TMCBLOG.com – Kenapa debut Marc Marquez bersama Ducati pada dua balapan Lusail-Qatar bisa dibilang cukup sukses? Berikut ini ada beberapa catatan yang bisa dihimpun untuk paling tidak menggambarkan premis ini. Hal paling utama adalah Marc berhasil menyelesaikan ‘project Qatar’ dengan minim crash. Itu mengartikan bahwa ia cukup sabar dan perhitungan saat ini. Ia tahu bahwa proses mengenali cara membawa Desmosedici dengan efektif tidak dapat dilakukan jika terlalu banyak waktu dan dana terbuang dengan crash. ‘Project Qatar’ telah ia selesaikan dengan hasil finish P5 pada Sprint dan P4 pada balap Grand Prix di sirkuit yang sebelum ini termasuk dalam list sirkuit yang ia tidak sukai.
Hal kedua yang bisa digunakan untuk menguatkan hipotesis bahwa project Qatar Marc Marquez cukup sukses dapat diperoleh ketika kita menggali detail GP Qatar-nya, angka-angka tersebut memberikan gambaran tentang di mana Marc Marquez saat ini dalam perkembangannya bersama Ducati, dan seberapa jauh jaraknya dari pembalap Ducati lainnya. Dan patut dicatat Marc umumnya meraih hasil yang lebih baik dari adiknya yang sudah setahun lebih dulu di Gresini Racing.
Pada sesi Kualifikasi Marc langsung mendapati dirinya masuk ke Q2 dan menempati posisi keenam pada Q2 dengan catatan waktu 1:50,961. Dengan kondisi trek Lusail yang sempurna sejak dilapis ulang tahun lalu, serta fakta bahwa para pembalap melakukan tes di sana baru-baru ini dan karena Kejuaraan Balap Ketahanan Dunia membersihkan permukaan pada pekan sebelumnya, waktu putaran tersebut termasuk dalam jajaran laptime pemecah rekor laptime sebelumnya (1:51,762).
Patut dicatat bahwa laptime Marc yang menggunakan GP23 ini hanya tertinggal 0,172 detik dari waktu pole sitter yang ditetapkan Jorge Martín dengan spesifikasi terbaru GP24. Marc menjadi yang tercepat di sektor ketiga lintasan, di mana kepercayaan diri mengelola front-end dibutuhkan untuk melalui beberapa tikungan berkecepatan tinggi.
Di empat sektor, waktu ideal yang ditorehkan Marc adalah 1:50,794. Dengan ini ia berada di urutan ketiga di belakang Martin dan Pecco Bagnaia. Ini merupakan detail yang signifikan, mengingat keduanya jelas menjadi pembalap acuan di garasi Ducati saat ini.
Pada Sprint race Marc Marquez hanya terpaut 1,143 detik dari podium. Sedangkan untuk long race, ia terpaut 1,496 detik dari podium dan 3,429 detik lagi untuk meraih kemenangan.
Pada Sprint Race, Marc Marquez juga mencatatkan lap terbaik balapan dengan catatan waktu 1:52,040 detik.
Pada balap Grand Prix dengan motor spek tahun lalu, jika dilihat dari kecepatannya pada 20 lap dan tidak termasuk lap pertama, rata-rata Márquez adalah 1:53,146. Patut dicatat juga bahwa hingga lap ke-18, Marc masih mampu menorehkan laptime 1:52-an.
Rata-rata laptime Marc Marquez hanya tertinggal 0,160 detik dari pemenangnya, Bagnaia; 0,098 detik di belakang peringkat kedua, Brad Binder dengan KTM, dan 0,063 detik di belakang Martín. Marc Marquez mengaku pada awalnya ia mencoba untuk merebut podium terakhir pada balap Grand Prix MotoGP Qatar, namun kompon bannya di akhir balapan menipis dan ia memilih berkendara secara aman dan lebih menunggu dua pekan lagi di Portimao.
“Bagaimanapun, saya harus meningkatkan gaya balap saya di beberapa poin, karena saya masih belum bisa membalap dengan baik. Tapi hari ini (Race Utama) balapannya konstan, solid. Saya melakukan serangan di delapan lap terakhir, saat itulah saya mulai lebih menekan as roda depan dan menyelesaikan kompon ban, dan di dua lap terakhir saya [menyerah], saya melihat peluang untuk terjatuh dan peluang untuk mengambil dua poin lagi, tiga poin lagi… Saya lebih memilih finis keempat dan menunggu selama dua minggu di Portimao.” begitu Marc menutup penjelasannya.
Ruang untuk perbaikan bagi Marc Marquez sepertinya difokuskan pada peningkatan manajemen ban dan start, area penting untuk meraih kemenangan di balapan mendatang, khususnya di Austin di mana Juara Dunia delapan kali itu sering unggul di masa lalu. Mengenai debut Marc di Qatar, buat Ducati Corse sendiri juga melihatnya dengan kacamata yang positif. Adalah team manager Lenovo Ducati – Davide tardozzi yang cukup antusias mengomentari debut Marc ini. “Marc cerdas. Dia tahu kapan harus menekan dan kapan harus puas dengan posisinya, dan ini sangat menjanjikan untuk masa depan.” Hmmm, sepertinya memang masa depan Marc Marquez di Ducati Factory masih terbuka. – @tmcblog
Kpn nih blpn selanjutnya??
20an maret portugal
Hondanya yang keteteran… yamaha juga…
Test yg lebih real bakalan di Portimao besok, krn Marc bener2 ga punya data test, kalo doi bisa mengulangi kesuksesan Qatar maka 99% jadi title contender tahun ini
TMCBlog agaknya masih malu-malu untuk menyatakan perkiraan secara jelas berada di level manakah MM93 kalau cuma berdasarkan data statistik yg dibuat MM93 saat mengendarai motor Ducati spec 2023 (baik di test pra musim ataupun balapan seri pertama Qatar 2024).
Faktanya statistik MM93 saat memakai Ducati spec 2023 (yg masih terbatas) ternyata sudah melampaui statistik para pembalap lain saat memakai motor yg sama pada tahun 2023 lalu (dalam artian lebih cepat).
Dengan kata lain, jika pada musim 2023 lalu MM93 membalap dengan motor Ducati maka diperkirakan dia yg akan jadi juara dunianya.
Indeed
Kami hanya tidak mau melebih-lebihkan, saja karena Portimao jelas adalah test sesungguhnya dimana Marc belum pernah pakai Ducati Di sana
Wak haji tidak mau melebih lebihkan, haters marc kejang kejang
Faktanya banyak pembalap jadi cepat dibanding tahun lalu.
Tapi jika data Marc Versusnya Pembalap Tercepat Ducati23 ditahun 2023 vs Ducati23 ditahun 2024
Di Track dan kondisi yg sama, maka hasilnya..
Sprint Race 2023 Martin (20 : 52, 634)
Sprint Race Marc 2024 (20 : 41, 287)
Marc Lebih cepat 1, 872 detik dibanding pemenang tahun lalu.
Main Race 2023 Diggia (41 : 43, 654)
Main Race Marc 2024 (39 : 34, 869)
Marc Lebih cepat 3,429 detik dibanding pemenang taahun lalu.
Kalau kubilang bukan CUKUP sukses, tetapi SANGAT sukses.
Ralat.
Diggia pembalap Ducati GP22 di tahun 2023
Itu komenku gak kekirim2 yg mau ralat.. hahahha
Trima bro Nug
Tapi perlu dicatat tahun lalu moto3 moto2 masih pake dunlop yg mana kurang cocok sama michelin.
Gaskan Marc
Si markus pas di qatar mau start selalu disorot pas aktifin holeshot keliatan tegang banget
Markus mah atlet badminton mang😁
Bukannya eks kiper ya?
Markus ritel burger?
dah lama gak liat salip2an yg rada intens di motogp, misal kayak phillip island 2015 yg fenomenal dari start sampai finish itu. mungkin karena faktor winglet yg bikin jadi lebih susah nyalip ya?
Btw, wak, adakah data jumlah rata2 overtaking di motogp era winglet vs era sebelum winglet? bisa jadi salah satu variabel menurunnya pamor motogp gak sih. sekarang nonton gp sering ngantuknya
kalo musim ini kompetitif dan masuk perebutan gelar juara dunia, marc ditahun 2025 bakal jadi “hot item” bagi pabrikan lain
mmm, gak mungkin ini, marc udah abis masanya, kalo race pertama cuma posisi 4 mah udah jelas gagal adaptasi sama desmo.
beda soal sama morbideli, jelas2 masih adaptasi kalo dia, jadi harap maklum.
Yg lebih paham sih sebenernya si kang lele
Ini contoh template golongan standar dua…😁
Standar tengah dong
last year’s winning bike dibilang bosok? wkwkwkw
tambahin
Marc taun lalu finish 14 detik (dr pemenang race) sebagai rider rcv terdepan dan yg terlelet yakni Nakagami finish 27 detik
taun 2024 ini Zarco sebagai rider rcv terdepan finish 18 detik, dan yg terlelet “you-know-who” finish 42 detik, (sementara Nakagami berhasil memangkas 2 detik dgn finish 25 detik dr pemenang race)
ini upgrade ato stuck ??
ABM again hahhaha
Dukati skrg udah punya data limit dari motornya saat dipakai Marc (meskipun itu motor 2023)
pertanyaannya : seberapa bergunanya data tsb untuk masa depan? (kebetulan setali dgn ucapan Tanjidor terkait masa depan)
Setuju