TMCBLOG.com – Adalah benar Juaranya Marc Marquez di Misano adalah salah satu efek domino dari Crashnya Pecco Bagnaia. Namun Pecco Bagnaia ini sendiri juga disebabkan Karena pembalap Ducati Factory ini dan Juga team-Matenya Melakukan kesalahan pemilihan Kompon ban Hard di Depan. Secara umum Saat kedua pembalap satu team serentak Tiba Tiba Berganti Ban setelah Sighting lap itu artinya ada strategi team khusus yang silogismenya ini juga merupakan Kesalahan dan Kegagalan team – dalam Hal ini Lenovo Ducati dalam hal menganalisa data sebelum megambil Keputusan. Trek Saat berlangsungnya balapan hari ahad kemarin ‘terlalu dingin’ untuk penggunaan Ban Hard. Balik Lagi Ke Marc Marquez dan Pol Espargaro yang finish 1-2, ini adalah kali pertama Kembali Duo RHT finish Top-2 setelah Aragon 2017
Seperti yang sudah tmcblog tulis sebelumnya, Buat Marc Marquez sendiri kemenangan di Misano ini sangat berarti secara psikologis Bukan hanya Karena ini adalah Sirkuit Home Ducati atau Sirkuit Home Valentino Rossi, Namun lebih karena ini adalah kemenangan pertama bagi juara delapan kali Marc Márquez di Trek Clock-Wise setelah 735 hari dimana Terahir Kali Marc menang di Sirkuit Clock Wise adalah pada seri ke 16 Musim 2019 dimana Ia memenangkan race di Motegi dan mempersembahkan Juara Manufaktur Buat Honda untuk yang ke-25 kalinya di sana
Buat Repsol Honda dan Honda Sendiri secara manufaktur Race di Misano Juga sangat berati karena kemenangan Marc dipermanis dengan Hadirnya Pol Espargaro yang berdiri berdiri di podium untuk untuk pertama kalinya dengan Atrobus Repsol Honda di Misano . Buat Pabrikan Honda sendiri ini merupakan Kali pertama Kembali mereka memiliki kemenangan ganda untuk dirayakan sejak balapan di Australia pada 2019 ketika Saat itu, Marquez unggul lebih dulu dari Cal Crutchlow yang masih di LCR Honda.
Pencapaian RHT di Misano ini juga membuat MotoGP meminta Releksi tersedniri dari team manager Alberto Puig. Pasca Race ia berkata bahwa sebenarnya tujuan awalnya RHT hadir di Misano 2 adalah membuat kemajuan di bandingkan Misano 1 ” Untuk pergi dengan hasil ini sangat bagus. Mendapatkan ke tempat 1 dan 2 tidak pernah mudah, bahkan ketika Anda dalam kondisi terbaik Anda, dan kami sebenarnya bahkan tidak dalam kondisi terbaik kami. Tapi kami masih berhasil mencapai hasil yang fantastis ini. Menurut saya, itu karena kombinasi faktor; upaya besar dari para pebalap kami, kerja keras yang berkelanjutan dari Honda, dukungan besar dari Repsol dan semua sponsor kami yang lain dan tentu saja kerja keras dari anggota tim kami. Kami dengan jelas menunjukkan bahwa kami tidak akan pernah menyerah atau menyerah. Hasil ini adalah perasaan yang luar biasa, hadiah yang besar, untuk semua orang yang terlibat dalam proyek ini. “
Selain memberikan Selamat kepada Fabio Quartararo dan Yamaha sekaligus bilang dengan Jelas alias Clear Bahwa Quartararo memang adalah Pembalap terbaik Musim ini, Puig Pun memberikan Apresiasi tersendiri Khususnya Untuk Marc ” Bagi Marc, ini adalah periode yang lebih sulit daripada yang lainnya. Dia masih dalam pemulihan, dia masih memiliki masalah, dia belum kembali ke dirinya yang seutuhnya, dia tahu itu dan kita tahu itu. Inilah mengapa kemenangan di Misano ini, terutama di trek ini, memiliki nilai lebih untuknya. Apa yang dilakukan orang ini, tidak ada yang tahu selain dia. “
Dan Untuk Pol espargaro Puigpun memberikan Kredit Positif “Pol Espargaro telah menjalani musim yang sangat sulit di mana ada ekspektasi besar. Kami tahu itu tidak mudah, tetapi poin positifnya adalah dia tidak pernah menyerah. Dia selalu berusaha mencari solusi, begitu juga dengan timnya – kelompoknya berbagi sikap pantang menyerah. Jadi akhirnya, hari ini seperti hadiah, dia pantas mendapatkannya, tapi juga hadiah untuk tim dan Honda karena kami semua membantunya semampu kami.
Kami sangat senang untuknya dan fakta bahwa dia telah mencapai posisi terbaiknya untuk Honda, dengan podium pertamanya dengan warna ini, menunjukkan potensinya. Sekarang kami berharap kepercayaan dirinya terus meningkat dan dia bisa terus membawa motornya hingga batasnya, seperti yang dia lakukan hari ini.
Dan Menjelang Portimao Alberto mencoba menjelaskan Pendekatan RHT di sana “Ini adalah tim pemenang, dan pendekatan kami selalu mencoba dan menang, tujuan kami adalah berjuang untuk gelar setiap tahun. Satu-satunya perbedaan adalah terkadang situasinya tidak sempurna. Dua tahun terakhir tidak mudah bagi kami, tetapi Anda tidak akan menemukan satu orang pun di dalam tim ini yang ingin pergi ke balapan berikutnya untuk mencoba dan finis kedua. Kami akan pergi ke balapan berikutnya mencoba untuk menang lagi karena ini adalah Honda. ” Pungkas Puig seraya mengingatkan kembali rumuskan tujuan dari team ini.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Musim depan yg semakin menarik, sayang ktm malah redup lagi
Lhah iya KTM ma sijuki meredup lagi nih
Semoga bisa “klop” dengan ban Michelin disetiap seri-nya…
ah lu banyakan ngemeng, marc ga ada lsg kelimpungan soal development motor, puig puig..
om puig mah emang sukanya blak blakan, kalau lin japri diem diem bae tapi tau tau ridernya kabur…hehehe
Orang diwawancara ya dibales ngomong lah… Masa ditanya kaga dijawab ente begimane… Kalo mau protes, protes ama yang wawancara sonoh apa ente jadi yang wawancara 🙂
LCR nya ga dapat update sama sekali apa gimana,kok pada kelimpungan
cmiiw
bukannya AM di race kemarin itu kena masalah teknis di motornya ya ?
bukan ndlossor
Nakagami apakah masih terkendala bahasa ya ?
Ketika taun lalu Marc ga ikut race, Takeo sering terlihat mampir ke paddock-nya si Nakagami
kyknya kendala bahasa gak deh bang,, soalnya bbrp kali gw denger Taka ngomong fluent English, jejak logat Jepang nya benar2 tipis atau hampir hilang,
@izanagi
iya juga sih
mungkin saja klo dia dpt update komponen motor “secepat” rider di repsol tim, mungkin dia akan setara ama Pol (asalkan dia juga menghilangkan sifat nervousnya).
agak greget gimana gitu liat dia di race kemarin, soalnya pas WUP dipagi hari, dia malah kyk “kesetanan” (dpt pos 1) ketimbang rider RCV yg lain. Eh pas race malah kacau lagi.
Kemungkinan kendalanya antara si pembalapnya, atau bisa jadi cara komunikasinya ke mekanik dan crew chiefnya yang agak terkendala.
Marquez siap on fire?
Dan gak boleh tua gitu ya….??
Yamaha semakin di depan
Honda ini bener bener ya blum punya pengganti yg sepadan Marq, bahkan bibit bibit nya pun belum kelihatan sama sekali
Udah banyak bibit ny yg kelihatan tpi ada yg gak d pupuk dgn bener(miller& enea) ada yg diambil orang(mir) dan ada juga yg kabur terlalu dini(fq20), ada yg tdak berkembang/kurang nonjol(alex marquez) ada yg bajing loncat(jorge martin)
Darurat bibit?
Beruntungnya itu anak 93 ditempel Respol dari jaman capung. Jadi RHT MotoGP tinggal enaknya aja nerima dia. Yang masih bikin kekepoan tersendiri adalah talent setelah jaman 93 ini. Uang memang membuat segalanya possible, tapi HRC jangan sampe kayak Madrid juga lah. Karena akan repot sendiri.
Raw diamond jaman now btw banyak juga diasuh justru ama Kay-Ti-Em
Ya walopun pas disodorin euro lebih juga pada mau pindah ke RHT sih ekekekek
Dibanding “euro lebih” menurut saya lebih karena timnya itu sendiri sih. RHT itu sejarahnya bagus, sering jurdun sering menang, dan emang warna nya ikonik, menurut saya sih lebih ke “Pengen join tim bersejarah” aja, walaupun udah jelas tantangannya kayak apa ketika join sama honda.
dulu zamannya Bridgestone dan ECU inhouse, para rider percaya kalo ingin juara dunia pilihannya cmn dua, kalo gak Honda ya Yamaha, dan perubahan regulasi sejak 2015 baru di tahun 2020 lalu dominasi itu pecah, tapi lagi2 jatuhnya ke pabrikan Jepang, yaitu Suzuki, dan tahun ini malah balik lagi ke Yamaha,
jadi ini ga hanya soal duit dan sejarah tim, tapi soal impian juga,
oh iya, kecuali tahun 2007, krn waktu itu Ducati juara dunia,
Still Wait for Taka standing on podium ⏳
Katanya ban hard itu terlambat panas,jadi akan pelan di awal2 laps. Berkebalikan dengan ban soft.
Tapi mengapa Ducati bisa langsung ngacir tanpa kedodoran di awal laps?
Mau nyinyirin puig dan RHT, tapi kok ya belom ada pabrikan tersukses dan mempunyai prestise dimana menjadi dambaan setiap rider bisa bergabung
agak rancu nih
_dambaan setiap rider bergabung_
wong yg udah2 abis bergabung langsung pensiun
#motorperemuktulang
Peremuk tulang yg sering menang vs motor nyaman yg bikin ngantuk stlah 6 tahun baru bangun dari bobo nyah
Wkwkwk …bisa aje joyrider
Pernyataan Puig terkesan jumawa, tapi memang kenyataan sih, pabrikan Honda adalah pabrikan yang paling banyak juara di balapan GP sejak 1950 sampai dengan sekarang, dibandingkan pabrikan lain. Hampir semua kelas (50cc, 80cc, 125cc, 250cc, 350cc, 500cc, Moto3, Moto2 & MotoGP).
*Berdasarkan data di official website MotoGP.com (menu Results).