TMCBLOG.com – Akhirnnya Ducati berhasil kembali menjadi Juara MotoGP setelah 15 tahun lamanya puasa gelar, namun begitu secara umum titik balik mereka itu ada di Sekitar tahun 2013 ketika Sosok Gigi Dall’Igna berhasil ditarik dari Aprilia Ke Ducati. Dan mengenai ini Sporting Director Ducati Corse – Paolo Ciabatti Kepada Auto sport mencoba menceritakan kembali seperti apa keadaan ducati ketika selesai berkolaborasi dengan Tutor dari Pembalap yang berhasi Juara Dunia bersama mereka saat ini – Valentino Rossi. Paolo Menceritakan bagaimana beratnya beban yang dipanggul Ducati Kala itu.
“Bagi saya pribadi ketika datang ke Ducati pada 2013, beberapa bulan setelah Audi mengakuisisi perusahaan dari pemilik sebelumnya Investindustrial, ada beberapa perubahan. Perubahan utama adalah Filippo Presziosi memutuskan untuk pergi setelah dua tahun yang sulit dengan harapan besar pada kemitraan Valentino/Ducati yang tidak membawa hasil yang mereka harapkan. “
“Ini meninggalkan banyak luka di organisasi, di banyak tingkatan. Biasanya ketika semuanya berjalan dengan baik, bahkan masalah pribadi di antara orang-orang dapat dikelola, tetapi ketika mereka benar-benar salah dan Anda berada di bawah tekanan ekstrim dari pers, dari mitra dan sponsor Anda dan Anda tidak berhasil, dengan mudah akan ada masalah. Beberapa orang menyalahkan orang lain. Dan ini menghancurkan tim dan grup. “
“Kami tidak pergi ke mana-mana. Ducati keluar dari dua tahun yang tidak sukses dengan Valentino, dan kemudian kami memiliki [Andrea] Dovizioso dan Nicky [Hayden] dan masih berjuang keras, media sangat negatif pada kami mengatakan kami tidak akan kemana-mana, dimana ini benar untuk beberapa hal karena kami tidak memiliki arah teknis yang jelas tahun itu. “
“Tapi untungnya, berkat dukungan CEO kami Claudio Domenicali, yang saya kenal selama lebih dari 20 tahun. Saya berbicara secara terbuka dengannya dan berkata ‘ini adalah situasi di mana kita tidak akan kemana-mana, dan jika terus seperti ini, itu akan terjadi. menjadi sangat negatif untuk citra perusahaan’.”
“Saya mengatakan kita harus melakukan sesuatu dan itu perlu seseorang yang mampu mengelola proyek yang rumit secara teknis seperti MotoGP. Dan dia [Domenicali] berhasil meyakinkan Gigi untuk meninggalkan Aprilia dan sejak itu segalanya menjadi jauh lebih baik. Itu juga sulit karena Ducati tidak sebesar Jepang, jadi kami harus mengandalkan sponsor dan kemitraan. “
“Dan pada saat itu sangat sulit untuk menemukan orang yang ingin berinvestasi di Ducati. Karena sosok Valentino mereka (Investor) sangat siap mendukung untuk mendapatkan liputan terbaik. Namun kami tidak [berhasil], dan juga sulit untuk membangun kembali kredibilitas ini dan Anda hanya dapat membangunnya dari hasil. Anda bisa berjanji, tetapi jika Anda berasal dari latar belakang yang tidak sukses [sulit untuk meyakinkan orang]. Jadi, itu tidak mudah dan jika Anda melihat 10 tahun terakhir ini, berada di posisi tidak benar-benar merupakan hal yang hebat.”
pengen baca artikel selanjutnya kenapa mbah oci gak begitu bagus dengan motor ducati sering crash, sampai2 mbah oci meminta ducati ganti sasis alumnium/twinspar
Switch ke sasis almu (+jubah shinkansen) bukannya dilakukan pas tes pramusim bareng Mbah Oci? Dan itu yang dikritik Stoner kenapa gak lanjut pengembangan monokok yang sudah terlanjur berjalan
bukannya monokok yg bikin jadi celeng ?
@cuppukers
Ducati sebelum era 2013, antara tim engineering yang ngurusin sasis dan mesin komunikasinya kurang sinkron, jadinya mesin sama sasis kayak kurang menyatu.
Rossi juga style balapnya butuh traksi belakang yang bagus, Desmo kala itu belum bisa mengakomodir style Rossi, itu motor godek mulu jaman itu.
just my opinion
Opini yang bagus, sekarang berkhayal jika Rossi gabung Ducati di 2015/16
karena belum dibuatkan aero yang bkin tampilan motor acakadut plus mass danper katanya hehe
Tapi dipake sampe sekarang tuh sasis alumunium nya. Gigi masuk jg kayanya nerusin dari sasis twinspar, karena aprilia jg pake itu dari dulu di motor balapnya.
Toxic nya Ducati emang si presziosi itu, mengubah karakter desmo yang bikin Stoner muntah tremor dan cabut ke honda
presziosi orang yg keras kepala, sudah tau sasis monokok tidak cocok masih dipaksakan, setelah ganti twinspar ducati mulai dikit demi sedikit mudah untuk dikendarai.
Dan bayangin aja yg bisa mudah gonta ganti secara regulasi ya sasis, sementara di monokok ya mesin bagian dari sasis keseluruhan. Gabisa main ganti aja klo mw revisi
Misi berhasil ketika bisa menggiring panitia untuk penyeragaman ecu pireli
anda termasuk pintar melanjutkan selain paket aero yg mahal, adjuster yg mahal bahkan mass damper. padahal dorno gadang gadang ingin menghemat…hemat dr hongkong…single ecu malah bkin pabrikan selain duc pusing cri insinyur baru biaya membengkak malah. tawlah…biar jurdun gak 4L.
setuju
Ngancam mau cabut sampai akhirnya dikasih konsesi khusus dari Dorna,
kemudian datanglah penyeragaman ECU mulai dari situ Ducati rose into power
kemitraan sama bagian regulasi 😂
ntar anda diserang fans ducati yg naik motor mbeat atau mio.
Yg sering bikin kecele itu orang2 biasa yg tongkrongannya motor laki/ motor gede, buat mepet cewek incaran.
Para cewek cantik di kelas/ komunitas sosialnya, tentunya berharap dapat jodoh deretan lelaki terbaik di kelas/ komunitas sosialnya, kan?
Namun banyak dari cewek tsb yg malah kecele karena malah jatuh dalam pesona para cowok yg mengandalkan tunggangan motor. besarnya.
Padahal faktanya banyak deretan para cowok terbaik itu yg low profil, pemalu dan sederhana.
Cowok2 ini setelah sukses, mayoritas justru naiknya malah motor2 kecil buat penunjang aktifitas.
Sampe ada kategori ‘Factory 2’ di 2014
gimana kabarnya ARAMCO yg kemarin itu,,
Ada faktor marquez di keberhasilan ducati mengakhiri puasa gelar juara dunia
iya juga 😁😁👍
salah satunya selain fabio bahkan suzuki dapat tersenyum dimana saat itu kesempatan emas ducati karena yamaha kena valve gate. mgkn dr sini suzuki mencium bau bau sesuatu sehingga lbh baik mundur dgn alasan lain.
Teruslah menghibur diri wahai fans sijuki. Udah jelas kesalahan sendiri sampe ke denda ngeropah yg kudu cut sana sini demi bisa survive padahal wkwkw
haha masa2 your ambition outweighed your talent, dan tepok tangan burung dara..
juaramu m ambigu kyk suzuka, yamaho kecuali sijorge, krn faktor NO MM suka tdk suka mmg sayur asem tanpa garam terasa hambar…
Berarti yang Juara Dunia motoGP sebelum Marquez hadir di tahun 2013 juga hambar ya bang… Sip lah bang..
bang agoey, dekade 2013 sd skrg era nya MM bang, dibawah itu era nya rosso jorge dan kwn2, para young rider jaman now refrensinya si semut bang liat ja klo nikung miring2 ampek pundak nempel😁, dan si darno sdh melihat fakta ini faktor rider skrg dipangkas hanya 40% sisanya motor hebatya siduc2 udh keduluan riset 2 langkah didepan pabrikan jepun, jadi alhasil 22 sd seterusnya abrikan merah ini tinggal meraih hasil panennya… krn gk butuh rider alien lagi bwt jurdun…
Gigi dan regulasi yg lebih friendly ke Ducati membuat semua ini tercapai,
kita sependapat
Jelas setelah didominasi jepun,hrs dilakukan biar motogp tetap seimbang. dgn berbagai regulasi tentunya bisa diset kearah mana yg dimau. baik motogp maupun wsbk bahkan supersport sudah mulai. cmiiw
Saat Lorenzo di Ducati aja masih ngeluh betapa hanya minta satu-dua komponen ga penting butuh proses berminggu-minggu, apalagi jaman Preziosi.
Inget muka Vale di pra musim 2011 saat pertama nyobain Desmosedici untuk pertama kalinya mukanya langsung asem. Mungkin keinget enaknya kursi M1 yg dia pake beberapa hari sebelumnya. Puncaknya Vale curhat di livery helm mumet.
Mungkin kalo riset chassis twinsparnya setidaknya udah dimulai sejak 2011 hasilnya sedikit lebih baik, yg ujungnya berpengaruh ke citra Ducati lebih positif. Butterfly effect, tho.
yaa, yg pastinya ada 2 rider yg mengubah wajah Ducati hari ini, mereka adl Rossi dan Lorenzo.
Preziosi untung orang Italia, jadi sebelon dimutasi udh mundur sendiri. Ducati awalnya jg ga enak mecat mbahnya Desmosedici motogp dan Ducati V2 serebu sese yg bisa bejaban ama inline for Jepang di wsbk itu, apalagi saat itu terkesan faktor Rossi yg bikin Desmo puasa juara seri dan emg itulah faktanya Rossi kaga dewa2 amat naek motor bekas Stoner aja auto papan tengah. orang pentingnya adalah Gigi, selaen bikin Desmosedici bisa title contender ditangan rider alakadarnya kala itu, jg sukses bikin Aprilia kelimpungan yg tadinya proyek ART bakal sukses dan mulus ketika transisi ke open class dan motor konsesi, malah jadi motor acakadut ampe sekedar lolos Q2 aja harus diiming2i bawa pulang motor yg kala itu Batistuta yg berhasil bawa RSGP first gen peninggalan Gigi yg ga berhasil didevelop Rivola. pada intinya sih, Ducati bisa kaya skrg karena berani ambil resiko, mulai dari berani nyalahin Rossi ampe dia ga betah, berani mutasi Preziosi yg malah bikin dia mundur sendiri, dan berani tarik Gigi dari Aprilia yg bikin Aprilia tadinya mau comeback sbg pabrikna kompetitif jadi harus medioker dulu di motogp ampe 7 taon.
kalao kasus Ducati nyalah²in Lorenzo sampe ga betah jg itu bijimane mbah? apakah langkah tepat juga atau blunder?
diliat dari mana dulu? kalo dari sisi pokonya harus jurdun pecahin puasa gelar maka itu salah besar. tapi kali dari sisi all italian dream, jurdun dgn teknisi itali, pembalap itali, motor itali, maka itu sangat tepat. kalo Lorenzo dibikin kerasan mgkin 2019 udh jurdun bareng Ducati bahkan ampe skrg mgkin masih di Ducati dan udh punya 2 ato bahkan 3 gelar bareng Lorenzo. tapi selamanya Piccolo ga akan pernah masuk dan impian jurdun all italian ampe dipanggil presiden Itali ga akan terwujud dalam waktu singkat. harus tunggu Lorenzo pensiun mgkin 2024, harus tunggu suksesornya mgkin 2029 baru ada rider itali jurdun dgn motor itali. tapi kalo pandangan gw sih, krn gw pecinta statistik gw beranggapan bikin Lorenzo out itu bener2 kesalahan fatal dan bodoh, biarpun secara teknis ga pengaruh apa2 krn kelemahan desmo era Dovi udh ketemu penyakitnya berkat Lorenzo.
setidaknya saat ini Ducati jadi trendsetter MotoGP untuk honda, yamaha, ☺
karena honda yamaha tahu, Ducati pintar cari celah regulasi dan Dorna menutup mata kaki nya
kalo honda yamaha gak followers Ducati bisa ketinggalan sekebon berkecamuk dengan Ecu Pirelli zaman Majapahit itu
Ciabatti jujur banget….
Tentu saja calon investor akan berpikir berkali-kali untuk mensponsori Ducati selepas hengkangnya VR-46 dari Ducati.
Sekelas VR-46 saja begitu kesulitan di Ducati, pikir para investor.
Masih mending jika masih ada VR-46 di Ducati misalnya, meski penuh awan kelabu namun ada nama besar VR-46 yg bisa dijual untuk menyokong berbagai keperluan.
yaa kayak Yamaha yg pertahanin si mbah demi sponsor dan brand ambassador jualan mio nya
Ducati duplikat VR46 waktu di pajang di IMOS JCC , nyaris gak ada yang foto bareng, beda nasib sama M1 VR46 pas mejeng di PRJ 🤣
Masa suram ducati dulu hilang berkat regulasi ecu dn software itu aja 😁😁😁😁😅 suka tdk suka Terima tdk Terima faktanya memank sprti itu 😊😊
Yahhh…
Jadi ingat fakta bahwa Eropa sejak abad 4 Masehi hingga abad 15 Masehi masih diselimuti kegelapan, makanya jaman itu disebut Jaman Kegelapan (Dark Age).
Kemudian belajar dari bangsa Arab dan Andalusia, setelah pintar dan sukses, akhirnya keenakan merasa kuat, lalu timbul sifat serakah memulai era penjajahan dan kolonialisme pada negeri-negeri baru lainnya.
kalo saja saat itu Piere mobility yang masuk untuk menawarkan bantuan bukannya auldey sport walaupun sempat mau dijual lagi karena krisis VW
mungkin rc16 akan jadi motor hybrid dgn mesin desmodromic dan sasis pipa ledeng Mario