Penulis : Suhartono
Dalam artikel terakhir saya tentang komparasi helm, ada rekan yang bertanya “kenapa harus mengujinya dengan kecepatan di atas 120km/jam? Cukup dengan etika berjalan yang baik saja (baca: pelan-pelan).” Pertanyaanannya sah-sah saja, artinya rekan kita tersebut tidak senang ngebut. Tapi bagi yang senang lari kencang, helm benar-benar andalan utama. Masalahnya adalah bahwa motor sekarang bisa lari lebih dari itu dan karenanya perlu diantisipasi dengan helm yang baik. Kenapa ada dua sudut pandang seperti itu? Apakah ada sudut pandang lain? Menurut saya karena ‘bikers’ memang beda satu sama lain. Lha yang namanya beda, ya bisa juga beda pandangannya. Bukan soal helm saja. Perbedaan biker banyak disebabkan karakter yang melekat pada biker itu sendiri. Mau tahu Anda jenis biker yang mana? Mari kita kaji ya……
Racer
Biker jenis ini maunya ngebut aja. Gelegak adrenalinnya sulit ditampung dan karenanya butuh pelampiasan. Umur pada umumnya di atas 17 sampai 35 tahun. Biker jenis ini tidak perduli dengan macam motornya. Punya Ninja syukur (memang itu maunya), tapi punya Honda Gelatik pun hayo saja. Dengan segala cara kemampuan motor selalu berusaha didongkrak. Bagi yang punya nurani dan pikiran, balapan di track atau penggunaan gears yang memadai adalah jalan keluarnya. Spirit kompetisinya dapat direalisasikan. Tapi bagi yang pikirannya pendek, jalan raya dianggap bagai sirkuit balap, orang jalan lainnya dianggap rival, lampu merah adalah isyarat balap, tanpa gears (sarana kelengkapan berkendara; helm, jaket, sarung tangan, sepatu, dll) merupakan indikator keberanian. Mati hanya merupakan perpindahan tempat biasa. Tanggung jawab pada pekerjaan, sekolah, keluarga, keselamatan orang lain, nyaris tidak ada.
Poser
Biker jenis ini maunya tampil gagah. Motor harus semolek mungkin. Tampilan mesti kinclong. Debu yang nempel di motor mesti dikutuk. Usia umumnya 25 tahun ke atas. Tampilan pakaian untuk berkendara harus matching dengan warna dan model motor. Soal lari motor bisa kencang atau tidak, bukan prioritas utama. Itu nggak penting sama sekali. Makanya tipe Poser bukan ancaman bagi pengguna jalan lainnya. Hobynya hilir mudik untuk menunjukkan “who I am?” Foto-foto dirinya dengan motor2 kesayangannya memenuhi tembok di kamar tamu atau di kamar tidur (atau Wall facebook? ). Sekilas cenderung narsis. Asesoris lengkap dan modelnya terkini. Demi tampilan kadang keselamatan nomor dua. Misalnya, pakainya Ninin tapi helmnya half-face. Bukan karena tidak mampu beli atau tidak tahu perihal keselamatan, masalahnya adalah entar kalau pakai full-face orang2 pada tidak tahu siapa yang lewat pakai Ninin tadi. Halah……….!!@#?
City Biker
Biker jenis ini hampir seperti Poser, hanya saja hobbynya klonengan di kotanya. Kalau diajak touring alasannya muncul sejuta. “Takut hujanlah”, ”ngeri capeklah”, “temennya yang ikutan banyak gak?”, ”masih banyak kerjaan jadi gak bisa ninggalin kantor”, “gak diperbolehkan keluargalah”, dan masih seabrek lainnya. Biker jenis ini umumnya mengukur motor sebagai salah satu pelengkap status sosial bagi dirinya di mata koleganya. Tak heran kadang ada juga yang memanggil jenis ini dengan SHOW-OFF BIKER. Cafe umumnya adalah tempat kumpul-kumpulnya. Hampir jarang biker jenis ini menggunakan gears yang memadai atau semestinya. Mereka cenderung menggunakan jeans, kaos lengan panjang, vest / rompi dengan sederet emblim klub, sebagian besar menonjolkan tatto di tempat yang bisa diekspose (gak perduli asli maupun tiruan yang usianya 2 mingguan), menggunakan anting bahkan fiercing; yang kesemuanya untuk menampilkan kesan gahar atau dari kalangan outlaws. Umumnya berasal dari kalangan ‘the have’, mungkin pengalaman bermotornya baru 1-2 tahun, pipinya “cabi-cabi” (putih kemerahan begitu kena terik matahari). Usia rata-rata menjelang 30 tahun ke atas.
Tourer
Biker jenis ini menganggap rumahnya ada di jalanan. Sekalipun ungkapan tersebut relatif ekstrim, tapi umumnya tourer senantiasa rindu jalanan. Sebulan tidak touring badannya sakit semua, matanya sepet, bawaannya bete mulu. Jenis motor tidak terlalu diperdulikan sepanjang sehat untuk diajak jalan jauh. Masalah perawatan motor menempati prioritas utama. Bahkan kadang motor lebih diperhatikan ketimbang anak bini, bagi tourer yang ekstrim. Begitu ketemu pinggiran kota, menembus visi yang bebas, menerabas tikungan demi tikungan dengan bau humus pinggiran jalan yang khas; serasa surga hanya selevel lebih tinggi dari sensasi berkendara yang dialaminya. Usia di atas 30 tahun. Tipikal jenis biker ini umumnya menggunakan box di motornya. Givi merupakan partner sejati, sekalipun kadang penempatannya gak pake lihat-lihat dulu motornya jenis apa. Diledekin motornya seperti motor Pizza Delivery tidak membuatnya bergeming. Bagi yang ada lebih duit, BMW K-1200-LT, Harley Road King, Honda Gold Wing, atau Kawasaki Concours adalah pilihan utamanya. Helmnya model half-face, atau jenis full-face yang bisa dikonversi menjadi half-face.
bersambung . . . .
Next :
Kira-kira dari semua kategori biker itu… yang paling romantis yang mana yak? 🙂
Dapet pertamax ga nih…
Keduaxxxx
curi podium lilipud.
wakwakwak….
hi hi hi . . . culas mode 😛
kalo jujur ya cm dpt 3.
hahaha…pingin jd melandri ajah mas…hohoho
tricky
Ini ada pertanyaan ga ada yang jawab….
Pertanyaan :
“Biker yang paling romantis”
Jawab ah :
Biker yang pake motor….. (tuh fotona ada di paling bawah) 😛
.wah.saia termasuk katagori racer :)walau umur lum nyampe 17 ma lum punya SIM :p…
http://lilypudlucu.wordpress.com/
Benar2 lengkap tinggal kita memilih kategori mana,
belum lengkap banget . . . masiy ada 2 episode lagi . . . tunggu aja . . . mungkin siang ini akan aye publish lagi
type sleeper ada ga kang? atau slower gitu……
tunggu artikel lanjutannya kang
*bikin penasaran mode : ON
hmmmm….
hmmmmm….
hmmmmmm….
berarti dulu semasa sma&kul aku trmasuk yg racer…
tapi sekarang kayaknya poser aja deh…hohoho…
piss ah!
wah daku dapet yang tipe city nih…
secara gitu kalo mau jadi yang turing gak ada doku.. wakkkak 😀
lanjut dong om taufik….
penasaran nih…
Artikelna ok Bro Taufik……….
Mau biker jenis apapun, helm ttp no 1. . .
SAFETY FIRST
nunggu artikel selanjutnya, sapatau ada yg cucok 😀
so far sih racer, tapi ngga serampangan 😀
dikit tourer juga..walopun cuma pake mio 😀
kalau aku ” alon-alon asal kelakon ” mas Taufik.
safety first,
keep brotherhood,
salam,
Aaku berarti masuk 2 katagori donk, racer ma tourer ????
<— seneng balap en touring
mayan posisi 15, dpt point 1 🙂
From Racer to Poser … 😀
tp risikonya hampir tiap hari cuci Motor … klo pas lg musim ujan :))
Pengen jg yg City Racer tp blom ada Waktu … 😀
ha…ha…lucu banget bro… ditunggu sambungannya, jangan kelamaannya…tar jadi ga seru…
part 2 sudah mengudara bro
http://ninja250r.wordpress.com/2009/05/20/what-biker-really-are-you-part-2/
.madix curang,curi podium saia. . . .hwahwahwa. . .apapun tipenya,yg penting safety nmr 1. . .huekekeke. . . . http://lilypudlucu.wordpress.com/
Wakakkakak.. nice post Om. City biker siapa yah? xixixixixi
Regards
Kalau suka ngebut (tergantung situasi, tapi poser juga) itu masuknya apa ya? hehehe
http://www.auliabig.com/2009/05/slick-tire-vs-rain-tire/
wakakakakakaka……mx gw…tampilan kinclong….ala moto GP..lengkap dengan stiker v46, Fiat…nungging abizzzz….tpi tetep atribut lalulintas, macam spion imut, lampu belakang…tetep ada….pokonya tampilan racing abis….tpi bawa nya alon2….wakakakaka…yg penting gaya lah…
kategori posser : gaya no 1, kenyamanan no 2
cs1 gaya monster energy…..jarang dibawa ngebut ngebutan, debu sering nempel….tpi untung ada OB, biar keluar duit extra…tpi tiap hari harus clink…
Racer blood
(sayang ga punya duit buat modif performa 🙁 )
kalo pake ninja 250 tapi hobi turing, jadinya golongan apa dong bang taufik…hihihihihihi….. 😀
akan dijawab pada artikel ke dua
http://ninja250r.wordpress.com/2009/05/20/what-biker-really-are-you-part-2/
oalah….racer iya, poser iya, tourer iya juga 😛
campur sari yak..
Tambah satu type lagi boss : Mlongoer .
kayak gua kalau ngliat ninin lewat mlongo, ada picek modif lewat mlongo ada mio low rider lewat mlongo, ciri-cirinya mimpi2 aja punya motor yg lewat tadi, nggak konsen di jalanan takutnya kalo ada lobang ndlozor. xi..xi..xi
buahahahahahaha ngakak gue..
ha ha ha ha ha sama ama aye
liat ducatinya mas Triatmono . . . melongo
liat multistradanya Pak Nug . . .mlongo
liat ZX 10 R nya Pak Tono . . . mlongo plus ngeces 😛
wah kalo diliat dari typenya, waktu ninja 150 masih sehat, ane masuk ke racer and sekali kena yang namanya touring, sekarang lebih congong ke tourer..
note: om taufik, gimana sama pertanyaan saya tempo hari..?
maap balq . . . . .pertanyaan yang mau . . . yang mau bantu sampeyan ngembangin blog? kalo itumah saya siyaap 😀
100% Racer! XD
hore gw termasuk poser….
Saya perpaduan antara tourer-city-poser biker,jujur 🙂
Pantesan penulisnya bete terus bawaannya….baru terjawab deh,,,udah lama nggak touring !
@fik, jadi malu aye…..koq facebook dibawa2 sich?, berarti aye tipe Poser dunk…..:P 😛
hi hi hi . . . maap bukan bermaksut menyinggung bro . . . menyinggung duiri sendiri ppfft 😀
@14 Rizki,
Awas aja ente matanya. Xixixi. Bukannya nanyain yang lain.
Doi staf di kantor, salah satu Lady Biker. Bawaannya sehari-hari Italjet Drugster 180 cc two stroke.