TMCBLOG.com – Need To Be Sure, Sepertinya itulah yang ada di benak Marc Marquez saat Sesi FP1 dan FP2 kemarin. Menurut tmcblog yang ia dan team lakukan di hari jumat sebenarnya sama seperti Jumat lainnya dimana Semenjak Hari pertama sudah berusaha menetapkan pasangan kompon karet slick apa yang akan digunakan Saat Race day nanti di hari ahad. Namun di Valencia ini Marc dan team sedikit ketambahan data untuk dinalisa. Ia dan team mau nggak mau harus juga menganalisis mulai dari seperti apa Race Pace Dovizioso – Petrucci, Race Pace Jorge Lorenzo, Perkiraan cuaca Valencia di jam 2 siang – 3 siang hadir ahad, Karakter Asphal Valencia terkini, Kesiapan Crutchlow dan lain lain . . Yes karena Gelar Juara team akhir pekan ini sedikit lebih kompleks dibandingkan Gelar Juara Manufaktur yang telah mereka amankan.
Jika di usaha pengejaran Gelar Juara Manufaktur Marc Bisa konsentrasi dan fokus pada diri sendiri dan Rider Rival pabrikan terkuat saja, namun di akhir pekan valencia ini selain dirinya Juga ingin menang, ia juga ingin Repsol Honda ( yang kini 2 point di belakang Ducati team) menjadi Juara team 2019. Begitu Pula Ducati ingin meraih satu satunya gelar yang bisa bikin kepala mereka lebih tegak saat pulang ke Borgo Panigale. Dan Karena Juara team mengakumulasi kedua Point Rider, Maka Tugas Marc Jadi extra Berat. Terlebih lagi Jorge Lorenzo terlihat masih mengalami kesulitan memperoleh ritme, Fokus, dan Confidentnya di FP1 dan FP2 kemarin.
” . . . It was difficult this morning to be focussed. Now I’m focussed on that, to finish the race.” . . Jorge Lorenzo pasti memperoleh ‘berton ton’ pesan baik dari orang orang dekatnya, keluarga Paddock, Media, Fan-base, Fans MotoGP, Haters yang akhirnnya ikutan berempati, sampai Mungkin orang orang yang selama ini nggak pernah memperhatikannya. Logis dia belum fokus di Hari Jumat kemarin.
” Melihat situasi ini dan belajar dari Race terdahulu, Menurut saya saya mengendarai (RC213V) tidak terlalu buruk. Menurut saya, saya lebih baik dan sedikit lebih cepat. Mudah mudahan esok (Sabtu ini) kita bisa meraih langkah maju selanjutnya. Q2 akan sulit. Bukannya tak mungkin, Namun sulit. Mungkin bisa Top 15 dan Pada Hari ahad mencari Point Maksimum “ Yes, Jorge Lorenzo terlihat tidak terlalu muluk menjanjikan sesuatu di Race Finale bagi Karir GPnya, terlebih dalam hal bahu membahu bersama Marc mewujudkan Triple Crown Buat Pabrikan Sayak Kepak.
Balik Lagi Ke Persiapan race pace. FP1 dengan temperatur yang sangat rendah mungkin sulit untuk dipakai buat analisa race Pace. Namun FP2 dengan waktu dan Keadaan Track yang disinyalir akan mirip sesi Race terlihat banget Pembalap pembalap melakukan banyak lap dan simulation Race dalam hal mencari setingan Race. Marc Marquez mungkin yang paling getol Riset. Selama 21 Lap Marc Tidak ganti Ban Medium -soft sama sekali. Dia bahkan Gak Peduli ketika pembalap lainnya melakukan Time Attack di 5 menit terakhir.
As-always, Marc Melakukan Time attack di awal Pemakaian ban ( lap ke 4 FP2 ), karena tahu di lap lap tersebut Kompon ban selain sudah siap di Squeze, tebal kompon karetnya juga masih banyak, seakan memberitahukan ke pembalap Lain bahwa ia juga sebenarnya siap soal Tme attack, hanya beda di strategi saja. Setelah itu, Ia kembali fokus ke race Pace yang sepertinya akan berada di angka 1:31,4 sampai 1:31,7 an nanti . . . Namun di Jumat kemarin hanya marc Saja pembalap Honda yang mampu konsisten di pace 1:31 . . Zarco, Cal dan Jorge masih belum bisa mencapai level 1:31 . . mereka masih di tataran 1:32-an
Selain marc Marquez, pembalap yang tmcblog lihat jugaGetol dan stabil data race Pacenya di FP2 kemarin adalah Maverick Vinales. Laptime race pacenya Juara race Phllip Island 2019 ini boleh dibilang Cukup Ngeriiii, diatas ban Medium-hard Maverick bisa torehkan stabil pace Di sekitar 1:31,4-1:31,5. Namun sepertinya masih sedikit ada PR di mana pada run ke 3 sebelum time attack Pacenya turun 0,2-an detik. Masih belum diketahui apakah ini juga masalah degradasi ban, atau hanya karena ada perbedaan set-up. Secara umum di 2019 ini Kompon Ban Michelin lebih ‘friendly’ buat Yamaha Karena ada peningkatan di sektor kekerasan karkas/ durabilitas.
Fabio Quartararo memang selalu memiliki sesuatu saat melakukan Time attack. No wonder 2020 nanti ia disinyalir bisa jadi ancaman Buat Marc, minimal diperebutan Sedan mewah BMW. Namun begitu jika dilihat dari data Pembalap Muda ini juga melakukan Riset Race Pace sob dengan strategi yang boleh dibilang mirip mirip dengan apa yang di lakukan Oleh Vinales. Dengan Ban Medium-Hard Fabio melakukan Semi-Long lap dengan dua Pilihan kompon Medium-soft dan Mesium hard. Dan sepertinya fabio lebih menemukan konsistensi pada ban Medium-hard. secara umum Baik Marc maupun duo Maverick-Fabio sama sama terlihat sudah cukup menemukan base set-up Untuk race har ahad. Namun dengan pola pendekatan yang berbeda.
Diluar Maverick dan Fabio ada Franco Morbidelli yang mencoba Kombinasi ban yang lebih berbeda yakni Medium-medium dengan semi-long lap yang bahkan lebih panjang yakni 17 lap. Sepertinya Franco diberi tugas Khusus di Jumat kemarin untuk mencoba kombinasi ban lain. Yes di sepanjang Jumat kemarin memang repsol Honda masih single fiighter, beruntung yang etrdekat semua Yamaha dan belum terlihat perlawanan dari Ducati team dimana Baik DOvi dan Petrucci masih dirundung sedikit masalah. Dovi sendiri saat mau mencoba konsisten di FP2 kemarin etrhalang masalah teknis seperti muncratnya cairan dari daerah front cowl sehingga sedikit menghilangkan waktu berharganya untuk riset. FP4 dan Warm-up akan lebih seru nih
Taufik of BUitenZorg
Memang super matang!
setelah melihat & membandingkan.. kayaknya MM lebih mendominasi d race nanti.
neng pina ngekor …
Sepertinya Vinales ngeri-ngeri sedap.
Apalagi layout Valencia ini bagus banget.
Saya menanti Vinales untuk mengalahkan Marc lagi nih ??
KITA HARUS KOMENT
Mbah Dharmo siap gantiin JL di 2020
Jorge masih ingin mencetak rekor, yaitu, pebalap dengan kontribusi point paling kecil tetapi team nya tetap meraih gelar juara dunia. Nah.
Kok di foto front fairing marquez gak keliatan sticker 4afriza selamat jalan
Perasaan ada deh,apa di motor kedua atau motor Lorenzo
Masih berharap paduka akan habis2an ngejar podium buat penutup karir
Impossible.
Vinales bukannya juara race 2019 di Sepang ya wak?
Tarik Vinales ke hrc
vinales juga mulai adaptif dengan trik marquez
Sepertinya wak haji sdh memprediksi mungkin sedan bmw ramai bsk di perebutkan tapi juara gp ttp mm 93
Kalo Chmpionship mah bukan sekedar dapet P1 race.
Tapi konsistensi meraih poin sebesar-besarnya pada setiap race. Syukur-syukur P1-P2 mulu kayak Marc tahun ini, atau kayak Hohe dulu di yahama kalo gak salah dia pernah juga wkwk
Ya sejauh ini gak ada yg diprediksi lbh konsisten selain Marc.
Tapi Vinales dan Quarto tahun depan mmg patut diwaspadai bakal bikin stress Marc
Hmmmm…program analisanya ada dua skrg.nuhun wak haji
Analisa sepang mana
Hajaarr mbah mo…???
apapun bs trjadi, paling dekat di sepang kemaren, saat fp #20, #21, #35 bs nonjok d barisan dpn, tp saat race smua mlempem dgn kndala braking yg berkaitan dgn ban depan. dukati #04 ttp hrs dprhitungkan, terutama oleh para smbalap ymaha krn biasanya stlh overtake maka #04 bs mngontrol pace smblp d blkangnya, late braking n ambil line rapat d tikungan.. namun biasanya awal race #04 g agresif untuk attack d akhir sesi race, itulah ksmpatan smblp yamaha buat jarak.. #9 hrs bs dpt poin smaksimalnya, kl #93 menang, biarpun #04 podium 2 tp #9 g dpt poin ya dukati g dpt gelar… #93 akan brusaha sbaik mgkin agr dpt reward dr honda, reward nya adl: #73 is ready for motogp
hadiah bmw minta sultan honda aja..fokus jurdun aja biar kakek rossi dag dig dug
hadiah bm we minta sultan hondah aja..fokus jurdun aja biar kakek rossi dag dig dug
Balas
Mereka baru nyadar kalo ban adalah menentukan banget hasil race.
Makanya riset ban digedein. Ala ala Marc-Respol Hodna.
Mungkin pertunjukan ‘strong start’ Vinales akhir-akhir ini adalah karena riset ini jugak. Dgn mengesampingkan BBM masih full atau apalah itu.
Kalo Vinales udah punya start bagus dia itu jadi Paduka Kedua >> ngacir touring sampe menang. Ga ada yg mampu deketin race pace nya. Motor inline mungkin memang naturalnya dibawa main pace yg kencang namun konsisten, ngandelin cornering speed yg tinggi. PR nya paling kalo ketemu sirkuit stop&go
Mo darmooooooo….. gawat nie siengkong rossi pakai motor ternyaman didunia dalam mencari batu akik.
Sudah dapat berapa kilo tu batu akiknya ???
Handokoooooo……
Catet ya, catet inline biru kenceng tak pernah juara dunia motogp lagi ????
Kesempatan terakhir buat Lord JL99 kasih kontribusi ke HRC, kali aja bisa bikin duo Ducati Factory crash hahaha ?
koreksi wak, sejak kapan vinales juara philip islands 2019 hha? juara sepang 2019 kali, itu ada saltik di paragraf yg bahas vinales