TMCBLOG.com – Dalam artikel sebelum ini sobat bisa melihat bagaimana Toby Price sempat mengalami sobek ban luar saat menajalani Etape Rally Dakar 2021. Price menambal bagian sobek dan mengikat pada ban luar tersebut dengan menggunakan cable tie. Banyak pertanyaan yang datang, apakah ban dalamnya durable? Jawabannya adalah iya, karena Rally Dakar tidak menggunakan ban dalam (tube type) seperti yang dipakai pada motor sehari-hari. Mereka menggunakan ban dalam yang dinamakan Bib Mousse.
Bib Mousse ini tidak memiliki rongga dalam yang diisi udara seperti ban dalam biasa. Bib Mousse secara umum adalah merupakan sebuah bundaran ban yang dibentuk menggunakan busa (foam) secara full, jadi tidak diisi oleh angin sama sekali.
Bib Mousse pertama kali diperkenalkan oleh Michelin pada tahun 1984. Dinamai sesuai dengan maskot mereka, Bibendum (Michelin Man). Bib Mousse adalah sisipan cincin busa yang menggantikan tube berisi udara biasa. Sel-sel tertutup dari busa tersusun seperti sarang lebah dan diisi dengan udara atau nitrogen. Kulit luarnya halus, seperti lapisan pada puding cokelat, memungkinkan busa padat dapat dimasukkan ke dalam ban. Saat ini, orang menyebutnya sebagai ban dalam mousse tanpa awalan “bib”.
Menurut Michelin, kecepatan maksimum dengan ban Bib Mousse adalah 130 Kph (80 Mph). Bib Mousse tidak boleh disimpan dalam waktu lama pada suhu di atas 30° C dan sebaiknya hindari suhu di atas 40° C sama sekali. Dapat digunakan maksimal 6 bulan setelah pemasangan, namun masa pakai Michelin Bib Mousse sangat bervariasi tergantung pada intensitas penggunaan dan disiplin yang diterapkan. Misalnya, akan jauh lebih pendek untuk Motocross daripada Enduro. Namun begitu saat ini bukan hanya Michelin yang mengembangkan Mousse ini. Tercatat ada pabrikan ban lain yang membuat ban dalam jenis Mousse serupa seperti Pirelli, Neutech dan Goldentire.
Ban dengan Mousse dapat digunakan seperti kita menggunakan ban dengan tekanan udara 8 hingga 12 psi. Karena jarang ada pengendara yang memilih 8 psi untuk tube berisi udaranya, kebanyakan pengendara tidak menyukai ban dengan tekanan rendah seperti itu. Satu solusi untuk masalah ini adalah memasukkan Mousse yang dirancang untuk ban belakang yang lebih besar di ban belakang yang lebih kecil: mousse 120/90-19 di dalam ban 110/90-19.
Mengompresi Mousse yang terlalu besar di dalam casing ban yang lebih kecil menciptakan sensasi tekanan yang lebih tinggi (dapat meningkatkan sensasi mendekati 12 psi). Namun, berhati-hatilah — Mousse tidak ingin berada pada ban yang lebih kecil tanpa perlawanan. Sebaliknya, jika Mousse terasa terlalu kaku, sangat dimungkinkan untuk membuat sedikit lubang dan mengebor lubang pada garis tengah Mousse supaya melembutkannya (ini akan mempersingkat masa pakainya, tetapi membuatnya terasa lebih kenyal. Ini paling baik digunakan pada Mousse belakang bukan depan).
Ada beberapa kelemahan utama dari Mousse; Pertama, mereka setidaknya satu pon lebih berat per roda daripada ban dalam (tube) berisi udara berjenis heavy duty. Kedua, memasang Mousse ke ban sangat sulit. Ini membutuhkan klem manik ban, tuas ban yang sangat panjang dan banyak pelumas. Pakar ban menyarankan agar Anda tidak mencoba memasang Mousse sendiri sampai Anda melihat seorang profesional memasang Mousse.
Ketiga, Mousse tube hampir sepuluh kali lebih mahal daripada tube tyre dan memiliki umur simpan yang sangat pendek. Ukurannya menyusut hanya dalam beberapa bulan. Mereka bekerja pada temperatur yang lebih panas daripada tube konvensional yang berisi udara, dan ketika memanas mereka berubah ukurannya, menjadi lebih kaku dan sering terikat pada bangkai ban.
Keempat, Mousse tidak lebih lentur. Jika kita memantulkan roda dengan Mousse terpasang di dalamnya dan kemudian melakukan hal yang sama dengan roda standar berisi udara. Yang memiliki tabung Mousse akan memantul lebih sedikit.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Namanya juga perlengkapan buat rally.
Yg terpenting khan durable dan trouble free.
Soal kenyamanan rider sih nomer 20.
IIRC, harga Michelin Bib Mousse di market Indonesia sekitar Rp. 800.000/pieces.
Masih kalah mahal sama Schalbe Magic Marry atau Big Betty wkwkw. Ampun om
Iya juga yah. Masih lebih mahal si Kojak tan wall 16inch 🙁
Ban buta
Mantab. Sebuah pengetahuan baru buat saya.
Joss
Berarti seganas ganasnya gurun pasir reli dakar, suhu yg diterima ban msh < 40 ⁰ C ya? Btw, berlaku jg kah pd kelas² non 2w nya?
Di arab, akhir tahun/awal tahun itu musim dingin. Saya pernah disana dg udara cuma berkisar 10-15 derajat celcius, pada siang hari jg dingin. Jadi ya ban akan tahan sih biarpun di gurun.
Di Tabuk malah sampe turun salju. Orang sini kalo denger Arab bayangannya udah panas, padahal sepanas2nya itu cuma di musim panas, selebihnya ga beda jauh sama kemarau di Indonesia, enaknya disana ada musim dingin, di Jeddah serasa Dieng/Lembang, di Tabuk udah kaya musim dingin Spanyol rasanya.
Tambahan, cewe2 Tabuk cakep banget, kaya perpaduan Italia sama Persia dan beberapa berambut coklat dan bermata biru.
gw kok auto nyari tabuk…baru denger…
Baru tau ada yang ginian ya, oh iya kalau boleh tau MotoGP apa pake teknologi begini juga kah? Terimakasih
nggak, pakai Tubeless namun udara Murni Bukan Nitrogen
Karena regulasi atau memang udara biasa lebih baik buat racing Wak Haji?
regulasi Yes harus udara biasa saja
Wah menarik, kenapa udara murni bukan nitrogen? Apakah nitrogen menyesatkan? Coba dibikin artikel pasti menarik
setuju jadi artikel tuh. kenapa motogp pakai udara murni bukan nitrogen.
seandainya bisa buat turing enak banget tuh, gak takut bocor
Oalaaah ngono tooo….nuhun waak nice info
Baru mau bilang, berarti motor harian bisa pake moose…. Ternyata eh ternyata… Harga selangit, gak durable harian, dan gak nyaman
mousse lite udah ada di ban sepeda family,,
Ban mati, buat sepeda bocil ?
Kayak cushcore, kerja nya biar minimalisir puncture
Siapa tahu ada yang berharap harganya murah