TMCBLOG.com – Bro sekalian, yang kita ketahui saat ini adalah Jorge Lorenzo bisa membalikan keadaan dari awalnya struggle menjadi Dua Kali Juara race seperti membalikan telapak tangan .. hanya karena Tank Cover Custom seharga ratusan € saja ?. . namun apakah benar hanya itu ? Cekidot penjelasan Yang tmcblog sarikan dari Tulisan mat Oxley ini . .
Jadi penjelasan Mengenai fenomena ini berawal dari latar belakang ban Michelin Yang tidak bisa digunakan dengan pendekatan Bridgestone . .. Michelin Depan slick tidak sebagus Michelin belakang slick dan Tidak sebagus bridgestone depan slick. Karet Ban depan Michelin tidak bisa digunakan Layaknya Karet ban depan bridgestone dimana bisa di bejek rem sesuka Hati untuk mengurangi speed terutama di ujung straight.
Aleix Espargaro menjelaskan Bila dengan Bridgestone, Pembalap Bisa miring dengan kemiringan 60°, melakukan embow-down sembari melakukan pengereman dengan penekanan Tuas rem depan sampai 15 bar sehingga ban depan mengunci namun tidak Crash . . dan ini tidak bisa replikasi saat menggunakan Michelin.
Aleix Espargaro meneruskan, dengan Michelin jeda waktu antara Mulai melakukan pengereman dan melepas Rem sangat minim dan Pembalap harus bisa memaksimalkan waktu yang minim tersebut. Menurut Aleix, Andrea Dovizioso jago melakukan hal ini. Sebagai perbandingan saat ia dan Dovi melakukan pengereman di tempat yang sama dan melepas tuas rem di tempat yang sama , Kecepatan Aleix Masih 5 km/jam lebih tinggi dari Dovi . . ini mengindikasikan bahwa Dovi dan Ducati GP18 punya kemampuan mengurangi kecepan motor secepat mungkin saat melakukan pengereman.
Nah Mulai Di Jerez 2018 sebenarnya Jorge Lorenzo sudah mulai menguasai teknik pengereman yang benar untuk Ducati desmosedici GP18 ini. Salah satu bukti sinyalemen ini adalah, Dovizioso sempat Frustasi untuk melewati Lorenzo saat itu . . Namun . . ada namunnya sob . . Saat di jerez, Lorenzo masih tidak bisa konsisten sepanjang race menghadirkan teknik pengereman ini karena alasan lain yakni Tubuhnya cepat lelah, terkuras saat menghandle G-Force saat di tikungan . . Yap Lorenzo tidak mau nyalah nyalahin benda lain .. motor, ban, track, asphal, angin, dll , ia merujuk ke tubuhnya sendiri sebagai sumber masalah . . cuma gimana caranya cari Solusi masalah tersebut ?
Jurnalis Mat Oxley menegaskan, Ketika Kita membejek Tuas rem depan MotoGP di mana Kampas rem Karbon bertemu Carbon .. Maka Inersia besar ( kelembaman -membayangkan soal inersia adalah saat kita ngerem tiba tiba dan tubuh terasa maju kedepan ) siap siap akan melawan gaya pengereman ini . . Kaki harus menjejak footpeg dengan keras seakan tak mau lepas, dan Juga melakukan Tank Grip sekuatnya mengempit menggunakan paha. Nah apa yang terjadi saat Jorge Lorenzo pertama race di Losail 2017 sampai jerez 2018 adalah ia tidak bisa support tank grip dengan nyaman menggunakan kedua tungkai pahanya .. sehingga ujung ujungnya merasa sangat lelah . .
Sampai akhirnnya solusi fuel-tank Khusus dibuat untuk dirinya sehingga Lorenzo dapat dengan Nyaman dan Berdurasi lama bisa bertahan dalam Gempuran Pressure Inersia Pengereman Desmosedici GP18 . . . So . . Bukan hanya gegara Plastik Cover Tangki seharga ratusan € saja sob, ada effort Lorenzo lain dalam mempelajari teknis pengereman Ducati Desmosedici yang proper . .
After All semua Lesson learned dari semua ini menunjukan kapabilias seorang Juara Dunia seperti Jorge Lorenzo . . ia mampu Adaptif ketika Pindah dari Mesin Inline 4 Ke ke mesin V4/L4 . .. Saat Pindah ke Mesin V4 honda nanti sih, logikanya ia akan bisa adaptif juga . . cuma tinggal kita lihat bagaimana Service HRC nanti untuk bisa memberikan Kenyamanan dan rasa Secure Jorge ketika ngebesut RC213V . .. Jorge punya kapabilitas, HRC tmcblog pikir juga punya kapabilitas mumpuni melayani dua pembalap Juara dunianya nanti . . . Semoga berguna
Taufik of BuitenZorg
Ducati… penyesalan selalu terakhir
@muke gile
Muahahaha
Bener jga loe bro….
Kalo ditengah? Daftar ulang
Kalo ditengah itu selingkuhan wak .. hehehe
wak haji sepertinya bukan dari tanki saja, seperti ada teknologi atau sesuatu yg lain di motor ducati tolong di kepoin dong.
apakah engine break ducati lebih bagus atau perangkat rem dan juga kopling yg berbeda sehingga bisa mencapai 190 km pada gear 1 coba lihat rekaman balap kemaren motor lorenzo mampu melakukan itu
Gagal pertamax
Joss
Ducati makin banyak kontroversi…
last piece after so much “pieces” by Lorenzo to ride the Desmo very well ..
masalah ngempit tangki bisa membalikkan keadaan..
teknisi team motoGP harus fokus juga ke hal kecil nih, jangan2 struggle nya yamaha juga karna hal sepele juga
Paidi ekk lagi acara 1000 hari “wafatnya” almarhumah dharmo..bhahahaha??
kalimat ini buat gw berpikir banyak “sehigga Lorenzo dapat dengan Nyaman dan Berdurasi lama bisa bertahan” wkwkwk
Jangan dipotong, kalimatnya harus lengkap hehe
“sehingga Lorenzo dapat dengan Nyaman dan Berdurasi lama bisa bertahan dalam Gempuran”
Kalo ane motongnya segitu,kok jadi kayak Lorenzo kena ‘oppa gangbang style /threesome/foursome/fivesome
Pun hayuuk aja ????
Bacanya emang harus lengkap bro!!!
pd ngasih komentar berbau horn*
awas diciduk lembaga sensor blog
wkwkwkwk
Sotoy
perasaan ku aja ato gimana ya wak,
kok pada saat lorenzo pake warepack bagian perutnya kaliatan gede
apa emg desain bagian perut yang longgar, atau ada sumpalan di sana, atau perut lorenzo yang gede,
saya mulai sadar sewaktu lorenzo nancapin bendera lorenzo land,,
soalnya beda banget bagian perut misal marques atau rossi yang slim dan flat,,
Wearpack nya paduka hohe itu kok kadang bagian pundak nya sering berkibar2 ya kalo pas ngebut? Bukan nya biasanya ketat / pas badan ya?
Dp juga gitu boss..itu saking kuencengnya ..350 km perjam atuhh
Rugi besar lah ducati… buang banyak duit membajak hohe dari yamaha malah dinikmati murah oleh honda ??.
hampir semua pembalap tau masalah motornya, tp hanya sebagian yg mampu memberi imput/solusi ke mekaniknya, salah satunya hohe…
Efek beruntun kontrak awal musim, dimulai dari duo yamaha, ducati paling apes ?
trigernya yamaha teken kontrak, laennya kalang kabut….
buang duid buat kasih pelajaran ke hohe
Mungkin ini yg dikamsud jolor tentang tahu rahasia kecil duc, tapi yen aku kalau udah dijepit malah kagak bisa ngerem bablasss ?
wkwkwkw..disensor ya gan
banyak Yang bilang Sirkuit ini MILIK nya Yamaha . . dan saya jujur ingin lihat yamaha Yg podium 1 secara udah setahun nggak ada Yamaha di Podium 1 .. Biar berwarna MotoGP ini nggak 4L 😀
Namun Lorenzo sudah membuktikan bahwa ia bisa adaptif dengan Ducati, sy pikir, ia hebat diassen saat mengguankan M1 . . ia pasti masih ingat bagaimana menaklukan assen, dan ia akan cari cara menaklukan assen dengan GP18
Cuma hal yang terlihat “sepele” tetapi sangat disayangkan tidak bisa langsung diatasi… yang namanya ergonomi juga sangat berperan walaupun tidak terlihat…
Calon developer rcv nih, hahahahahaa
Iya om, kyanya dia emng agak ngubah riding stylenya di gp18 ini kan biar dikatain usaha. Mungkin klo dia nnti di hrc dia bakal minta insinyur “buatin” motor yg dia inginkan, klo markes “disuguhkan” motor yg sesuai gayanya
Lorenzo adalah tipikal super sensitif, perfeksionis dan super detil dalam mengungkapkan sesuatu… lebih daripada seorang legend sekalipun.
Mungkin salah satu kelebihannya adalah menjabarkan secara verbal.. hal yang ia rasakan untuk dikaitkan dengan hal teknis yang perlu dibenahi. Sepintas sepele… tapi justru kelebihan itu yg jarang banget dimiliki pembalap sekelasnya.
Maka Ducati dengan segala kepongahannya diawal.. menganggap masukan Lorenzo seputar tank shape hanya mengada-ada.
Ahhh.. sudahlah. Nasi sdh jd bubur…
Sepertinya Lorenzo memang layak jd Developer RCV dimasa akan datang.
Ane tdk akan heran bila tahun depan RCV bakal lbh jinak ditangan pembalap manapun krn kontribusi Lorenzo ini.
Lore is about butter n hammer, gk akan berubah. Cuma beda pendekatan antara yamaha, ducati, dan honda. Tapi riding style ciri khasnya ya itu.
Naik ducati juga keliatan smooth gitu. Biasa sj, tp cepat, sampai2 telemetrinya buat bingung pembalap lain, krn sama, tp kok kebih cepat?
Itulah fungsinya ilmu ergonomi, rider capek bukan hanya karena jok papan triplek, dimensi, posisi dan bentuk juga bagian dari ergonomi.
Itulah kenapa cbr baik di mareh atao fi luar keok di balapan, tapi ngak keok di penjualan
Ga pernah nonton radio kali nih komen
Ooh.. begitu.. ternyata ga sesimpel yg terlihat
Kenyamanan = kemenangan untuk lorenzo, krn ducati motor bgs
Bmw tetap jadj safety car dan safety bike aja… biar netral ?
Logis penjelasannya, joss
Itu udah signature masing masing atau gimana,kalo Bridgestone itu jempolan di front tire tapi kurang di rear tyre (ban belakang sering ancur/spining), sedangkan Michelin jempolan di rear tyre tapi payah di front tyre
Itu udah pembagiannya masing masing apa gimana?, bukankah lebih baik menselaraskan kualitas daripada timpang di satu sisi
Kalo Dunlop, Pirelli ke khas annya gimana ya di balap,jadi penasaran
justru karena,(mungkin) Michelin udah nemuin komposisi ban belakang yg mantap, Bridgestone juga udah nemuin komposisi karet ban depan yg mantap,sedangkan jika diaplikasikan mentah2 di kebalikannya (Bridgestone belakang, Michelin depan) hasilnya ga bakal sama,karna perlakuan, ukuran, pressure,stress yg didapat pun berbeda antara depan dan belakang
kecuali kalo mereka mau kasih resep ke masing2 mungkin bakal tercipta ban depan belakang yg perfect,imo
kalo dunlop itu dia biasa aja gak spesial banget dan gak banyak perubahan makanya moto 2 dan moto 3 pilih dunlop
kalo pirelli justru bakal ngasih banyak kuompund gak tau ya untuk wsbk macem mana tapi untuk f1 tuh dari hypersoft,ultrasoft,supersoft,soft,medium,hard,extra hard
Pirelli itu seperti beberapa pembalap yang udah membalap di WSBK maupun MotoGP, bilang kalau Pirelli itu lebih soft di banding ban lain (kayaknya bridgestone), bahkan hardnya Pirelli rasanya lebih soft dari softnya bridgestone. Jadi mungkin itu yang jadi nilai lebih dari pirelli dipakai di WSBK maupun F1, rasanya soft tapi bisa digeber sampai banyak lap, F1 pun pirelli sampe menghadirkan Ultra Soft tapi bisa digeber sampai beberapa lap, lebih dari 10, mungkin kisaran 20an lap.
@TMC
Bukannya track record Hohe di Assen kurang bagus ya?
di assen nanti yamaha sudah yakin menang bro. yamaha akan mengadakan acara nobar motogp pas gp assen ?
dari penglihatan visual dengan mata dan celana telanjang. motor ducati udah kelihatan aneh bentuk ergonominya dibanding motor lain. pas disejajarin ini motor jauh lebih nungging dibanding motor lain, itu pas diparkir. nah gak ngebayangin pas dinaikin pembalap dan melakukan pengereman shock depan mendapat gaya tekan. itu perut dan anu pembalap beradu sama tangki dan menahan motor.
perut dan “anu”?
bilang aja “biji” bro..
msh dianggap sopan koq
wakakakaka
“Sebagai perbandingan saat ia dan Dovi melakukan pengereman di tempat yang sama dan melepas tuas rem di tempat yang sama , Kecepatan Aleix Masih 5 km/jam lebih tinggi dari Dovi . . ini mengindikasikan bahwa Dovi dan Ducati GP18 punya kemampuan mengurangi kecepan motor secepat mungkin saat melakukan pengereman.”
___
Mungkin efek naik turunin gigi,mainin engine brake bikin Desmo bisa cepet nurunin kecepatannya,tapi ya itu yg bikin cepet capek udah nahan g force kaki kiri juga harus mainin tuas persneling pula
“Yap Lorenzo tidak mau nyalah nyalahin benda lain .. motor, ban, track, asphal, angin, dll , ia merujuk ke tubuhnya sendiri sebagai sumber masalah . . cuma gimana caranya cari Solusi masalah tersebut ?” hihihi tau aja wak haji ada pebalap yg hobby nyalahin ini itu ????
nah iya,, justru bentuk tangki lah yg membuat lorenzo klik dgn desmo, bukan teori2 konfigurasi mesin, dll.
oot… spoiler helm hohe skr di pakai hampir seluruh pembalap Shark, bahkan sudah di jual masal. Padahal 2016 waktu pertama Hohe pake Spoiler macam bgtu, di bilang mirip kepala monster film “Alien”.. salah 1 bukti hasil development Hohe
sepertinya memang terbukti menghilangkan semacam turbulensi dibagian belakang helm rider
nah iya, dulu pernah di bahas di warung ini. Hanya emang ga nyangka ngeliat bentuknya yg beda di banding spoiler spoiler helm lain… lebih mirip helm pembalap sepeda
spoilernya kyaknya sma panjang dgn agv pista nya rossi. tpi yg shark nya hohe ini kurang “nyeni” dari agv pista. mskipun fungsi aeronya sma” ngilangin turbulensi hhe..
RC213V ✌?
O gitu..
Saya lebih setuju karena faktor ban michelin kompon soft yg buat lorenzo juara lagi, walopun tetep ga masuk akal… bisa juara dan stabil performa banya sampe akhir race, di banding marquez yg pake kompon hard dengan kondisi cuaca panas poll..
Mohon diulas bedanya tangki yg lama sama yg baru wak. Mngkin dr segi foto yg dl sama yg skrg scara kseluruhan. Apa mgkin “cuma” ditambah blakangnya aja,shgga jarak antara posisi rider dgn stangnya “agak jauhan” atau “agak mundur”. Apa mgkn dimensi sampingnya jg dikecilin,atau “punuk” tangkinya jgvad perubahan. Kepo nih wak.
Wak saya perhatiin mulai dari seri lemans kok banyak pembalap ducati yg berjamaah pake konfigurasi ban soft soft yak? Sampe petruci yang tinggi gede begitu juga pake soft depan belakang terus bisa podium dua lagi padahal track record dia jelek di lemans.
Tahun lalu di Assen Ducati (petrux) sangat kuat, jadi sepertinya JL99 sangat besar peluangnya di Assen minggu depan
Sy khawatir Ducati sapu bersih Podium karena ke 3 rider utamanya sedang termotivasi
Duh ngakak saya bacanya 😀
Berada..? dan mengepitmu.. ?mengajarkanku..? apa artinya ?kenyamanan… ?kesempurnaan…? tengkiiii… ??
bakal seru ini musim depan persaingan di kubu honda sendiri
https://internetbermanfaat.com/apa-masalah-yang-dihadapi-oleh-para-petani-di-indonesia/
Semakin mewarnai moto gp, nggk itu itu aja yg menang…hehee