Sunday, 24 November 2024

Pedro Acosta : Sekarang Ducati Tidak Lagi Tak Terkalahkan

TMCBLOG.com – Pedro Acosta sebenarnya tampil cukup feomenal di Motegi terutama setelah ia meraih pole position dengan laptime rekor baru sepanjang massa dari sirkuit milik Honda ini. Namun kegemilangan sesi kualifikasi kedua tersebut tidak dilanjutkan di sesi balapan baik Sprint maupun balap Grand Prix, dimana pada kedua kesempatan itu, walaupun start Acosta cukup baik namun ia crash saat ia berada di kelompok depan. Apa penyebabnya?

Pasca crash di balapan Sprint, Acosta menjelaskan “Setiap kali saya meraih posisi pole, saya terjatuh. Itu terjadi pada saya di Valencia pada Moto3 tahun 2021 ketika mereka mengeluarkan saya dan di Le Mans tahun 2022 saya terjatuh saat saya memimpin. Sulit untuk menerimanya, saya membuat kesalahan bodoh: saya sedikit keluar jalur dan lebih miring . Tidak turun hujan, tidak setetes pun,”

“Saya bukan orang yang mencari alasan, tetapi mencari solusi. Ini bukan saatnya mencari alasan, untuk mengatakan ada oli di lintasan. Saya kompetitif dan kami harus mengambil hal-hal positif, mungkin itu adalah Sprint terbaik saya dan KTM terus berkembang. Dalam 4 GP terakhir kami kuat, setiap balapan semakin dekat dengan yang terbaik dan kami mampu bersaing dengan mereka. Kami harus senang, karena tahu bagaimana kami meningkat, tetapi itu tidak menghilangkan fakta bahwa itu adalah kesalahan saya.”

Mengenai crash di balapan Grand Prix, Acosta pun menjelaskan; “Hal yang konyol. Saya sangat dekat, saya melihat Bagnaia dari Tikungan 6 hingga 10 cukup kuat, jadi saya mencoba bangkit di sektor terakhir untuk menyerangnya di T5, tetapi saya mulai menikung dan menyentuh gas mungkin sebelum waktunya dan kehilangan kendali. Hal-hal seperti ini bisa saja terjadi dan harus diterima.”

“Bagaimanapun, saya mencoba untuk memiliki kecepatan. Saya pikir bahkan dengan lebih banyak pengalaman, hal itu akan terjadi. Sayang sekali karena itu adalah hari yang baik. Dalam hal peringkat, ini adalah akhir pekan terburuk saya, tetapi juga di mana saya merasa dapat membuat perbedaan yang lebih besar.”

“Saya berharap dapat merasakan perasaan yang sama di Australia. Apakah kecemasan atas keberhasilan pertama itu membebani? Saya tidak berpikir itu karena itu. Saya melihat sekilas bahwa peluang itu ada dan saya melakukannya. Itulah yang harus saya lakukan,”

Saat Acosta membandingkan KTM RC16 dengan Ducati Desmosedici, ia memberikan analisanya. “Jelas bahwa kami masih tertinggal, tetapi sekarang sedikit berkurang dan mereka tampaknya tidak lagi tak terkalahkan. Memang tidak baik untuk crash, tetapi bahkan bertahan di posisi keempat tidak akan membuat saya menang dan bermain. Kami harus terus maju meskipun mereka masih memiliki sedikit keunggulan.”

10 COMMENTS

  1. Emang Tau pace aslinya pecco? Belom lagi itu torehan waktu dia udah kayak metronome

    Sorry to say rc16 sekarang emang kurang bisa bersaing,setelah gearbox Satan mereka udah bisa disaingin ducati

  2. Sekarang ducati tidak terkalahkan.

    Emang kapan juara seri dan mengalahkan ducati?

    Hypenya terlalu berlebihan.
    Iya.. emang acosta bisa membawa ktm lebih baik dari rider ktm lain. Cuma itu.

    Gak tau lah tahun depan kalau ternyata aprilia makin gacor karna ridernya cocok dengan motor.

    Gak tau lagi jika Jepun bangkit..

    Secara statistik juara seri aja acosta udah kalah sama martin. Dimana tahun pertamanya martin sempat libur lama karna kena motornya zarco. Dan martin saat itu beneran cuma dapet motor kelas 2. Lah ini acosta dapat motor kelas 1 dan menerima update yg sama dengan pembbalap pabrikan aja masih aja banyak bacot..

    Setidaknya menang aja dulu.

  3. Dia itu jatuh karena melewati limit motor dan mungkin kemampuan dirinya sendiri, kombinasi ducati dan pembalap2nya secara fakta memang masih yg terbaik utk saat ini, musim depan jika tidak ada lompatan inovasi dari pabrikan lain ya ducati masih akan mendominasi meskipun jumlah motornya berkurang

  4. Ducati GP24 masih terlalu superior :
    – Tiap seri selalu memecahkan rekor fastest lap
    – GP23 motor juara dunia tahun lalu jauh tertinggal, susah untuk juara seri ataupun podium karena ada 3-4 motor Ducati GP24 yg harus ditaklukkan

    Kalau pole position, MM93 saja yg pakai motor Honda yg selalu menempatkan para rider-nya dibarisan belakang juga pernah melakukannya.
    Tetapi saat start dan race auto langsung melempem.

    Pedro Acosta harus bisa membedakan antara balap normal dgn push the limit mencari batas performance motor.

  5. klu pakai ban jembatan batu itu beda cerita yg kuat di ban depan, atau pakai dunlove( sengaja disamarkan bukan sponsor soalnya), lah omr ngeselin ya harusnya acosta tau klu ini banGP bukan motoGP, ini omr lenong dorna bukan adu teknologi dunia motoGP aka prototype.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

TERBARU

KONTEN PILIHAN

MOTOGP