Saturday, 28 September 2024

Mencoba Merasakan Sensasi Layaknya Turbo dan Downshift dengan YE-CVT NMAX ‘Turbo’

TMCBLOG.com – Yamaha NMAX ‘Turbo’ memang tidak menggunakan model mesin dengan forced induction turbocharged ya sob, jadi nggak ada keong keong turbin yang digerakan oleh gelaran fluida gas knalpot untuk mengkompresi udara yang akan dimasukkan ke dalam ruang bakar kembali. Yamaha menggunakan YE-CVT yang setelah TMCblog coba konfirmasi ke YIMM memang ada hubungannya dengan teknologi YCC-AT Majesty 250 tahun 2007. YE-CVT ini pada dasarnya bekerja dikendalikan oleh elektronik yang secara umum menggatikan fungsi dari roller pada pulley primer.

Adalah benar di antara 2000-2010 teknologi yang mirip mirip dengan YCC-AT ini memang banyak dikembangkan oleh lintas pabrikan, Suzuki punya dan bahkan Honda pun di Forza 2004 juga membuat teknologi serupa yang dinamakan S-Matic. Namun kenapa setelah itu teknologi pulley dengan weight roller yang lebih berkembang sementara setelah itu juga teknologi dimana gerakan pulley CVT primer dikendalikan elektronik malah umum dikembangkan oleh sistem transmisi otomatik CVT pada roda empat/mobil?

Salah satu alasannya menurut TMCblog adalah soal perbandingan cost dan manfaat. Atau dalam istilah lain value . . kalau ‘cuma’ menggerakan pulley doang, jelas aambil merem dan gak usah berfikir terlalu panjang pun kita semua akan bilang bahwa sistem Rlroller akan dipilih karena lebih value. Hal ini disebabkan tentu karena cost atau biaya produksi sistem roller lebih rendah dari pada sistem YE-CVT kayak gini sehingga pemilihan roller ini akan bisa menekan harga jual dari produknya itu sendiri . . .

Yes, jalo nggak ada value lebihnya, nggak usah diumumkan secara resmi pun, semua orang pasti bisa bilang bahwa harga sistem penggerak pulley dengan elektronik ini akan lebih tinggi. Butuh TCU, dua sensor, van belt lebih tebal dan lebar, motor two-way stepper dan lain-lain. Yes, costnya bakal lebih tinggi dengan perbedaan feel yang bisa dibilang mungkin nggak akan banyak berbeda.

Namun kira-kira kenapa Yamaha berani membangunkan lagi teknologi ini dari tidur lelapnya selama ini? Menurut TMCblog karena mereka berniat memberikan value yang lebih dari sistem ini sebagai bagian dari strategi differensiasi. Yakni sensasi feel (rasa) laksana hadirnya perangkat force induction di mesin seperti turbocharged atau bahkan supercharged. Patut dicatat, hanya sensasi feel yang secara umum di atas mesin Dyno sudah TMCblog rasakan dan dapat sobat Slsekalian simak juga di vlognya.

Jadi sensasi mengendalikan jambakan akselerasi yang dihadirkan dengan menekan tombol Y-Shift (ada 3 Mode) itu benar-benar dapat dirasakan. Data Dyno bisa memperlihatkan bahwa ketika TMCblog panteng/tahan gas di 5000 rpm, lalu menekan Y-Shift sekali, itu raungan mesin bisa melompat ke 7000 rpm, tekan lagi ke Mode 2 naik lagi ke 8000-9000 rpm dan tekan lagi ke Mode 3, raungan mesin naik lagi sampai jelang 10ribuan rpm. Mau bilang apa lagi, secara data empirik dan secara perasaaan kualitatif sensasi itu memang ada. Ini lah value yang sedang coba dijual oleh Yamaha pada varian high-end dari NMAX 155 ini.

Perkara menghadirkan penamaan “Turbo” itu sendiri tidak bisa dilepas dari strategi branding Yamaha yang tentu punya alasan dan background riset riset tersendiri dan bahkan tentunya potensi penolakan sebagian publik yang memang tetap inginnya embel-embel Turbo hanya buat mesin yang memiliki keong turbin pun mungkin sudah ada di dalam riset mereka sebelum ini.

Dan satu lagi yang cukup menarik menurut TMCblog adalah sensasi bonus perasaan seperti layaknya downshift pada motor motor sport M/T yang diperoleh ketika motor berdeselerasi dan kita menekan Y-Shift tersebut. Ini tuh seperti gerakan menjepit-melepas jepitan van-belt dari pulley yang ‘memaksa’ hadirnya seperti back-torque yang dirasakan pengguna layaknya engine brake. Jujur saat ini yang ada TMCblog penasaran untuk ingin tahu seperti apa rasanya berkendara NMax Turbo di jalanan.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

25 COMMENTS

  1. Tinggal di test wak haji sama vario160, masa dgn turbonya masih kalah dgn vario160. Ini para pembaca lainnya juga pasti penasaran hasilnya bagaimana.

  2. Apakah sekelas T-max masih menggunakan roller wak ??
    Mungkin alasan teknologi ini bangkit lg krn masyarakat Indonesia pengen matic tapi pengen kenceng juga, jadi dibuat lah gimmick sensasi ala jambakan turbo, soalnya kita tau sendiri para pengguna matic terutama ngabers selalu gatel utak atik kirian

    • Tmax seinget saya enggak. Dia ada “gearbox” sendiri yg buat kaya cvt yg biasa kita lihat. Lebih keliatan di beberapa model mocin di negeri asalnya sana.

      Makanya mesinnya panjang mampus dan end transfernya pake belt tapi telanjang kaya rantai kan

    • Ya sepertinya next facelift, cuma pertanyaannya mau dijual berapa aerox pake yecvt? Mending tambah discbrake belakang aja atau hybrid kaya fazzio (yang notabene tinggal ubah settingan ecu)

  3. Ya harus selalu ada inovasi buat para marketing ada bahan juga …konsumen pun mungkin ingin merasakan sesuatu yg baru di metik kecil,apalagi yg terbiasa mainin kopling akan sangat mnyenangkan berkendara terutama touring dg kontur jlan naik trun karna ada shift dan enginebrake.karna kelas sport 150 bayak yg pindah ke matic dan mungkin yamaha membaca itu….

  4. Sudah dijelaskan diatas bahwa fungsi ecvt ini bukan tambahnya power. Tapi perpindahan pully yang bisa di setel sesuai keinginan kita.
    Apakah ini berguna? Berguna jika ingin menyalip di jalan raya. Berguna jika diturunan karena seperti kita down shift pada motor kopling. Jadi,kita bicara motor harian. Bukan motor untuk race. Ini yang perlu kita tekankan sebagai pengamat otomotif atau sebagai calon pembeli motor matic.

  5. Gabung ama ecu yg bisa abs ? Nanti apdet software bisa cruise control ini 😂

    Kedetect ada proses pengereman, cruise controlnya mati wkwkw

  6. Yg pada akhirnya byk orang yg ingin merasakan sensasi turbo tersebut. Dan tidak akan bisa merasakan kalo tdk membeli 😁.
    Disaat sensadi itu menarik, maka akan bisa membuat orang lain ikutan beli. Itulah strategi jitu Nmax Turbo
    Ada yg setuju?

  7. Kalau buat saya yg tinggal di semarang tehnologi nya sangat berguna …
    Ada engine break nya karena daerah saya sering naik turun perbukitan…

  8. Kemarin udah sempat coba di prj. Ternyata di Mode T rpm dilimit di 5rb rpm kalau putaran gas diputar 1/2, pas ditarik full baru bisa mulai teriak di atas 5rb rpm.

    Ini kayanya menjawab keinginan ngabers, yang ingin akselerasi instan dengan cara mesin dibuat lebih teriak di speed rendah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP