TMCBLOG.com – Maverick Vinales dengan 100% sadar rela memutuskan Untuk memutus Lebih awal dari perjanjian Kontrak yang konsekuensinya akan meninggalkan segala keuntungan finansial berupa gaji 6,5 Juta Euro per Musim dan kesempatan Mengeksplorasi salah satu Motor Terbaik di Grid MotoGP. Mack Selalu bilang Potensinya tidak 100% terpakai di Yamaha, atau jika di lihat dari sudut pandang lain, Yamaha Bukan Motor yang tepat Buatnya dan akhirnya Ia berani ungkap setelah 4,5 tahun bersama . . Yap di luar Fakta Bahwa Morbidelli menggunakan Spek Motor 2019 akhir yang dikenal sebagai Spec A dan Rossi yang terkendala Umur . . Memang secara angka angka Championship terlihat Hanya Quartararo yang bisa mengeksplorasi Motor ini secara Maksimal dengan konsisten. apakah ini berarti Yamaha M1 Mulai berkarakter bukan Motor untuk semua pembalap Seperti Honda?
Yamaha sendiri pernah menghadirkan dua pembalap Kuat dalam satu waktu tertentu dengan pasangan Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi di satu waktu, Namun saat ini? Secara kuantitatif point championship, Kondisinya terlihat memiliki kesamaan dengan Honda dimana motor MotoGP mereka sangat istimewa sehingga hanya satu orang yang bisa mendapatkan yang terbaik dari Motor Prototipe ini pada satu waktu.
Marc Marquez praktis tak terkalahkan di atas sepeda motor Honda RC213V dimana sangat sulit bagi pengendara lain. Salah satu Premis yang memperkuat bahwa Hanya Marc yang bisa memaksimalkan RC213V saat ini adalah bahkan dengan Absen dua seri race awal serta tiga kali DNF berikutnya, Marc Masih menjadi Pembalap terbaik yang bertengger di posisi 10 pada akhir Dari paruh pertama Musim MotoGP 2021 ini.
Namun memang secara umum jika dilihat dari apa Yang dilakukan Marc di awal Musim, terlihat bahwa ia melakukan hal ini tidak 100% karena ia Klop dengan Paket motor terbaru, namun juka Karena kecerdasan ia dan team dalam melakukan strategi. Sobat Bisa lihat bahwa semenjak Portimao, Marc Lansgung putuskan tidak memakai paket Sasis 2021 awal, ia hanya mau memulai dengan spek paket Yang ia kenal yakni sasis berbasis 2019 yang diupdate dan diguakannya terakhir di Jerez 2020 saat ia Crash dan menyebabkan absen di sisa Musim setelahnya.
Sementara Yamaha,Terlihat dimana Quartararo Musim ini, sebagai pembalap baru di Tim Factory yang bekerja dengan M1 baru, dia adalah Pembalap Yamaha dengan raihan paling Konsisten: lima posisi pole, hanya sekali tidak di barisan depan plus raihan empat kemenangan, dua podium lagi dan hanya sekali di luar 5 besar – di Jerez, ketika masalah arm-pump membuatnya kehilangan keunggulan.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, Fabio kini memiliki kepercayaan diri berada di barisan depan. Ia kerap menjelaskan Bahwa M1 2021 ini “seperti motor yang didesain buat saya”. Salah satu yang juga ikut menguatkan premis bahwa M1 Mulai terlihat sebagai One man Show Bike adalah ketika di Sachsenring, Fabio ( yang Podium ) tampil sebagai Satu satunya Pembalap yang bisa tembus Posisi Top-10 di sirkuit yang secara tradisi sulit Untuk Yamaha M1.
Butuh banyak Data dan fakta Lain untuk melihat perkembangan Development Yamaha M1 ini . . namun yang bisa dikonfirmasi adalah, Yamaha factory racing Mungkin saat ini satu satunya Tim pabrikan yang tidak memiliki dikotomisasi dalam support teknis terhadap Kedua pembalapnya. ‘ Tidak ada Ace Rider di Monster energy Yamaha MotoGP team ‘ , begitu kalimat yang kerap kali dilontarkan oleh para petinggi Tim ini.
Taufik of BuitenZorg | @tmcblog
Dahulu kala, rc213v bisa dipake semua orang. (Pedrosa, ctutchlow, jack miller)
Tapi semua berubah saat ecu pireli menyerang.
Jaman full elektronik pabrikan, pedrosa masih bisa lawan marquez, crutchlow dapat podium, jack miller di mvds pernah menang juga.
apakah Krn tidak lagi dapet input dari si Mbah?
waktu wearpack nya kebuka dia finish podium tapi sayangnya secara poin dia finish posisi 6,,
gmn ya,, secara umum motor M1 2021 ini adalah sekedar evolusi dari motor 2020 kemaren, jadi bisa dibilang bukan versi terbaik dari M1, bahkan Quartararo sendiri waktu debrief pasca race Assen kemaren bilang sendiri dia masih merasakan struggle di motornya, dia bilang juga ada satu kelemahan M1 yg bahkan tidak dimiliki oleh motor2 lain di grid, dia udah memberikan feedback ke pihak Yamaha, tapi dia ga terlalu berharap utk segera diperbaiki kelemahan itu karena hal ini termasuk “quite a big thing”,,
mungkin aja wak, Yamaha secara ga sengaja membuat motor yg cocok dgn Fabio, krn di awal tahun 2021 kan si Vinales yg di pilih sbg “leader” di tim krn dia paling senior di situ setelah kepergian mbah ke tim Petronas,
Fokus pengembangan kepada 1 rider juara adalah cara untuk mendapat hasil terbaik
namun dengan resiko yg lebih besar. Ini adalah perlombaan.. Dan hanya akan ada 1 juara.
Yakaan sependapat sih, lagian mana mungkin ga ada ace rider. Emangnya mau ngembangin motor pake referensi apa ?
“…Yap di luar Fakta Bahwa Morbidelli menggunakan Spek Motor 2019 akhir yang dikenal sebagai Spec A dan Rossi yang terkendala Umur . . ”
———-
Rossi masih muda kok, cuma bedanya sekarang angka 4-nya di depan, angka 2-nya pindah belakang 😀
Penasaran morbidelli 2022…
Disisi lain desmo gp hampir cocok dgn semua karakter pembalapnya tapi pada susah untuk juara seri
Poin Konstruktor dan tim pun masih dipimpin oleh tim yg 1 pembalapnya selalu didepan ini
Blm bisa dikatakaj begitu juga, karena M1 belum jurdun, baru punya kans besar utk jurdun dgn taro.
Kecuali dah jurdun 3x dgn taro dan rider M1 lainnya memble.
Biang masalah ada di ban yg gonta ganti terus spek tiap tahun.
Bisakah ban ganti spek tiap 2 thn saja?
dan tahun depan ban baru lagi
Jangan ngarep sama brand ini ban yang penuh ketidak pastian (. ❛ ᴗ ❛.)
Kalau spek ban tiap tahun berubah, bisa² jurdunnya tiap tahun juga berbeda² tergantung pembalap mana yg adaptif terhadap perubahan spek ban.
Memang ada kemungkinan yang namanya penyedia ban berpihak
susah mengiyakan karena Vinales bisa kenceng juga pake M1 2021.
Motor nyaman
Gpp lah one man show..yg pntg fq20 bisa juara dunia dgn yamaha mirip honda dgn mm93″tp semua bisa dikatakan setelah fq20 bisa menang jurdun back to back.. skrg kejuaraan msh panjang,ducati dan suzuki mengancam poin jg blm trlalu jauh..
walopun develop motornya kek bgini cukup berisiko, kalo yakin bakal berhasil ya gpp, rcv+mm93 di 2019 adalah bukti one man show sesungguhnya
Vinales waktu di qatar bisa juara 1. Race kemaren bisa podium dua.
Pembalapnya aja yg ga bisa konsisten kaya si taro
Data klasemen motogp 5 tahun terakhir bisa membuktikan motorsentris sesungguhnya yg mana?????,kalo masih gak terima hapus aj tu klasemen biar sejarah hilang???? gak kebaca
seliar2nya motor inline tetep lebih jinak dari motor V, gak bakal jadi one man bike ato career killer seperti Ducati dengan Melandri, ato RCV dengan Lorenzo
Teknisi : masalah motor ini apa aja?
Vinales : YNTKTS
Pembalap hebat akan menutupi kekurangan motor.
Namun kalau motor dianggap sempurna,tinggal usaha pembalap memaksimalkan motor
Kalau fQ sentris
Vinales gak juara 1 qatar dan # 2 assen
Terlalu dini berksimpulan
Ga juga. Keluhan Vinales ada alasannya juga. Gp jerman terakhir sebelum tahun ini dia P2 loh, taun ini melorot ke belakang.
Berarti kan bukan dia yang ga bisa berprestasi di GP Jerman. Pasti ada yg ga bener di sisi lain. Toh di next sirkuit dia podium lagi
Sekian tahun di Yama-ha juga development nya ngikut Rossi kok.
Dia gk kenceng gr2 ndak langsung masuk Q2, trus pas akhir Q1 ada tragedi yellow flag, ya udh deh hasil qualifikasinya jelek itu yg bkin hasil bina digp german jelek, trus kebiasaan startnya jelek, udh deh dibelakang ducati ?.. Klo liat di fp apa Qp lupa tuh ada 15pembalap lebih cm jaraknya 1 detik doank.. Kebayang kan ketatnya gp germn?
Ga masalah punya motor berkarakter, yang penting jurdun. Daripada motor bagus ga ada pembalap yang bisa bawa juara dunia kaya ducati.
ketika Jorge Lorenzo terakhir di Yamaha, apa sudah pakai Michelin ya? kok lupa saya. mungkin menarik dbahas Yamaha dengan Bridgestone dan dg Michelin. siapa tahu yang merubah karakter motor adalah ban nya. dan memang harusnya berubah sih menurut artikel pembahasan tmcblog yg sudah2, ya gpp lah flaschback dikit2 biar penonton motogp gak lupa
Ya bener kok 2016 tahun terakhir Lorenzo di Yamaha sekaligus tahun pertama Michelin jadi pemasok ban satu satunya menggantikan Bridgestone.
Coba tanya pada rumput yang bergoyang
Mungkin disana ditemukan jawabnya
kasihan fabio malah
MV : masalah mental, 2020 tahun kalah dengan anak baru dari tim satelit nya sendiri, 2021 di tim utama makin menjadi jadi kalahnya
FM : masalah motornya jadul, pasrah saja
VR : masalah umur gak bisa dipungkiri dan riding style nya tidak bisa diaplikasikan ke teknologi motor jaman sekarang, makin rebah,makin cepat makin aerodinamis, makin canggih
vinales? dia memang sdh ga perform sejak gabung yamaha, cuma total 8 kali menang sebuah catatan yg buruk utk org dgn bayaran tertinggi kedua di starting grid
rossi? rossi jg sdh tdk perform sejak 2018, kemenangan dia terakhir di assen 2017 yg mana jg hanya satu²nya kemenangan pada season itu, tapi bisa dimaklumi krna faktor usia.
quartararo dan morbidelli? mereka lgsg perform di season pertama dan season keduanya
so saya rasa M1 masih familiar dgn smw rider hanya yg bermasalah memang rider factory mereka yg mana kala itu rossi ketuaan dan vinales ga punya daya juang
skrg quartararo perform org blg yamaha mulai kek repsol ppff.. quartararo sdh perform sejak 2019 dgn motor 2018 yg mana di 2018 motor itu dikeluhkan oleh vinales dan rossi, morbidelli tahun lalu perform dgn motor 2019 yg mana motor itu jg dikeluhkan oleh vinales dan rossi
jdi saya rasa hanya kekeliruan persepsi saja, skrg yamaha factory sdh bersama dgn rider yg tepat, urusan juara dunia itu perkara lain tapi intinya klo sdh dibayar jutaan euro utk bawa motor motogp sungguh aib klo mengeluh terus keluar sementara disisi lain paddock ada org yg sdh perform sejak masih dgn motor satelit
Saya sempat berpikir..bisa2 problem Yamaha selama ini bukan sama motornya…tapi pebalapnya..
Btw maklum saya pengamat motojipi abal2.
Mungkin sebabnya ban Made in France kali Wak haji, dibuat sesuai karakter FQ
Komen paling tulul ?
motor sama tapi hasilnya beda,
berarti skill pembalap yg jadi tersangka???
Yamaha buat motor sepertinya bukan khusus buat FQ20, tapi FQ20 yg ngerti karakter dan menyesuaikan cara bawanya
Aku tdk setuju dengan ada motor dibuat khusus utk pembalap. Baik mulai dr Rossi di Honda 2000, Yamaha 2004, Stoner di Ducati 2007, Marquez di Honda 2013, maupun Quartararo di 2019; mereka semua kuat di awal tahun pertama kontraknya. Kalau motor dibuat khusus utk pembalap, harusnya tahun pertama baru mulai pembentukan adaptasi motor ke pembalap, tahun kedua mereka baru mulai kuat. Yg membuat perbedaan selama ini memang pembalap itu sendiri dalam adaptasi thd motornya.
Tepatnya spek A. Fabio spek B.
Beda sih dgn pabrikan.
Tapi jangan lupa, Fabio langsung ke M1. Morbi sempat ngerasain paitnya naik motor satelit Hond-a.
Konon adaptasi kelas yg lebih rendah ke MotoGP M1 lebih gampang daripada RCV ke M1.