Friday, 14 March 2025

[Test Ride] Menguji Klaim Skuter Listrik Honda Icon e:

TMCBLOG.com – Kami mendapatkan kesempatan beberapa hari menguji secara dalam mode penggunaan harian Honda Icon e: dan selain merasakan feel riding-nya, dalam pengujian ini mencoba menguji kembali beberapa klaim Honda mengenai skutik listrik termurah Honda yang dibanderol seharga 28 juta Rupiah ini.

Yang pertama jelas masalah handling dan feel riding. Asli ringan banget dan dengan kombinasi dimensi body-nya yang ramping, ban kecil (paduan roda 12 inci di depan dan 10 inci di belakang), wheelbase 1,29 meter dan bobot total termasuk dengan baterai sebesar 100,4 kg membuat skutik ini asli lincah diajak bermanuver di jalan umum. Bagasi luas di bawah joknya sangat membuat skutik listrik ini punya value kepraktisan tambahan. Bahkan seingat TMCBlog lebih luas dari bagasi underseat BeAT, Genio dan Scoopy [CMIIW].

Tinggi tempat duduk/jok sejauh 742 mm ditambah dengan rampingnya bentuk jok membuat motor ini sangat mudah dikendarai untuk ketinggian rata-rata konsumen orang Indonesia dan bahkan wanita pada umumnya.

Oh ya, baru terkuak saat test harian dengan unit produksi massal yang akan dijual ke pasaran, TMCBlog mengonfirmasi bahwa untuk Honda Icon e: ini kontroler elektroniknya masih memisahkan antara kontroler rem dan kontroler throttle. Jadi ketika Icon e: direm, itu throttle tidak bisa diakses. Jadi ya memang butuh skill tambahan jika berhadapan dengan jalan macet di kontur tanjakan.

Mungkin sedikit input ke depan, Honda bisa membuat ada irisan kontroler di area ini sehingga minimal ada beberapa persen throttle yang bisa menginterupsi proses pengereman sehingga bisa membantu kasus butuh semacam ‘hill start assist’ untuk memulai jalan setelah berhenti di tanjakan.

Saat perilisan Honda mengklaim bahwa dengan motor listrik bertenaga maksimal 1,8 KW yang mampu melaju hingga 55 km/jam. Baterai yang tertanam pada dek bawah motor mampu bertahan dan membawa kendaraan untuk menempuh jarak maksimal 53 km dengan sekali pengisian . . Bagaimana ketika diuji coba empiris di jalan raya?

Mengenai top speed di jalan Soleh Iskandar Bogor yang cukup sepi dan dapat dilihat di vlognya, TMCBlog mencoba memacu maksimal kecepatan dari skutik listrik mungil ini dan menemukan bahwa top speed on speedo tembus maksimum 59 km/jam dan bahkan sesekali bisa tembus di 60 km/jam. Namun memang terasa ketika kecepatan mendekati 59 km/jam ada semacam ‘cut-off’ yang membuat motor listrik tidak bisa memacu lebih kencang lagi.

Pertanyaannya? Apakah segini cukup? Tergantung masing-masing mindset riding sobat sekalian . . Kalau memang cuma komuter santai, nganter anak sekolah, ke pasar terdekat, angka 59 km/jam sudah cukup dan bahkan terkadang nggak sempat digapai karena mungkin macet dan lain-lain.

Namun kalau sedang berkendara di ruas jalan antar kota dengan vibe yang umumnya kencang seperti jalan raya Jakarta – Bogor, bisa jadi agak sedikit ‘kesel’ karena nggak bisa lebih kencang dari 59 km/jam.

Kami juga mencoba untuk menguji seberapa jauh jelajah Honda Icon e: ini. Nah dengan model full standar dan sekitar 5-6 km dipakai berboncengan karena mengantar istri ke Pasar Kapuk Atang Senjaya Bogor (selain itu solo riding) sobat bisa lihat grafik penggunaan baterainya di bawah ini.

Secara umum saat motor yang awalnya menggunakan baterai berlevel 100% charged, ketika indikator di dashboard yang bisa juga dilihat di vlognya sudah menunjukan 0% pun masih bisa bergerak dan mnunjukan penggunaan jelajah sejauh 52 km.

Mungkin jika terus digas sampai habis dan berhenti bisa benar tembus sesuai klaim Honda yakni 53 km. Setelah itu butuh waktu kurang lebih 7 jam-an untuk mengisi kembali baterai sampai ke daya 100% menggunakan charger portabel Honda . . .

Dengan ini bisa dibilang dua klaim Honda/AHM mengenai Honda Icon e: yakni top speed dan jelajah penggunaan full daya baterai bisa dibilang mendekati dengan apa yang bisa dirasakan saat pengujian di jalan umum. – @tmcblog

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP