460x110_rev (2)

GT125Garuda_460x140

lorenzo_2years

Bro sekalian, kembali lagi ke artikel Kiriman dari seorang Jurnalis Permanent MotoGP asal Spanyol Yakni Manuel Pecino yang berkat jalinan pertemanan dengan tmcblog, beliau mau sharing pemikiran dan pengetahuannya selama belasan Tahun mengikuti ajang race MotoGP dari tahun ketahun kedalam saebuah tulisan . . . Kali ini yang Manuel Pecino Tulis adalah kupas tuntas apa saja mengenai Kontrak Di MotoGP . . . segala yang ditulis ini adalah murni tulisan Manuel Pecino tanpa tmcblog tambah maupun kurangi .  . terima kasih juga kepada mas Arif Dadot yang telah sudi membantu menterjemahkan ke Bahasa Indoensia . . . Oke Cekidot  . . . siap siap deh . . . ini bakalan panjang bener . . . dan tmcblog hanya membuatnnya satu edisi, tanpa disambung sambung . . .

banner-440x100 scoopy(6)

Kupas Tuntas Mengenai Kontrak Riders di MotoGP

Seperti apa ISInya

Bayaran, kondisi teknis, kewajiban, kerahasiaan, humas, larangan, pakaian, tingkah laku, bahasa… Kesemuanya itu adalah sebagian dari pasal dan klausul yang ada dalam kontrak pembalap tim Pabrikan MotoGP.

M. Pecino
Apa itu? Bagaimana penulisannya? Apa yang dipikirkan? Seberapa jauh cakupannya? Kita tahu bahwa membalap untuk tim pabrikan di level tertinggi otomatis menjamin masa depan, karena menjadi satu dari kelompok elit MotoGP berarti  mendapatkan pendapatan tujuh digit (dalam dollar tentu saja). Jumlah penting yang diberikan pabrikan melalui perjanjian yang disajikan dalam kontrak yang gamblang. Kesepakatan yang melampaui sekadar tindakan “saya bayar kamu sebanyak ini untuk membalap untuk saya”.

Kontrak yang menghubungkan pembalap MotoGP dengan pabrikan tak jauh berbeda dengan kontrak di cabang olahraga lainnya. Umumnya, kontrak terbagi dua bagian. Faktanya, di masa lalu, ada dua kontrak yang dibuat, sekarang dua macam kontrak itu disatukan ke dalam satu perjanjian. Yang pertama adalah kontrak tentang bayaran, berapa besarannya, bagaimana, dan dengan cara apa sang atlet akan dibayar. Tidak ada rahasia atau misteri besar dalam hal semacam itu.

Bagian kedua dari kontrak pembalap MotoGP lebih rumit dan biasanya mengacu pada hak pencitraan diri (image right).  Di sini jelas ada perbedaan besar antara sosok terkenal dan sosok biasa-biasa saja. Perjanjian yang “njelimet” adalah kontrak yang bertele-tele dengan banyak detil, banyak asumsi; sementara kalau kontrak yang ringkas, masalah image right mungkin dibahas dalam beberapa halaman saja. Makanya mudah dimaklumi kalau dalam kasus Valentino Rossi, misalnya, kontrak image right dia dibahas dalam diskusi berkepanjangan. Mana yang memadamkan aktivitas olahraga dan mana yang memulai eksploitasi komersial?

OKAY, semua aktivitas selama balapan akhir pekan jelas terkait dengan olahraga ini (MotoGP); tapi bagaimana dengan sesi foto studio? Tak ada hubungannya dengan balapan ‘kan… atau ada? Inilah satu contoh dari sekian banyak hal yang dibahas antara agen sang pembalap dengan manajer tim. Dalam kasus VR46, mana yang lebih berharga, prestasi olahraganya atau citra globalnya?

Dalam hal pembalap MotoGP, hanya sedikit nama pembalap yang posisinya mirip seperti VR46. Ok, kita punya VR46, Marquez, mungkin juga Lorenzo… daftar pembalap MotoGP yang memiliki popularitas di seluruh dunia yang menarik diselidiki sangat sedikit. Karena itu, saat seorang pembalap bersepakat dengan tim pabrikan, biasanya ia akan meninggalkan sponsor pribadinya karena khawatir akan bentrok atau bermasalah dengan sponsor pabrikan atau tim balap yang menaunginya.

signing-contract

Status berbeda antara pembalap terbaik dengan yang biasa-biasa saja juga tampak saat berkenaan dengan dengan situasi lain seperti sanksi karena berhalangan atau skorsing karena kasus doping atau urusan hukum. Seperti yang disebutkan salah satu informan kami berikut ini: “Di semua kontrak ada klausul yang memberi sanksi pada pembalap yang absen terlalu lama karena sakit, perilaku tidak sportif – yaitu penggunaan doping – atau karena masalah hukum.

  • Menurut Anda apa yang terjadi dengan misalnya Stoner saat ia absen di beberapa seri MotoGP karena sakit misterius yang belakangan ternyata adalah alergi susu/laktosa?
  • Menurut Anda apa yang bakal terjadi pada salah satu pembalap top tersebut jika mengalami insiden seperti yang dialami Barbera dengan seorang gadis di Jerez yang berlanjut ke pengadilan?
  • Dan bagaimana kalau sang pembalap top suatu waktu positif dalam tes anti-doping?  Menurut Anda Honda atau Yamaha akan membatalkan kontrak Marquez atau Lorenzo? Tentu saja tidak.  Semua tergantung situasinya… dan sosok pembalap yang terlibat”.

Para manajer yang menjadi rujukan kami juga menjelaskan bahwa kontrak harus diterapkan secara maksimal yang artinya “hal baik, jika sederhana, harus dua kali lipat baiknya”. Kontrak dengan klausul yang rumit dan njelimet hanya memperparah situasi. “Tentu saja harus ada kesepakatan sebanyak mungkin, tapi seperti halnya bidang lainnya, rumusan terbaiknya adalah menerapkan akal sehat”.

Sekarang kami akan menyajikan ringkasan klausul sebuah kontrak pabrikan. Salah satu dokumen yang semua pembalap bermimpi menandatanganinya satu hari kelak. Ada dokumen yang sangat rahasia; karena itu kami akan merahasiakan bentuk aslinya… Sebenarnya kebanyakan kontrak tersebut cukup mirip satu sama lain. Tergantung negara dari pabrikan yang terlibat, kontraknya bisa lebih rumit atau sederhana. Ada dokumen yang kalimatnya disusun oleh divisi hukum  perusahaan besar setelah dibahas oleh perwakilan pabrikan dengan manajer sang pembalap…

DURASI
Bagian ini membahas tentang kapan hubungan kontrak dimulai dan diakhiri. Biasanya butuh dua tahun bagi pembalap untuk mantap pada kontrak dan memberi waktu pada proyek, namun itu juga untuk menghindari negosiasi ulang beberapa bulan saja setelah kontrak sudah ditandangani. Terlepas dari urusan durasi, ada hal lain dalam bagian ini yang perlu diperhatikan. Sebenarnya, ini mungkin tidak relevan, tapi dapat berujung menimbulkan masalah: tanggal berakhirnya kontrak. Kontrak berakhir biasanya mengikuti hari kalender, yaitu di hari terakhir dalam tahun berjalan, namun sekarang berakhirnya kontrak bergeser ke berakhirnya musim secara resmi. Rumusan dimunculkan untuk menghindari situasi seperti pembalap yang berganti tim (pabrikan), saat ia berharap banyak pada “itikad baik” timnya yang lama untuk segera menguji motor barunya sebelum jeda musim dingin. Kita semua masih ingat yang menimpa VR46 saat ia pindah dari Honda ke Yamaha atau Casey Stoner yang pindah dari Ducati ke Honda.

TUJUAN
Ini urusan yang sensitif.  Di sini pabrikan mencanangkan target yang ingin mereka capai dengan sang pembalap. Dalam kontrak kami telah berusaha menuliskan pasal ini bahwa ada hasil minimal yang dinyatakan secara gamblang. Dalam kontrak hasil minimal ada untuk setiap dua musim. Jika tujuan tersebut tidak tercapai karena prestasi pembalap yang rendah, tim pabrikan memberi mereka hak untuk membatalkan kesepakatan; inilah klausul minimal. Mari kita lihat contoh sepanjang musim ini: Nico Terol.  Team Aspar bukanlah tim pabrikan, tapi ada klausul minimal dalam setiap kontrak yang ditulis. Setelah menjalani musim 2013 yang cemerlang–tiga kemenangan dan satu podium-tak ada yang menyangka musim 2014 begitu menyedihkan bagi pembalap Spanyol ini. Apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti ini? Dalam hal ini, tidak banyak, karena seorang manajer yang cerdas memanfaatkan diunggulkannya Terol di musim 2014 dan terpaksa meniadakan klausul minimal dalam kesepakatan baru. Tim menerima keputusan ini, jadi kalau suatu saat mereka ingin mengakhiri kontrak dengan Terol karena prestasinya yang mengecewakan, mereka tidak bisa melakukan apa-apa kecuali Terol dibayar kompensasi. Inilah contoh betapa perlunya memiliki manajer bagus yang menangani semua negosiasi.

 BALAPAN
Bicara tentang pembalap tim pabrikan MotoGP, tentu saja bagian ini khusus membahas tentang Grand Prix. Di masa lalu, dalam bagian ini juga disertakan, terutama dengan pabrikan Jepang, balapan 8 Jam Suzuka, salah satu balapan paling penting bagi pabrikan tersebut. Di sini juga dicatat kewajiban berpartisipasi dalam pengujian yang menurut pabrikan penting dilakukan di luar masa akhir pekan GP. Dalam kontrak yang digunakan, kalimatnya berbunyi demikian: “Pembalap memenuhi tuntutan XX-ini nama pabrikan-untuk berpartisipasi di semua pengujian pengembangan yang dianggap penting oleh tim. Manajer tim akan menetapkan, setelah diskusi dengan pembalap atau perwakilannya, tanggal pasti pengujian tersebut. ”

MOTOR
Bagian ini menjelaskan material apa saja yang dipasok pabrikan pada pembalap. Bagian ini juga membahas komitmen bahwa motor akan selalu aman secara mekanis tiap kali pembalap melaju di lintasan, atau hak yang dimiliki tim untuk memutuskan seperti apa tampilan motor berikut sponsor dan tulisan yang menempel di fairingnya. Hal yang sama berlaku untuk komponen motornya yang menjadi keputusan dan tanggung jawab tunggal para manajer tim. Bagian ini juga secara spesifik melarang pembalap melakukan modifikasi pada motor tanpa sepengetahuan dan persetujuan mereka yang bertanggung jawab pada pabrikan.

Dalam kontrak kami hal ini tidak muncul, tapi bagian ini juga menyertakan apa yang disebut “prioritas”, artinya bagaimana pengembangan motor selama musim berjalan ditangani. Siapa yang punya prioritas jika berhubungan dengan pengujian komponen baru atau komponen pengembangan? Ini persoalan sangat penting yang mana telah menimbulkan banyak friksi. Bisa saja terjadi dalam satu garasi, satu pembalap memiliki klausul ini dalam kontraknya sementara pembalap satunya tidak, tanpa mengetahui apa yang dimiliki rekan setimnya itu. Ingat apa yang terjadi di musim ini saat Jorge Lorenzo di Assen memasang dua dari tiga sistem knalpot terbaru di motornya yang dibuat Yamaha untuk balapan itu.   “Jelas bagi Yamaha, Lorenzo yang diutamakan”, kata VR46.

Contoh mencolok dari “klausul prioritas” ini adalah seorang pembalap yang terlibat dalam kontrak seorang manajer Spanyol manajer –kami sengaja tidak menyebut nama karena Anda sendiri bakal tahu- yang bekerja sama dengan pabrikan Italia dalam kategori yang kini tidak ada lagi di GP. Klausul ini menyatakan bahwa motor yang dikendarainya harus sedikitnya xx kpj lebih cepat dari kecepatan motor lainnya. Saya tahu, karena saya sendiri mengalaminya langsung, bahwa setelah GP ketiga jika tidak berjalan sesuai rencana, manajer tersebut “mengingatkan pabrikan atas kesepakatan yang sudah ditandatangani itu. Dan ia mengingatkan bahwa jika pabrikan tetap melanjutkan balapan tanpa memenuhi kesepakatan yang ditandatangani, ia mengancam membawa kontrak ini ke pengadilan!

TEAM ORDER
Sejak dulu tim HRC selalu menegaskan bahwa di Honda tidak ada team order. Tapi dalam kontrak yang kami punya ada bagian yang khusus dan gamblang tentang team order… Jadi bisa Anda simpulkan ini bukan kontrak Honda factory. Bunyinya secara gamblang adalah:
“Pembalap harus mau mematuhi perintah manajer tim demi meraih hasil akhir terbaik dalam kejuaraan untuk XX –ini nama merek-. Semua pembalap lainnya dalam kontrak akan akan turut mendapatkan hal serupa”.

Juga dibahas denda uang yang dapat timbul jika tidak mematuhi team order tersebut. Peringatan itu bagi kita terlihat sedikit simbolis, karena jelas sulit menentukan nominal uang akibat pelanggaran tidak mematuhi team order tersebut.

SPONSOR UTAMA
Di bagian ini kontrak menguraikan hubungan dengan sponsor utama. Bunyinya adalah pabrikan tempat pembalap membalap dan bernaung bersifat “tanpa batas dan pengecualian” sebagai sponsor utamanya. “Ini berlaku pada semua logo materi iklan motor balap, kendaraan tim, artikel dalam rilis pers atau acara humas lainnya, wawancara tertulis atau lisan dan penampilan di depan umum. XX –ini adalah nama tim pabrikan- berhak menyesuaikan logo-logo tersebut agar sesuai dengan kepentingan mereka”.

Jadi, namanya sponsor prioritas adalah pabrikan, merek, tim, atau terserah sebutan dari Anda. Kepentingan mereka di atas sponsor pribadi yang mungkin dimiliki sang pembalap. “XX memutuskan bahwa sponsor tim dan pendapatan dari sponsor tersebut sepenuhnya milik XX. Nilai sponsor dan harga dan bonus penyelenggara balap juga milik XX secara eksklusif”.

Di bagian ini juga dibahas kewajiban pembalap untuk mengenakan pakaian resmi tim selama acara balap dan/atau acara publik yang dihadiri pembalap sebagai bagian dari tim. Penting digarisbawahi bahwa pembalap tidak pernah negosiasi dengan sponsor tim, kecuali kedua pihak memiliki kontrak privat terpisah. Tuntutan dan kepentingan sponsor tersebut ditujukan langsung dan eksklusif pada pembalap melalui tim.

SPONSOR PRIBADI
Premis pertama di bagian ini jelas adalah prioritas kepentingan pabrikan di atas kepentingan pembalap jika terjadi ketidakcocokan. Dalam hal ini, pembalap atau perwakilannya, harus melaporkan pada prinsipal tim, dalam rentang waktu yang telah ditetapkan, daftar sponsor pribadinya, jika ada.

Jumlah dan ruang untuk sponsor pribadi harus dinegosiasikan. Ruang untuk sponsor pribadi sangat dibatasi di werpak. Sponsor pribadi tidak boleh dipasang di bodi motor atau di pakaian tim.
Lalu muncul masalah berupa topi perayaan di podium. Biasanya merupakan “property tim”, menampilkan gambar klasik sang pembalap mengganti topi sponsor mereka – belakangan ini hampir semuanya adalah minuman energi – dengan produsen ban.

Pembalap diperbolehkan menegosiasikan helm, werpak dan sepatu, sementara desain, warna, dan penempatan sponsor pribadi diatur oleh tim pabrikan.

HAK PENCITRAAN
Inilah, seperti dijelaskan di bagian pembuka, bagian dengan diskusi lama dalam kontrak seorang pembalap top. Ada dua area berbeda: lingkungan balap dan hal-hal selain itu. Di sini poin kuncinya adalah menjelaskan skenario “balap”.
Di pasal ini mungkin bisa jadi satu artikel khusus. Namun untuk singkatnya, cukup beberapa catatan saja. Secara umum, pabrikan dapat menggunakan pencitraan sosok pembalapnya jika dan saat pembalap melakukan aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaanmereka. Karena itu semua gambar dalam konteks GP adalah sah. Tapi, seorang manajer yang menjadi informan kami menanyakan, “Apa hubungannya, misalnya, pemotretan foto di studio dengan aktivitas olahraga tempat pembalap saya bekerja dan dibayar. Bukankah itu juga aktivitas marketing/pemasaran?… Seperti yang sudah dijelaskan, ini masalah rumit.

Di dunia MotoGP, hak pencitraan menjadi masalah hanya bagi segelintir pembalap (top). Saya dapat katakan bahwa sebenarnya hanya VR46, Marc Marquez, dan mungkin Jorge Lorenzo yang memiliki pencitraan yang sangat kuat untuk diterapkan hak kontrak pencitraan yang luas.

KONDISI FISIK
Selama kontraknya berlaku, pembalap diharapkan memiliki kondisi fisik sesuai dengan tuntutan olahraga yang dilakoninya. Dalam kontrak yang kami tangani, ada klausul yang menguraikan bahwa pembalap mau menjalani tiga pemeriksaan kondisi fisiknya dalam setahun. Jika tidak mampu memenuhi kondisi fisik atau psikologis yang diperlukan untuk balap motor, pembalap akan dirujuk ke dokter atau tim dokter yang ditunjuk oleh tim. Biaya perawatan ini akan dibayar oleh pabrikan. Terakhir, pabrikan yang berhak memutuskan untuk menyatakan apakah pembalapnya fit atau tidak fit untuk membalap.

ASURANSI
Selama berlakunya kontrak, pembalap diharuskan memiliki asuransi kesehatan sendiri. Pembalap juga dituntut mendahulukan penandatanganan asuransi kecacatan. Asuransi kesehatan harus ditunjukkan pada tim paling lambat dua pekan setelah kontrak ditandatangani.

PAJAK
Pabrikan menegaskan dengan gamblang di bagian ini bahwa adalah kewajiban pembalap untuk membayar pajak atas bayaran yang diterima dalam kontrak ini. Pembalap tersebut juga menegaskan bahwa pabrikan dan rekanannya dibebaskan dari kewajiban dalam hal ini.

KERAHASIAAN
Pembalap berjanji merahasiakan semua informasi berkaitan dengan kontraknya dengan pabrikan dan hubungan profesional di antara keduanya di sepanjang berlakunya hubungan profesional tersebut. Ini berlaku pada semua ide, konsep, temuan, desain, pengembangan, prosedur, data, pengetahuan praktis, atau situasi lain yang memengaruhi pabrikan dan pembalap. Pembalap tidak boleh membocorkan atau terlibat dalam pembocoran informasi ini kecuali dengan kolaboratornya dan anggota perwakilannya.

Jika suatu saat informasi rahasia ini dibutuhkan pengadilan dalam persidangan, pabrikan harus terlebih dahulu diberitahu agar dapat mengambil tindakan dan keputusan semestinya. Biaya yang timbul dari kasus semacam itu akan ditanggung pembalap. Pembalap juga bertanggung jawab atas biaya yang timbul dari persidangan tersebut jika informasi rahasia ini disalahgunakan oleh mitra dan/atau perwakilannya.

PERPANJANGAN DAN ‘HAK DIDAHULUKAN UNTUK MENOLAK’
Proses perpanjangan punya format sedikit berbeda. Kesamaannya adalah menentukan tanggal agar tim dan pembalap menegosiasikan kepentingan masing-masing, apa terus bersama atau pisah. Mulai dari situ, ada berbagai opsi. Paling lazim adalah pabrikan-lah yang memutuskan apakah melanjutkan atau pisah. Juga ada situasi, seperti yang kita saksikan pada Cal Crutchlow dan Ducati, di mana pembalap-lah yang memutuskan, melanjutkan atau pisah. Situasi ini jarang terjadi dan ini dapat terjadi berkat manajer Cal Crutchlow.

Varian ketiga adalah kontrak yang ditandatangani oleh Yamaha dan Jorge Lorenzo beberapa pekan silam, di mana kedua pihak memiliki hak menolak melanjutkan kontrak dua tahun setelah musim pertama. Tim dan pembalap sama-sama berhak mengakhiri hubungan mereka.
Dalam kontrak yang saya tangani dalam hal ada penambahan bagian yang dikenal sebagai “Hak didahulukan untuk menolak”. Prosedur ini menguasakan hak pada pabrikan untuk menunda pembalap memutuskan tawaran terbaik yang diterima dari pabrikan, merek, atau tim lain pembalap wajib memberitahu dan memberi salinan dari isi penawaran apa pun. Sejak saat itu, pabrikan punya kesempatan 10 hari kerja untuk mengimbangi tawaran dari tim lain. Jika sepakat, kontrak baru dengan syarat dasar yang sama seperti dalam tawaran tim lain harus diserahkan pada pembalap atau perwakilannya.

PEMUTUSAN KONTRAK
Sejauh ini, inilah pasal paling panjang dari kontrak yang pernah kami tangani.  Inilah pemutusan hubungan legal karena pelanggaran ketentuan. XX akan mengomunikasikan secara tertulis perkara pemutusan kontrak dalam kasus berikut:

  • Kematian atau ketidakmampuan bekerja, yaitu cedera atau sakit sehingga pembalap tidak mampu membalap atau menyelesaikan, dalam periode lebih dari tiga bulan, kewajiban yang tercantum dalam kontrak. Juga disertakan dalam pasal ini kurangnya aktivitas negatif dan/atau subyektif pembalap.
  • Jika pembalap dihukum dalam pengadilan kriminal atau melanggar hukum, dengan pengecualian kasus yang sedang berproses. Kontrak dapat diputuskan jika tim pabrikan merasa pembalap merugikan atau mencoreng nama atau citranya atau perusahaan rekanannya. Hal yang sama berlaku jika pembalap ternyata positif hasilnya dalam tes narkoba.
  • Jika pembalap mengalami cedera atau sakit yang sebagian atau seluruhnya memengaruhi kinerjanya saat mengendarai motor. Setelah hari ke-21st dari tanggal pemberitahuan kejadian ini, pabrikan berhak memangkas periode berlakunya kontrak sebesar 8,33% (1/12).
  • Untuk tiap periode 21 hari di mana pembalap tak melakukan kegiatan apa pun, pabrikan berhak menerapkan tindakan ini. Pabrikan juga berhak memperoleh pembayaran atas biaya yang ditimbulkan dari situasi ini.
  • Jika terjadi konsekuensi langsung akibat cedera karena membalap sehingga berakibat kematian, kecacatan, atau tidak mampu membalap lagi yang jauh lebih lama dari masa berlakunya kontrak berjalan. Dalam kasus-kasus tersebut pabrikan dapat langsung mengomunikasikan pemutusan kontrak dan pembayaran yang terkait dengan kontrak itu…

Pabrikan memiliki hak membatalkan kesepakatan jika pembalap tidak mencapai tujuan seperti yang diuraikan dalam bagian TUJUAN.
Pemutusan kontrak ini harus dipahami sebagai “klausul keselamatan”. Penerapannya akan selalu bersifat subyektif. Menurut Anda, misalnya, Honda, Yamaha, atau Ducati akan menerapkan klausul pemutusan jika ada pembalap topnya, sebagai contoh, positif tesnya pada “narkotika jenis ringan”? Atau ingatkah yang terjadi pada Casey Stoner yang harus melewatkan beberapa balapan karena sakit misterius? Menurut Anda apakah Ducati memang menerapkan hak mereka untuk memangkas bayaran pembalap sesuai dengan hari sang pembalap tidak membalap?… Jawaban kedua kasus itu jelas “tentu saja tidak”. Jadi, sanksi yang diterapkan dalam kontrak, seperti yang disebutkan, didasarkan pada jaminan yang diinginkan pabrikan pada situasi ekstrem.

TRANSPORTASI
Biaya transportasi pembalap ke gelaran balapan ditanggung tim pabrikan. Pembalap dibayari tiket masuk tiap GP. Biaya memindahkan motorhome ke sirkuit adalah-750 € untuk kasus kontrak yang sedang kami tangani- yang juga ditanggung tim pabrikan. Biaya semua acara lainnya yang diadakan di luar balapan juga dibiayai pabrikan. Konsumsi selama balapan juga ditanggung tim pabrikan.

KOMUNIKASI
Di pasal ini dibahas bagaimana komunikasi antara kedua pihak harus dilakukan; jelasnya harus secara tertulis.
Di sini juga disertakan skenario kemungkinan perbedaan legal yang mungkin timbul terkait dengan kontrak yang harus dibahas.

HADIAH
Selain gaji yang disepakati, juga ada bagian yang mengatur bonus atau sebutan untuk hadiah tambahan. Dalam dokumen yang kami tangani hadiah ini diberikan hingga posisi ke-15 dalam balapan, sementara ada juga hadiah diberikan hingga posisi ke-10 dalam klasemen akhir pembalap di akhir musim. Posisi dalam kualifikasi juga ada bayarannya, dalam hal ini dari posisi 1 hingga 8.

Seringkali dalam beberapa kasus, tertulis bahwa jika menggondol gelar juara dunia, pembalapnya berhak memiliki motor yang digunakan di musim itu.

Manuel Pecino

MVAI-Banner-1


Jika Mas bro merasa membutuhkan Translator Inggris – indonesia dan sebaliknya silahkan hubungi translator asli malang ini:

Reliable English-Indonesian Translator

Proz

TC Master

Silahkan bersilaturahmi dengan TMCBlog melalui

 

 

1 COMMENT

  1. ribet dan njelimet, makanya emang kudu dibaca seluruhnya sampe selesai.

    btw, surprise bingitz wak kaji, dipromosiin di blog paling terkenal sejagat nih,

    hatur nuhun hatur nuhun hatur nuhun 🙂

  2. klo periode kontrak berkurang karena sakit, bayarannya ikut berkurang ga? Kenapa mesti 21 hari yang dipergunakan untuk dasar penguirangan kinerja pembalap yang sakit? Ko bukan sebulan? apa siklus gajian pembalap per 21 hari?

  3. “Pembalap harus mau mematuhi perintah
    manajer tim demi meraih hasil akhir terbaik
    dalam kejuaraan untuk XX –ini nama
    merek-.”

    “YAMAHA”

  4. Dari membaca artikel ini, sedikit banyak memang mengarah pada contoh kontrak tim Movistar Yamaha. Terutama Lorens dan Rossi.

  5. luar biasa ya,,
    kalo ga mikirin keselamatan,,
    duit dan sebagai nya itu bener2 menggiurkan,,
    apalagi jadi orang terkenal dmn2,, ckck..

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here