Sunday, 24 November 2024

Lin Jarvis : Jangan Berlebihan Terhadap Hasil #SepangTest

TMCBLOG.com – Yamaha di #SepangTest bisa dibilang memiliki hasil yang ‘mix’ . . Top speed yang diperkirakan hadir akhirnya datang plus di hari kedua, Yamaha masih tersenyum. Fabio Quartararo finish di posisi keempat dan berjarak hanya 0,161 detik di belakang Jorge Martin (Ducati) saat itu. Rekan setimnya Franco Morbidelli mengintai di urutan ke-11, hanya 0,553 detik dari Martin. Namun di hari terakhir, kedua pembalap M1 tersebut kembali turun ke peringkat 17 dan 20 yang secara keseluruhan yang mengecewakan. Fabio lebih lambat 1,008 detik, Franky 1,097 detik pembalap tercepat . . Bagaimana Yamaha menyikapi hal ini?

“Itu adalah tes penting bagi kami, tetapi karena hujan kami tidak dapat mengevaluasi dan memeriksa semua bagian baru dalam waktu singkat,” jelas team manager Massimo Meregalli. “Tapi untungnya kami bisa mencoba Part yang paling penting. Tapi kami tidak dapat mengevaluasi secara definitif beberapa komponen paket aero dan sasis di Malaysia. Kami harus menguji mereka lagi di Portimão.”

“Kami puas dengan kemajuan yang telah kami buat Pada Top Speed. Namun sayangnya kami tidak dapat mengerjakan seluruh rencana pengujian. Daftar suku cadang terlalu panjang dan waktu kering lintasan terlalu pendek. Kami akan menganalisis semua data secara mendetail selama beberapa minggu ke depan dan mempersiapkan diri dengan baik untuk tes terakhir di Portimão pada bulan Maret.”

Yamaha tidak merahasiakan fakta bahwa insinyur mesin Formula 1 Italia Luca Marmorini (sebelumnya Toyota dan Ferrari) bersama perusahaannya Marmotors dan enam teknisi lainnya telah mengerjakan mesin 1000cc YZR-M1 selama hampir setahun dan kinerjanya telah meninggalkan banyak hasil yang selama ini diinginkan pembalap Yamaha dalam beberapa tahun terakhir. Namun bukan berarti para engineer Yamaha sendiri tidak peduli lagi dengan empat silinder segaris. Lin Jarvis menambahkan penjelasan.

“Pada akhirnya (Inline 4) akan selalu menjadi mesin Yamaha. Karena keputusan akhir soal mesin dibuat di Jepang. Kami juga memiliki sekelompok spesialis di sana yang menangani desain, pengembangan, pengujian mesin, dan manufaktur. Karena pada 2022, dua dari tiga balapan terakhir dimenangkan dengan mesin segaris. Dan Yamaha telah menempati posisi kedua, pertama dan kedua di kejuaraan pembalap di Kejuaraan Dunia MotoGP selama tiga tahun terakhir.”

“Dan kita tidak boleh berlebihan terhadap hasil tes ini. Karena hasilnya sangat bergantung pada apa yang anda coba pada jam berapa hari itu. Tentu, hampir semua pembalap mengejar laptime. Tapi anda tidak memenangkan balapan MotoGP dengan ‘time attack’ yang sukses dalam tes musim dingin.” Wah berarti Yamaha masih optimis banget nih jelang test Portimao 2023 bulan depan.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

35 COMMENTS

  1. prediksi saya akan ada peningkatan tapi blm signifikan di test portimao nanti, setidaknya masih di depan HRC walaupun masih dibelakang dukati

  2. Saya harap semua pabrikan dan team “non-ducati bike” bisa berkembang maksimal dan menyamai level ducati sehingga tiap balapan bisa tersaji aksi-aksi seru dan podium bisa selalu berwarna warni hingga final race.

    Masih kepo soal aturan dorna kenapa ducati bsa punya 8 bikes di track. Apa tidak ada pembatasan maksimum suatu brand dalam menyuply bike di track ya? sehingga tim independen bsa memilih brand lain yang akhirnya bikes di tiap balapan lbih berwarna warni

    • Ini udah berkali2 dibahas, di komen juga udah banyak. Intinya 8 motor masih sesuai aturan. Semua pabrikan setuju sama aturan. Sama 1 lagi, Tim satelit juga butuh menang, butuh motor terbaik dengan Dana yg dia punya.

  3. berlaku untuk semua tim pula sih seperti belum tentu juga Ducati Lenovo mengeluarkan seluru kemampuannya di test kemarin, tapi ternyata udah didepan tanpa bersusah payah, misalnya

  4. komentar dia berbanding terbalik sama pembalapnya. dia belagak optimis sedangkan pembalapnya udah cemas duluan. yang satu cemas ternyata laptime kualifikasi drop jauh sedangkan yg satu lagi masih saja kesulitan sekarang alasannya karena mesin yg baru terlalu agresif. top speed yg didapat ga seberapa malah rumornya sekarang mikirin corner speed lol

  5. yg terpenting keinginan Mr.Fabio udah terpenuhi, dengan keahlian membalapnya
    M1 bakal dibuat me-liuk² dengan gesit dan lincah dari sergapan para monster yg bernama desmosaurus😆😆🤭

    • oh iya ya,, dulu Fabio sempat bilang kalo yg dibutuhin doi cuman top speed, sisanya biar dia yg atur, skrg udh dikasih top speed tp malah ada masalah lain (sulit time attack) haiyyaa

  6. time attack di test gak ada arti apa2, tapi bisa jadi sebuah hint performa motor utk time attack di race weekend, apalagi kasusnya M1 yg wajib start di front row atau paling mentok second row, kalo di luar drpd itu ya alamat susah podium

  7. begini pertanyaan saya. yamaha juara dunia 2015, nah setingan motornya udah kenceng, apa tidak bisa pakai motor yang taun 2015 aja? atau pakai motor yg taun2 lama gitu.
    laptime juga ga beda jauh sama motor 2022, jangan di bully ya kawan. aku gampang nanges

    • jauh laptimenya masbro kalo dibandingin 2015, lagipula dibeberapa tahun terakhir juga pabrikan lain udah makin bagus, terbukti meski sebuah pabrikan kalah tapi laptime gak beda jauh, malah makim rapat. Kalo maksain pake motor tahun 2015 juga gak bisa, karena regulasi cuma membolehkan motor sekitar 1 atau 2 tahun yang lalu.

      • kayaknya gak juga deh bro,kalo misal pabrikan mendaftarkan motor 2004 pun selama untuk kedua pembalapnya mesinnya sama dan part2nya sesuai regulasi juga bakal di approve,promotor ga ambil pusing toh resiko ditanggung pabrikan

    • Terlalu jauh, apalagi regulasi+device yg tiap taun dipake jg berkembang. Laptime qualy paduka hohehoheho di jerez 2015 klo dimasukin ke timesheet 2022 cm masuk P19/P20, beda 1,7 detik dari pole. Jauh banget

    • Gak bisa bro, tiap tahun waktu yg di dapat makin cepat, top time tahun 2015 kalo di compare di 2022 malah posisi di luar 10 tercepat 🤣

    • 2015 M1 masih pakai software ECU inhouse.
      Gak bakalan bisa dipakai tahun ini kalau masih diwajibkan pakai software spec Dorna buatan magnetti marelli.
      Banyak kemampuan software magnetti marelli yg mmg sengaja tidak diijinkan oleh Dorna, terutama traksi kontrol.

    • ga usa 2015 Y. 2019 H yang MM superior aja uda ketinggalan jauh kalo melawan motor2 2022.

      jadi buat kalian2 yang bilang kenapa ga pake setingan/ motor taon dulu. mohon jangan ber andai2. karena masa nya uda lewat.

      saat ini H dan Y itu ketinggalan sama D dan A tapi ga tau ya 2023 kaya gimana. tapi kalo liat hasil test sepang itu uda time attack semua berarti masih sama, ketinggalan

    • Problemnya pasti sama.
      Ducati pun mengalami hal yg sama sebelum 2021.
      Setelah Ducati menambah/memperbesar winglet dan RHD untuk menambah downforce, problem time attact bisa mereka pecahkan.
      Sekarang tergantung berapa besar potensi torsi dan power M1 versi 2023.
      Kalau sebesar Ducati, langkah menambah/memperbesar winglet bisa dipakai.
      Tapi kalau lebih kecil, Yamaha harus mencari solusi lain.

    • mending dorna bikin aturan kalo udah menang 1x, dituker motor paling lambat segrid, biar rame
      Ide yang cemerlang 👍🏼👍🏼

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP