Sunday, 24 November 2024

VLOG : Paham Makna Torsi dan Power di Sepeda Motor

TMCBLOG.com – Artikel dan Vlog Kali ini kita akan memcoba memahami makna Torsi dan Power di Sepeda Motor. Mungkin tidak sedikit dari kita saat membaca Spesifikasi motor baru terutama soal Torsi dan Power hanya sekedar mengerti kalau semakin besar nilai keduanya maka performa seerto top speed atau akselerasinya akan besar. Itu tidak salah, namun apakah kita mengetahui apa sebenarnya makna Power dan Torsi itu sendiri ? tmcblog akan coba menjelaskan dengan bahasa sederhana dasar dasar dari makna Torsi dan Power.

Oke Torsi adalah gaya yang dirasakan dalam sebuah jarak tertentu. Semisal Kita memutar membuka baud ban Mobil. Maka Semakin panjang batang kunci pas akan semakin mudah mur dilepas . . itu artinya torsi yang aplikasikan lebih besar walaupun yang muter ya itu itu saja alias nggak ganti orang tho. Nah begitu Juga mesin bakar sepeda motor.

Ledakan terjadi di ruang bakar karena percikan Bunga api mengenai udara dan bahan Bakar yang terkompres. Ledakan ini akan mendorong piston turun. Dorongan yang dihasilkan Oleh ledakan disebut gaya ( F ). Nah Gaya akan diteruskan tho ke Crankshaft? ‘gaya’ Yang dirasakan di Crankshaft yang memutar akibat dorongan piston Via setang piston itulah disebut dengan TORSI . . So sudah ketahuannya jadi Torsilah yang hadir terlebih dahulu sebagai hasil pembakaran ketimbang Power. . . .

Power = Torsi x RPM

Nah Sekarang Power itu apa ? Rumusnya sih Power adalah Torsi dikalikan RPM . . . di VLOG tmcblog mencoba untuk menjelaskan dengan Visual. Saat mendorong stang piston dengan pelan tmcblog merasa santai. Namun ketika mendorong setang piston dengan kencang sehingga berputar lebih cepat maka tmcblog langsung lebih mudah ngos gosan karena power yang digunakan lebih banyak. See ? RPM rendah, power rendah. RPM Tinggi Power akan tinggi.

Dari analogi ini lah kita tahu salah satu cara untuk menghasilkan Power lebih tinggi adalah dengan menaikkan RPM mesin. MotoGP kalau Pakai Spring valve Konvensional cuma mentok di 13 ribu sampai 14 ribu rpm. Kalau lebih akan terjadi Valve Float. Oleh karena itu solusi lain Pakai Double spring, Desmodromic, atau Pneumatic valve. Dua terakhir dipercaya bisa mengail putaran sampai 20 ribu-an rpm.

Cara Lain menaikan power ya dengan menaikkan Torsinya . . Oleh Karena itu banyak cara menaikkan torsi yang artinya menaikkan gaya dorong piston sehingga menjadi Putaran Crankshaft. Seperti menaikkan kompresi mesin, menaikkan kapasitas mesin, menggunakan Turbo charge, menggunakan Supercharge dan lain lain cmiiw . . Semoga Vlog dan artikel mengenai dasar dasar Makna Torsi dan Power ini bisa berguna

Taufik of BuitenZorg

47 COMMENTS

    • Nope supercharger di motori langsung oleh crankshaft mesin sndiri melalui pulley yg terhubung dg crankshaft , sehingga gak ada lagnya, kekurangannya boost gak bsa extreme n putaran atas power melandai
      Turbo pakai sisa gas buang untuk menggerakkan turbin, jadi ada lag jeda antara gas d tekan dg boost turbo, keuntungannya lbh efisien, potensi boost besar, tenaga putaran atas bsa ngisi terus

    • IMHO, perbedaan utama Turbo dan Supercharger adalah penggeraknya.
      Turbo memanfaatkan hembusan gas buang mesin untuk memutar turbin, sementara Supercharger digerakkan oleh pulley yg terhubung langsung dengan mesin.
      itulah kenapa ada istilah Turbo Lag, karena pada RPM rendah hembusan gas buang belum cukup kuat untuk memutar turbin.
      CMIIW

    • turbo lag bisa dihilangkan dengan anti lag. banyak cara buat mekanisme anti lag. paling modern ya di F1, anti lagnya seakan2 turbo hybrid/supercharger.
      Namun pada turbo biasa (bukan F1) dari titik stasioner turbo lag akan tetap ada. Baru bisa dihilangkan ketika jalan.
      Vnt or vgt tidak akan bisa menghilangkan lag.

  1. Nahh timbul pertanyaan nihh wak. buat kasus honda cbr250rr mc22 kan bisa digeber sampe 20rb rpm tuh. dia pake yang mana nih? kalo emang cmn single spring, apa nggak kejadian tuh valve float??

    • 250cc 4 silinder artinya setiap silinder cuma 62,5cc. Dan dengan 62,5cc bukaan klep gak akan ekstrem misal sampai lift nya 12mm. Gimana bisa lift sampai 12mm kalau stroke nya aja mungkin cuma 3cm atau kurang. Nah dengan lift rendah, beban per klep lebih ringan makanya resiko floating kecil. Biasanya problem floating cuma hinggap di motor lift tinggi. Liat aja CS1 standar, sanggup 11ribu rpm tapi bisa tahan tahunan, sementara blade balap kalau sampai 11ribu rpm bakalan batuk2 setelah beberapa race doang walaupun pakai per klep yang harganya 6 digit sekalipun. Karena stroke CS1 pendek, selain itu bukaan klep standar juga kurang lebih cuma 7mm, sedangkan blade balap dengan stroke lebih dari 55mm, otomatis bukaan klep bakalan lebih tinggi dan inilah yang jadi pembeda. Ini juga menjawab kenapa motor roadrace jaman sekarang kebanyakan cuma main di rpm 12000an, dibanding dulu bisa 15000an bahkan jupiter racikan daytona bisa 16000rpm. Dulu stroke motor bebek cuma kisaran 48,8-54mm dan lift tertinggi paling cuma 9mm koma sekian, sementara sekarang motor road race kebanyakan overstroke dan lift nya bisa sampai 11mm bahkan lebih. Selain lift bobot klep juga pengaruhi beban kerja per klep.

      Selain urusan klep, stroke juga pengaruh karena semakin panjang stroke otomatis dibutuhkan piston speed lebih tinggi buat raih rpm tinggi dibanding stroke pendek, dan piston speed tinggi otomatis gesekan piston ke silinder lebih tinggi dan bikin piston beserta kawan2nya macam ring dan silinder umurnya makin pendek.

      • @darso, maaf gan, bukannya semakin panjang suatu stroke maka semakin rendah putaran mesin optimal yang bisa dicapai ya? batas aman piston speed untuk harian ada di angka 21 meter /second, sedangkan untuk balap bisa sampai 25m/s. Jadi putaran mesin optimal pada stroke panjang lebih rendah daripada stroke pendek.
        Contoh pada stroke ukuran 58,7mm, titik optimalnya dikisaran 10500-11000rpm. Sedangkan stroke ukuran 48,8mm bisa sampai 13000rpm. Sebenernya ente ngga salah juga sih tapi kurang tepat dalam menjelaskannya. Ane coba bantu melengkapinya ya.
        • Jadi begini kawan2, suatu mesin akan dibuat tentunya akan mengikuti konsep awal ketika ingin membuat sepeda motor. Biasanya sih lebih ke arah performance oriented atau efisensi? Kalo performance oriented, biasanya stroke yang dipilih cenderung pendek. Kenapa demikian? Karena kita bisa memakai piston dengan diameter yang besar (ukuran bore atau diameter piston bisa besar).

        • Dengan memakai bore besar maka kita juga bisa memakai ukuran klep yang lebih besar. Otomatis, pasokan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar bisa lebih banyak dan kalo jalur flow in sesuai maka akan semakin lancar perjalanan masuknya bbm ke ruang bakar.

        • Dan untuk mengimbangi jumlah pasokan bbm yang banyak maka lubang untuk udara masuk ke ruang bakar juga harus bisa mengimbangi. Maka ukuran karbu atau throttle body juga ikutan besar agar mampu menyuplai pasokan udara dan bbm(bbm juga termasuk kalau sistemnya masih karbu ya) di setiap putaran mesin yang bisa dioptimalkan.

        • biasanya, untuk bisa menyedot udara sesuai dengan jumlah yang diperlukan untuk mengimbangi perbandingan bahan bakar dan udara agar tercipta pembakaran yang optimal(nama kerennya afr atau air fuel ratio) (untuk performance oriented biasanya ada di 12,5:1 yang artinya 1 molekul bbm berbanding 12,5 molekul udara), maka rasio kompresi ruang bakar biasanya akan lebih tinggi lagi. Misal untuk harian cukup di rentang 9:1-10:1, maka untuk performance oriented bisa lebih tinggi dari itu.
        Namun dibalik semua keunggulannya tersebut, butuh waktu juga untuk memproses atau mendapatkan tenaga dan torsi maksimalnya. Karena itulah baru bisa didapatkan pada putaran mesin yang cenderung tinggi dan pada putaran bawahnya agak loyo. Tapi justru itulah yang membuatnya cocok untuk balap atau performance oriented karena lebih banyak main di putaran menengah ke atas.
        Lalu bagaimana dengan daya tahannya? Masih aman karena dengan stroke pendek maka batas aman piston speed 21 meter /second bisa berada pada putaran mesin yang tinggi. Contoh pada stroke ukuran 58,7mm, titik optimalnya dikisaran 10500-11000rpm. Sedangkan stroke ukuran 48,8mm bisa sampai 13000rpm. Dengan stroke pendek maka putaran mesin bisa lebih tinggi daripada stroke panjang, sehingga masih bisa mengakomodir yang sudah dijelaskan di atas.
        Mari kita buat percobaan, yang pertama adalah pukullah suatu objek dari jarak 30cm selama 1 menit. Jika sudah, istirahat dlu selama 5-10 menit. Jika sudah, ulangi percobaan kedua tapi jaraknya lebih jauh, misalnya 60cm. Coba bandingkan dengan percobaan pertama, mana yang lebih mudah bikin cape? mana yang jumlah pukulannya lebih banyak? Mana yang kekuatan mukulnya lebih kencang?

    • Ada di youtube, bedah engine rc 166,6 silinder 250 cc. Single spring. Rpm lebih gila dari 250rr 4 silinder.
      Kalau floating, tu motor gk bisa jurdun. Single spring bisa tanpa floating, syarat, jarak penekanan pegas pendek dibanding jarak penekanan maksimal pegas (sampai mentok). Dan tekanan cukup tinggi mengembalikan valve ke seat pada rpm diatas maksimal (faktor keamanan).
      Kelemahan, tegangan pegas keras, gesekan tinggi. Pada rc 166, katupnya kecil (ringan), cukup single spring. Kalau double spring, space di head malah habis, ukuran tappet lebih besar, rugi.

  2. Izin bertanya wak, kalo mlihat hasil test dyno, biasanya setelah tercapai torsi atau power maksimum, keduanya baik torsi ataupun power akan drop walopun rpm terus naik. Kira2 apa saja wak faktor2 penyebabnya?

    • Tergantung mesinnya, alasan knp power n torsi turun karena benar volumetrik efisiensi
      Mesin seperti pompa udara, pada saat putaran mesin tinggi campuran udara n bensin atau dalam kata lain reaktan, tidak sempat mengisi volume silinder secara maksimal atau volumetrik efisiensi menurun setelah peak, sehingga daya ledak menurun,
      Hal ini bsa d atasi dg memperlancar masuknya dan keluarnya dg cara modifikasi intake n exhaust port dari ujung k ujung, modifikasi profil cam untuk valvetrain sehingga membuka lbh lama pada putaran tinggi, atau extremenya pasang turbo untuk nambah pasokan udara
      Tpi smw ada efek sampingnya
      Penggantian intake n exhaust secara menyeluruh n modif cam akan menggeser power band k atas, sehingga putaran bawah torsi d korbankan, ini konvensional ya, beda kalau sudah pasang variable intake, valve timing n lift,
      Pasang turbo tanpa bottleneck d putaran tinggi bikin turbo lag nggilani gak karuan, kecuali pasang dual stepping turbo atau variable geometry turbo

  3. jadi mau overbore atau square itu tdk terlalu penting lah. yg penting brp output mesin tsb. macam suter MMX500 195 hp power meledak2, tapi mesin overstroke tapi tetap joss, krn karakter mesin udah dirancang sedemikian rupa ?

    • atau pembuktian lain ada di rxking jambrett yg kehabisan nafas di trek panjang disalip RXZ dan vixion R. pdhl klo dari tipe mesin seharusnya kebalikannya… ?

      • Ente kurang paham, motor 2 tak karakternya culun di putaran bawah makanya kebanyakan motor 2 tak kompetisi pasti overstroke atau minimal square. Buat atasi putaran bawah. Di Motocross 250cc 2 tak malah stroke bisa sampai 60an tuh, padahal SE 4 tak 250cc justru bore-nya yang gede. Karena 4 tak torsi badak, kebalikan 2 tak.

      • Maksud om Ridho mungkin gini Kang Darso.
        Jadi kemampuan mesin itu tergantung bagaimana mesin itu dirancang, terlepas dari konfigurasi bore X stroke.
        Ngambil contoh kasus RX K vs RX Z, yg notabene RX K itu mesinnya overbore dan RX Z overstroke. RX K malah kalah adu betot top speed dengan RX Z.

  4. diesel:
    high compression,low rev,good volumetric eficiency,better thermal eficiency,(usually?)high stroke,slow combustion process, -> torque

  5. Pak analoginya panjenengan kayaknya gak tepat. Semakin cepat muter semakin ngos ngosan, la dalah ngos2an itukan gaya yg njenengan keluarkan buat muter poros engkol sementara power kan sesuatu yg dihasilkan dari akibat torsi vs rpm…wkwkwk jd rancu…gaya yg digunakan atau power yg digunakan nih?? Atau yg bener menghasilkan power atau menggunakan power nih?

    • Saya paham soal torsi dan power, cuma analoginya itu loh…ya okelah klw memang bisa dipahami soal power yg digunakan untuk memberikan gaya pada poros melalui lengan untuk menghasilkan torsi lalu berevolusi sekian kali sehingga menghasilkan power. He he he he

  6. Sebenarnya analogi sederhana untuk menggambarkan antara torsi x rpm menghasilkan power adalah saat kita iseng sepeda dibalik roda diatas sehingga dapat berputar ketika kita pedal. Saat roda berputar rendah kita jatuhkan batu kerikil ke roda tersebut maka tidak akan terlempar tapi semakin roda berputar kencang kerikil yg jatuh membentur roda berputar akan terlempar jauh…dan semakin jauh jika roda diputar semakin cepat dan ada jarak maksimum terlempar. Nah itulah gambaran power yg dihasilkan dari torsi x rpm wkwkwkwk

  7. Artikel begini asik utk diikutin wak, karena paling tidak:
    1. Menambah wawasan keilmuan
    2. Jadi ajang diskusi buat tuker informasi
    3. Minim komentar fansboy, salesboy, blackcampaignerboy.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP