Bro sekalian, Kita akan coba membahas dengan sedikit tinjauan Teknis tentang efek yang ingin dicapai pada pengaplikasian winglet pada beberapa Team MotoGP 2015 seperti Ducati Desmosedici GP15 dan Yamaha YZR-M1 2015. Seperti Kita ketahui Penggunaan Winglets dalam Dunia balap Motorsport banyak di kenal di awal pada gelaran Balap Formula Satu. Terdapat paling tidak dua bagian utama winglets ( wing) dari Mobil balap Formula 1 depan dan belakang. Namun Kita akan bahas lebih basic lagi . . . dari mana asalnya pemikiran winglet ini ? . .. Flashback lagi ke Ilmu Fisika dulu kita pernah belajar tentang hukum Bernoulli . ..  wah mumet? santai, tmcblog akan bawa Fisika ke pembahasan umum bukan ke masalah rumus seperti yang tmcblog terima di bangku kuliah .. . mari kita mulai . ..
Sedikit Tinjauan Fisika . . . Bisa dilihat pada gambar potongan melintang dari sayap pesawat udara di atas, dengan kontur agak melengkung di bagian atas dan agak landai di bagian bawah maka Udara akan seerti berdesak desakan di bagian atas kan nah tekanan ( arah tekanan ke bawah/ downforce ) akan kecil tuh. Sebaliknya di bagian bawah udara melaju kencang karena kontur landai sedikit menghambatnya, kalau udara kencang maka tekanan ( arah tekanan ke atas/upliftforce ) akan besar di sana . ..
Nah Karena tekanan BagianBawah yang mengarah ke atas ( upforce ) lebih besar dari tekanan arah ke bawah ( downforce) di bagian atas sayap .. . Maka pesawat akan ikut terbawa terbang ke atas . .. gitu prinsip sederhananya .
Masuk Ke Formula 1
di formula satu paling tidak ada dua bagian utama wing . . . Yakni pada bagian depan dan Pada Bagian belakang .. . Bentuk Wing pada bagian depan dan belakang ini tujuan utamanya adalah untuk membuat gaya tekan ke bawah ( down force ) pada masing masing bagian ban . .. Ban depan dan Ban Belakang . ..
Prinsip kerja wing pada Formula berkebalikan dengan pesawat terbang mas bro . . . jika pesawat berguna untuk membuat gaya ke atas /upliftforce lebih besar agar pesawat bisa terangkat, Maka Wing pada F1 akan membuat Gaya Tekan ke bawah ( downforce) besar sehingga akan menekan Ban depan dan belakang sehingga tetap Ngegrip .. .
Gambar di atas adalah Gambar Resmi yang dirili tim F1 BMW tentang Downforce . . . Bagian Wing depan memiliki downforce yang paling besar dibanding wing pada bagian belakang. Nah menurut teknisi team Petronas F1 yang bisa bro simak di link Youtube ini. Downforce yang terjadi di Mobil F1 dapat membuat Mobil F1 yang sedang melaju 175 km/jam di jalur upsidedown ( bayangkan jalan di langit langit rumah) tidak akan jatuh ke bawah karena sebegitu besar downforcenya bisa mengalahkan besar Gaya Barat Mobil yang diakibatkan Gaya Gravitasi . .. edan nggak tuh besar downforcenya . .
MotoGP
Nah begitupula jika kita lihat di MotoGP . . Lihat gambar di atas, walaupun tidak se komplek dan se ekstreem wing pada F1 tujuannya juga membuat gaya tekan ke bawah ( downforce ) yang akan membuat roda depan lebih banyak menerima tekanan kebawah sehingga ban depan akan bisa lebih nge-grip
Melihat ke depan bahwa Michelin punya karakter dimana roda depan agak kurang nge-grip di sidewal saat nikung, penggunaan winglet menurut tmcblog dalam kacamata riset tentu menarik . . . yang terpikir di otak tmcblog adalah bagaimana jika pabrikan membuat adjustable winglet . .. nahhh . .. adjustable winglet tentu bukan hal baru di F1 maupun di mobil mobil harian
Jadi Gini GP15, M1, RC213V, GSX-RR, RS-GP tentu sudah memakai sensor inertia ( di R1 kita kenal dengan Inertia measuring Unit / IMU )Â yang merupakan versi lanjutan dari bank angle sensor . . . lebih komplek karena bisa mendeteksi posisi dan keadaan kemiringan motor ke semua sisi sebanyak biasannya 6 axis . .. nah tentu berbeda kebutuhan grip ban d pan saat motor melaju di Straight dan saat nikung . . .
Nah bagaimana bisa membuat winglet yang bisa di adjust secara otomatik berdasarkan posisi motor . .. Jika sedang ngebut di straight, tentu wingletnya nggak ekstreem ekstreem amat untuk menghindari friksi ban depan yang terlalu tinggi yang mengakibatkan motor lemot di straight, namun saat nikung ke Kiri atau ke kanan winglet bisa signifikan membuat gaya tekan ke bawah (downforce) untuk ban depan sehingga bisa memperoleh solusi mengatasi karakter ban depan Michelin . .
Bukan apa apa, sensornya sudah ada, tinggal mengembangkan model actuator yang bekerja pada wnglet sehingga ketinggian sayap wing di winglet bisa di atur . . . tentu easy to speak hehehe . .. namun jelas menarik . . . bukan tidakmungkin jika peraturan Grandprix memperbolehkan dengan koridor yang jelas tentang winglet akan membuat pabrikan menyediakan ruang untuk penelitian di sektor ini . .. atau ada mahasiswa teknik yang tertarik bkin tugas akhir atau desertasi mengenai ini ? silahkan dikunyah kunyah dan semoga berguna
Taufik of BuitenZorg
Silahkan bersilaturahmi dengan TMCBlog melalui
- email : [email protected]
- instagram : tmcblog
- whatsapp : +62818103404 ( whatsapp only )
- Facebook TMCBlog
- Twitter Resmi TMCBlog @motoupdate
- blog alternatif ; http://ringpiston.com
- Video Blog : http://tmcvlog.com
- Android App : Google Play Store
- iOS App : App Store
wow
say bukan mahasiswa teknik je…
Satria Fu injeksi the real Dohc, selengkapnya di goozir.com
Kereenn
Tapi bikin ban cepat habis juga ya pak?
Joss
Menarik tapi musmet…
Judule “Pengaturan sudut tilting winglet brdasarkan gaya sntipetal pada RCV” 🙂
atau di M1, atau di GP15, atau di GSX-RR atau di RS-GP . .. cocok . . . bungkus !!
Atau auto winglet?
Pas artikel gini harusnya jadi bahan debat fansboy juga..
Biar ga asal BC tanpa ada tambahan ilmu..
Juooozzz tenan iki wak..!
Klo buat disertasi lebih nampol bikin PGP 72x pass. Atau xbrl yang bisa dijual keperusahaan.
Ngoahahaha
kira² aktuatornya butuh motor(dinamo) sekuat apa ya??? mengingat downforce nya kan gila²an. misal dia nikung di speed 170an kmpj, ga kebayang betapa “berat” nya winglet itu di utak atik posisinya
Pake hydraulic booss….pesawat aja yang lebih kenceng bisa dikontrol…3000 psi boss….
Waw hidraulic? Gak lebayang bobot dan dimensi m1 jadi kayak apa?
oleh karena itu paling sip adalah desain winglet yang menyatu dengan fairing, tidak knock down seperti selama ini ducati dan Yamaha, cmiiw
Wah boleh juga ni wak jadi judul bahan penelitian….keren juga…
Tpi kyknya rumit ya…secara hukum bernauli itu ckup rumit…tpi bukan berarti tidak mungkin…hahahha…
hukum dasarnya sih sebenarnya masih simple, cuma tekanan berbanding
lurusterbalik dengan kuadrat dari kecepatan udara . .. nggak perlu pakai integral atau diferensial segala .. cuma entah kalau sudah sampai ketingkat penerapanHonda punya pengalaman yg buanyak pol dlm soal beginian berkat kiprahx dl di ajang F1.klo saja dibolehkan saat ini motogp pake suspensi aktif spt dl di F1,sy yakin honda tinggal aplikasikan.mw teknologi KERS ayo,DRS ayo..hybrid oke.yg lain pasti kelimpungan
Kalo mau pake adjustable winglet gitu apa gak ribet wak? Kalo emang otomatis kan susah karna straight ke tingkungan jg gak lama2 amat paling cmn 2 detik
saya mengacu pada omongan JL99 kemarin diartikel terdahulu . . . di MotoGP, kenaikan 0,05 detik saja sudah sangat berarti karena persaingan yang begtu ketat, jangankan 2 detik .. . 0,05 detik saja jika memang secara teori bisa dikejar dengan winglet, bisa jadi kedepan akan ada riset khusus, imho
Maksutnya bukan selisih 2 detik kayake wak
Maksutnya mungkin otomatis sini adalah perpindahan winglet dari straight ke turn itu sangat cepat dan butuh otomatisnya harus lebih cepat dari 2 detik, kan ga lucu juga wak sudah masuk tikungan tapi winglet masih posisi di straight
Mungkin itu wak maksutnya
Sensornya udah ada tinggal mau kerja apa engak, wkakakak
Lho itu omongannya joko plengok,,,,ngiahahahahahaha
Bhahahahaha.. Wes kedisikan..
Penjelasan yang bagus. Gak asbun kayak pembalap lokal yang masang winglet buat nambahim gravitasi itu wkwkwk iykwim
Hebat , cuma kalau bisa di buat menyatau di fairing motor ngak di templokin kayak gitu mungkin lebih indah di lihat
Kalu di mobil si bagus
setuju, jadi pada saat mendesain fairiang, sudah include winglet . . . saya pikir bisa jadi GP16 nanti siap dengan ‘winglet permanen’
Yamaha sama honda ud mlai penilitian winglet wk.cz jga ntr fairingny jga brubah.masalahnya aktuator ini diijinkan legal gak.di f1 awalnya ditolak sama ferarri cz katanya bsa bikin diffuser yg berbahaya bagi mobil diblkangny..ini bkan msalah pembalap yg harus menyesuaikan filosofi michelin. Cba byangkan kalo bnar2 pembalap moto gp harus scra cpat masuk keluar tikungan bisa2 laptime gak bisa lbih baik dibandingkan bridgestone yg bisa dipaksa mereng mereng dgn membuat lintasan parabolik..memang ban jadi awet tapi bisa dipastikan fastest lap g bisa nglewatin punya bridgestone
ya betul harus mengacu juga ke regulasi, apakah diperbolehkan .. .
monggo di lanjut di kerja nyata nya nih ya sob
walah mobil balap ko beline “Credit Suine Se”..????
Di F1 kalau ga salah yang adjustable dilarang
Untuk F1, di tahun 2014 dan 2015 diperbolehkan hanya sebatas DRS (Drag reduction system) hal tersebut pun penggunaannya dibatasi regulasi.
btw mnrut wak kaji, smpe brp % body/aerodinamika brpngaruh sm kcptan, mngingat dulu honda d f1 (bar honda kmdian jd brawn gp yg pk msin mrcedes tp sasis n aerodinamika warisan bar honda, honda mndur krna duit tekor) pnya pace bgs n brprestasi, malah stlh dwrisi brawn gp jd juara dunia (button). tp musim ini honda balik lg f1 malah ancur2an. masa iya mesinnya lbh bosok dr yg dl itu? atau msalah ada d aerodinamika? brarti apakah aerodinamika perannya lbh pnting dr enjin?
Untuk F1, sangat berpengaruh. Tanpa aerodinamika, sebuah mobil F1 harus mengerem hingga 80km/h untuk dapat berbelok. Namun dengan aerodinamika, mobil F1 dapat berbelok pada kecepatan hingga 160km/h di tikungan yang sama. Dan itu berarti 2 kali lebih cepat, dan memotong setengah dari waktu tempuh tikungan. Bisa anda bayangkan.
Ujung2nya gaya traksi lah yg beperan besar
Wah,wak haji bs jd tim teknisnya tim motoGP nih hehe..analisa nya maksnyus
Juossss iku udene wal ji
Intinya y spy yg diterapkan dipesawat
Begonolh….
cerdas sampeyan wak
Penjelasan bernoullinya salah. Kecepatan berbanding terbalik dg tekanannya. Besar kecepatan=tekanan kecil. Benda cenderung tertarik ke tempat dengan kecepatan lebih besar dibdg sisi lainnya.
Dicoba aja, pegang dua kertas , tiup ditengahnya. Kertas bukannya malah menjauh, malah menempel. Jadi downforce bukan efek langsung dari tekanan angin.
hehehe bener, terbalik dengan kuadrat kecepatan, . . .saya kecepetan nulisnya
Soalnya saat menikung itu sudut winglet (angel of attack) juga berubah, apalagi klo di bikin fixed macam punya ducati)
Beda dgn F1 (yg ban 4) dimana sudut winglet di usahakan tetap posisinya.
Jdi klo di motor, itu sudut winglet bisa berfungsi kyk ruder di ekor pesawat, bayangin nikung 100km/j tpi bodi motor berasa ‘di belokin’ sma angin…
Nah entah itu bsa jdi keuntungan ato kerugian ya wak
Sempet kepikiran mekanismenya wak haji ? dulu inspirasinya malah bukan dari gp atau f1, tapi dari rem anginnya veyron ? cuma blm kepikiran lanjut heheh
talking about the size, i dont think size of today motogp’s winglet enough to create downforce to add grip to the front tire. They need to be bigger, but it will ruin bike’s sleek face.
So in need of more downforce and better look, i think of a new way designing the fairing instead of adding winglet. A fairing that have active downforce system, so we might see different fairing(s) on different circuit.
Btw, cool article Om.
njelimet 😮
——————————-
Akibat Ban Tidak Sesuai Tekanan
http://rpmsuper.com/2015/12/05/akibat-ban-kekurangankelebihan-tekanan/
Semoga saja winglet ini mempunyai manfaat yang maksimal untuk motogp
Maaf, setahu saya sih di regulasi sudah tidak diperbolehkan perangkat aerodinamika aktif. Jangankan yang menggunakan aktuator, sayap/winglet yang bergerak karena terkena tekanan angin akibat variasi kecepatan kendaraan pun tidak diperbolehkan. Kalaupun hal ini diizinkan, saya yakin semua pabrikan sudah berlomba2 membuat motor yang bentuknya sangat buruk karena mengoptimalkan aerodinamika aktif. Orang winglet yang dibatasi selebar fairing aja udah bikin polusi estetika.
Selain IMU, motoGP juga dilengkapi dengan lap trigger (http://645.879.myftpupload.com/2015/05/08/stefan-bradl-ecu-dan-elektronik-magneti-marelli-alami-dis-orientasi-wah-gaswat-nih/) yang mampu memberikan informasi kepada mesin bahwa mesin harus liar (TC off) karena 5 meter lagi ada straight, mesin harus lembut (TC lv3) karena 15meter lagi ada hi speed corner, engine brake maks karena ada semi hairpin. Jadi dynamic aerokit harusnya bukan hal yang istimewa untuk pagelaran selevel motoGP. Namun terbentur regulasi.
ya itu dia, makanya ada note , jika secara regulasi diperbolehkan
sy baca pelan2 biar paham coz bahasanya ilmiah wak….
klo winglets itu adjustable sesuai sensor traksi kyknya untuk bs terwujud masih butuh waktu lama , tp klo untuk winglets adjustable manual yg dpt dioperasikan oleh rider itu mgkn lbh praktis n simpel
ya manual jga bisa untuk awalan
2.7.7.8. Wings may be fitted provided they are an integral part of the fairing or seat and do not exceed the width of the fairing or seat or the height of the handlebars. Any sharp edges must be rounded. Moving aerodynamic devices are prohibited.
bisa aja wak.. dibuat mirip DRS di F1…
soal mekanisme nya bisa pake hydraulic..
kalo ribet, bisa pake semacam pegas..
Juossss, winglet aktif
bener sob…dulu jaman ferrari masih sama schumi, pernah ad desas desus kalo ferrari pake spoiler belakang yang adjustable…
utk merancang winglet adjustable yg lebih useful saya rasa masih butuh input kecepatan Dan arah angin. Masalah konstruksi bisa dgn sistem hidrolik yg digerakkan motor servo. Secara hardware saya rasa tidak sulit utk mewujudkannya. Dan dalam penerapan akan lebih komplek lagi faktor yg perlu diperhatikan spt setting suspension, kondisi aspal dsb…..
Saya sukanya sayap pake kecap
di komentar enak di baca sling berbagi ilmu ..gak ada yg bc .bisa di simpulkan. yg bc otak nya kosong . . ..
opini saya : benar winglet bisa menambah downforce saat kendaraan melaju dengan memanfaatkan tekanan udara mengalir. Tapi masalahnya kenapa diaplikasikan pada body Motogp? kenapa tidak diaplikasikan langsung ke bagian as roda? logikanya kalau dibagian body otomatis hanya menekan bagian atas, yang mana masih harus menekan suspensi kebawah terlebih dahulu. Apa iya pengaruh terhadap pengereman? karena saat mengerem kecepatan berkurang, otomatis downforce oleh winglet tidak bekerja karena kecepatan aliran udara juga berkurang. Sementara kalau untuk mengurangi motor “njengat” saat akselerasi yo sama aja belum bekerja, belum dapat tekanan dari aliran udara? atau hanya sekedar sugesti biar pembalapnya PD atau hanya sekedar nakut-nakutin team lawan??
Masalahnya, bobot laten dari kendaraan bukan di rodanya, tapi ada di bodynya. Dan yang diperlukan kendaraan untuk membuat traksi adalah menekan roda melalui suspensi, bukan hanya menekan roda secara rigid ke aspal. Dengan tekanan melalui suspensi yang terdiri dari spring dan damper, roda selalu distabilkan untuk selalu menapak pada aspal dimana bobot laten bodi kendaraan menjadi pendulum. Bayangkan jika perangkat aerodinamika hanya terpasang di roda, bodi kendaraan tidak ikut menekan ke arah aspal dan terombang-ambing gaya lateral kendaraan, semuanya akan jadi berantakan. Dan kemungkinan untuk meletakkan perangkat aero hanya di roda akan sedikit sulit. Tidak cukup space, dan penampang bidang aerokit akan terlalu kecil untuk menahan tidak hanya roda, namun keseluruhan beban non gravitasi kendaraan.
Saya pribadi sebagai engineer akan beropini bahwa menyesuaikan suspensi untuk bekerjasama dengan gaya tekan aerodinamika akan lebih mudah daripada menekankan ban secara independen ke aspal dan kehilangan advantage dari suspensi.
Masalahnya, bobot laten dari kendaraan bukan di rodanya, tapi ada di bodynya. Dan yang diperlukan kendaraan untuk membuat traksi adalah menekan roda melalui suspensi, bukan hanya menekan roda secara rigid ke aspal. Dengan tekanan melalui suspensi yang terdiri dari spring dan damper, roda selalu distabilkan untuk selalu menapak pada aspal dimana bobot laten bodi kendaraan menjadi pendulum. Bayangkan jika perangkat aerodinamika hanya terpasang di roda, bodi kendaraan tidak ikut menekan ke arah aspal dan terombang-ambing gaya lateral kendaraan, semuanya akan jadi berantakan. Dan kemungkinan untuk meletakkan perangkat aero hanya di roda akan sedikit sulit. Tidak cukup space, dan penampang bidang aerokit akan terlalu kecil untuk menahan tidak hanya roda, namun keseluruhan beban non gravitasi kendaraan.
Saya pribadi sebagai engineer akan beropini bahwa menyesuaikan suspensi untuk bekerjasama dengan gaya tekan aerodinamika akan lebih mudah daripada menekankan ban secara independen ke aspal dan kehilangan advantage dari suspensi. IMHO
No offence
Jadi inget film tamiya sonic punya retsu bagian wingnya bisa otomatis membuka dan menutup ….
agak bingung juga pahaminya maklum telmi wk…xixixixii ini mah ilmu kelas suhu….
@Gagas Setya
oke oke mas bro
mungkin kalo desetujui bakal kayak di anime blassreiter yang winglet-nya adjustable depan blakang
blog.seiha.org/images/blassreiter1/blassreiter1_1.jpg
Speechless saya baca komennya, ternyata di sini ga cuma dihuni para sales tak bergaji ;;)
kalo di tim honda udah ada sayap jadi ga perlu pake winglet lagi
Kalo sistem kerjanya kyk ekor pesawat keren kali ya,
Jadi peran winglet 40% setang motor 60%,
yang komen orang pinter semua..jd enak d baca nya..
Nyimak saja wak kaji
WaK haji…yg jadi pertanyazn saya ..
Kalo motor dalam keadaan nikung kan miring..otomatis winglet tidak ikut miring ..apa ada manfaatnya waktu belok…atau winglet hanya maanfaatnya unrk trek lurus / motor dalam.keadaan tegak.
Koteksi winglet ikut miring
good question
saya juga lagi mengunyah2 masalh tersebut 😀
http://www.managersandiegohills.com
wah wak haji kayanya dulu anak tehnik ya?
pelajaran fisika
Sangar wak..iling mekanika fluida..tp mbuh lali neh..btw apa ada pengaruhnya ya beda fiskositas udara saat race terhadap down force winglet?
Kalau saya untuk mengerti mengapa V udara di bagian atas itu lebih besar caranya sbb:
Dari titik kiri ke titik kanan pot sayap diperlukan waktu yang sama, sedangkan jarak yg ditempuh untuk sisi atas lebih panjang.
Jadi kecepatan udara disebelah atas harus lebih besar, akibatnya tekanan pada sisi atas lebih kecil.
Kalo regulasi MotoGP belum lampu hijau bisa di riset ke motor produksi macam R1 CBR1000RR atau bahkan H2R. Kebayang wak motor sedang melaju di fairingnya ada piranti yg bergerak2 mengikuti posisi motor macam sayap pesawat dan semua itu dikontrol lewat sensor alias otomatis. Walah keren habis wak, teknologinya kayak melompat tiga generasi. Mungkin bisa jadi alat bantu jualan yg ampuh.
wuih,, bahasan nya berat nih,,
bagus2,, tapi sulit dimengerti,, hehe
klo di pake motor bebek, emang guna?? wkwkwkw
Sales sales otak kosong yg cuma bisa bc pada ngumpet.. Tau lah siapa2 aja yg sering komen bc d tiap artikel..
mungkin lebih baik memanfaatkan aerodinamikanya fairing untuk semakin di maksimalkan,,