TMCBLOG.com – Suatu kali, Stefania Palma -ibu dari Valentino Rossi- sempat mengatakan “Buat saya Gigi (Dall’Igna) adalah Man Of The Year (2021) untuk motor yang ia bangun, organisasi yang ia bentuk dan bagaimana Ia me-manage-nya.” Yes dan salah satu yang menarik perhatian dalam organisasi paddock adalah kita bisa melihat bagaimana kencang dan hampir tidak ada perbedaannya antara support yang diberikan oleh Ducati Corse baik ke Tim Factory Ducati maupun ke team satelitnya terutama Pramac Ducati. Kita bisa lihat di musim 2021 bagaimana update parts terbaru yang dipakai oleh Miller dan Bagnaia hanya dalam waktu singkat dapat juga dicoba oleh baik Zarco dan Martin. Dan ini boleh dibilang terefleksi ke hasil yang diperoleh Zarco dan Martin. Jadi sebenarnya gaya management apa yang diaplikasikan oleh Gigi Dall Igna? Salah satu yang bisa mengorek resep-resepnya adalah jurnalis Polo Iaineri berikut ini.
“Saya telah katakan berulang kali, namun sekali lagi saya katakan bahwa kami menggunakan filosofi berbeda dari pabrikan lain di mana team pabrikannya selalu merupakan tim nomor 1 sementara tim lain bagaikan ‘tim klien’. Management kami sangat berbeda, aspek ekonominya masih hal yang penting. Kami melakukan hal yang berbeda Dalam hal bagaimana kami mengembangkan pembalap dan material part yang kami supply.” Begitu Dall Igna membuka penjelasannya.
“Saya tidak pernah menginginkan tim pabrikan memperoleh material material secara eksklusif. Saya tidak ingin membuat tim satelit untuk pelan. Tentu saja saya ingin membuat pembalap pabrikan bisa cepat, namun kami tidak memperolehnya dengan cara membuat pembalap lain jadi pelan.”
Selain soal support motor dan part antara tim pabrikan dan satelit. Gigi juga berkata soal support teknis dalam hal ini para mekanik dan engineer di mana mayoritas mereka tidak bekerja under management pembalap. Semua support teknis ini terutama di dua team factory dan Pramac di-manage oleh Ducati Corse langsung sehingga pabrikan bisa mengatur strategi termasuk siapa akan diasuh dengan siapa.
“Perencanaan adalah hal yang penting, dan tidak seperti pabrikan lain, kami (Ducati) mangadopsi rotasi engineer yang mengikuti dan bekerja untuk pembalap yang berbeda beda sepanjang karir mereka di Ducati. Lihatlah di Yamaha dengan Franco Morbidelli, buat saya adalah sesuatu yang normal buat kepala krunya -Ramon Forcada untuk mengikutinya.”
“Di Ducati semua engineer memiliki informasi yang sama dan diperlakukan sama. Jika salah seorang engineer memiliki ide bagus, tujuan selanjutnya adalah untuk mengimplementasikannya secepat mungkin. Filosofikasi adalah kami selalu mencoba untuk mengerti apa perbedaan yang bisa kami lakukan untuk meningkatkan diri.”
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Summon lorenzo yg minta tank pad
kondisi sekarang juga pasti karena efek om hohe yg minta tank pad lama dikasihnya, makanya sekarang berubah jadi serba cepat pengembangannya
Harus kejedot dulu brarti
Raksasa merah memang
Sayang belum bisa jurdun pembalap lagi sejak si CS
Si Gigi pula yg secara ga langsung telah merubah bentuk motor secara keseluruhan pabrikan JD aneh bentuknya n ga cantik di pandang mata kalo kata Rossi dulu,lawong motor di bikin kaya lele ada kumisnya segala,gepeng ga jelas.Cuma Yamaha yg rada mendingan biar di kasih winglet masih mengalir liatnya tp akan lebih cantik KLO ga ada wingletnya.Tp apalah hendak di kata namanya balap prototipe yg penting BS kenceng n juara tentunya targetnya.
Tinggal juara dunianya aja lagi,, strategi yg katanya sebagus apapun kalo ga bisa mengantarkan jurdun rider sama aja bohong,,
gak sepenuhnya bohong, kalau misalnya tujuan ikiut moto gp adalah branding, setidaknya mereka berhasil bikin image bahwa motor terkencang di dunia adalah ducati
walaupun ada juga anggapan akhir-akhir ini yang saya kurang setuju, misalnya “ducati adalah pabrikan paling inovatif”, padahal mah keliatan inovatif karena parikan jepang punya filosofi beda soal bikin motor, dan kebetulan filosofinya gak bisa kepakek gara-gara regulasi saat ini
Betul, branding ducati saat ini sudah sangat kuat sebagai motor paling kencang di grid yg bisa mengantarkan rider manapun juara dunia, asal rider itu punya talenta yg hebat, baik dari segi skill maupun dari segi mentalitas, sama keberuntungan juga sih, wkwkwkwk
tujuan pabrikan masuk MotoGP itu menuju puncak kejuaraan dgn menggunakan segala macam inovasi dan teknologi yg dimiliki mereka beserta ridernya, ya emg ujung2nya branding, tapi kalo dgn memberikan motor spek factory ke tim satelit aja udah dianggap branding yg baik kyknya itu kurang banget, ada faktor lain kalo emg ini mau dijadikan branding “yg baik”, yaitu motornya juga harus kompetitif, toh percuma aja semua tim mendapatkan spek factory dari pabrikan kalo motornya sendiri kurang kompetitif, cth KTM dan Honda, yg ada branding-nya gagal,
Mangsudnya inovatif di regulasi skrg mungkin. Krn emg faktanya Ducati jadi trendsetter di aero device.
Meanwhile gelar jurdun msh rekor CS27 😑😑
Kebalikan pabrikan Jepang yg ngasih motor satelit alakadarnya ato spek sama tapi part lama update. Tapi selain faktor spek, jg iming2 siapa aja bisa masuk pabrikan terlebih dari Pramac, pasti jadi motivasi lebih si Joko aka Johan Jarko dan Gading Martin.
Tumben lu bisa ngetik aga panjangan
Lebih ke arah regulasi yang sangat memihak Ducati sih.
Siapa sih Ducati tanpa Casey (dulu) dan atau tanpa regulasi ecu Pirelli (skrg)
Siapa sih raja atau pabrikan terkencang atau motor tercanggih elektronik nya sblm era ecu Pirelli?
tapi apa guna kalau tim satelit secara konvensi tidak boleh memenangkan kejuaraan dunia ?
mapping 8 yg bikin motor ducatj jadi pelan
Kok jadinya seperti pabrikan Ducati pakai 4 motor, team satelit nya itu ya yang enea sama Marini