit Assen ini memang menumpulkan berbagai kelebihan mesin V4, silahkan sebut menumpulkan kelebihan top speed yang terkebiri karena straightnya pendek, menumpulkan kelebihan pengereman yang luar biasa stabil plus akselerasi stop-and-go yang luar biasa karena boleh dibilang nggak minim tempat pengereman biadab ini. Diluar itu dimana sangat kontras, dua speed corner panjang yang dimiliki oleh sirkuit ini boleh dibilang sangat memanjakan kombinasi mesin inline-4.
Mesin V4 punya karakter lebih menyerupai huruf V saat menikung | masuk pintu tikungan dengan pengereman stabil, geser ban belakang, keluar tikungan dengan akselerasi |Â . . Kira-kira begitu gambarannya, berbeda dengan mesin inline 4 yang begitu smooth laksana sabun bayi saat melibas tikungan speed corner dan membuat kurva yang halus.
Menukil kata Kevin Cameron inline 4 adalah motor yang dibangun untuk menikung, sementara V4 adalah motor yang dirancang untuk ngerem. Perbedaan cara merespon tikungan antara mesin inline 4 dan V4 memang lebih dikarenakan nature dari mesinnya sendiri. Walaupun mungkin secara firing order pembakaran antara mesin V4 dan inline 4 cross plane crankshaft ada kemiripan, namun jelas platform dan interior mesinnya berbeda. Paling kentara adalah mesin inline-4 memiliki desain crank-shaft [kruk as] yang lebih lebar dibandingkan dengan mesin konfigurasi V4.
Dan dengan dimensi yang lebih lebar, maka crankshaft inertia yang dihasilkan oleh mesin Inline 4 akan bisa lebih membuat motor akan ‘terus menerus’ maunya miring menikung saat motor dibuat nikung oleh pembalap (ingat arti kata indersia adalah kelembaman = kemalasan). Dan pembalap nggak perlu effort terlalu heboh untuk membuat motor nikung halus menggunakan mesin inline-4 ini.
Silahkan cek para pembalap pemakai mesin V4 saat menikung. Gaya mereka heboh banget; mulai dari cara membanting handlebar, naroh lutut dan bokong sampai mendekati aspal, pokoknya super heboh. Namun buat para pembalap dengan motor inline 4 ibarat kata nikung dikit, motor sudah langsung gampang dan nurut dibawa miring tanpa posisi bokong dan tangan dibuat heboh.
Tinggal yang ditunggu adalah efek dari resurfacing aspal sirkuit yang efeknya akan lebih ke arah grip ban. Data 2019 mengenai grip hampir dapat dipastikan berbeda, tinggal berbedanya ini akan mengutungkan pembalap Inline 4 atau V4, atau bahkan akan bermasalah buat semua?
Yang patut dikepoin lainnya juga adalah, apakah 2021 ini patern flip flop akan berlanjut dengan menjadikan satu Honda RC213V di parc ferme nomor 1, atau pattern akan berubah dimana Yamaha M1 memenangkan race, atau jangan-jangan akan ada pabrikan lain yang akan merusak pattern Assen ini semisal Suzuki, Ducati atau KTM??
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Penasaran akhir pekan ini
Kan ada kei ti em yang sedang bagus
ada juga Neng Aprillia yg cantik sedang hot kok..
hahahaaaa… cuman kurang konsisten di depan aja..
we’ll see..
2nd
Melihat semua motor banyak yang kompetitif apakah race nanti tidak bisa ditebak?
Walau sejarah tahu sendri…
nunggu di podium tertinggi…
dan jangan lupa wak selain surface asphalt juga cuaca berperan besar dalam menentukan hasil besok Minggu,, kalo hujan bisa jadi Marc juara lagi, dan Yamaha struggle kecuali mungkin Quartararo,,
KTM kalo mereka bisa perform dgn baik lagi di Assen alamat jadi bahaya besar buat Ducati dan Yamaha,
oo iya bener, yes cuaca
Sekarang susah ditebak..
Selain dengan mesinnya, Suzuki juga sangat cocok di Assen karena ridersnya (terutama Mir) yang sangat jago berbelok dan overtaking dibandingkan riders dari team lain. Semoga Suzuki di memenangkan race di Assen ini untuk memulihkan poinnya + menambah jumlah kemenangannya.
Penasaran sm KTM di Assen
Lagi lagi kuncinya ada di Ban, ban menentukan motor mana yang bakal perform disini
Ducati juga sekaranf sudah berevolusi. apalagi modifan KTM oleh Dani, g bisa d anggap remeh.
sebntar lagi ini
Apakah KATEMi akan unjuk gigi lagi….saya rasa iyes .
tergantung “ban”, andai masih pake bridgestone mungkin akan lain cerita ya wak
Kyknya ktm bisa podium deh wak .. Si dokter gigi kala menikung late brakenya sekilas mirip2 DP jaman dl waktu battle sama rossi..
ada dinamika effect pengereman banyak sih, dikasih pakem apakah Bagian belakang akan terefek, harus di lihat secara kompleks
Dengan kata lain…i4 kebangeten kalo gak sampai podium
Biadab
Kalu gitu lu aja jadi tim mekanik yamaha
Diluar mesin, marc marquez juga cukup bagus dsini walaupun tak semengkilap di sachsenring tpi dari 2010 (gp125) sampai motogp 2019 marc marquez sllu podium dsini hasil terburuk adlh p3 d motogp 2017 sisanya menang thun 2010 (gp125) 2011&2012 (moto2) 2014&2018(motogp) sisanya podium 2 (2013 2015 2016 2017 2019. Pembalap terbaik kedua dsini setelah rossi ya marc. Rossi unggul d kemenangan bruntun ny dahulu kala tpi sering juga nol poin dan d luar podium
selain sirkuit tempat Doohan cedera parah, dulu race day nya hari Sabtu, yg paling diinget dari sirkuit ini adalah si mbah potong jalur dan melenggang kangkung juara.. ?