Tmcblog.com – Ducati Desmosedici terkenal dengan end power dan torsi yang buas semenjak awal era MotoGP. Hal ini logis dan lumrah sebagai bagian dari efek output sistem valvetrain Desmodromic yang secara umum berhasil mengendalikan baik gerakan buka dan menutup dari valve secara independen tanpa resiko gejala floating valve. Semenjak awal era MotoGP pula Ducati terkenal bagaikan sosok ‘babi hutan/celeng’ yang maunya jalan lurus terus, sementara ketika ketemu tikungan mereka langsung keok. Namun sejak sang jenius Gigi Dall’igna, karakter ‘jago lurus doang’ ini semakin luntur. Selama satu dekade berevolusi, tahun demi tahun semenjak 2014 sampai 2024 Desmosedici makin piawai di tikungan . . . Apa kira-kira hal teknis yang dibawa Gigi untuk mengubah karakter ‘celeng’ ini? Mungkin sesuatu yang sempat didokumentasikan jurnalis Inggris, Mat Oxley bisa jadi jawabannya. . .
Sesuatu tersebut berupa foto Ducati GP24 Pecco Bagnaia tanpa side fairing yang dijepret Mat sehingga terlihat jelas beberapa bagian yang cukup menarik seperti gantungan mesin depan. Di motor Pecco ‘gantungan’ ini teryata memiliki bentuk fisik yang cukup panjang namun terlihat cukup tipis. Asli ini mah tipis banget, mungkin nggak sampai 4 mm ketebalannya.
Namanya juga gantungan mesin part yang malah seperti bilah parang ini di bagian bawahnya dibaut ke dudukan mesin depan bagian bawah mesin Desmo. Yang menjadi sorotan disini adalah soal ketipisan dari bilah gantungan mesin ini yang ternyata merupakan upaya Ducati menciptakan kelenturan lateral (lateral flex) yang dibutuhkan pada sasis sepeda motor balap ketika motor melibas tikungan.
Saat sepeda motor menikung miring rebah, suspensinya tidak berfungsi untuk meredam apapun termasuk ketidak-rataan permukaan trek. Namun dalam keadaan ini pembalap tetap membutuhkan motornya untuk dapat untuk menanggapi ketidakteraturan permukaan trek. Oleh karena itu para insinyur berfikir keras untuk melihat potensi part lain non-suspensi agar tetap bisa membangun kelenturan lateral tertentu ke dalam desain sasis.
Lateral sendiri artinya memiliki orientasi arah kanan – kiri yang jika terjadi pada motor saat posisi miring rebah maka orientasinya menjadi atas-bawah. Nahh, jika ada kelenturan lateral pada sasis maka akan ada kelenturan atas bawah ketika motor menikung rebah yang berfungsi seperti suspensi ketika motor berdiri tegak.
Kelenturan atas – bawah ketika motor miring rebah ini dibutuhkan agar roda dapat memiliki grip dengan baik dalam melibas apapun perubahan permukaan trek. Sebagai lawannya, jika roda/ban tidak dapat mencengkeram, lompat lompat, melebar dan gagal menikung dengan efesien dan kencang. Selama ini yang umumnya dilakukan oleh pabrikan MotoGP adalah semakin menipiskan berbagai bagian sasis dan lengan ayun mereka untuk mencari kelenturan yang bisa mereka kendalikan. Namun yang dilakukan Ducati kali ini memang terlihat ekstrim karena mereka benar benar mengguankan ketipisan yang ekstrim untuk menggantung dua kepala silinder mesin Desmodromic yang kubikasi murni keduanya menyentuh 500 cc (1000/2).
Cek deh dahulu Suzuki GSX-RR dan kita akan melihat bahwa mereka juga memiliki concern yang sama, yang namanya gantungan mesin ini juga walaupun tentu mesin mereka berbeda platform yakni inline-4. Di Suzuki GSX-RR tampak dengan jelas bahwa di bagian bawah ada tiga lubang baut dan di bagian atas ada beberapa lubang baut juga yang mengubungkan bilah gantungan mesin ke sasis utama.
Kombinasi kedua titik ini siap dipakai oleh Suzuki untuk me-variasikan titik engine mounting yang disinyalir merupakan sebuah cara yang digunakan oleh para engineer untuk me-variasikan load dari mesin jika memang ada yang mau diubah bergantung pada variasi fleksiblitas lateral tertentu bergantung pada karakter dari sirkuit. Smart yaa ?
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Gaskan Ducati
Suzuki di musim terakhirnya dengan alex rins bbrp kali pecundangi para rider ducati, sayang banget ya motor potensial gini gak bisa terus
Beneran sayang bngt pdhl Suzuki istilahnya di musim terakhirnya sangat komplit senjatanya, ya motor ya pembalap ya mekaniknya 😮💨
Di Austria 2021 udah pernah liat foto Ducati telanjang, tapi ini lebih gamblang dari sudut serong depan.
Ducati Desmo ini memang punya desain sasis yang tipis tipis di beberapa bagian, termasuk sasis bawah deket pivot swingarm yang bisa diliat tanpa copot fairing. Gilsss
Sementara itu Dalgino yang nyimak liputan Oxley, mesam-mesem.
Dalam hati dia bilang : bukan itu rahasianya ferguso. Silahkan saza dicopas. Tuh kita kasih liat jelas contekannya 🤭🤭
Berarti kelenturan longitudinal djabani dgn massdamper ya.. yg lateral pke desain2 sasis yg kreatif..
Wah wah ini nih yg mnarik selain dunia F1
bikinin artikel pembanding jg dong wak sama ketelanjangan rcv, rc16, n aprilia
Yamaha wajib amati,tiru,modifikasi dan aplikasikan ke M1..resep suzuki di aero minim winglet dan buntut ala pesawat boleh dcoba..sekalian pasang vva soalnya sr vvt udah paten juki
Mungkin rc16 jg punya penggaris segitiga siku Dr almu tipis gitu jga, walaupun main frame nya tetep terlalu kaku karena sifat alami baja makanya Masih sedikit kalah
Sasis rc16 sekarang serat karbon om
KTM/GasGas RC16 terbaru sudah pakai perimeter composite frame alias sasis karbon komposit model perimeter.
kangen si juki. berasa ga greget lg nonton gp tanpa suzy. hiks…
100%
Kalo masih pake bahan karbon monokok, kira2 bisa ga wak Ducati ngutak atik sasis seluwes ini?
jadi inget motor masspro yg emonnya di atas, jadi mesinnya dibawah, jadinya gampang kena poldur crankcasenya
Yassalam
Keren juga ya. Berarti desain motogp diaplikasikan ke motor masal metik ber-cc kecil.
hubungannya apa ?
Jadi maksudnya plat tipis tadi bergerak naik turun mirip suspensi saat nikung dan rebah
Ya, kalo motor posisi tegak lenturannya bergerak kiri kanan, tp ketika motor posisi rebah menikung lenturannya jadi seperti bergerak atas bawah seperti meniru pergerakan suspensi motor,
Mat Oxley udh dimarahin tuh ama orang Ducati, 😂
Di atas kertas, Oxley ini udah diblacklist sama Ducati semenjak dia ngebocorin soal tekanan ban depan motor MotoGP yg pada prakteknya ada gentlemen agreement tersendiri.
Mulai dari diketusin sampe dibentak secara langsung sama pejabat Ducati yg gak dia sebutin siapanya. Ada tulisannya khusus soal ini di Motorsport Magazine.
Jadi sebenarnya ini rahasia umum kan bagi para insinyur pabrikan ?
“…‘babi hutan/celeng’ yang maunya jalan lurus terus…”
gak cuma CB karat plus primaax SK ternyata yang punya penyakit serupa, bahkan dulu ducati juga begitu