TMCBLOG.com – Tahu nggak Bro, di tahun 2022 sewaktu performa Marc Marquez di Honda benar-benar tidak bagus, Ia masih menjadi pembalap MotoGP paling berpengaruh di media sosial dibandingkan pembalap pembalap lain. Paling tidak ini berdasarkan hasil dari riset saintifik yang dilakukan oleh Epsilon Technologies dan Far Consulting yang menelusuri dampak dari 30.000 postingan media sosial yang dibuat oleh para pembalap MotoGP dan tim dari awal bulan Januari 2022 hingga 6 November 2023 yang menghasilkan lebih dari 378 juta tayangan, 150 juta di antaranya berkat akun resmi MotoGP sendiri.
Dalam hal ini, Epsilon & Far Consulting telah menyilangkan data yang diperoleh dengan data yang diperoleh dari survei global yang dilakukan oleh MotoGP, Motorsport Network, dan Nilesen Sports, dengan sampel lebih dari 100.000 penggemar, guna menarik kesimpulan yang lebih tepat. Dan hasilnya dilaporkan sangat jelas: Marc Marquez adalah bahan bakar utama MotoGP di media sosial saat itu, dengan perbedaan besar dibandingkan dengan pengisi grid lainnya.
Instagram, yang dalam 11 bulan tersebut menyumbang 82,3% dari total interaksi, dengan lebih dari 175 juta. Marquez memegang 40% dari total interaksi di Instagram, jauh di atas Fabio Quartararo yang hanya 17% saat itu. Dan yang cukup menarik adalah delapan dari 10 postingan Marc Marquez dengan reaksi tertinggi di Instagram terkait langsung dengan Grand Prix Indonesia, dengan kecelakaan yang membuatnya absen dari balapan dan menyebabkan diplopia memimpin dengan 1,6 juta reaksi. Sementara di Twitter/X kala itu Marc juga memimpin pengaruh dengan angka 38%.
Yes, gambaran data di atas adalah data gambaran terdahulu yang saat ini belum ada data updatenya, namun hal yang cukup menarik untuk dikunyah-kunyah adalah ketika Marc berada dalam posisi terbawah selama perjalanan karirnya, Ia masih kuat berada di puncak soal pengaruh dalam market baik dunia nyata maupun dalam dunia maya. Bisa dibayangkan apalagi sekarang ketika ia merasa fit 100% dengan motor yang punya potensi kompetitif ada di Top 5 bahkan Top 3 dalam setiap balapan?
Suka tidak suka nama Marc Marquez adalah key point, salah satu variabel click bait. Saat ini, apapun yang menggunakan judul Marc Marquez memiliki potensi dibaca lebih dibandingkan dengan nama pembalap lain, bahkan dibandingkan dengan Sang Juara Dunia bertahan sekalipun. Dan kekuatan inilah yang mungkin menurut Kami menjadi penyebab utama hingga akhirnya Ducati harus merelakan talenta lainnya pergi dari Ducati pada tahun mendatang, ya dia adalah Jorge Martin. Yap, ternyata dalam kasus ini Ducati seperti tidak boleh rakus memiliki banyak pembalap bagus dalam keluarga mereka. Mereka harus memutuskan untuk pilih satu di antara dua.
Jika dikupas lebih dalam lagi, dalam upayanya untuk mempertahankan kedua pembalap dalam line-up pembalap yang akan dikontrak Ducati Corse pada 2025, Ducati awalnya datang dengan solusi yang akan mengadu dua pembalap Spanyol ini (Marc dan Martin) satu sama lain di trek, dengan pemenang mendapatkan hadiah kursi pabrikan yang didambakan pada tahun 2025. Pada dasarnya mirip dengan apa yang telah sukses mereka lakukan sebelum sebelum ini saat dua kali penentuan Enea Bastianini – Jorge Martin, namun bedanya kali ini mereka akan mencoba ke Marc Marquez.
Jadi meskipun Martin pada awalnya sempat dibocorkan Gazzeta untuk mendapatkan seat tersebut, namun sepertinya Ducati telah menyiapkan klausul dimana semua ini bisa berubah dengan instan dimana Marc Marquez bisa mendapatkan promosi otomatis dengan memenangkan gelar 2024 yang artinya keputusan final akan hadir di Valencia nanti.
Namun, dengan raut muka sangat serius pada press conference GP Mugello, Marc Marquez itu menolak opsi ini dengn balutan kalimat bahwa Ia menolak opsi Pramac Racing untuk musim 2025. Terlihat di sini Marc mulai memperlihatkan kartunya, sepertinya ia dengan tingkat pengaruh marketing tidak mau diperlakukan sama dengan apa yang diseting Ducati ke kasus Bastianini – Martin pada tahun tahun sebelumnya.
Terakhir, Marc menjelaskan bahwa Ia menolak pindah ke Pramac karena simpelnya ia tidak mau hanya lompat dari satu tim satelit ke tim satelit lainnya. Lalu mengenai penolakan atas skenario Ducati yang mengadu antara dirinya dengan Martin di trek sampai akhir musim, lebih dikarenakan Marc merasa ‘alatnya’ tidak sama di mana Ia menggunakan Ducati GP23 sementara Martin memakai Ducati GP24. “Sederhana saja. Jika Anda ingin meraihnya di lintasan, Anda harus memiliki senjata yang sama, dan sekarang saya tidak memilikinya,” . . begitu kata Marc.
Di tengah risiko bahwa Marc akan membawa bakat dan kekuatan pemasarannya ke pabrikan lain – walaupun ia tidak mengatakannya – rumornya Mauro Grassilli dari Ducati yang melihat bahwa situasi dan kondisi dimana Martin baru saja disikat oleh Bastianini di tikungan terakhir pada lap terakhir Grand Prix Mugello adalah saat yang juga tepat untuk mengatakan kepada Martin pasca race hari Ahad di Mugello, bahwa keputusan mengenai tandem Pecco di-delay karena Ducati butuh tambahan waktu untuk mengatur berbagai macam persiapan mengenai hal-hal non-teknis seperti kepentingan sponsor dan hal lain-lain.
Dan mendengar hal ini Martin merasa sudah cukup di PHP-in oleh Ducati dan langsung di hari Senin Ia menghubungi Aprilia dan di situ Aprilia Racing gercep mempersiapkan segalanya, menyuruh staff legalhya untuk bekerja overtime guna mempersiapkan segala hal legal-formal dan menelpon big boss Piagio Group untuk bersiap merogoh kocek sedikit lebih dalam buat menggaet Jorge Martin.
Begitulah kira-kira kronologis cepat dalam penentuan konfirmasi Marc Marquez ke Lenovo Ducati 2025 yang menurut TMCBlog terjadi dalam 1 pekan persis. Informasi kepada Jorge Martin dilakukan pada periode pra-Mugello, kemungkinan pada hari Rabu atau hari Kamis di tanggal 29 atau 30 Mei 2024. Dan peresmian serta pengumuman resmi kontrak Marc Marquez yang dibuat oleh Ducati dilakukan pada tanggal 5 Juni 2024. – @tmcblog
Penuh drama
Sudah muke gile utarakan di kolom komentar demikian adanya, membaca situasi dengan indigome
situasinya mirip ketika duc mendapatkan vale, sudah di usia diatas kepala 3
jelek banget sih posisi nilai tawar martin kalo disuruh fight sampe akhir musim,
dilihat dari senjata, gak ada yang ragu kalo GP24 bner2 monster tahun ini.
anggaplah martin diatas marc atau bahkan juara dunia, tetep marc bakalan keliatan heroic karena bisa fight lawan martin (anggap lah sampe akhir musin gini2 aja poin klasemennya).
ditambahin data2 diatas tentang engagement marc di medsos, ya gak mau lah ducati lepasin marc.
mungkin ducati rela2 aja lepasin marc kalo performanya cuma medioker kaya adeknya – frengki – basuki
Bisnis dan POV tetep no.1
Marc gak mau didikte, alias cara yg sama yg pernah dilakukan ke Bestial Devastation sama Martil gak berlaku ke Marc.. 😂
ya intinya cuma rider yg berpengaruh dan punya imej yg kuat yg bisa membuat Ducati ter-skak mat begini..
sekelas jorge aja gak bisa maenin kartu pas di ducati
Dia kan di awal musim mlempem mazseh..
Gimana mau mainin kartu.
Sedangkan marc emang dari tes pra musim aja dah nampak tajinya
ho oh, Hohe suka teriba jatuh tanpa sebab yg jelas sih.. alias benernya dia ini rada sial terus..
Pas leronzo ke Ducati juga Ducati belum kompetitif seperti sekarang
Tahun2 kemarin juara dunianya berasa anyep.. hambar…
Setuju, pecco bukan pembalap yang entertaining.
Sudah dibilang Marc itu King MotoGP, bahkan mungkin lebih besar dr Dorna nya sendiri,
Semoga Martin keluar sebagai juara di akhir musim… Biar seru
Kagak mungkin Pramac yg Juara Dunia 100% tidak mungkin itu terjadi..
Tetap team Pabrikan lah yg Juara Dunia 🙂
Malu laa petinggi” Ducati Factory
Wah jadi inget waktu isi survey dari situs motogp kalau saat itu motogp terasa membosankan. Sekarang banyak bumbu sinetron yang bikin semangat orang buat berkomentar.
wah.. kakek legend kemana ini..
banyak sekali drama drama di tahun ini dari BSH vs MHJ sampe marques gabung ke Ducati factory tempat yg dulu sempat ia tolak dan dia buat kelimpungan.
tahun ini warna fav merah merah kykynya, dari album dramanya espa sampe memerahnya seragam marc hampir sama tone nya, semoga dengan seragam merah marc gak kena armagedon
Martin bagus tapi disisi marketing “kurang menjual”
Coba diingat kagi, MM93 butuh waktu berapa tahun utk bisa pada posisi “sangat menjual”?
Martin atau bahkan Pecco juga harusnya bisa belajar dari MM93 ttg bagaimana “menjual diri” yg baik
kalo sampe posisi “sangat menjual”, menurut saya sih langsung di tahun pertama motoGP.
dari awal udah digadang2 jadi the next prodigy atw the next “rossi”, dan dia buktiin dengan ngalahin semua unbeatable alien (kecuali stoner)
acosta harusnya sih bisa kalo tahun ini start dari naik ducati.
Jika naiknya Ducati GP 2024, ya….
Tetapi itu juga baru andai-andai saja, karena belum terjadi.
Tetapi jika naiknya Ducati GP 2023 ya tetap agak susah untuk mengalahkan Ducati GP 2024.
Kenapa ??
Lha sekarang saja naik motor spec factory 2024 yg performanya juga meningkat (terbukti beberapa kali bisa mematahkan/ sangat dekat dengan rekor fastest lap beberapa sirkuit tahun sebelumnya), juga kesulitan menghadapi Ducati GP24.
Marquez dari zaman bocil juga udah ngebranding dirinya atas arahan bokapnya ditambah Alzamora berperan aktif buktinya Repsol nempel Marc sejak GP125, Moto2 (bahkan Moto2 Repsol yaa Marquez, setelah Marquez naik MotoGP ilang Repsol dari Moto2)
Kalo ngebranding sudah di MotoGP yaa telat, lah … Dan gak akan natural, lebih ke dipaksakan
Pada sadar gak sih, mark dari kemaren2 sering joget2.
Hormon naik saat bahagia, dan ekspresi Marc Marquez joget-joget tanpa dia paksain, natural
Ketika dia nonton videonya ulang’, mungkin dia baru sadar kenapa harus joget begitu…
Macam orang nonton bola, tiba-tiba tim kesayangan gol, dia refleks lompat ditambah jingkrak-jingkrak joget joget teriak
Dia sdh pegang kartu jokernya ducati, pak de Gigi Dall’igna.
puber kedua
Hmm.
Teringat komen marc 2020
“Buset dah.. ini udah sekian seri blom satu pun pembalap yang nyentuh poin cepe, medioker semua apa”
Yah reality dan fakta sih, branding MotoGP terasaa kuat diera 90 an karena banyak pembalap punya nilai jual di entertainment dr biagi ,Rossi,maccoy dsb,semakin kesini semakin menurun karena fokus mengejar jurdun tp sisi entertai turun drastis, terakhir era Rossi,dan diteruskan SM marquez
Pedro acosta kayaknya punya bakat untk ganggu peco dan markes. Bisa jadi dia the next entertainer..
Sebenarnya gw kecewa mm93 ga ke ktm, jadi berasa kurang aja jika yg duel dari factory yg sama, kan dulu H vs Y, Y vs D, lalu H vs D, kapan lagi D vs K
Ya cukup puas jg sih jika pecco ga ada lawan, soalnya selama ini pecco doang yg konsisten setelah MM93 cedera lalu recovery lama
Semoga thn depan battle layaknya vs Dovi dulu
Gak lah…kayanya bakal jadi one man show lagi nih…pecco mah bakal jadi maenan marq kalo punya motor selevel….
Mungkin harusnya Marc gaperlu bilang “senjatanya tidak sama”. Inget dulu tahun 2022 Bestia vs Martin.