TMCBLOG.com – Pasca meraih catatan hampir 50% kemenangan ditambah dua kali Pole Position di paruh pertama Musim 2021, Fabio Quartararo berhasil menjadi Juara tengah Musim 2021 ini. Pembalap Pabrikan Yamaha ini menyaksikan rekan setimnya Maverick Vinales meraih kemenangan di pertandingan pembuka Piala Dunia di Qatar. Pada balapan kedua di Sirkuit Internasional Losail, Giliran ia yang menguasai Balapan. Pembalap berusia 22 Tahun ini kembali memenangkan tiga venue dari total tujuh Venue balap MotoGP selanjutnya berikut: Portimo, Mugello dan Assen.
Jika Tidak didera Masalah Arm Pump dan Melorotnya Ritseleting, mungkin catatan ini akan berubah dan Cukup Untuk membuktikan bahwa Yamaha dan Quaratarro adalah paket terkuat MotoGP 2021 yang berpotensi Kompetitif hampir di semua tipe Sirkuit dan Di segala Cuaca. Dan Menegenai ini direktur tim Massimo Meregalli Memberikan Evaluasi paruh Musim Pertama Yamaha MotoGP di MotoGP .com Khususnya mengenai Quartararo
“Setelah kekecewaan tahun lalu, kami ingin menyusun paket yang lebih baik untuk musim 2021 yang lebih cepat dan lebih konsisten daripada motor tahun lalu [2020] Karena di daerah-daerah ini kami menderita sebelumnya. Dan saya pikir kami berhasil di keduanya, Khususnya Pasca Assen, karena kami mampu menang baik di Trek cepat dan [maupun] berliku. “
“Kami juga mampu menghadirkan beberapa Development, Kami memperkenalkan Start Devices ( Holeshot Devices) yang memungkinkan kami untuk membuat performa bagus. Jadi secara keseluruhan kami puas, dan tanpa masalah yang dialami Fabio di Jerez, kami bisa memenangkan satu balapan lagi, 5 balapan dibandingkan 4 balapan. Tapi performa musim sejauh tetap merupakan raian yang bagus,” tambah Meregalli.
Melihat pemimpin kejuaraan dunia, direktur tim menyatakan: “Pada balapan pertama dia mungkin mengalami sedikit masalah, mungkin karena tekanan karena dia merasakannya. Tapi sejak balapan kedua, segalanya berjalan sangat baik untuknya dan dia langsung meraih kemenangan. Dia dengan cepat membuktikan bahwa kemenangannya di balapan Qatar kedua tidak terkecuali. Performanya kuat dan konsisten. Dan dia juga berhasil naik podium di lintasan basah, yang sejauh ini bukan kondisi favoritnya.”
” Meski Fabio baru berusia 22 tahun, menurut saya dia sudah sangat dewasa. Ini terutama terlihat saat ia bekerja dan melakukan persiapan untuk balapan yang dia lakukan dengan para insinyurnya. Itu adalah kejutan yang sangat positif bagi kami. Dia memiliki keinginan yang sangat kuat untuk menang, tetapi pada saat yang sama dia menikmati semuanya dan bersenang-senang, dan itulah yang paling membuat saya terkesan. Dia bertarung di setiap sesi dan masih tahu bagaimana menikmati semuanya. Menurut saya, itu poin plus lainnya,” kata Meregalli memuji juara GP delapan kali itu.
” Untuk Maverick Ia memenangkan Grand Prix pertama, Setelah itu setelah kita kembali ke Eropa ia mulai berhadapan dengan Masalaah masalah terutama dengan kemampuan menikung. Di Portimao, Jerez, Le mans, ia masih struggle dan kami tidak mempeorleh Momentum untuk memberinya Paket yang bisa membuatnya menikung seperti yang ia inginkan. “
” Lalu kami juga memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Di barcelona kami melakukan perubahan agar ia bisa berkendara dengan cara yang lebih baik. Kami tidak meraih apa yang kami inginkan. Kami melakukan Balapan dengan Dua Crew Chief berbeda. Sesekali kami mencapai perbaikan dan menurut saya Kami tidak jauh “
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Podium
pantaskah di sebut second Lorenzo
2 tahun belajar:
2019 ditatar oleh Marc
2020 tidak dianggap oleh Mir
Sementara itu vinales…
Kalau belum juara dunia masih ada yg kurang buat FQ
King Taro… yes
Moga paruh kedua nanti Taro makin bagus
Komen dulu baru baca
Wkwkwk
Josss
itu adalah sebuah kejutan, jadi itu adalah bonus ?
sindiran ini mah. wkwkwkwkw
Go M1 feat FQ……….2021 World Champion awaits
Dewasa itu kalau sudah tahu resleting melorot mestinya dia langsung masuk pit atau berhenti sebentar betulkan resleting. Iti sesuatu yg sangat berbahaya melanjutkan balapan.
???lhaa gimana fq20 mau berhenti, sedangkan wasitnya (steward panel) ga ngasih perintah buat berhenti, seharusnya freddie spencer (steward panel) nyuruh anggotanya mengibarkan bendera hitam+lingkaran orange+nomer pengendara yg di maksud untuk menepi membetulkan retsleting lalu lanjut balap lagi,
jadi menurut gua fq20 cerdas dan taat aturan, wasitnya bingung???
Mudah2an pisahnya Vinales dgn. Yamaha tahun depan menjadi motivasi sendiri utk doi utk menyelesaikan sisa musim ini utk bertarung habis2an, karena nothing to lose,, jgn kyk Dovi di akhir musimnya bersama Ducati,,
Minimal ngrecoki penghuni podium
Semoga konsisten di sisa seri berikutnya,ga hanya juara seri…
Kedewasaan itu bisa dilihat dari konsistensi
Nyindir neng vina ya si om maregali
Kalo pedrosa di yamaha mungkin jg dominan seperti taro
hmm.
Wak coba ulik mengenai slot kosong d Petronas yg sepertinya mengindikasikan yamaha tidak memiliki bibit² muda yang unggul
Menurut keterbatasan otak saya, daripada ngelirik beberapa pembalap yg berumur dan gajinya pasti gede (blum tentu juga bagus) atau ngelirik superstar moto2 yang harganya juga mayan blom lagi harus rebutan dg pabrikan lain, kenapa gak cari the next taro ?
Sy penasaran apa sih yg bener² bikin rider itu bagus d suatu motor?
Udah banyak kan jurdun moto2 yg punya nama lebih bersinar dr taro, tapi mereka sepertinya susah unjuk gigi, alasan paling logis dan paling simple yang biasa kita pake adalah karena mereka naik mesin V yang susah d jinakin, tapi nyatanya mesin Inline juga susah d jinakin oleh rossi,vina, rins bahkan WC Mir pun musim lalu dan sekarang susah menang, jadi menurut sy inline atau konfigurasi apapun itu sama² susah menang tergantung rider nya
Nah fenomena taro tentu beda dg Kasus Marquez atau Rossi yg sudah sejak pembibitan sudah keliatan potensinya
Kenapa Petronas gak cari taro taro yang lainnya ya wak? Mungkin ada semacam unique skill tertentu yang belum d ketahui para pencari bakat agar sang rider bisa cocok atau tidak di motoGP
Ya karna aneh saja, sang raja moto2 aja banyak yg struggle, alasan paling logis ya sudah sy sebutin di atas atau mau nambah alasan karena blom d support penuh karena masih rookie atau karena mereka di tim satelit yg memang serba terbatas
Tp yg sy lihat taro datang sebagai bukan siapa² bahkan mungkin gak ada yang naruh harapan apapun padanya, di tim satelit, motor seadanya dan wow kita lihat hasilnya bahkan bisa setara bahkan melebihi pembalap pabrikan, kenapa dia bisa begitu? Apa ada salah satu parameter tertentu yang terlewatkan oleh para pencari bakat, mengingat kalo lihat data di kelas² sebelum nya taro itu bukan termasuk pembalap yang bakal bersaing diatas
Thks, ya memang begitu kalau di SBK, Yamaha memang hanya bisa masuk melalui racing team bukan dari struktur seperti Honda aupun KTM . . namun mereka bisa pergunakan Jalur lain dari SBK misalnya
Kandidat kuat juara dunia taun ini, fq & m1
“Vinales 2.0” ga pernah ada ternyata
Koment apa yah??
Kamu bikin vinales mundur teratur…..
Mari qta liat nanti paruh kedua seberapa dewasa dia dlm menghadapi tekanan rider” ducati yg kemungkinan besar byk sirkuit” yg memang kesukaan ducati terutama red bull ring ?
masih setengah musim. segalanya bisa saja terjadi. kalau bisa mgunci juara dunia 2-3 race terakhir, baru mantap.
Alahh, lebay bagt dah orang2 yamaha. Duku bikang punya sensor anticrash lah, taek lah. Terlalu berlebihan dg si taro, jurdun aja belum pernah. Maskes di umur 22 tahun dah ounya trofi 4.
Kalo G cedera taro bisa apa? Tahun 2019, tahun 2020 aja ampas di voor markes