Saturday, 28 December 2024

Pro & Kontra Pembalap MotoGP terhadap Rencana Sprint Race

TMCBLOG.com – Sprint Race adalah Subject panas yang viral di awal race weekend Austria GP. Berawal dari bocoran yang di ungkapkan Herve Poncharal saat Pengumuman proyek GasGas MotoGP 2023, Romor bahwa MotoGP akan ketambahan 1 kali balapan Dengan Jumlah Lap Balapan dan Point Balapan setengah dari Balapan Normal menggema. Dorna sendiri telah menjanjikan akan mengakan Press Converence Khusus Sabtu ( sore wib) ini yang diperkirakan berhubungan dengan Rencana Sprint race ini.

http://app-okeefe.jfo7syl77y-pxr4kzxnv4gn.p.temp-site.link/2022/08/20/sprint-race-motogp-akan-hadir-di-hari-sabtu-2023/

Sprint race rencanannya akan berlangsung pada hari Sabtu race weekend MotoGP 2023. Point Juaranya dengar dengar adalah 12,5 point. Agenda Sabtu pun agak sedikit berubah : Setelah FP3, 10 besar akan langsung melaju ke Kualifikasi 2. FP4 akan dibatalkan dan diganti dengan warm-up 20 menit untuk Sprint race. Sesi Q1 dan Q2 tetap ada namun dimajukan sebelum Sprint race. Dan setelah warm-up, sprint race pun dimulai pukul 3 sore. Posisi Grid start Sprint race dan race hadir ahad akan identik yaitu berdasarkan Q1 dan Q2.

Namun seperti yang sudah tmcblog tulis sebelumnya, Secara umum Dorna sudah membahasnya dengan FIM, IRTA dan Mungkin juga MSMA, namun sepetinya Dorna tidak berkonsultasi terlebih dahulu dengan pembalap. Setelah mendiskusikannya dengan pabrikan, mereka bermaksud untuk menyerahkan ide tersebut ke GPC untuk disetujui,  dan Dorna sepertinya sama sekali melewatkan Keinginan untuk menanyakan dulu pendapat pada pembalap. Padahal secara umum Pembalaplah yang akan ‘ketambahan Pekerjaan’, ketambahan Momen dimana mereka harus berjibaku mempertaruhkan Keselamatan dan Nyawa mereka di trek dengan kecepatan Sampai 300km/jam di atas dua roda doang . . apakah hal tersebut adil?

Mungkin benar Kata Jurnalis Davide Emmet dimana dalam kasus ini Dorna Melihat bahwa Pembalap tidak perlu diikut sertakan dalam pengambilan keputusan. Jadi ini Mirip seperti Kasus ketika motoGP berencana menghadirkan Trek baru dan penambahan seri Balapan baru dimana biasannya memang Jarang Pembalap diminta pendapatnya terlebih dahulu.

Pada dasarnya Ini cukup Lucu dan Logis Jika banyak pembalap Menganggap bahwa Ide Sprint race ini tuh kayak Kerja Lembur / ketambahan Kerjaan dengan gaji yang tidak ikutan Naik. . . Untuk lebih detailnya simak deh Pendapat para Pembalap ketika ditanyakan kepada mereka Mengenai rencana ini pada Post Day Jumat kemarin yang tmcblog kumpulkan

Dua diantara Pembalap yang menyetujui Konsep Sprint race ini adalaah Jack Miller, Joan Mir dan Marc Marqeuz. “Mengapa tidak dicoba? print race akan memungkinkan pengendara untuk All Out, dan tidak perlu khawatir tentang bahan bakar atau ban, “ kata Miller. “Saya pikir Sprint race akan memberikan elemen bagus yakni habis habisan atau tidak sama sekali. Sebagai pengendara, Tidak perlu khawatir tentang ban, tidak perlu khawatir tentang bahan bakar atau semacamnya atau bahkan kondisi fisik. Sementara di balapan ( Normal), Anda agak membatasi diri, Anda tidak dapat mendorong ke batas maksimal sepanjang waktu.”

Joan Mir “Yah, pada akhirnya, saya pikir untuk pertunjukan akan lebih baik, ini faktanya. Lebih banyak balapan berarti pada hari Sabtu juga ada beberapa hiburan, lebih dari kualifikasi. Pada akhirnya, saya menikmati balapan, saya menikmati menyalip dan segalanya, lebih dari latihan bebas. Jadi bagi saya, tidak ada masalah besar dengan ini. kita harus mencoba memahami apakah itu bagus atau tidak.”

Marc Marquez pun memberikan Pendapatnya “Sejauh ini belum dikonfirmasi secara resmi. Tapi ketika saya melihat Sprint race seperti  di Formula 1, saya menyukainya. Sekarang semua orang telah menyadari bahwa kami perlu mengubah sesuatu dalam kejuaraan kami. Kami perlu meningkatkan pertunjukan dan membuat Grand Prix lebih menarik bagi prospek baru. Jika format ini diterapkan seperti ini, saya menyukainya. Saya suka balap. Jika kami memiliki dua balapan di akhir pekan, itu bagus untuk saya.”

Di antara pembalap Juga ada yang agak meragukan dan menentang konsep ini dengan berbagai alasan seperti misalnya yang disampaikan Oleh Pecco, Quartararo ataupun Duo adik kakak Pol – Aleix Espargaro ini “Setiap tahun jumlah seri balapan makin banyak secara mental dan fisik sudah semakin sulit,” kata Pecco Bagnaia. ” Saya ingin mendengar apa yang dipikirkan dan dibicarakan oleh pebalap lain di komisi keselamatan karena [Sprint race] ini adalah sesuatu yang mengejutkan”

“Di tempat seperti Austin, balapan normal sudah sangat menuntut mental dan fisik. Dua balapan akan sangat panjang dan sulit. Kami akan berbicara karena setiap tahun menambahkan lebih banyak balapan secara mental dan fisik lebih sulit. Mungkin ini sudah terlalu banyak. Mungkin kita bisa minta dikurangi. Bagi Saya Agak aneh memulai dari awal ( di masalah ini ) dengan menamba jadwal lain. “

Quartararo Memiliki respon yang agak sedikit keras “Saya pikir itu (Rencana sprint race) adalah hal yang bodoh, Saya tidak tahu mengapa kita melakukan sesuatu pada hari Sabtu.”

Pol Espargaro sedikit mempertanyakan soal take & Give yang diperoleh Pembalap dengan hadairnya rencana ini “Idenya adalah kami memiliki risiko ganda dengan uang yang sama. Kami balapan dua kali per akhir pekan dan balapan berarti lebih banyak risiko karena Anda lebih dekat dengan pembalap. Anda ingin menyalip pembalap di depan. Ini lebih berisiko. Jika Anda bertanya apakah saya suka, saya akan menjawab tidak. Jika itu lebih baik untuk pertunjukan, kita lihat saja apakah kami melakukannya. Ini kerja ganda dan risiko ganda.”

Sementara itu Aleix Espargaro menggunakan latar belakang yang sedikit lebih teknis dan Berhubungan dengan Tingkat Kerumitan teknis MotoGP saat ini. “Sepenuhnya menghormati Superbike tetapi ini bukan Superbike. MotoGP memiliki banyak elektronik, banyak aerodinamika, banyak hal teknis. Untuk sampai ke pengaturan yang baik sangat sulit. Sekarang dengan sistem [Top-10] di  FP1, 2 dan 3, sudah seperti kualifikasi dan terkadang sangat sulit jika hujan – seperti di sini ( spielberg) – untuk memiliki pengaturan yang baik. Jika mereka sekarang mengurangi waktu kami dan kami harus balapan pada hari Sabtu saya pikir itu sulit.”

Perbedaan Respon dan Kenyataan Bahwa pembalap baru diberitahu mengenai konsep ini pada saat saat akhir ( Saat Safety Commision -meeting Jumat Semalam) memunculkan Beberapa Ide baru seperti membentuk Assosiasi pembalap Untuk lebi memberikan Keterwakilan mereka pada keputusan keputusan GPC di masa masa mendatang terlepas dari Sudah adanya IRTA Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

30 COMMENTS

  1. Mau ga mau ya ttap mau klau sdh diutuskan.. kalau mnolak ga usah ikut balap motogp.. masih banyak yg ngincar kok kursi mreka

  2. Yang masuk akal pendapat aleix….
    Balapan sabtu atau minggu sih oke, tapi kalo setingan ga dapet ya bakal ambyar race sabtu dan minggu…

  3. yang punya acara kan dorna, suka² mereka lah.
    mungkin lbh ke penyesuaian kontrak pembalap aja. yg berani ikut ya pantas lah ditambah gaji, kerjanya jg nambah. yang ga berani ya ga usah ikut kejuaraan.

  4. Kalau menurutku sih boleh aja asal alokasi mesin ditambah juga, karena bakal menambah mileage dan jika dipaksakan dengan alokasi sekarang bakal banyak resiko mesin meleduk

  5. lebih seru kalo 2 race (bukan sprint – main race) sistem pointnya 50:50 dan jumlah lap misal dikurangi 25 – 50 % tiap racenya (seperti ARRC)

  6. saya sih tidak setuju
    mengurangi ke prestis an motobiji itu sendiri walaupun dasarnya motobiji juga sedang mengalami kemerosotan spectator dll

    saya setuju dengan pendapat peko dan asep
    dalam race weekend itu kita perlu mengerjakan fine tuning dari fp1-wup belum lagi kl ada force majure kaya hujan dan angin kencang (contoh Philip island)
    dan juga dalam race itu perlu fisik dan mental yang kuat contoh disini menuntut pengereman yang kuat (fisik dan mental) malesya n indo yg panasnya bukan main (fisik)
    kl ga ada tambahan asupan tambahan fisik dan mental dari drona sebelum dan sesudah race weekend, itu sembalap beneran kaya orang kerja lembur tapi g di bayar dengan pantas
    semoga aja ada kompensasinya dari drona, entah gaji pembalap di tambah, penyediaan jacuzi or disediakan club’ sebelum dan sesudah race weekend (kl mw mabok itu terserah pribadi masing-masing)

    lihat komentar jek es lucu juga
    kl emang g mw punya hitung-hitungan masalah ban setiap race (yg mana dia juga sembalap yg boros ban) balikin aja penyedia ban ke bridstun yg jelas sangat karakter ban nya
    ban sof y sof
    ban sedeng y sedeng
    ban hart y hart
    tinggal bagaimana sembalap menejnya
    g kaya ngecelin yg sering di jadikan tumbal dan dikatakan 90!b

    tapi melihat sembalap g punya wewenang buat ambil keputusan lucu juga sih
    wong yang balap mereka eh mereka g tw ada keputusan yang menyangkut dunia mereka
    kl emang lebih banyak yg g setuju sih mending sembalap boikot aja sekalian biar tw rasa

    • Ato pindah ke Pirelli, saking awetnya ban qtt ampa dipake di race 1 ampe 2. Ampe Pirelli terpaksa ngeluarin ban lebih soft lg biar cuma dipake di qtt.

  7. FP saja sudah sangat sengit, sehingga menurut saya gak bisa disebut Free Practice, melainkan Fight Practice. jangan tambahin Sprint Race, tambahin aja bumbu-bumbu drama dan selebrasi unik.

    Ingat kan kasus paddock yang tersekat antara VR46 vs JL99, lalu fenomena Stoner Ducati 2007, kasus VR46 vs MM93 Malaysia dan Argentina, Romano Fenati yang agak gila di straight.

    liat deh pebalap sekarang kalo menang, cuma tinju-tinju langit sambil teriak yess
    perlu selebrasi unik.

    saya berharap JZ5 besok menang, supaya ada salto
    hehe

  8. Setuju sama fery sih jd kurang prestige, lebih 1 race namun pengekangan teknologi dihapus saja, ingin motogp itu diisi ultimate racer n ultimate bike

  9. mau lebih mantep lagi sprint diadakan pertama sebelum FP.
    siap ga siap langsung balap tanpa cari data. itu lebih gila lagi tu.

    kalo ada yang takut melakukan itu ya tinggal main aman aja pake data seadanya atau silakan di barisan belakang wkwkwk berharap banyak yang dnf jadi dapet poin

    • ini ane setuju jadi pembalap cuma mengandalkan settingan tahun lalu(kalo trek lama) dan skill si pembalap untuk cepat beradaptasi dengan settingan seadanya untuk langsung digeber salip salipan, dengan begitu skill pembalap akan lebih terlihat

  10. saran saya jadiin aja 2 race dgn lap yg lebih pendek…coba perhatiin deh motogp bisa tempel2an itu berapa lap sih pling 5-7lap selebihnya ngehemat ban…nah jadikan 12lap masing2 balapan pasti jauh lbh seru

  11. ini efek ga ada rider baru yg bisa membuat pamor MotoGP jadi makin naik atau minimal mempertahankan yg sudah ada,, terpaksa Dorna harus cari cara biar pertunjukan makin seru dan penonton meningkat,, pensiunnya mbah dan cederanya Marc emg jadi salah satu pukulan telak utk popularitas olahraga ini sih,

  12. Dalam sudut pandang sebagai penonton sih sy seneng2 aja, walau agak sedikit merepotkan kalo harus nontonin semua race. Yg biasanya Sabtu bisa main sama keluarga jadi harus itung2an waktu. Tp mbok ya alangkah baiknya pembalap diajakin duduk bareng dulu gitu.

  13. Saya sangat setuju, klo bisa Start Balapannya Sabtu pagi Kualifikasi Sore Race Sprint Race, Minggu Race 1 dan Race 2. ya Jumlah Lap nya ga usah banyak-2, 15 Lap gpp tp bisa menikmati banyak balapan.

  14. Motogp itu Intertaint mana yg menjual dan menyenangkan penonton ya itu yg dilakukan. mau se presisi apapun klo ga enak di tonton ya penonton kabur, penonton kabur berarti sponsor kabur pembalap digaji pake angin emang mau.

  15. Sprint race diadakan tapi free practice dihilangkan. Posisi start nya macem balap endurance. Abis sprint race langsung kualifikasi. Besoknya baru balapan full race.

  16. saya merasa rugi nonton langsung di sirkuit saat race day yg hanya berkisar dibawah 30 lap dan durasi sekitar 45 menit.
    Tidak ada ketegangan di FFday dan Q day

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP