TMCBLOG.com – KTM di MotoGP memang baru berusia 3 tahun. Tidak seperti Suzuki dan Aprilia, KTM ini sama sekali tidak memiliki sejarah Grand Prix Road racing kelas tertinggi ini sebelumnya sehingga semuanya memang dibangun bersamaan, Ya secara team, Ya organisasi. KTM sendiri mengambil banyak sekali orang-orang Road Racing dari berbagai pabrikan selama ini, namun ya itu dia balap itu bukan hanya dengan menggabungkan orang-orang bertalenta di areanya lalu dengan instant bisa jadi hebat secara organisasi dan team. Jika 2019 ini bisa dibilang settle, Suzuki sendiri saja boleh dibilang butuh tahun ke-5 untuk mencapainya. Di tahun ke tiga KTM mereka memiliki Johann Zarco dan Pol Espargaro. Bagaimana ‘ nilai ‘ keduanya setelah 3 race yang telah dicapai ? Koresponden TMCBlog asal Spanyol, Manuel Pecino kembali menulis buat sobat sekalian, cekidot deh:
JOHANN ZARCO
Zarco bisa dibilang merupakan pembalap paling frustasi di awal musim MotoGP 2019 ini. Tahun 2018 ia hadir di Jerez dengan posisi championship ke 5 setelah pole position di Qatar, finish P2 di Argentina dan P4 di Austin. Tahun 2019 ini Zarco finish 15 di Qatar, lalu finish 19 di Argentina dan finish ke 13 di Austin. Seperti yang sudah kita banyak bicarakan, Johann sendiri sudah menyadari sejak awal bahwa saat ia pindah ke motor orange, bahwa motor KTM tidak sama dengan motor Yamaha. Bukan hanya tidak sama, bisa jadi berkebalikan.
Dengan hanya dua tahun di MotoGP, secara umum pengalaman dasar Zarco hanya berdasarkan dua tahun di atas M1. Buatnya naik MotoGP ya naik Yamaha M1. Dan RC16 adalah . . melihat dengan melihat siapa yang ada di balik pengembangannya memang lebih dekat Ke Honda dibandingkan ke Yamaha. Itu artinya motor ini butuh pembalap ber-determenasi tinggi, mengerem dengan kuat dan menikung berdasarkan apex dibandingkan motor yang mengandalkan Cornering, tidak terlalu menguras tenaga dan pada dasarnya dikendalikan dengan berfikir ( Yamaha ) . Dan untuk sementara ini terlihat Johann masih terkungkung untuk membawa RC16 dengan gaya Yamaha, bukan gaya KTM.
POL ESPARGARO
Kondisi yang berbeda terjadi di Pol Espargaro. Bagi Pol, ketika di Tech3 dulu Yamaha bukanlah motor magic yang bisa membuat umumnya pembalap mudah untuk bisa tampil cepat begitu berada diatas motor inline-4 tersebut. Dan di tahun ketiganya bersama KTM bisa dibilang ia adalah pembalap referensi di RC16 yang kini hadir di Pit Box KTM.
KTM RC16 boleh dibilang memang selama ini di-develop berdasarkan style dari Pol Espargaro ini. Pol Espargaro ini boleh dibilang seorang pembalap yang gagal di Yamaha. Gaya Pol yang gagal membuat M1 adaptif bagi dirinya adalah memaksa style Yamaha M1 menikung dengan gaya Stop and Go. Late Brake, cari apex, membelokan motor dengan ban belakang. Boleh dibilang Pol gagal mengubah style-nya ini selama di Yamaha, namun kegagalan di Yamaha ini lah yang malah membuatnya bisa efektif di atas KTM RC16.
Ini lah mengapa sepertinya antara RC16 dan Pol Espargaro lebih ada chemistry-nya ketimbang RC16 dan Johann Zarco. Namun kenapa hasil Pol belum terlalu mengkilap? RC16 masih dalam tahap development. Baik di sisi akselerasi maupun pada setingan elektronik RC16 memang masih tertinggal dibandingkan para kompetitornya.
Oliviera dan Syahrin
Dalam analisa singkat selain kondisi motor RC16 yang amsih dalam tahap development, untuk Hafizh Syahrin sendiri memang jauh dari harapan awal. Di tiga race perdana Hafizh selalu menjadi juru kunci grid start, which is paling lemot diantara para alien. Penjelasannya mudah : ia mengalamai Post-Yamaha Syndrome yang sama seperti Zarco namun dengan Level yang lebih rendah.
Miguel Oliviera hadir di grid sebagai seorang Rookie. Ia belajar MotorGP langsung menggunakan KTM RC16 dalam artian ia tidak mengalami dulu hal Pra-kondisi yang sebelumnya dialami oleh Zarco, Syahrin dan Juga Pol. Jadi Oliviera adalah pembalap paling Nothing too lose ketimbang pembalap KTM lain.
Manuel Pecino
tes
pertamax diamanken
3rd position
Hm.. Yamaha syndrome, jadi baiknya para rookie lebih dulu menggunakan mesin V Agar lebih ‘fleksibel’ saat pindah pabrikan
tergantung pembalapnya sih menurut ane,, lorenzo udah karatan di inline tp kok bisa beradaptasi hanya dalam waktu 2 tahun di V4??
Kasian yaa pembalap bagus motornya belom kompetitif
.
jadi susah susahan
Paling gokil gaya balap Stoner yg bisa champion di dua pabrikan yg motornya Liar ya walaupun Rossi jg bs melakukannya di dua pabrikan yg berbeda jg tp gagal di Ducati. Marquez jg kemungkinan bisa tp nyatanya belum ada jalan utk membuktikannya.
waktu rookie di lcr dia jagonya ngrusakin motor,tapi berkat dilemparin mesin v5 bolak balik jadi makin ciamik mainin gass pas di ducati,bahkan sampai sekarang,sampe kata petinggi ducati mau motornya gak dikasih traction control pun,traction control stoner ya ada di tangan kanan dia sendiri
menurut saya zarco pembalap yg terlalu berhati2, ga mau push rc16 sampai limit. Pol espargaro dulu sampai sering crash pakai rc16 karna ngepush sampai limit.
Kalo oliveira sudah lebih dulu memahami chassis teralis ktm di moto2.
kan udah dibilang,alumnia yg sejak awal karir motogp pegang inline itu meragukan,beda dgn V ke inline lebih cepat adaptasinya biasanya
jadi harusnya ambil rookie sekalian
eh tapi kan pit berier ditantang puig ya,betah gak ktm mengayomi zarco dalam susah maupun senang selama 13 tahun kayak honnda-pedrosa,kalo beberapa tahun doang langsung lempar handuk mau taroh mana tuh muka ???
pembalap yang dari V4 ke Inline-4 contohnya siapa? mau bandingin harus ada refrensinya dong
mentega: lha si aki”? contohnya kan?? pa ente pura” amnesia??? ???
Ianone?
cuma 1 dong, dan dia memang bukan rider biasa. kalau Iannone juga butuh 1 tahunan baru bisa klop dengan gsx-RR, mirip2 Lorenzo di Ducati lahh
Bukan masalah klop dl ap g. Tp saat Ianone k Suzuki juga motornya masih blm sebagus sekarang
Andrea Dovizioso bro, dari Honda RC213V ke Yamaha M1 2012 dengan motor satelite.
jleebbb…?????
kan ditanya pembalap dr v4 ke i4 siapa bukan sebaliknya.
aki2x dr v4 2tak ke i4 udah beda binatang
RC211V 2 tak ya wkwkwk
RC211V mesin V4 ya wkwkwk
ada yg gagal faham maksudnya aki2x dr nsr 2 tak ke m1 meski ga’ langsung.ah……sudahlah
V4 ke I4? Ada!
Si kribo franco morbidelli, lebih naik daripada dulu.
Sebegitu memanjakannya kah handling mesin-mesin i4, sampe kebanyakan pebalap kelimpungan nunggang V4.
kasian katiyem…cm jd badut di motogp. mendingan mundur saja deh..tetep fokus di moto2. kyaknya masih perlu bnyak pembenahan diri..
ky lihat kaoskaki dulu…akirnya mnyerah dari motogp
ya itu mentality situ dan kaoskaki. kalau KTM beda, pikirannya maju, pantang menyerah, dan berani beda ?
karna kawi gak ada duit buat pengembangan
Selama sumber daya masih melimpah kenapa harus nyerah? Dipikir Honda dan Yamaha bisa sukses di MotoGP dengan cara singkat
yang penting prettt, ehhh malah di prettin sama ducati di WSBK
Pertanyaannya.. Apakah hal ini tidak diantisipasi oleh ktm karena terfikirkan pastinya sudah.. Dan kenapa tidak merekrut pembalap dgn gaya “non Yamaha”..?? Hanya ktm yg tahu
Jadi inget waktu dulu ducati pontang panting waktu masih pake frame trellis sampe akhirnya nyerah jg pake twinspar,mungkin KTM perlu mikir ke arah sana
kenaa jaring. g seru
petrux lagi galau sikat aja atau iming imingin si miller sekalian jadi top rider
Sama seperti habis naik ninja disuruh naik mbit….ra penak blas
hehe hehe ?
Mungkin nyulik Crutchlow ke KTM sebelum Marquez pindah bisa jadi opsi.. Kan “katanya” riding style Crutchlow mendekati Marquez..