Friday, 15 November 2024

Penyebab Gagalnya Strategi Ban Soft-Soft Repsol Honda di MotoGP Qatar 2022

TMCBLOG.com – Jika kita melihat data data sesi FP3 yang waktunya mirip dengan waktu balap dan sesi Warm Up sebagai sesi terakhir persiapan balap, tentu kita bisa menebak bahwa salah satu opsi ban yang akan dipakai oleh Repsol Honda adalah soft-soft selain juga kombinasi dengan ban medium. Secara umum memang pilihan ban race ada dua kalau nggak medium ya soft. Sementara ban kompon hard tidak masuk dalam opsi yang akan berpotensi memberikan performa terbaik.

Michelin dalam laporannya sebelum race day memberikan masukan kepada team team berdasarkan data mereka bahwa ban soft depan lebih sedikit mengalami masalah di sisi kanan (dibandingkan kemarin) dan hampir pasti akan menjadi pilihan balapan bagi sebagian besar pembalap karena tingkat cengkeraman dan feedbacknya lebih baik. Pembalap lain akan memilih medium karena menawarkan lebih banyak support.

Bagian belakang soft juga tampil lebih baik di hari kedua (Sabtu) dan konsistensi tampaknya tidak menjadi masalah. Tingkat grip lebih unggul dari medium, tetapi membayar harga dalam hal konsistensi dan stabilitas. Ini tetap menjadi pilihan untuk balapan jika motornya seimbang dan kemudinya tidak agresif. Bagian belakang medium pasti akan membuat jarak balapan lebih panjang, dan meskipun tingkat grip tampaknya lebih rendah namun ban medium belakang lebih stabil dan cocok untuk trek. Pilihannya kemungkinan akan dibagi 50/50 untuk balapan.

Secara umum laporan Michelin ini mengarah ke ban medium dengan grip lebih rendah, namun durabilitas lebih lama. Dan akhirnya, saat keluar dari pit lane ke trek sebelum mulai balap (Reconnaissance lap) baik Pol Espargaro dan Marc Marquez menggunakan ban medium-soft. Namun setelah reconnaissance lap atau sighting lap tersebut, para mekanik kedua pembalap ini mengganti ban depan medium ke ban kompon soft. Melihat kompaknya aksi ini dilakukan pada keduanya, TMCBlog berfikir ini adalah strategi untuk mencoba menutupi strategi pilihan ban yang sebenarnya dari RHT.

Yap dari dulu, RHT memang terkenal cukup well prepared soal strategi. Mereka semua biasa memperkirakan apa yang akan terjadi pada balapan dan mengambil referensi dari perkiraan tersebut untuk menentukan strategi apa yang akan mereka lakukan. Walaupun finish 3 dan 5 serta menempatkan RHT pada posisi teratas championship team bukan benar-benar fakta bahwa mereka gagal, namun sayangnya, kali ini strategi Repsol Honda boleh dibilang benar-benar ambyar alias salah prediksi. Lha emang strateginya apaan?

Marc Marquez pada saat media debrief masih mencoba untuk menutup-nutupi strategi apa yang direncanakan oleh RHT. Marc hanya bilang begini; “Untuk selera saya itu terlalu cepat, balapan yang sangat cepat di mana tidak ada istirahat. Saya awalnya pikir race akan lebih lambat, mengatur ban dan bahan bakar, tapi ternyata tidak. Saya mencari balapan yang lebih lambat, karena itu di Qatar akan lebih menguntungkan saya.” Masih bingung kan maksud dari ‘race lebih lambat’ dari Marc? Waktu kami dengar pun sama-sama bingung. Tapi penjelasan Pol Espargaro lah yang lebih jelas menggambarkan seperti apa strategi dari RHT ini.

Pol menjelaskan seperti ini; “Sejujurnya, kami punya strategi lain. Kami pikir balapan akan berbeda. Kami berpikir bahwa kami akan berada dalam kelompok besar dan kami dapat menghemat ban dan bensin, karena semua orang akan berada di limitnya. Tapi tidak seperti itu, tidak ada grup yang besar, tapi saya memimpin, sampai pada limitnya.

Cara berkendara saya sangat bergantung pada rem belakang untuk mengambil tekanan dari ujung depan, tetapi ketika saya melihat bahwa roda belakang saya mulai terkunci, saya pikir saya sudah kehabisan pilihan. Ketika Enea melewati saya, slipstream-nya menyerap saya, saya keluar dan Brad melewati saya, dan kemudian saya fokus untuk mempertahankan posisi ketiga. Saya senang. Ini adalah pesan yang jelas bahwa Honda kembali dan tidak hanya dengan Marc, tetapi juga dengan saya.”

Dari penjelasan Pol Espargaro kepada jurnalis pasca race memang terungkap bahwa pilihan ban soft-soft adalah pilihan ban terbaik bagi RHT jika kondisi balapannya akan ketat dan balapan akan terdiri dari ‘kereta panjang’. lagian Saat latihan bebas Marc Pun terbukti sempat crash ketika memilih  menggunakan ban Mesin. So, Soft Soft bukan hanya soal performa, namun jua Balance ke Pemilihan yang cukup ‘main aman’ , jika Kondisi balapan sesuai dengan harapan.

Namun tak disangka, Ducati berantakan, Yamaha mengalami masalah tekanan pada ban depannnya, Suzuki kehilangan grip depan mereka di Qatar. Sehingga skenario berubah dan ini memaksa ban soft bekerja lebih keras dan memasuki limitnya sampai pada 1/4 jalannya race akhir baik Pol dan Marc sudah nggak memiliki grip terbaik dari ban soft mereka.

So, walaupun Pol tidak melebar saat slipstreaming pasca ditekuk Enea di ujung straight pun, kami pikir Pol mungkin tetap tidak akan kuasa menahan gempuran KTM RC16 yang digeber Brad Binder di lap lap akhir balapan. After all, P3 dan P5 masih terhitung sangat positif karena diperoleh di trek yang bertahun-tahun terakhir dikenal tidak ramah terhdap Honda ini.

Taufik of BuitenZorg | @tmcblog

52 COMMENTS

    • Strategi RHT ambyar karena Pol keasyikan saat di depan jadi tidak sempat terbentuk rangkaian panjang sebagaimana saat dulu Dovi geber desmo, dia paling cerdik dalam mengatur race pace jadi ban sof-pun masih bisa buat fight di akhir2 lap.

      Btw mungkin akan menarik untuk mengulas perbandingan race pace Qatar 2022 ini dengan 2021 yang lalu wak haji, sehingga akan ketahuan pabrikan mana saja yang improve jauh dan pabrikan mana yang developmentnya stagnan dilihat dari race pace ini.

    • Jadi teringat sumber kencono yang bus donfeng itu, kan berat di front end nya, kebanyakan driver biasa ngak bisa handel, udh pake karung buat mass damper di belakang tetap ngak mempan

  1. Emang aneh melihat suzuki daa yamaha, seakan bukan Tim pabrik an dg perencanaan yg matang, padahal tahun Sebelumnya trak ini sangat menguntungjan untuk yamaha atau suzuki,
    Awal juga yakin suzuki d barusan depan untuk berebut podium, eh kaco lagi masalah grip belakang,
    Apalagi lihat Ducati dg mesin hingga 8 pasti Akan bejubel d depan ternyata mesin 2022 masih blm kompak dg pembalap nya

    • Karena data menunjukkan,,ducati sama yamaha selalu menjadi yg terdepan diqatar.. honda malah inferior.. strateginya ambyar

  2. Wak tolong bahas dong, apakah marc blm menemukan ridingstyle yg tepat saat pakai new rc213v ini ? Keliatan banget marc kemarin minggu bener2 jauh berbeda dari marc biasanya. Marc yg biasanya saat entry corner bisa ngerem smpe godek2 dan masuk tikungan bisa smpe ngesot2 bannya, tp yg kemarin gak nemuin marc ngelakuin itu semua setiap masuk tikungan. Sangat sangat smooth banget dibanding biasanya

    • Selain krn pilihan ban, jg karakter motor sekarang lebih ngegrip di belakang. Jelas bikin dia ga seagresif saat di entry corner dg motor² dg “marc centrist”

    • jawaban singkat ; karena perubahan pendekatan desain rc213v 180 derajat berubah ke rear end, marc butuh support front end untuk marc style
      jawaban panjang pake data, diartikel jilid ke 3 ??

    • Ga bisa latebraking, sekalinya nyoba malah bablas melebar dan disalip ktm

      Dari onboard juga jelas, marc ngerem duluan dibanding EB yang ada di depannya

  3. Mungkin gara gara itu Marc saat di P2 coba bikin ritme race jadi pelan, tapi Pol kayanya lagi keenakan di motor baru jadinya malah ngacir di depan, lupa kalo lagi pakai ban soft

    • Sepemikiran,
      Gw curiga Marc coba mainin tempo utk menghemat ban, sayangnya si Pol malah gas pol terus. Kepancing lah si Marc utk ngikutin wkwkwk.

    • Klo kata kuclux, marc klo didepan bakalan mainin tempo balapan di sirkuit yg bukan style nya. Sayang nya bukan marc didepan, sekali nya didepan kesalip sm POL yg punya misi ingin didepan marc, bodo amat strategi atau champion. Pikirannya kontak kontrak kontrak mana

      • Artinya Puij punya PR buat nyatuin kepala dua orang ini ya? Seru nih.
        Bener kata Si Akang, Esp bros memang pembalap ala kadarnya. Bisa ngegas doang tp lupa mikir strateji.
        jajajaja

  4. dan karena ban soft depan kasih warning yg lebih jelas saat mulai kehilangan grip makanya pilih itu,mungkin ga mau jg agak gambling pake medium tapi tiba tiba hilang grip kayak Bagnaia yg gusur Martin,kalo saat Marquez lakukan percobaan overtake pol yg gagal malah terjadi lowside bareng,Puig bisa tebalikin meja entar 😂😂

  5. Pacenya yg lebih cepat dari taun lalu, baca di motosport enea finish 11 detik lebih cepat dari total waktu race taro taun lalu, dan taro cmn 0,22 detik lebih lambat dari total waktunya taun lalu.

    Jd seri pembuka bisa dibilang yamaha ga bermasalah (cmn 0,2 detik lebih lambat dari taun lalu), cmn ga berkembang signifikan dibanding yg lain. Menunggu seri selanjutnya

    • jam mulai race Qatar dipercepat taun ini ketimbang sebelumnya
      klo ga salah taun lalu race motogp jam 1 wita
      taun ini jam 23 wita
      jadi mungkin hal itu ngaruh juga

      • Bener om, artinya yamaha malah turun kalau gitu untuk seri qatar, kalau waktu race lebih awal mempengaruhi pace, taro malah pacenya bisa dikata ga berubah dari taun lalu.

  6. ada kemungkinan ga sih kalo Pol nya sendiri mungkin juga ga nyangka kalo dia bakalan memimpin sebagian besar balapan ?, mungkin di situ doi mulai meninggalkan strategi dan geber motor utk kabur krn keunggulan ban soft nya, tapi apa mau dikata, pace nya ga cukup cepat utk membuat jarak se kecamatan

  7. ada kemungkinan ga sih kalo Pol nya sendiri mungkin juga ga nyangka kalo dia bakalan memimpin sebagian besar balapan, mungkin di situ doi mulai meninggalkan strategi dan geber motor utk kabur krn keunggulan ban soft nya, tapi apa mau dikata, pace nya ga cukup cepat utk membuat jarak yg cukup utk membuatnya aman

  8. HRT memperkirakan semua tim akan memiliki kekuatan yg imbang dan menciptakan balapan yg rapat dan lambat.tp ternyata suzuki dan yamaha,termasuk ducati factory malah memble.
    Senyum takeo san mengartikan sdkt kecewa karna strategi ambyar dan arti senyum lainya adalah bhagia akan potensi RCV trnyata msh diatas tim lain

    • Yg menjadi senyum lain adalah Skrg RT gk cuma ngandelin Marc dalam meraup point. Karena Pol Esp jga terlihat cukup nyetel dgn RCV gen terbaru ini. Terbukti di test mandalika dann hasil Qatarr.. Yg jd masalah adalah Marc yg terlihat sperti pembalap2 lain layaknya Dovi pecco Quartararo. Krna pengembangan RCV yg menjijikkan beratkan grup roda belakang. Beda dgn gaya berkendara Marc yg suka late breaking dann sleding

  9. Kondisi normal ada 3 sirkuit yg jadi makanan empuk marc. Austin, sach, aragon. Nah disini bolehlah pake ban soft soft, syle apapun masih tetap didepan dan bs mainin tempo balapan.
    Lha QATAR cuy.

  10. Mungkin inginya marq mendahului pol dan bikin ritme race melambat, tapi apalah daya karna pol ga bisa baca pikiran marq dia taunya lu jual gue beli alhasil mulai geber motor dan lupa lagi pake ban soft 😅
    Tapi overall sepertinya potensi rcv memang ada

  11. Ducati dan Yamaha ambyar aja artinya pack depan kehilangan 4 pembalap.. Semua bursa taruhan juga nyaris ga ada yg menjagokan Enea jadi juara..

    Well, surprisingly unpredictable

  12. ngapunten sebelumnya wak, tumben diksi dalam artikelnya tidak seperti biasanya yang khas wak haji banget.. malah seperti terjemahan oleh perangkat lunak.. 😅

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP