Saturday, 16 November 2024

Rekap Championship Pasca MotoGP Jepang 2023 . . Ducati Potensi Kunci Gelar di Mandalika !

TMCBLOG.com – Tidak ada satu sesi pun dari tiga kelas Grand Prix di pertemuan MotoGP Motegi 2023 yang diadakan dalam keadaan trek basah kecuali saat Race Utama MotoGP. Ini jelas membuat semua orang buta data karena sepanjang race weekend mereka hanya berkutat pada data ban slick Michelin. Awalnya banyak dari kita mengira bahwa Master of Flag-To-Flag yaitu Marc Marquez akan tampil dominan mempersembahkan trofi pemenang kepada pemilik sirkuit yakni pabrikan Honda, namun apa daya, bahkan Flag To Flag pun tidak dapat menyurutkan laju Jorge Martin saat ia sukses melakukan pergantian sepeda  motor dan melalui keadaan intermediate yang tricky sampai deraan hujan lebat untuk tahan atas rongrongan duo Pecco dan Marc sehingga bisa pulang ke rumah membawa trofi kemenangan tertinggi sekaligus menipiskan jarak poin ke Pecco menjelang seri penting di salah satu negeri dengan populasi pesepeda motor tertinggi di dunia – Indonesia.

Balapan kemarin adalah hari pengujian yang dilalui dengan baik oleh Jorge Martin dan Pecco Bagnaia, keduanya dengan cerdas bisa membatasi performa ban basah di kondisi trek masih agak kering dan bersabar dalam me-manage throttle gas seraya menjaga ban agar tidak mudah tergerus, sampai akhirnya tibalah momen hujan mendera dengan deras dan mereka bisa memanfaatkan grip ban slick yang mereka telah jaga semenjak awal start.

Manajemen ban ini juga yang dilakukan yang master di belakang mereka, Marc Marquez, sayang Marc sedikit telat memukul palunya dan hanya bisa memberikan rongrongan 2 – 3 lap sebelum red flag berkibar. Namun Ia puas bisa memberikan podium yang romantis kepada Honda, sesuatu yang sudah lama tidak dirasakan pabrikan ini di balapan utama.

Marc Marquez finish P3 untuk podium pertamanya sejak finish P2 di GP Australia tahun 2022 yang lalu. Ia melampaui legenda MotoGP Angel Nieto ke posisi kelima dalam daftar pembalap dengan podium GP terbanyak yaitu 140 podium – di belakang legenda MotoGP Jorge Lorenzo, yang menempati posisi keempat dengan 152 podium.

Dengan Jorge Martin dan Francesco Bagnaia, Ducati mencatatkan 40 balapan Grand Prix MotoGP berturut-turut dengan setidaknya satu pembalap di podium. Franco Morbidelli yang finish di urutan ke-17 menandakan bahwa jelang seri Mandalika tidak ada satu pun pembalap kelas MotoGP yang terus mencetak poin dalam race utama di 14 seri MotoGP musim ini.

Kemenangan yang diraih Martin merupakan kemenangan ke-11 bagi Ducati sejauh musim ini, lebih sedikit satu kemenangan dibandingkan yang diraih pabrikan Bologna tahun lalu (12). Kayaknya angka ini sih berpotensi terlampaui mengingat masih ada 6 balapan ke depan. Dengan Martin dan Bagnaia, ini adalah hasil 1-2 Ducati yang kedelapan sejauh musim ini.

Martin meraih kemenangan untuk podium ketujuh secara keseluruhan sepanjang tahun ini, memperpanjang jumlah podium tertinggi yang pernah diraihnya dalam satu musim MotoGP. Martin meraih kemenangan keempatnya di MotoGP, semuanya bersama Ducati. Ia kini sejajar dengan Enea Bastianini di peringkat kelima daftar pebalap tersukses bersama Ducati.

Martin meraih “Double Victory” di GP Jepang (baik kemenangan Tissot Sprint maupun Grand Prix) untuk ketiga kalinya bersama dengan catatan di GP Jerman dan San Marino – Italia awal tahun ini. Ini artinya ia menyamai catatan Pecco Bagnaia yang juga sudah melakukannya tiga kali di Portugal, Italia, dan Austria.

Juara Dunia bertahan – Pecco Bagnaia – masih memimpin klasmen pembalap dengan keunggulan tiga poin atas Martin. Ini akan menjadi margin terdekat setelah 14 Grand Prix pembuka kelas utama sejak 1993 ketika sistem penilaian poin saat ini diperkenalkan. Tetapi pada tahun 2023, dengan 37 poin ditawarkan setiap akhir pekan GP, sebenarnya margin 3 poin tersebut bahkan secara ‘value’ lebih mencengangkan. Marc Marquez naik ke posisi 15 dengan 63 poin.

Di championship pabrikan, Ducati memimpin dengan 490 poin dan berjarak 218 poin ke Yamaha serta 250 poin ke Aprilia. Dengan 37 poin maksimum tiap seri dan ada 6 seri sisa ke depan, maka Ducati berkesempatan mengunci gelar Juara Dunia Manufaktur di Mandalika Indonesia jika mereka berhasil menjauh minimal 210 poin kepada kedua pabrikan ini pasca Sprint Race di Lombok, atau sejauh minimal 185 poin pasca Race Utama dua pekan lagi di Mandalika.

Prima Pramac Ducati sendiri menjelang Mandalika masih memimpin klasemen team dan juga tentunya klasemen team satelit dengan jarak 78 poin dari kejaran Mooney VR46 Ducati.

Jorge Martin memimpin klasemen pembalap satelit terbaik 2023 sementara dengan keunggulan 51 poin di depan Marco Bezzecchi. Dengan 37 poin maksimum tiap seri dan ada 6 seri sisa ke depan, maka gelar ini belum akan ditentukan di Mandalika pada dua pekan lagi.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

15 COMMENTS

  1. Pabrikan Bologna tersungkur di rank 3 di bawah 2 satelitnya. Auto posisi Bastianini tukar guling dengan Martinator sehabis kontrak.

    Jarwo dah mulai di lemahkan di Pramac

  2. My bet Pecco masih bakalan tetep jurdun, tapi Martin akhir2 ini udah sering bawa pacarnya mungkin sbg mental support layaknya Pecco dgn kakak perempuannya/pacarnya,

  3. Ducati luar biasa karena faktor Pebalap mereka yang muda dan energik hingga energi semakin bertumbuh…

    Bukan hisapan jempol semata untuk jurdun ke-2 kalinya

    Jika Dovizioso masih jadi Ace rider Ducati bukan tidak mungkin mampu jurdun juga!
    Sayangnya waktu itu dia terburu buru ambil keputusan untuk keluar
    Potensi dia ada terbukti runner-up berkali-kali Marq yang sedang kuat kuatnya

  4. “Di championship pabrikan, Ducati memimpin dengan 490 poin dan berjarak 218 poin ke Yamaha serta 250 poin ke Aprilia.”
    Koreksi Wak, jarak Ducati 218 poin ke KTM Wak, Kalo jarak ke Yamaha 359 poin

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP