TMCBLOG.com – Aprilia saat ini memiliki satu Superbike yakni varian RSV4 1.100 cc, namun motor mereka ini tidak dapat dihomologasikan untuk mengikuti gelaran balap Grand Prix sepeda motor produksi massal World SBK, begitu pula juga dengan Ducati Panigale V4S (1.103 cc). Alasan paling jelas adalah karena dilihat dari kubikasi mesinnya, RSV4 tidak memenuhi syarat regulasi FIM yakni di mana untuk motor dengan mesin 3 dan 4 silinder maksimum kubikasi mesinnya adalah 1.000 cc. Bahkan kasar kata 1.001 cc pun dipastikan tidak boleh ikut serta.
Dalam regulasi FIM Untuk WSBK hanya motor ber-dapurpacu ICE dua silinder saja yang diperbolehkan memiliki kapasitas murni maksimal 1.200 cc seperti yang pernah dipergunakan oleh Ducati dahulu. Namun apa sebenarnya penjelasan dan latar belakang Detail teknis dari regulasi ini?
Adalah Direktur teknis WSBK Scott Smart yang menjelasakan via Motorsport Total mengenai hal ini: “Ada sejumlah pabrikan yang sepenuh hati berada di belakang kejuaraan. Kelima pabrikan ini (Kawasaki, Yamaha, Honda, BMW dan Ducati) saling bersaing di trek balap. Anda harus mendapatkan persetujuan dari lima pabrikan ini untuk menciptakan kelas dengan keseimbangan performa.” Ke–5 pabrikan ini membentuk semacam MSMA kalau di MotoGP, dan segala perubahan atau amandemen mengenai regulasi teknis harus disepakati oleh ke-limanya.
“Jika kita menciptakan kelas keseimbangan performa, itu berarti pengembangan mesin tidak mungkin terjadi lagi,” jelas Direktur yang memiliki background ilmu fisika saat S1-nya ini “Kami melakukannya (keseimbangan performa) pada kejuaraan dunia Supersport 300 dan sekarang juga di kejuaraan dunia Supersport. Pabrikan tidak akan bisa lagi mengembangkan sepeda motor mereka lebih jauh.”
“Tetapi kami membutuhkan kelas di mana pabrikan dapat menunjukkan keterampilan teknis mereka dan di mana para insinyur dapat mencapai batas mereka. Dengan limit RPM, kami sudah memiliki keseimbangan performa masing-masing pabrikan. Namun, ini adalah aturan keseimbangan yang paling rendah. Pabrikan masih dapat mengembangkan sepeda motor mereka dan mengerjakan software dan sasis (non sasis utama tentunya). Ada banyak area di mana Anda dapat bekerja di kejuaraan dunia Superbike.”
Jadi jelas sudah bahwa kelas primer balap motor produksi massal WSBK memilih tidak terlalu banyak membuka range kubikasi di kelas mesin 3 dan 4 silinder sampai melebihi 1000 cc karena mereka ingin pabrikan bisa mengembangkan performa dari motor, sementara jika mengikut platform keseimbangan seperti kelas WSSP300 dan WSSP maka potensi pengembangan performa lebih sedikit yang bisa dilakukan.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Pfft keseimbangan 😗
Ninja 400 jadi yg paling powerful
Lah awal wss300 gal komen bro? 285cc ngelawan 321cc?
Malah banyak yang buli 285cc nya lemot kalah sama 321cc
Pabrikannya aja gak protes kok kenapa situ yang protes?
Gw ga ngarti yg lu maksud 285cc motor apa, karena kalo yg dimaksud Ninja, itu kapasitasnya 296cc ato bahasa gampangnya 300cc.
cbr300 itu 286cc, itu kali ? entah
Ninja 400 di bilang gk powerfull,, zx25r aja gak sanggup ngejar 😅
Ga powerfull apaan, pasar Asia 250cc, biasa kalo ngikut style yg udah2 mah buat pasar Eropa jadi 300cc ato kalo pake pakem KTM jadi 370cc. 400cc utk pasar Eropa itu sengaja dilakuin Kawasaki biar motor mereka paling powerful di kategori A2 dan paling race proven buat ssp300. CBR500 itu baru bisa dibilang ga powerfull karena kapasitas doang kaya motor Doohan tapi tenaga seadanya.
Mungkin masnya ini jarang lihat youtube ya 😂
Siap menyimak kubikasi
Ini pabrikan legenda balap dunia kenapa jg bikin kapasitas diatas1000 cc,dulu yg 1000 cc pas aj sudah termasuk bengis,tinggal cari rider yg tangguh sudah sanggup bersaing
wss 300 dan wssp krn cc motor yg variatif dan cenderung jomplang membuat regulator terpaksa membuat regulasi yg njelimet dan memberi batasan sana sini demi keseimbangan performa alhasil pengembangan motor jadi terbatas,
WSBK skrg udah bagus sih regulasinya,
Y judulnya tetem omr ninja 400 cc bertarung sama 300cc yamaha . Ktm yg cuman 1 silinder pun ngos2an njabanin ninja 2 silinder 400 cc pula 🤗
Pihak siapa yg pertama kali mengusulkan perimbangan performa utk kelas utama tsb?
Agak sedikit abu2 jg sih aturannya..di kelas di bawahnya boleh bervariasi dgn kubikasi yg berbeda walau dgn aturan dan batasan..Sedangkan di kelas utamanya dengan pembatasan RPM dengan kesamaan kubikasi..namun untuk pabrikan atau team balap yg tdk memiliki pembalap yg bagus/top rider pastinya akan susah bersaing walaupun dgn speksifikasi “performa motor” yg sdh di samakan antar pabrikan/motor
Dulu yg 1000cc ganas kok gak iku ae
kalau mau adil ya memang ada batasan maksimal kubikasi mesin, akan lebih bagus tidak ada batasan silinder
Coba bayangin KTM RC250 suruh lawan ZX25R, ya tewas yg 1 silinder pas di trek lurus ngab… Keseimbangan gak melulu soal jumlah silinder doang, banyak faktor
Coba baca lagi om komennya si aryo, gw hanya ngasih contoh based on komennya dia aja,
pffft, keseimbangan? udah dibatasi sama 1000cc 4 silinder tapi limit rpm beda-beda? 🤭
halo.. itu yang gak boleh nambah lagi 500rpm kasian loh
Aku tak nyimak ae.
Mesin produksi massal di tuning dikit rpm samain semua di angka 17k rpm.. Jadi bisa bersaing secara bagus.. Tinggal nunggu aja mesin mana yg kuat di bejek ampe limiter 17k rpm.
buat yg kelas superbike di bikin max 17rb atau 18 rb rpm boleh lah wkwkw sepertinya menarik
Kalo mau menang & juara, hrs mencapai milestone tertentu.. Anniversary apalah gitu… mungkin bisa dibantu.. biar betah… xixixixi….
Keseimbangan masing2 pabrikan apaan, pembalap privateer Yamaha ama Ducati sering nyodok tapi pemakai Kawasaki selain KRT jadi sayur lodeh semua😒😒😒😒
pokoknya semua asal rea ga nambah jurdun
Keseimbangan ancur karena rea, coba dia pensiun atau pindah ke kejuaraan lain pasti beda cerita lagi
Tim factory yamaha & ducati 2 pembalapnya sanggup podium silih berganti, la Kawasaki cuma rea doang, yang lain ngerumpi di pojokan sirkuit
Yg jadi pertanyaan adalah kemana pabrikan suzuki ya? kenapa gak ikut wsbk? padahal di moto america dia menang..
Kenapa ndak ada world mini bike ya. Pakai motor bebek 125 cc. Kayaknya asyik.
Dulu pernah diwacanain ama Alm. Bambang Goenardi medio 2007-2008, tapi ga terealisasi krn bebek cuma di pasar Asia tenggara.
mau dipaksa pelanpelan jadi budaya eropa juga susah
ergonomi bebek lebih ke badan badan kecil