Saturday, 23 November 2024

Suzuki Sudah Aware, Mir dan Rins Butuh Shape Shifter di Suzuki GSX-RR

TMCBLOG.com – Pabrikan non-Suzuki di MotoGP (Ducati, Yamaha, KTM, Honda dan Aprilia) telah menggunakan Holeshot Devices di bagian belakang motor mereka, dan bahkan lebih tinggi lagi levelnya dari sekedar holeshot/start devices, namun sudah merupakan Shape Shifter/Ride Height Adjuster yang tidak hanya bisa menurunkan posisi bagian belakang motor saat start, namun dapat diaktifkan kapan saja jika pembalap membutuhkan semisal saat berakselerasi keluar tikungan. So pada paruh pertama musim 2021 Suzuki memang jauh ketinggalan di bagian teknis ini. Hasilnya? Joan Mir 55 poin di belakang di urutan keempat, Alex Rins berada di posisi 14 pada tabel sementara Kejuaraan Dunia . . Bagaimana paruh kedua musim 2021?

Menurut beberapa riset, bergantung pada jenis sirkuitnya juga, sdngan menghadirkan Shape Shifter ini, laptime per-lap bisa dipangkas sekitar 0,3 sampai 0,4 detik yang tentu sangat berguna di era MotoGP yang kian ketat seperti tahun 2021 ini. Oleh karena itu logis kiranya Joan Mir sampai memohon secara khusus agar Suzuki bisa ‘lembus’ di rehat Summer Break guna mempersiapkan part ini . . Mengenai hal ini, adalah technical manager Suzuki Ecstar, Ken Kawauchi yang memberikan jawabannya pada Majalah racing Suzuki terbaru.

“Secara keseluruhan kami memiliki motor yang sangat seimbang, [hal] itu adalah sesuatu yang sengaja kami perjuangkan selama pengembangan GSX RR. Kami tahu bahwa jika Anda meningkatkan satu area, Anda mungkin kalah di area lain, jadi kami selalu mencoba membuat mesin yang sangat lengkap, yang berkinerja baik di sebagian besar sirkuit.

Meskipun kami puas dengan motor 2021 kami, selalu ada perbaikan yang harus dilakukan, dan kami percaya pengenalan perangkat ‘squat’ pada motor akan membantu pengendara kami untuk lebih maju. Berada dalam olahraga yang menuntut seperti itu berarti bahwa kami terus-menerus dipanggil untuk mengembangkan solusi baru yang sesuai dengan mesin kami.

Yang penting adalah menjaga momentum; Saya percaya bahwa ‘perkembangan terus-menerus ke arah yang benar’ adalah filosofi kemenangan dalam kejuaraan yang begitu kompetitif. Istirahat panjang di bulan Juli ini memungkinkan kami untuk membuat analisis mendalam tentang di mana kami berada dan menerapkan solusi baru yang diharapkan akan efektif untuk paruh kedua musim ini.”

Yes pabrikan Suzuki sudah sangat aware baik Mir dan Rins membutuhkan alat ini, namun memang hadirnya alat ini yang 100% non-elektronik butuh pengujuan mendasar mengenai kelayakan dan keandalan kerja perangkat. Hampir keseluruhan perangkat yang menggunakan mekanisme hidrolik dan pegas ini memang rawan malfungsi jika tidak dipersiapkan dengan benar.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

19 COMMENTS

  1. prinsip Kando nya Yamaha juga diikuti Suzuki, ga akan merubah motor secara drastis, tapi hanya sedikit demi sedikit di tingkatkan,,

    • sejak paduka hohe cabut, m1 baru “kelihatan” meningkat lagi mah efek FQ akwkakw

      mau bilang kando paling bener sijuki, kelihatan beneran kalau kando

      • nah , iya, sejak Lord Hohe hengkang, dan masuknya Vinales makin ga jelas pengembangan motor Yamaha, padahal tahun 2015 juara dunia dan runner up, mungkin disitulah letak kesalahan Yamaha, menuruti pembalap yg boro2 beri gelar jurdun, malah merusak pakem keseimbangan dari M1,

  2. Suzuki sepertinya sengaja melambat dlm pengembangan rear holeshot, melihat kompetitor menggunakan sistem elektronik bnyk masalah Suzuki kembangkan dgn sistem dydrolik, beresiko sih tp klo berhasil Suzuki mengungguli para rivalnya.

    • Bukannya emang part ini gak boleh elektronik ya? Harus mekanis, entah itu pegas atau hidrolik ataupun kombinasi antar keduanya.
      Hal yang pasti adalah kekuatan finansial suzuki yang berbeda dari pabrikan lain bahkan untuk ukuran aprilia sekalipun. Pabrikan lain itu jor joran, lha juki? Untuk mempersiapkan team satelit pun perlu beberapa tahun untuk memikirkan. Hingga tim privater akhirnya memilih pabrikan lain untuk menjalin kontrak.

  3. Suzuki seolah memiliki budaya sekali juara dunia, berpuluh yahun tenggelam, kevin schwan, 1993, tenggelam, baru od 2000 melalui keny robert j, tenggelam,,,,,dan br thn 2020 melalui joan m, walo itu dlm pencapainnya krg greget, shrsnya suzuki tahu, mempertahnkan juara lbh sulit drpd meraihnya, sdh selayaknya suzuki melakukan perubahan yg signifikan guna bs mempertahankan juara dunia, kasihan kedua pembalapnya yg dg susah payah berusaha di barisan dpn, eh bgt dijalur lurus dg mudah diasapi merk lain, bgt jg dg kualifikasi, sangat2 sulit menembus barisan dpn, yg menyebabkan pembalapnya hrs extra ngotot spy bs di posisi barisn dpn…well Suzuki pasti bs……go

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP